RAFI JOHANDY
18511241027
FAKULTAS TEKNIK
2018
Kata Pengantar
Puji syukur saya curahkan kepada Allah SWT, karena limpahan karunia-Nya yang
amat luasnya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda Rasulullah
Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul MAKALAH ANALISA SYARIAH ISLAM DAN KEDUDUKANNYA
DALAM KERANGKA DASAR AJARAN ISLAM
ini tepat waktu. Dengan selesainya makalah ini, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak. Nurliyadin selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Semoga ilmu
yang diberikan berkah dan menjadi tabungan amal ibadah.
2. Bapak, Ibu dan semua Saudaraku yang selalu mendoakan dan mencurahkan segala
kasih sayangnya kepada saya dengan tulus.
3. Semua teman-teman saya Pendidikan Teknik Boga kelas D yang luar biasa.
Dengan terselesaikannya makalah ini, saya menyadari bahwa masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan agar kelak
dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.
Akhirnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki, penulis meminta
maaf dan semoga makalah ini dapat membawa manfaat.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG..............................................................................................4
RUMUSAN MASALAH.........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
PENGERTIAN SYARIAT........................................................................................5
KESIMPULAN.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................11
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Syariat menurut bahasa : Secara bahasa syariat berasal dari kata syara’
yang berarti menjelaskan dan menyatakan sesuatu atau dari kata Asy-Syir dan Asy Syari’atu
yang berarti suatu tempat yang dapat menghubungkan sesuatu untuk sampai pada sumber air
yang tak ada habis-habisnya sehingga orang membutuhkannya tidak lagi butuh alat untuk
mengambilnya.
Menurut istilah, syariah berarti aturan atau undang-undang yang diturunkan Allah
untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan sesama manusia,
dan hubungan manusia dengan alam semesta.
Syariah mengatur hidup manusia sebagai individu, yaitu hamba Allah yang harus taat,
tunduk, dan patuh kepada Allah. Ketaatan, ketundukkan, dan kepatuhan kepada Allah
dibuktikan dalam bentuk pelaksanaan ibadah yang tata caranya diatur sedemikian rupa oleh
syariah Islam. Syariah Islam mengatur pula tata hubungan antara seseorang dengan dirinya
sendiri untuk mewujudkan sosok individu yang saleh.[1]
Jika ditambah kata “Islam” di belakangnya, sehingga menjadi frase Syari’at Islam
(asy-syari’atul islaamiyatu),berarti Syari’at Islam adalah hukum-hukum atau peraturan-
peraturan yang diturunkan Allah Subhaanahu wata’ala. untuk umat manusia melalui Nabi
Muhammad Salallohu alaihi wassalam, baik berupa Al-Qur’an maupun Sunnah Nabi yang
berwujud perkataan, perbuatan, dan ketetapan, atau pengesahan.
Oleh sebab itu secara implisit dapat dipahami bahwa jika terdapat suatu perkara yang
Allah dan RasulNya belum menetapkan ketentuannya maka umat Islam dapat menentukan
sendiri ketetapannya itu. Pemahaman makna ini didukung oleh ayat dalam Firman Alloh
Subhaanahu wata’ala :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-
hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di
waktu Al Quran itu diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu, Allah memaafkan
(kamu) tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.”[2]
”Kemudian Kami jadikan kamu berada diatas suatu syariat (peraturan) dari urusan
(agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang
tidak mengetahui.”[3]
mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak di izinkan Allah?sekiranya tak ada
ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan
sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang sangat pedih.”[4]
Hukum-hukum ini dibukukan dan diatur lagi secara detail dalam As Sunah An
Nabawiyahyang jumlahnya sangatlah banyak. Demikianlah, syariah Islam
merupakan aturan hidupdan perundangundangan paling lengkap dan sempurna
yang Allah SWT turunkan untukumat manusia sampai akhir zaman nanti.
A. Prinsip-Prinsip Ibadah
Prinsip ibadah ini harus diperhatikan oleh setiap orang muslim karena
merupakan hal yang sangat penting dalam menghantarkan kegiatan ibadah manusia
kepada penerimaan dan penolakan. Prinsip-prinsip ibadah tersebut antara lain sebagai
berikut:
5. Ibadah yang dilaksanakan harus seimbang antara unsur jasmani dan ruhani.
Tauhidiyyah.
Rabbaniyyah.
Istiqomah.
Syumuliyyah.
Tawazuniyyah.
Ta’amuliyyah.
Waqi’iyyah.
Tauhidiyyah adalah konsep yang menjelaskan tentang adanya sesuatu penguasa alam
raya yang tunggal dan mengatur sesuatu yang berada diluar dan didalamnya. Allah lah yang
menciptakan segala yang ada di jagat ini, baik yang tersembunyi maupun yang tampak.
Melalui kekuasaanNya, semua mahluk harus tunduk dan beribadah kepadaNya. Seperti dalam
Surah Ali-’Imran ayat 26.
Rabbaniyyah adalah konsep yang berasal dari wahyu Allah, tanpa mengambil sumber
lain. Wahyu-wahyu yang diberikan kepada rasul-rasulNya tetap terjaga dari kesucian. Seperti
dalam Surah ayat 9.
Istiqomah adalah dimana konsep yang karena Islam bukan produk pemikiran
manusia, bukan produk lingkungan atau masa tertentu, juga bukan produk faktor-faktor
dunia, maka karakteristik Islam yang datang dari Allah adalah ”Gerak di dalam kerangka
yang tetap dan seputar poros yang tetap pula”. Seperti dalam Surah Ar-Ruum ayat 30.
Syumuliyyah adalah konsep yang membicarakan tentang seluruh yang ada di dunia
dan di luar dunia ini secara rinci. Tentang hakekat alam, hakekat kehidupan, hakekat manusia
(tabiat, kejadian, sifat, dan ikhwal) serta hubungan dengan hakekat ilahi yang akbar. Seperti
dalam Surah Ali-’Imran ayat 4-5, dan ayat 27. Penerapan ataupun implikasi dari syumuliyyah
ini bisa dilihat dalam Islam sebagai jalan hidup/ tatanan hidup yang lengkap.
Ta’amuliyyah yaitu keaktivan dalam hubungan Allah SWT dengan alam dan manusia
serta keaktivan manusia itu sendiri dalam berbagai bidang kegiatannya. Sifat-sifat Allah
dalam konsep Islam bukanlah sifat-sifat yang pasif. Konsep manusia tentang Tuhannya dan
keterkaitan sifat-sifatNya dengan kehidupan manusia itulah yang menentukan nilai Tuhan di
dalam dirinya, disamping menentukan juga sikap kepadaNya.
Waqi’iyyah adalah konsep Islam yang berhubungan dengan realitas objektif yang
memiliki wujud nyata dan meyakinkan serta jejak bekas yang realitas pula. Ia tidak berupa
konsep rasional ataupun idealisme tanpa wujud nyata dalam realita. Seperti dalam Surah Al-
An’aam ayat 95-103.
1. Tidak Memberatkan
Sesuai dengan missi Islam sebagai rahmat bagi manusia, maka Islam datang untuk
membebaskan manusia dari segala hal rupa yang memberatkan dan mengacaukan hidupnya.
Manusia adalah makhluk dhaif (lemah), memiliki kadar kemampuan yang terbatas. Sebab itu
hukum tuhan tidak akan memaksamanusia sampai melampaui batas kadar kemampuannya
Sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an pada surah Al-Baqarah ayat 286 dan surah
Al-hajj ayat 78 :
" Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya" (Q.S.Al-
Baqarah ayat 286)
"Allah tidak menciptakan dalam islam itu suatu kesulitan" (Q.S.Al-hajj ayat 78)
Dari dua ayat tersebut diatas, banyak contohnya terutama dalam pelaksanaan-
pelaksanaan kewajibankewajiban agama. seperti sholat, yang merupakan kewajiban mutlak
yang harus dilakukan bagi tiap islam yang sudah balig akan tetapi sifat mutlak tersebut
terdapat pula sifat fleksibelnya atas dasar keadaan dan situasi seseorang. Maka seseorang
dalam keadaan musafir dibolehkan malksanakan sholat jamak, seorang yang dalam keadaan
sakit diperbolehkan melakukan sholat sesuai dengan kadar keadaannya.
Allah sebagai pencipta hukum adalah Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Sistem ini
secara psikologis sesuai dengan fitrah manusia sendiri. Adalah sangat sulit dilaksanakan
sekiranya hukum-hukum yang datangnya sekaligus, tentu menimbulkan kebingungan dalam
melaksanakannya. dan sekiranya hukum-hukum itu sekaligus datangnya sekaligus maka berat
diterima oleh manusia.
3.1 Kesimpulan
A.Tauhidiyyah.
B. Rabbaniyyah.
C. Istiqomah.
D. Syumuliyyah.
E. Tawazuniyyah.
F. Ta’amuliyyah.
G. Waqi’iyyah.
1. Tidak memberatkan,
2. Sangat sedikit mengadakan kewajiban terperinci,
3. Syariah datang dengan prinsip berangsur.
https://www.scribd.com/doc/190240218/Makalah-Syariah-Islam
http://alzuqi.blogspot.com/2016/01/definisi-karakteristik-syariat-islam.html?m=1