/organisme sehingga juga berinteraksi dengan lingkungannya. Manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan juga mengusahakan sumber daya alam lingkungannya untuk mempertahankan jenisnya. Sebaliknya manusia dipengaruhi lingkungannya. Jadi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu ekosistim. Lingkungan hidup manusia terdiri dari unsur- unsur biotik dan abiotik Interaksi antara manusia dengan lingkungan hidupnya, tidak hanya ditentukan oleh jenis dan jumlah benda hidup serta benda yang mati di lingkungan alam, tetapi juga ditentukan oleh kondisi dan sifat dari benda biotik dan abiotik tersebut. Selain itu kelakuan dan tingkat kebudayaan manusia ikut menentukan bentuk dan intensitas interaksi antara manusia dan alam lingkungannya. Manusia sebagai bagian dari ekosistim, kelangsungan hidupnya sangat tergantung pada kelestarian ekosistimnya. Manusia sangat dominan untuk menjaga terjaminnya kelestarian ekosistim. Manusia harus dapat menjaga keserasian hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya, sehingga keseimbangan ekosistim tidak terganggu. Pengaruh manusia terhadap kualitas lingkungan ada 3 macam, yaitu : ◦ Deteriorasi ◦ Melestarikan ◦ Memperbaiki Hal ini akan terjadi bila manusia mengusahakan sumber daya alam hanya didasarkan pada prinsip jangka pendek yaitu, untuk menghasilkan produk sebanyak mungkin, pada waktu yang sesingkat mungkin, dan modal yang sedikit mungkin. Usaha semacam itu hanya akan mendatangkan kemakmuran kepada generasinya tetapi menimbulkan efek samping deteriorasi pada lingkungan. Kualitas lingkungan akan makin merosot dan akhirnya tak mampu memberi kehidupan yang layak pada manusia yang hidup di lingkungan itu, bahkan mungkin dapat mendatangkan bencana alam yang mengancam kelangsungan hidup manusia. Hal ini banyak dialami oleh negara yang sedang berkembang. Manusia kemudian sadar bahwa hanya merupakan bagian dari ekosistim. Mereka sadar bahwa hakekat kehidupan dan kelangsungan eksistensinya, sangat tergantung dari kondisi lingkungan atau habitatnya. Sebaliknya habitat sangat tergantung pula pada sikap manusia dalam mempengaruhi lingkungannya itu. Manusia akan menjaga agar keseimbangan sistim ekologi tidak tergoncang. Keharmonisan dan keseimbangan lingkungan dijaga. Dengan cara tersebut kelangsungan hidup dari semua organisme terjamin termasuk manusia, dalam hal ini manusia dapat dikatakan dalam kondisi melestarikan lingkungan Manusia mempunyai kesadaran dan tanggung jawab atas tingkat kualitas lingkungan hidupnya. Mereka berkeyakinan bahwa makin tinggi kualitas lingkungan, makin banyak keuntungan dan makin besar daya dukung lingkungan hidup itu untuk dirinya Manusia dengan usaha dan menggunakan alat teknologi modern yang dimilikinya, sambil memanfaatkan sumber daya alam lingkungannya, juga dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Jika manusia menempatkan pada posisi tersebut di atas berarti dapat dikatakan bahwa manusia dalam kondisi memperbaiki lingkungan. Sebagian besar sikap manusia di bumi ini belum menunjukan ke arah perbaikan. Mereka yang sekarang merusak lingkungan disebut “salah didik” Pendidikan sekarang harus diarahkan kepada pembentukan sikap dan perilaku sadar akan kelestarian serta peningkatan kualitas lingkungan hidup, demi kelangsungan hidup manusia dan alam lingkungannya. Manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan fisik. Alam mendikte atau menentukan macam aktivitas manusia. Pendapat ini disebut Physis Determinis Manusia mempengaruhi lingkungan fisik. Manusia dapat berbuat sekehendaknya terhadap linkungan hidupnya, dapat mengubah dan menciptakan lingkungan hidupnya sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Pendapat ini disebut Possibelisme Manusia dan lingkungan fisik saling mempengaruhi. Dengan perkembangan waktu, kemajuan teknologi dan perkembangan sosial budaya dari masyarakat, maka berubah pula pandangan orang mengenai hubungan manusia dengan alam lingkungannya. Orang berpendapat bahwa alam lingkungan tidak lagi menentukan kegiatan manusia, tetapi justru manusia dapat memilih bagaimana bentuk usaha untuk memanfaatkan sumber daya alam lingkungan yang tersedia. Faktor primer adalah tingkat kebudayaan dan teknologi manusia, kondisi alam lingkungan hanyalah faktor sekunder. Akan tetapi di dalam alam modernpun tetap ada rintangan-rintangan alam yang tidak dapat dikalahkan oleh manusia walaupun dibantu oleh ilmu dan teknologi mutakhir yang dimilikinya. Manusia makin banyak mempunyai pilihan kemungkinan-kemungkinan dalam mengelola dan memanfaatkan alam lingkungannya. Orang tidak lagi menganut Physis determinis dan possibelisme tetapi Probibelisme. Hal ini karena manusia memiliki aspek-aspek fisiologis, psikologis, ekonomi, politis, spiritual dan sosiologis. Sedangkan alam lingkungan mempunyai banyak sektor-sektor alam seperti cuaca, iklim, air tawar, air laut, flora, fauna, geologi, tanah dan bentuk- bentuk daratan. Secara potensial ada kemungkinan terdapat aksi dan reaksi antara bagian-bagian tersebut dan unsur sosial budaya dengan lingkungan alam. Keadaan lingkungan alam dan budaya merupakan refleksi atau cermin dari hasil usaha manusia dalam memanfaatkan sumber kekayaan alam yang tersedia di dalam lingkungan hidupnya. Banyak kondisi lingkungan hidup yang telah rusak di Indonesia. Hal tersebut merupakan petunjuk, bahwa sikap dan perilaku dari kebanyakan manusia Indonesia terhadap lingkungan sekitarnya, masih sebagai pemanfaat atau pengusaha untuk dirinya sendiri, tanpa memperhatikan kelestarian sumber daya lingkungan hidupnya. Perkembangan industri berjalan dengan cepatnya di Indonesia. Teknologi modern banyak diterapkan untuk mendapatkan hasil sebesar-besarnya. Bersamaan dengan kemajuan pembangunan dan perkembangan industri, terjadi pula perubahan lingkungan secara nyata. Perubahan tak jarang membawa serta efek negatif yang tidak menguntungkan bagi kelestarian lingkungannya. Masalah lingkungan hidup di Indonesia yang dihadapi adalah perubahan konsep mental manusia Indonesia. Tanpa disadari manusia Indonesia telah menjadi manusia perusak alam lingkungannya sendiri. (penyebab deteriorasi) Mereka harus dirubah sikap mentalnya menjadi manusia Indonesia pembangun lingkungan hidupnya (pelestari lingkungan). Jika mungkin harus meningkatkan kualitas lingkungan (memperbaiki lingkungan), sehingga dapat dinikmati oleh penghuninya generasi demi generasi. Perubahan konsep mental manusia tidak dapat berjalan/berlangsung dalam satu hari, akan tetapi memerlukan waktu panjang. Salah satu usaha untuk mempercepat perubahan, adalah melalui pendidikan lingkungan hidup kepada masyarakat Indonesia sedini mungkin, baik melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal.