Anda di halaman 1dari 5

38

Analisis Potensi Pembangkit Listrik Tenaga GAS


Batubara di Kabupaten Sintang
Dedy Sulistyono

Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro


Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak
e-mail: dedy_sulistyono87@yahoo.com

Abstract– The calculation of coal analysis it can be Karbon, kira- kira 340 juta tahun yang lalu (jtl) adalah
concluded that, in order to produce coal consumption in masa pembentukan batubara yang paling produktif
one day at least, the cost of fuel per day of most small, dimana hampir seluruh deposit batubara (black coal)
average fuel costs - the rate per Kwh small, and the yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.
average consumption of fuel per Kwh the smallest, using
bituminous coals calorie 6570, and located in the middle 2.2 KLASIFIKASI PLTGB
of the Village District Ketungau Semelitang. Pembangkit listrik tenaga gas batubara adalah
pembangkit yang menggunakan mesin CGGE atau kata
Keywords– Batubara,Gas, Bahan Bakar. lainnya yaitu coal gasifier gas engine, yang dimana
mesin tersebut menggunakan bahan bakar gas karbon,
1. Pendahuluan dan gas karbon tersebut adalah gas hasil gasifikasi
Sebagai daerah yang tepat dilalui garis khatulistiwa, batubara. Gasifikasi adalah proses penggasifikasian
Kalimantan barat dengan karakteristik alamnya yang batubara padat menjadi gas karbon, gas karbon tersebut
beriklim tropis memiliki beragam sumber daya energi lah yang nantinya akan digunakan sebagai bahan bakar
yang sangat potensial untuk dikonversikan menjadi gas engine, untuk memproduksi gas karbon diperlukan
energi listrik dan salah satu diantara sumber daya energi sebuah alat yaitu Gasifier. Gasifier ini lah yang berfungsi
tersebut adalah energi batubara. Indonesia termasuk merubah batubara padat menjadi gas karbon.
negara dengan sumber tambang batubara terbesar di
dunia. Penerapan sistem konversi energi batubara 2.3 Karakteristik Pola Operasi
menjadi energi listrik atau pembangkit Listrik Tenaga CGGE harus mampu untuk beroperasi memikul
Gas Batubara (PLTGB) merupakan suatu alternatif beban dasar dengan karakteristik:
teknologi guna mendukung program listrik di luar pulau
1. Stabil dan dapat beroperasi terus-menerus walaupun
Jawa yang semakin mendapat perhatian sehubungan jenis batubara diubah kepada yang berbeda kualitas.
dengan upaya konservasi sumber energi serta upaya 2. Dapat beroperasi terus-menerus tanpa unit menjadi
pemanfaatan sumber energi batubara salah satunya yang
berhenti beroperasi (shutdown) terutama ketika ada
terdapat di daerah Sintang. peralatan yang trip atau pasokan batubara tiba-tiba
Rencana pembangunan PLTGB di Kabupaten terhenti.
Sintang merupakan salah satu contoh pemanfaatan energi
batubara. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas 2.4 Keekonomian/Biaya
Batubara (PLTGB) berkapasitas 6MW berperan Dengan karakteristik pola operasi keuntungan yang
menggantikan fungsi PLTD serta memperkecil biaya paling penting saat diperoleh adalah CGGE mempunyai
subsidi BBM PLTD. Tenaga alternatif untuk pembangkit kemampuan untuk mencapai biaya yang minimum dalam
listrik di Kalimantan Barat ini paling mudah adalah menghasilkan tenaga listrik. Pada penggasifikasian
batubara. PLTGB di Kabupaten Sintang Kalimantan batubara di PLTGB memiliki komponen-komponen
Barat ini batubaranya akan dipasok dari Kabupaten pendukung dalam menghasilkan energi listrik,
Sintang (Kecamatan Ketungau Hulu dan Ketungau komponen-komponen tersebut. meliputi : Coal gasifier,
Tengah ) yang dimana didaerah tersebut diperkirakan Cyclone tar catcher, Air cooler, Electrical tar catcher, In
memiliki potensi batubaranya sebanyak 285.000 ton. direct cooler, Electrical light oil catcher, Steam drum 1,
Steam drum 2, Desulphurisasi, Coal Gas Engine,
2 .Teori dasar Cooling system for indirect , Cooling system for engine,
2.1. PENGERTIAN BATUBARA Air blower, Water softener.
Batubara adalah termasuk salah satu bahan bakar fosil.
Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat 3. METODE ANALISA DATA
terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya Untuk mengetahui jumlah batubara yang digunakan
adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses dalam membangkitkan daya 6 MW dalam sehari,
pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari menghitung biaya bahan bakar dalam sehari, jumlah
karbon, hidrogen dan oksigen. Pembentukan batubara produksi kwh dalam sehari, biaya bahan bakar rata – rata
memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi per Kwh, serta konsumsi rata-rata bahan bakar dalam
pada era-era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman

Jurnal ELKHA Vol.4, No 2,Oktober 2012


39

sehari, maka perlu diketahui jenis batu bara dan nilai 2) Unit PLTGB berbeban 5,2 MW dengan efisiensi
kalorinya, serta besar daya pembangkit. 36,0 % adalah antara dari jam 08.00 – 18.00 dan antara
1 kg Batubara, dapat menghasilkan 2,5 – 3,2 m3 gas jam 22.00 – 24.00 menghasilkan 5,2 MW x 12 jam =
Batubara 1.450 kcal/m3(kalori Batubara antara 5000 s.d 62,4 MWH, membutuhkan batubara sebanyak :
7000 kcal/kg) 62,4 x 1000 X 860 x 1 = 22688,10 Kg = 22,69 ton
1 m3 batubara = 1450 kcal
1 kwh Listrik = 12 MJ = 12000 KJ : 4,1868 = 2.866 kcal 2) Unit PLTGB berbeban 6 MW dengan efisiensi
= 2.866 kcal / 1.450 kcal/m3 = 1,98 m3 gas Batubara. 35,0 % adalah antara jam 18.00 – 22.00
1 kwh Listrik= 1,98 / 2,5 = 0,79 kg Batubara(konsumsi menghasilkan 6 MW x 4 jam = 24 MWH,
Batubara maksimal/kwh), membutuhkan batubara sebanyak :
Tetapi dalam proses penyaringan Batubara untuk 24 x 1000 1
mendapatkan butiran 20 mm sampai 60 mm akan X 860 x = 8975,86 Kg = 8,10 ton
terdapat ± 10% reject sehingga konsumsi Batubara /kwh 0,35 6570

menjadi 0,87 kg. di sampig itu dalam proses gasifikasi Jadi jumlah pemakaian batubara per hari = 14,252 ton
memerlukan energi listrik ± 10% dari output sehingga + 22,69 ton + 8,10 ton = 45,042 ton / hari
konsumsi Batubara/kwh menjadi rata-rata 1 kg. b) Biaya bahan bakar per hari = 45,042 ton / hari x
Perangkat gasifikasi Batubara yang dipersiapkan Rp 400.000 / ton = Rp 18.016.800,- / hari
dirancang untuk bisa bekerja 24 jam sehari 365 hari per c) Produksi Kwh dalam sehari =
tahun. Dalam hal ini untuk daya netto 3 MW yang (36,8 MWH + 62,4 MWH + 24 MWH ) x 1000 = 123.200 Kwh / hari
disalurkan ke sistem PLN dipersiapkan 1 unit gasifier + d) Biaya bahan bakar rata – rata per Kwh =
1 unit standby dan dapat melayani 12 unit gas engine Rp. 18.016.800
berkapasitas 600 kw. = Rp. 146,240 per Kwh
123.200 Kwh
a. Perhitungan Konsumsi Batubara yang digunakan
dalam sehari e) Konsumsi rata – rata bahan bakar per Kwh =
Konsumsi Batubara = konsumsi batubara jam (00.00- 45,042 ton 45042 kg
= = 0,36 kg / Kwh
08.00) + konsumsi batubara jam (08.00-18.00 dan 123.200 Kwh
123.200 Kwh
antara 22.00-24.00) + konsumsi batubara jam (18.00-
4.2 Perhitungan jika menggunakan batubara jenis
22.00) Bituminus (Ketungau Tengah Desa Seputau III).
b. Perhitungan Biaya bahan bakar dalam 1 hari Jenis batubara yang dipakai sebagai sumber energi
Biaya bahan bakar per hari = jumlah konsumsi PLTGB adalah jenis Bituminus yang terdapat
batubara per hari x Rp 400.000 didaerah Kecamatan Ketungau Tengah, Desa
c. Perhitungan produksi Kwh dalam 1 hari Seputau III, yang memiliki nilai kalori 6523
Hasil produksi = jumlah daya terhasilkan dari jam Kalori/kg.
(00.00-08.00) + jumlah daya terhasilkan dari jam a) Jumlah batubara yang digunakan dalam 1 hari :
(08.00-18.00 dan antara 22.00-24.00) + jumlah daya 1) 1 Kwh = 860 kilogram kalori, unit PLTGB
terhasilkan dari jam (18.00-22.00) x 1000 berbeban 4,6 MW dengan efisiensi 33,8 % adalah
d. Perhitungan biaya bahan bakar rata – rata per Kwh ntara jam 00.00 – 08.00 menghasilkan 4,6 MW x
Biaya bahan bakar per hari (Rp) 8 jam = 36,8 MWH, membutuhkan batubara
Biaya bahan bakar rata- sebanyak :
= Produksi Kwh dalam sehari
rata per Kwh
36,8 x 1000 1
e. Perhitungan konsumsi rata – rata bahan bakar dalam X 860 x = 14354,30 Kg = 14,36 ton
per Kwh 0,338 6523
Konsumsi batubara dalam sehari (ton) 2).Unit PLTGB berbeban 5,2 MW dengan efisiensi 36,0
Konsumsi bahan bakar
= Produksi Kwh dalam sehari % adalah antara dari jam 08.00 – 18.00 dan antara
rata- rata per Kwh
jam 22.00 – 24.00 menghasilkan 5,2 MW x 12 jam =
4.1 Perhitungan jika menggunakan batubara jenis 62,4 MWH, membutuhkan batubara sebanyak :
Bituminus (Ketungau Tengah Desa Semelintang). 62,4 x 1000 1
Jenis batubara yang dipakai sebagai sumber energi x 860 x = 22852,40 Kg = 22,85 ton
0,36 6523
PLTGB adalah jenis Bituminus yang terdapat di daerah
Kecamatan Ketungau Tengah, Desa Semelintang, yang 3). Unit PLTGB berbeban 6 MW dengan efisiensi 35,0
memiliki nilai kalori 6570 Kalori/kg % adalah antara jam 18.00 – 22.00 menghasilkan 6
a) Jumlah batubara yang digunakan dalam 1 hari : 1) 1 MW x 4 jam = 24 MWH, membutuhkan batubara
Kwh = 860 kilogram kalori, unit PLTGB berbeban 4,6 sebanyak :
MW dengan efisiensi 33,8 % adalah ntara jam 00.00 – 24 x 1000 x 860 x 1 = 9040,54 Kg = 9,04 ton
08.00 menghasilkan 4,6 MW x 8 jam = 36,8 MWH,
0,35 6523
membutuhkan batubara sebanyak :
36,8 x 1000 X 860 x 1 =
14251,62
= 14,252 ton
jadi jumlah pemakaian batubara per hari = 14,36 ton
Kg + 22,85 ton + 9,04 ton = 46,25 ton / hari

Jurnal ELKHA Vol.4, No 2,Oktober 2012


40

b). Biaya bahan bakar per hari = 46,25 ton / hari x Rp 4.4 Perhitungan jika menggunakan batubara jenis
400.000 / ton = Rp 18.500.000,- / hari Lignit (Ketungau hulu, Desa Sepilok)
c). Produksi Kwh dalam sehari = Jenis batubara yang dipakai sebagai sumber energi
(36,8 MWH + 62,4 MWH + 24 MWH ) x 1000 = PLTGB adalah jenis Lignit yang terdapat didaerah
123.200 Kwh / hari Kecamatan Ketungau hulu, Desa Sepilok, yang memiliki
d). Biaya bahan bakar rata – rata per Kwh = nilai kalori 5659 Kalori/kg.
Rp. 18.500.000 = Rp. 150,162 per Kwh a) Jumlah batubara yang digunakan dalam 1 hari :
1) 1 Kwh = 860 kilogram kalori, unit PLTGB
123.200 Kwh berbeban 4,6 MW dengan efisiensi 33,8 %
e). Konsumsi rata – rata bahan bakar per Kwh = adalah ntara jam 00.00 – 08.00 menghasilkan
46,250 ton = 46250 kg = 0,37 kg / Kwh 4,6 MW x 8 jam = 36,8 MWH, membutuhkan
4.3 Perhitungan jika menggunakan batubara jenis batubara sebanyak :
Lignit (Ketungau Hulu, Desa Muakan).
Jenis batubara yang dipakai sebagai sumber energi 36,8 x 1000 1
16,54
x 860 x = 16545,88 Kg =
PLTGB adalah jenis Lignit yang terdapat didaerah 0,338 5659 ton
Kecamatan Ketungau hulu, Desa Muakan, yang memiliki
nilai kalori 5467 Kalori/kg. 2) Unit PLTGB berbeban 5,2 MW dengan efisiensi
a). Jumlah batubara yang digunakan dalam 1 hari : 36,0 % adalah antara dari jam 08.00 – 18.00 dan antara
jam 22.00 – 24.00 menghasilkan 5,2 MW x 12 jam =
1) 1 Kwh = 860 kilogram kalori, unit PLTGB berbeban
62,4 MWH, membutuhkan batubara sebanyak :
4,6 MW dengan efisiensi 33,8 % adalah ntara jam
00.00 – 08.00 menghasilkan 4,6 MW x 8 jam = 36,8 62,4 x 1000 x 1 26,34
MWH, membutuhkan batubara sebanyak :
x 860 = 26341,52 Kg = ton
0,36 5659
36,8 x 1000 1
17126,10 17,13 3) Unit PLTGB berbeban 6 MW dengan efisiensi 35,0
x 860 x = =
0,338 5467 Kg ton % adalah antara jam 18.00 – 22.00 menghasilkan 6
MW x 4 jam = 24 MWH, membutuhkan batubara
sebanyak :
2) Unit PLTGB berbeban 5,2 MW dengan efisiensi 36,0
% adalah antara dari jam 08.00 – 18.00 dan antara jam 24 x 1000 1
22.00 – 24.00 menghasilkan 5,2 MW x 12 jam = 62,4 x 860 x =
10420,8
=
10,42
MWH, membutuhkan batubara sebanyak : 2 Kg ton
0,35 5659
62,4 x 1000 1
27266,60
x 860 x = = 27,26 ton
Kg
0,36 5467 Jadi jumlah pemakaian batubara per hari = 16,54
3). Unit PLTGB berbeban 6 MW dengan efisiensi 35,0 ton + 26,34 ton + 10,42 ton = 53,3 ton / hari
% adalah antara jam 18.00 – 22.00 menghasilkan 6
MW x 4 jam = 24 MWH, membutuhkan batubara b) Biaya bahan bakar per hari = 53,3 ton / hari x Rp
sebanyak : 400.000 / ton = Rp 21.320.000,- / hari
24 x 1000 1
x 860 x = 10786,80 Kg
c) =Produksi
10,79 ton
Kwh dalam sehari = ( 36,8 MWH +
0,35 5467 62,4 MWH + 24 MWH ) x 1000 = 123.200
Jadi jumlah pemakaian batubara per hari = 17,13 ton + Kwh / hari.
27,26 ton + 10,79 ton = 55,18 ton / hari
d) Biaya bahan bakar rata – rata per Kwh =
b) Biaya bahan bakar per hari = Rp. 21.320.000
= Rp. 173,051 per Kwh
55,18 ton / hari x Rp 400.000 / ton = Rp 123.200 Kwh
22.072.000,- / hari
e) Konsumsi rata – rata bahan bakar per Kwh =
c) Produksi Kwh dalam sehari =
( 36,8 MWH + 62,4 MWH + 24 MWH ) x 53,300 ton = 53300 kg = 0,43 kg / Kwh
1000 = 123.200 Kwh / hari
5. Kesimpulan
d) Biaya bahan bakar rata – rata per Kwh = Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa mengenai
“ Analisis Potensi Batubara Sebagai Sumber Energi
Rp. 22.072.000 Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Batubara
= Rp. 179,155 per Kwh
123.200 Kwh Di Kabupaten Sintang”, adapun kesimpulan yang
diperoleh adalah :
e) Konsumsi rata – rata bahan bakar per Kwh = 1. Pada beban 5,2 MW beroperasi selama 12 jam dari
jam 08.00 – 18.00 dan antara jam 22.00 – 24.00
55,180 ton = 55180 kg = 0,44 kg / Kwh

