Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DINAS KESEHATAN KABUPATEN GARUT


UPT PUSKESMAS CILIMUS
Jl. Raya Bayongbong KM. 8 Garut (Kode Pos 44162)
Telepon (0262) 242 943 E-mail : Cilimusok@gmail.com

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI (PE) CAMPAK

A. PENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
mengamanatkan bahwa Pemerintah dapat melaksanakan surveilans terhadap
penyakit menular (pasal 154 ayat 2) dan pengendalian penyakit tidak menular
dilakukan dengan pendekatan surveilan factor resiko, registri penyakit, dan
surveilan kematian (pasal 159 ayat 1).
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 45 Tahun 2014, Tentang
Penyelenggaraan Surveilan Kesehatan, dalam pasal 2, menyebutkan bahwa
Penyelenggaraan Surveilan Kesehatan merupakan prasyarat program
kesehatan dan bertujuan untuk :
a. Tersedianya informasi tentang situasi, kecenderungan penyakit, dan faktor
resikonya serta masalah kesehatan masyarakat dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya sebagai bahan pengambilan keputusan ;
b. Terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya
KLB/wabah dan dampaknya ;
c. Terselenggaranya investigasi dan penanggulangan KLB/Wabah ; dan
d. Dasar penyampaian informasi kesehatan kepada para pihak yang
berkepentingan sesuai dengan pertimbangan kesehatan.
Dalam pasal 14 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014
disebutkan pula bahwa :
1. Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, instansi kesehatan pemerintah lainnya dan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan wajib menyelenggarakan Surveilans Kesehatan
sesuai kewenangannya.
2. Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan pada Kementerian Kesehatan,
Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan instansi
kesehatan pemerintah lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh masing-masing Pengelola Program.
3. Dalam hal belum ada Pengelola Program terhadap masalah kesehatan
tertentu dan/atau dalam rangka Kewaspadaan Dini dan Respon KLB,
tugas penyelenggaraan Surveilans Kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilaksanakan oleh unit kerja surveilans.
Ditegaskan juga dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional pasal 2 ayat (2) yang mengamanatkan
agar pengelolaan kesehatan dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat
daerah sampai tingkat pusat dengan memperhatikan otonomi daerah dan
otonomi fungsional dibidang kesehatan. Otonomi fungsional dimaksudkan
berdasarkan kemampuan dan ketersediaan sumberdaya di bidang kesehatan.
Hal ini menegaskan bahwa penyelenggaraan Surveilans Kesehatan harus
dilaksanakan di setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan, instansi kesehatan mulai
dari tingkat kabupaten/kota, propinsi dan instansi kesehatan tingkat pusat.

B. LATAR BELAKANG
Sidang World Health Assembly (WHA) pada bulan Mei 2010
menyepakati target pencapaian pengendalian penyakit campak pada tahu
n2015 yaitu :
 Mencapai cakupan imunisasi campak dosis pertama > 90% secara
nasional dan minimal 80% diseluruh kabupaten/kota
 Menurunkan angka insiden campak mencapai <5/1.000.000 setiap tahun
dan mempertahankannya
 Menurunkan angka kematian campak minimal 95% dari perkiraan nagka
kematian tahun 2000
Untuk mencapai tujuan pengendalian penyakit campak tersebut dilakukan
beberapa upaya yaitu imunisasi, penyelidikan dan manajemen kasus pada
semua KLB campak serta melaksanakan surveilans campak berbasis individu
(Case Based Measles Surveillance) dengan pemeriksaan serologi terhadap
kasus tersangka campak (suspect)
Untuk menilai dampak imunisasi dalam mencapai strategi regional
diperlukan surveilans campak yang adekuat agar dapat memberikan arahan
kepada program secara efektif dan efisien. Dengan dilakukannya berbagai
upaya, maka diharapkan angka kematian akibat penyakit campak menurun
sehingga upaya program dan jumlah wilayah endemis campak juga berkurang.

C. TUJUAN SURVEILANS CAMPAK


Tujuan Umum :
- Mengidentifikasi daerah maupun populasi risiko tinggi kemungkinan
akan terjadinya transmisi campak
- Memantau kemajuan program pemberantasan campak
Tujuan Khusus :
Tujuan Surveilans campak adalah sebagai berikut :
1. Terlaksananya pengumpulan data campak untuk mengetahui gambaran
epidemiologi meliputi waktu, tempat kejadian, umur dan status imunisasi
di setiap puskesmas dan rumah sakit
2. Terlaksananya PE setiap KLB campak dan konfirmasi laboratorium
3. Terlaksananya analisis data campak dan factor risiko di setiap tingkat
administrasi kesehatan
4. Terdiseminasinya hasil analisis / informasi kepada unit terkait
5. Terwujudnya pengambilan keputusan dengan menggunakan data
surveilans..

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan pokok dari surveilans penyakit campak di tingkat puskesmas
adalah :
1. Pengumpulan data kasus suspek campak yang berasal dari Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, Praktisi swasta dan masyarakat/posyandu maupun
petugas desa siaga
2. Pencatatan dan Pelaporan dengan menggunakan format C1, setiap minggu
direkap dan dilaporkan dalam W2/SKDR, dan setiap kasus yang ditangani
diberi nomor epid.
3. Pengambilan specimen berupa sampel darah untuk diambil specimen
serumnya
4. Umpan Balik yang berupa laporan hasil pelaksanaan surveilans campak
yang dilakukan pada saat diadakan mini lokakarya bulanan Puskesmas.

E. BENTUK PENYELENGGARAAN SURVEILANS CAMPAK


Kegiatan surveilans campak dalam program eradikasi campak adalah :
a. Surveilans Rutin
Surveilans rutin dilaksanakan terutama oleh surveilans puskesmas serta
surveilans kabupaten/kota.
b. Sistem Kewaspadaan Dini KLB Campak
Dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya KLB perlu dilaksanakan
kegiatan kewaspadaan dini KLB. Strategi dalam SKD-KLB campak
adalah :
a) Pemantauan populasi rentan
Dalam pemantauan populasi rentan dilakukan juga pemantauan
terhadap :
o Status gizi Balita
o Keterjangkaun pelayanan kesehatan (asesibilitas)
o Kelompok pengungsi
b) Pemantauan kasus campak (PWS Campak)
Apabila ditemukan satu (1) kasus pada desa dengan cakupan tinggi
(>90%), masih perlu diwaspadai pula mengingat adanya kemungkinan
kesalahan rantai dingin vaksin atau karena cakupan imunisasi yang
kurang dipercaya.

F. SASARAN SURVEILANS CAMPAK


Sebagai sasaran dalam PE Campak adalah :
a. Individu yaitu penderita atau keluarganya
b. Populasi lokal yaitu populasi di sekitar pemukiman penderita

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Dalam melaksanakan kegiatan surveilans campak di Puskesmas
Cilimus dilaksanakan berdasarkan atas data dan laporan dari Puskesmas,
Puskesmas Pembantu dan praktisi swasta serta masyarakat maka
pelaksanaannya berdasarkan atas kejadian, sehingga jadwal pelaksanaan
kegiatannya adalah setiap ada kasus suspek campak maka petugas kesehatan
wajib melaksanakan surveilans campak.

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan untuk mengukur hasil dari
kegiatan surveilans campak yang telah dilaksanakan. Pelaporan dilaksanakan
setiap selesai melaksanakan kegiatan yang dilakukan kepada kepala wilayah
(Klian Banjar Dinas, Prebekel, Petugas Pustu) serta kepada Kepala Puskesmas
sebelum dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan yang disertai denganh
pengiriman specimen serum yang sudah diambil.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan setelah selesai melaksanakan
kegiatan surveilans campak meliputi identitas penderita serta tindak lanjut
yang akan dilaksanakan. Evaluasi kegiatan dilaksakan setiap selesai
melaksakan kegiatan surveilans campak tersebut, serta pada saat dilaksanakan
mini lokakarya bulanan puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai