Tugas Makalah
Tugas Makalah
Daftar Isi
Daftar Isi………………………………………………………………………………………..... 2
BAB 1 - Pendahuluan………………………………………………………………………….... 3
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………………... 3
1.2. Perumusan Masalah……………………………………………………………………... 4
1.3. Tujuan Penelitian………………………………………………..……………………... 16
1.4. Manfaat Penelitian……………………………………..……………………………… 16
1.5. Batasan Penelitian………………………………………………..……………….….... 16
1.6. Sistem Sistematika Penulisan………………………………………………..………… 17
BAB 2 - Tinjauan Pustaka…………………………………………………………………….. 18
2.1. Critical Failure Factors (CFFs)……..………………………………………..………… 18
2.2. Knowledge Management (KM)……..……….………………………………..……….. 19
2.3. Knowledge Management System (KMS)..…………………………………………….. 19
2.4. Knowledge Sharing (KS)..……………………………………………..………………. 19
2.5. Keterkaitan Project Failure dan Knowledge Management System…….………………. 20
2.6. Proses Scrum dalam Pengembangan Perangkat Lunak………………………………... 20
2.7. Faktor Utama Penyebab Keterlambatan Proyek dalam Perusahaan………………….... 21
BAB 3 Metodologi Penelitian………………………………………………………………….. 24
3.1. Desain Penelitian………………………………………………………………………. 24
3.2. Tahapan Penelitian……………………………………………………………………... 25
3.3. Metode Pengumpulan Data…………………………………………………………….. 27
3.4. Studi Dokumen……………………………………………………………………….... 28
3.5. Teknik Analisis Data………………………………………………………………….... 28
3.6. Hipotesis Penelitian……………………………………………………………………. 29
3.7. Jadwal Penelitian………………………………………………………………………. 29
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………... 31
Universitas Indonesia
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
3
4
proyek yang cukup tinggi. Dalam penelitian ini akan disajikan data yang menghubungkan
keterkaitan antara tidak adanya Knowledge Management System (KMS) di PT XYZ dengan
tingkat kegagalan penyelesaian proyek pengembangan perangkat lunak di perusahaan tersebut.
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
6
1.2.1.2. Aplikasi B
Aplikasi B merupakan proyek perangkat lunak untuk membantu dunia pertanian di
Indonesia dalam hal distribusi hasil pangan. Proyek perangkat lunak ini melibatkan berbagai
kalangan dan termasuk dalam proyek dengan skala besar. Proyek ini dijadwalkan selesai pada
tanggal 3 Juni 2019 namun mengalami keterlambatan hingga tanggal 13 Juni 2019.
1.2.1.3. Aplikasi C
Aplikasi C merupakan proyek perangkat lunak untuk membantu penyelenggara event
maupun peserta event seperti proses transaksi penjualan tiket dan informasi seputar event.
Aplikasi ini merupakan aplikasi skala besar yang dijadwalkan selesai pada tanggal 27 Juni 2019
namun mengalami keterlambatan hingga tanggal 2 Juli 2019.
Universitas Indonesia
7
Aplikasi D merupakan proyek aplikasi untuk membantu dalam standarisasi desain dalam
perancangan perangkat lunak. Aplikasi ini merupakan aplikasi skala kecil yang dijadwalkan
selesai pada tanggal 9 Agustus 2019 namun mengalami keterlambatan hingga tanggal 13
Agustus 2019.
Universitas Indonesia
8
Universitas Indonesia
9
Aplikasi F merupakan proyek perangkat lunak yang fokus kepada proses payment yang
menyediakan layanan untuk menghubungkan penjual (Merchant) dengan penerbit alat bayar
(Issuer). Aplikasi ini merupakan aplikasi skala kecil yang dijadwalkan selesai pada tanggal 10
Agustus namun mengalami keterlambatan hingga waktu yang masih belum diketahui.
Universitas Indonesia
10
Aplikasi ini merupakan proyek perangkat lunak skala besar yang melibatkan kerjasama
dengan pihak BUMN terkait proses transaksi BBM (Bahan Bakar Minyak) di Indonesia.
Aplikasi ini dijadwalkan selesai pada tanggal 10 Agustus 2019 namun mengalami keterlambatan
hingga waktu yang masih belum bisa diketahui.
Universitas Indonesia
11
Berdasarkan hasil survei dan pengambilan data di lapangan serta studi literatur yang
penulis peroleh terhadap permasalahan keterlambatan pengembangan aplikasi perangkat lunak di
PT XYZ.
Ekspektasi: Pengembangan aplikasi perangkat lunak berjalan sesuai target delivery product
Realita: Terjadi keterlambatan delivery product aplikasi perangkat lunak.
Permasalahan tersebut dapat dirumuskan ke dalam diagram tulang ikan sebagai berikut (Gambar
1.13):
Universitas Indonesia
12
Hampir sebagian besar proyek mengalami sprint planning yang buruk dan membuat
tujuan dari sebuah proyek menjadi tidak terarah sehingga menyebabkan keterlambatan
penyelesaian proyek. Dari hasil survei didapat bahwa faktor ketidak jelasan tujuan pada
saat memulai proyek mempunyai nilai faktor tertinggi yakni 72,7 %.
b. Lack of Knowledge Management
PT XYZ merupakan perusahaan dengan tim proyek yang dinamis, artinya terjadi
pergantian anggota tim selama periode tertentu. Hal ini bertujuan agar semua resource
yang dimiliki dapat belajar hal baru pada setiap proyek yang dikerjakan. Namun
seringkali terdapat masalah penyesuaian teknik maupun kemampuan antara anggota baru
dengan standar kemampuan dalam tim proyek. Ketidak tersediaan knowledge
management system pada sebuah proyek akan membuat sulitnya pemahaman terhadap
teknologi baru yang diterapkan di sebuah proyek bagi anggota tim / resource yang baru
saja bergabung di sebuah tim proyek. Berdasarkan hasil survei pada PT XYZ faktor
keterlambatan ini mempunyai nilai faktor yang tinggi yakni 63,6%.
c. Lack of Communication
Komunikasi yang buruk selama proses penyelesaian proyek pada PT XYZ juga sering
dialami di beberapa proyek. Komunikasi yang buruk menjadi faktor keterlambatan
dengan nilai faktor sebanyak 63,6%.
d. Lack of Methodology / Process used
PT XYZ saat ini menerapkan metode pengembangan scrum dalam metodologi Agile.
Ketidak cocokan metode yang digunakan dalam sebuah tim proyek pada PT XYZ
memiliki nilai faktor 34,4%.
e. Lack of Project Cost
PT XYZ tidak hanya mengerjakan proyek internal namun juga mengerjakan proyek
untuk klien dari luar perusahaan. Ketersediaan dana penunjang tergantung dari
bagaimana kontrak kerjasama disepakati dengan tim klien. Dari beberapa sampel proyek
yang diambil pada PT XYZ, kurangnya dana pendukung pada sebuah proyek memiliki
nilai faktor 18,2%.
2.Teknologi
Pada kategori Teknologi mengidentifikasi permasalahan mengenai teknologi dan peralatan yang
ada pada PT. XYZ. Untuk dapat mencari solusi, terdapat empat permasalahan yang
Universitas Indonesia
13
Universitas Indonesia
14
Universitas Indonesia
15
Berdasarkan hasil survei tersebut yang paling memungkinkan untuk diselesaikan dengan
solusi terkait IT adalah masalah ketidaktersediaan knowledge management pada PT XYZ.
Ketidak tersediaan Knowledge Management System (KMS) banyak menjadi faktor kendala di
sebagian besar proyek pengembangan perangkat lunak dan menjadi penghambat dalam
penyelesaian perangkat lunak tersebut.
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia
17
Universitas Indonesia
18
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
18
Universitas Indonesia
19
Universitas Indonesia
20
akan menjadi tidak berguna dan tak berarti. Berbagi pengetahuan (knowledge sharing) kemudian
menjadi sesuatu yang krusial ketika anggota baru datang dan yang anggota yang telah menguasai
teknologi tersebut keluar dari perusahaan. (Knowledge Management System Model, 2017).
Universitas Indonesia
21
konsep pengembangan metode Agile (Pham, 2011). Scrum merupakan kerangka kerja yang
responsif dalam suatu pengembangan proyek perangkat lunak dan mengelola produk dan
pengembangan aplikasi. Fokus dari metode scrum yaitu ”Strategi, pengembangan produk secara
holistik dan fleksibel dimana tim pengembang bekerja sebagai unit untuk mencapai tujuan
bersama” sebagai lawan dari konsep lama yaitu metode yang menggunakan metode berurutan.
Scrum memiliki proses yang kompleks dimana berbagai faktor yang ada dapat mempengaruhi
hasil akhir pengembangan perangkat lunak (Falls, 2004).
Universitas Indonesia
22
Universitas Indonesia
23
Dalam sebuah tim proyek tidak hanya membutuhkan dukungan berupa kemampuan
dan perangkat penunjang. Dukungan maupun apresiasi yang diberikan dari para
eksekutif baik berupa dukungan moril dan materi juga berpengaruh terhadap kinerja
tim proyek sehingga dapat mempengaruhi resiko keterlambatan penyelesaian proyek.
Universitas Indonesia
24
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai desain dan metode yang digunakan dengan tujuan
menjawab pertanyaan penelitian. Metodologi penelitian akan digambarkan dalam diagram alir
yang berisikan langkah-langkah penelitian yang masing-masing memiliki metode, teknik, dan
prosedur yang sesuai dengan penelitian untuk membantu peneliti dalam merencanakan,
mengelola, mengontrol dan mengevaluasi perkembangan penelitian. Bab ini terdiri atas tahapan
penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, dan metode olah data.
3.1. Desain Penelitian
Sub bab ini akan menjelaskan desain penelitian yang terbagi atas beberapa elemen yang
dijadikan sebagai acuan. Desain penelitian disebut juga sebagai proses penelitian yang
merupakan rencana dan struktur penelitian mengenai jawaban atas pertanyaan penelitian. Berikut
merupakan tabel desain penelitian analisis penyebab keterlambatan delivery product pada
software project.
Elemen Keterangan
24 Universitas Indonesia
25
Penelitian ini merupakan penelitian untuk menganalisis KMS yang tepat guna
meningkatkan delivery produk aplikasi di PT XYZ. Kasus ini mencakup pada lingkup yang
terbatas, yaitu di PT XYZ. Sehingga, desain penelitian dapat menggunakan desain penelitian
studi kasus. Dan penelitian ini juga menggunakan metode penelitian kuantitatif. Untuk
mendapatkan data, penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner dimana
teknik ini dapat mencari dan memaparkan secara deskriptif hasil data-data yang diperoleh
berdasarkan variabel-variabel yang telah ditentukan.
Untuk mengumpulkan data secara cepat dan akurat, penelitian ini menggunakan Google
Form dalam penyebaran kuesioner kepada anggota proyek di PT XYZ melalui e-mail dan media
sosial seperti Whatsapp dan grup Facebook. Jumlah minimal sampel yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah 11 responden. Setelah data tersebut dikumpulkan, maka data akan
dimasukkan ke dalam Microsoft Excel sebagai penyimpanan data dan data akan dianalisis.
Universitas Indonesia
26
Masalah utama yang ingin diangkat oleh peneliti ialah mengapa terjadinya keterlambatan
pengembangan software di PT XYZ. Berdasarkan data pra penelitian dan didukung hasil tinjauan
pustaka awal diketahui bahwa masalah keterlambatan pengembangan software disebabkan
karena tidak adanya Knowledge Sharing. Hal inilah yang memicu peneliti untuk menyusun
sebuah sistem knowledge sharing yang tepat untuk PT XYZ sehingga masalah keterlambatan
pengembangan software dapat diatasi.
3.2.4. Pengumpulan Data Inti
Untuk mengetahui komponen-komponen KMS yang tepat bagi PT XYZ, peneliti
selanjutnya melakukan wawancara secara mendalam kepada pihak-pihak yang ada di dalam
pengembangan aplikasi. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan berupa apa saja yang perlu
diperbaiki dalam sistem pengembangan aplikasi yang sudah ada dan bagaimana mengoptimalkan
proses pengembangan aplikasi. Selain itu, peneliti juga melakukan studi literatur kembali untuk
mengetahui komponen-komponen apa saja yang diperlukan untuk menyusun KMS yang baik.
Namun karena KMS yang didapat dari literatur mungkin berasal dari perusahaan dengan budaya
yang berbeda dengan PT XYZ, peneliti juga menyaring komponen KMS yang sesuai dengan
budaya kerja di PT XYZ.
3.2.5. Penyusunan Knowledge Management Systems di PT XYZ
Berdasarkan data inti berupa wawancara dan literatur KMS yang sudah ada, peneliti akan
menyusun konsep purwarupa KMS untuk PT XYZ. Selanjutnya, model purwarupa KMS ini
selanjutnya akan diujicobakan di PT XYZ dalam jangka waktu tertentu. Kemudian, peneliti akan
meminta umpan balik kepada seluruh partisipan dan memperbaiki konsep purwarupa KMS awal.
Hal ini dilakukan secara iteratif sampai ditemukan sebuah model KMS yang cocok dan efisien
bagi pengembang software di PT XYZ.
Universitas Indonesia
27
Metode pengumpulan data pada penelitian terbagi atas dua tipe data yaitu data primer dan
data sekunder. Berikut penjelasan pembagian metode pengumpulan data :
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari,
mengutip, dan memasuki berbagai informasi dan teori yang dibutuhkan untuk mengungkap
masalah yang dijadikan objek penelitian dan untuk menyusun konsep penelitian. Studi
kepustakaan merujuk pada buku-buku, dokumen-dokumen, dan materi tulisan yang relevan
dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. Studi kepustakaan merupakan kegiatan awal penelitian,
termasuk penelitian pendahuluan yang dilaksanakan dalam rangka penyusunan usulan penelitian.
3.4.2. Kuesioner
1. Bagian pertama berisi mengenai data responden yaitu Nama, Proyek Perangkat Lunak,
dan Asal Tribe.
2. Bagian kedua berisi pertanyaan yang memiliki hubungan dengan variabel penelitian
yakni “Apakah penyebab keterlambatan penyelesaian sebuah proyek pada tim anda?”.
Rancangan kuesioner bagian kedua dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Lack of communication
Universitas Indonesia
28
Lack of testing
Universitas Indonesia
29
1 Identifikasi
masalah
Universitas Indonesia
30
2 Studi literatur
3 Metodologi
Penelitian
4 Pengumpulan
data
5 Pengolahan data
6 Menyusun
analisis dan
pembahasan
Universitas Indonesia
31
DAFTAR PUSTAKA
Setiyani, Lila. 2018. Research Methods Information Technology. Karawang: CV. Jatayu Catra
Internusa.
Flowers S. 1996. Software failure: management failure. Chichester, UK: John Wiley.
Karla. 2015. Critical Factors in Agile Software Projects According to People, Process, and
Technology Perspective. Brazilian Workshop on Agile Methods : Brasilia, Brazil.
Pham, A., dkk. 2011. Scrum in action Agile software project management and development.
Course Technology PTR : Boston.
Falls, M. 2004. Inside the minds the software business : how top companies design, develop &
sell successful products & applications. Aspatore: Boston.
Sudhakar, G. 2016. Critical Failure Factors (CFFs) of IT Projects
Weber, O. 2007. Addressing Failure Factor in Knowledge Management
Flyvbjerg, B. 2011. Why Your IT Project Maybe Riskier than You Think
Akhavan, P. 2014. Knowledge Management Critical Failure Factor : A Multicase Study
Galve, M. 2009. A Semantic Framework to Improve Knowledge Management Through
Information Technology
Wijaya, A. 2017. Knowledge Management System Model pada Forum Diskusi Petani Buah
Naga Menggunakan CMS phbBB
Rahmawati, K. 2013. Pengembangan Framework dan Model untuk Memantau Kemajuan
Proyek Agile dengan Pendekatan Bayesin Network.
Nasiri, S. 2009. Knowledge Management Support for Quality Management to Achieve Higher
Customer Satisfaction
Afrizal, Y. 2010. Why Software Project Fails : Applying Risk Management in Software Project
Xuanxuan, X. 2013. Study on the Reconfiguration Paths of Knowledge Resources in Failure
Projects
Jafari, S., dkk. 2015. Factor Affecting Knowledge Sharing in Information System Development
Projects
31
Universitas Indonesia