Jurnal ELKHA Vol.4, No 2,Oktober 2012


41

membutuhkan konsumsi batubara paling banyak, yaitu Referensi


sebesar 22,69 ton.
2. Dari analisis perhitungan, besar kecilnya nilai kalori [1] http://www.Teknologigue.com/2010/02 mengenal
batubara mempengaruhi besar kecilnya jumlah konsumsi batubara. html
batubara, besar biaya bahan bakar, besar biaya bahan [2] Dinas Pertambangan Kabupaten Sintang, 2010, Laporan
bakar rata – rata per Kwh, serta besar konsumsi rata-rata Akhir Proyek Identifikasi dan Pemetaan Potensi Bahan
Mineral di Wilayah Kabupaten Sintang
bahan bakar per Kwh. [3] PT.FIRST PRIMA ENERGY, Pembangkit Listrik
3. Dari hasil perhitungan, pada batubara jenis bituminus Tenaga Gas Batubara (PLTGB) 12 x 500 KW, 2008
yang berlokasi di Kecamatan Ketungau tengah Desa [4] Ir. Darwin Sitompul, M. Eng,1985, Principles of Energy
Semelitang dan yang memiliki nilai kalori sebesar 6570 Conversion, Fakultas Teknik Universitas Sumatra Utara,
Medan
kalori, menghasilkan jumlah konsumsi batubara dalam [5] Bernhard G.A Skrotzki, Editor, 1956 Elektrik
satu hari yang paling sedikit, biaya bahan bakar per hari Generation:Hydro, Diesel, and Gas Turbine stations,
yang paling kecil, biaya bahan bakar rata – rata per Kwh Associate Editor, power Mc Graw-Hill Book Company,
yang paling kecil, dan konsumsi rata-rata bahan bakar Inc. New York, Toronto, London 1956.
per Kwh yang paling kecil, yaitu sebagai berikut :
a) Jumlah konsumsi batubara dalam sehari = 45,042 ton. Biografi
b) Biaya bahan bakar per hari = Rp 18.016.800,-.
c) Biaya bahan bakar rata-rata per Kwh = Rp 146,240,-. Dedy Sulistyono, lahir di Sintang, Kalimantan Barat,
d) Konsumsi rata-rata bahan bakar per Kwh = 0.36 tanggal 19 Desember 1987. Menempuh Pendidikan
kg/Kwh. Sarjana Teknik di Universitas Tanjungpura sejak tahun
2006 Jurusan Elektro program studi Teknik Elektro.

Jurnal ELKHA Vol.4, No 2,Oktober 2012


42

Jurnal ELKHA Vol.4, No 2,Oktober 2012

Anda mungkin juga menyukai