3. Khalifah
Khalifah berarti perwakilan. Dengan pengertian ini, bahwa kedudukan manusia di atas muka bumi ialah sebagai
wakil Allah. Ini juga bermaksud bahwa di atas kekuasaan yang telah diamanahkan kepadanya oleh Allah, maka
manusia dikehendaki melaksanakan undang-undang Allah dalam batas-batas yang ditetapkan. Atas landasan ini,
maka manusia bukanlah penguasa atau pemilik, tetapi ia hanyalah khalifah atau wakil Allah yang menjadi Pemilik
yang sebenarnya.
Kami beri analogi seperti ini, misal anda memiliki sebidang tanah di mana anda menunjuk seseorang untuk
merawatnya atas nama anda. Anda menetapkan 4 persyaratan yang harus dipenuhi. Pertama, hak milik tanah
tersebut tetap atas nama anda. Kedua, dalam mengurus tanah tersebut dia harus bertindak sesuai perintah-
perintah anda. Ketiga, dia menjalankan wewenang atas tanah tersebut dalam batas-batas yang telah anda
tetapkan. Keempat, dalam melaksanakan amanat itu ia hanya boleh melaksananakan kehendak anda bukan atas
tujuan dirinya sendiri. Itulah yang saya gambarkkan 'perwakilan', inilah juga yang ada dalam konsep khilafah
dimana Allah lah Pemilik dunia ini.
Firman Allah yang artinya:
• "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di
muka bumi... "
(Al Baqarah: 30)
• "Kemudian Kami jadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi sesudah mereka supaya Kami memperhatikan
bagaimana kamu berbuat."
(Yunus: 14)
Seseorang khalifah hanya menjadi khalifah yang sah selama mana ia benar benar mengikuti hukum hukum Allah.
Oleh itu khilafah sebagai asas ketiga dalam sistem politik Islam menuntut agar tugas tersebut dipegang oleh orang-
orang yang memenuhi syarat-syarat berikut:
Mereka mestilah terdiri daripada orang-orang yang benar-benar menerima dan mendukung prinsip-prinsip
tanggungjawab yang terangkum di dalam pengertian khilafah.
Mereka tidak terdiri daripada orang-orang zalim, fasiq, fajir dan lalai terhadap Allah serta bertindak melanggar
batas-batas yang ditetapkan oleh-Nya
Mereka mestilah terdiri daripada orang-orang yang berilmu, berakal sehat, memiliki kecerdasan, kea'rifan serta
kemampuan intelek dan fizikal.
Mereka mestilah terdiri daripada orang-orang yang amanah sehingga dapat dipikulkan tanggungjawab kepada
mereka dengan aman dan tanpa keraguan.
Musyawarah
Dalam prinsip perundang-undangan Islam, musyawarah dinilai sebagai lembaga yang amat
penting artinya. Penentuan kebijaksanaan pemerintah dalam sistem pemerintahan Islam haruslah
didasarkan atas kesepakatan musyawarah. Karena itu musyawarah merupakan prinsip penting
dalam politik Islam.
Prinsip musyawarah ini sesuai dengan ayat al-Quran Surah Ali Imran ayat 159
Prinsip Keadilan
Agama Islam menempatkan aspek keadilan pada posisi yang amat tinggi dalam sistem
perundang-undangannya. Banyak sekali ayat-ayat al-Quran yang memerintahkan berbuat adil
dalam segala aspek kehidupan manusia, seperti yang terkandung dalam surat An-Nahl ayat 90:
Ayat tersebut diatas memerintahkan kepada umat Islam untuk berlaku adil, sebaliknya melarang
dan mengancam dengan sanksi hukum bagi orang yang berbuat sewenang-wenang. Kewajiban
berlaku adil dan menjauhi perbuatan zalim mempunyai tingkatan yang amat tinggi dalam
struktur kehidupan manusia dalam segala aspeknya.
Keadilan merupakan tujuan umum atau tujuan akhir dalam pemerintahan Islam. Dari segi realitas
sejarah, sejarah para Khulafaur Rashidin yang nota bene mencontohkan teladan nabi adalah
prototipe yang lengkap dan sangat hidup dalam memahami makna keadilan dan memegang
prinsipnya dalam kehidupan.
Prinsip Kebebasan
Yang dimaksud dengan kebebasan di sini bukanlah kebebasan bagi warganya untuk dapat
melaksanakan kewajibanya sebagai warga negara, tetapi kebebasan di sini mengandung makna
yang lebih positif, yaitu kebebasan bagi warga negara untuk memilih suatu yang lebih baik, atau
kebebasan berfikir yang lebih baik dan mana yang lebih buruk, sehingga proses berfikir ini dapat
melakukan perbuatan yang baik sesuai dengan pemikiranya.
Kebebasan berfikir dan berbuat ini pernah diberikan oleh Allah kepada nabi Adam dan Hawa
untuk mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Allah. Sebagai mana Firman Allah Surat Taha
ayat 123:
Islam mengakui adanya kebebasan berfikir. Bahkan menjamin sepenuhnya dan dinilai sebagai
ahlak dasar setiap manusia. Dalam sistem perundang-undanganya Islam juga sangat menghargai
nilai-nilai kebebasan itu. Penghargaan sistem perundang-undangan Islam terhadap kebebasan itu
tidak dapat dibandingkan dengan sistem lainya yang diciptakan manusia.
Prinsip Persamaan
Prinsip persamaan berarti bahwa setiap individu dalam masyarakat mempunyai hak yang sama,
juga mempunyai persamaan mendapatkan kebebasan dalam berpendapat, kebebasan, tanggung
jawab, dan tugas-tugas kemasyarakatan tanpa diskriminasi rasial, asal usul, bahasa dan
keyakinan.
Berdasarkan prinsip persamaan ini sebenarnya tidak ada rakyat yang diperintah secara
sewenang-wenang dan tidak ada penguasa yang memperbudak rakyatnya. Allah menciptakan
laki-laki dan perempuan dengan berbagai bangsa dan suku bukanlah untuk membuat jarak antara
mereka. Bahkan diantara mereka agar dapat saling tukar pengalaman. Al-Quran menegaskan
yang membedakan diantara manusia adalah hanya karena taqwanya. Sebagaimana firman Allah
Surat al-Hujurat ayat 13: