Anda di halaman 1dari 12

BED SIDE TEACHING

* Kepaniteraan Klinik Senior/G1A218015/Februari 2020


** Pembimbing: dr. Sari Mustika,S.Ked**

SKABIES IMPETIGENISATA

Oleh:
Sari Mustika, S.Ked (G1A218015)

Pembimbing:
dr. Rini Chrisna, M.Ked, Sp.DV**

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
LEMBAR PENGESAHAN

SKABIES IMPETIGENISATA

Oleh:
Sari Mustika, S.Ked
G1A218015

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020

Jambi, Februari 2020


Pembimbing:

dr. Rini Chrisna, M.Ked, Sp.DV


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Yang Maha Esa
sebab karena rahmatnya, tugas kasus atau Bed Site Teaching (BST) yang berjudul
“Skabies Impetigenisata” ini dapat terselesaikan. Tugas ini dibuat agar penulis
dan teman – teman sesama koass periode ini dapat memahami tentang diagnosis,
komplikasi, dan pengobatan dari kasus ini.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Rini Chrisna, M.Ked,


Sp.DV selaku pembimbing dalam kepaniteraan klinik senior ini dan khususnya
pembimbing dalam tugas kasus ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari
sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar lebih baik
kedepannya. Akhir kata, semoga tugas baca jurnal ini bermanfaat bagi kita semua
dan dapat menambah informasi serta pengetahuan kita.

Jambi, Februari 2020

Penulis
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH H. ABDUL MANAP KOTA JAMBI
Jl. SK. Rd Syahbudin No. Kec. Kota baru – Jambi Telp. (0741) 670459

STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien
Nama : An.M
Umur : 5 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : RT. 07 Mayang Mangurai
Pekerjaan :-
Status Pernikahan : -
Suku Bangsa : Melayu
Hobi : Bermain
2. Anamnesis
Dilakukan secara alloanamnesis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD
H. Abdul Manap pada tanggal 27 Februari 2020
A. Keluhan Utama
Tampak Ruam berwarna kemerahan yang terasa gatal di telapak
tangan kiri dan sela jari kiri sejak 1 minggu SMRS
B. Keluhan Tambahan
Ruam terasa nyeri (+)
C. Riwayat Perjalanan Penyakit
± 2 minggu yang lalu, kakak pasien datang dari pesantren, kakak
pasien mengalami keluhan serupa,yakni muncul ruam kemerahan di
sela jari dan selangkangan, kakak pasien lalu di bawa ke puskesmas
dan diberikan obat lalu membaik.
± 1 minggu yang lalu, Pasien datang dengan keluhan tampak ruam
kemerahan dan terasa gatal di daerah telapak tangan dan sela-sela
jari tangan kiri, Ayah pasien mengatakan pasien sering menggaruk
tangannya saat malam hari, sehingga pasien susah tidur saat malam
hari,keluhan juga disertai timbul benjolan berisi air di daerah sekitar
ruam dan os menggaruk benjolan tersebut sehingga menyebabkan
timbul luka pada daerah tersebut. Luka tersebut dirasakan pedih dan
seperti melepuh lalu mengelupas. Keluhan ruam dan gatal juga
dialami oleh ayah dan ibu pasien, riwayat digigit serangga (-),
riwayat gatal-gatal apabila berkontak dengan bahan yang menempel
pada kulit (-). Ayah pasien sudah membawa pasien berobat ke
puskesmas dan diberikan Amoxicilin namun tidak membaik, ayah
pasien juga sudah pernah mengoleskan salep ketepeng pada luka
pasien namun keluhan tidak berkurang.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan yang serupa : (-)
Riwayat alergi : (-)
Riwayat sakit kulit lain : (-)
Riwayat Diabetes Melitus (-)
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan yang sama dikeluarga (+), ditemukan pada
ayah,ibu, dan kakak pasien.
F. Riwayat Sosial Ekonomi
- An.M tinggal bersama ayah dan ibu nya, An.M sehari-hari lebih
sering menghabiskan waktu diluar rumah.
3. Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis
1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
2. Tanda Vital :
Kesadaran: Compos Mentis RR : 22 x/i

TD :- Nadi :80 x/i

Suhu : 37 oC

3. Kepala :
a. Bentuk: Normocepal
b. Mata : Refleks cahaya (+), pupil isokor, infeksi pada mata
(-)
c. THT : Lesi kulit (-), Infeksi pada mulut (-), infeksi faring
(-), infeksi tonsil (-)
d. Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-), lesi kulit (-)
4. Thoraks :
a. Jantung : Bunyi jantung I/II regular, Murmur (-/-), Gallop (-)
b. Paru : Bunyi napas vaskuler (+/+), Ronkhi (-/-),
Wheezing (-/-)
5. Genitalia
Tidak dilakukan pemeriksaan dan tidak terdapat keluhan

6. Ekstremitas
a. Superior : Lesi kulit (+), edema (-)
b. Inferior : Lesi kulit (-), edema (-)
B. Status Venerologi
Tidak dilakukan pemeriksaan dan tidak terdapat keluhan.
C. Status Dermatologi
Regio Palmar sinistra
a. Inspeksi
Lokasi : Regio Palmar medial
sinistra

Efloresensi: erosi, eritematosa,


bulat,berukuran lebar±2 cm
panjang±1,5cm,soliter,regional,pe
rmukaan dilapisi oleh skuama
kasar berlapis berwarna
kekuningan, daerah disekitar
terdapat bula-bula kecil berwarna
putih berisi cairan jernih.

Regio Interphalang II,III sinistra

.Lokasi : Regio Interphalangeal


digiti II,III sinistra

Efloresensi:ekskoriasis,
eritematosa,bulat, berukuran lebar
±1 cm panjang ±0,5cm, soliter,
regional, permukaan dilapisi oleh
skuama berwarna keputihan,
daerah disekitar tidak terdapat
kelainan

b. Palpasi : Nyeri (+)


c. Lain-lain :

Regio Palmar Medial


Sinistra

erosi, eritematosa, bulat,


berukuran 2x1,5cm soliter,
regional, permukaan dilapisi oleh
skuama kasar berlapis berwarna
kekuningan, daerah disekitar
terdapat bula-bula kecil berwarna
putih berisi cairan jernih.

Regio Interphalang
II,III Sinistra

ekskoriasi, eritematosa, bulat,


berukuran 1x1,5cm soliter,
regional, permukaan dilapisi oleh
skuama kasar berlapis berwarna
kekuningan, daerah disekitar tidak
terdapat kelainan.

4. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang,

5. Diagnosis Banding
1. Scabies impetigenisata
2. Impetigo Bulosa
3. Dermatitis Atopik

6. Diagnosis Kerja
Skabies Impetigenisata
7. Terapi
A. Medikamentosa
 Topikal : Krim permethrin 5% untuk satu kali pemakaian, di oleskan tipis
pada seluruh tubuh kecuali di kepala dan wajah, selama 8-10 jam pada
malam hari sebelum tidur kemudian dicuci keesokan harinya. Bila belum
terdapat perbaikan diulangi setelah 1 minggu pengobatan

 Sistemik : Cetirizine sirup 1 x 5mg, Per hari selama 7 hari jika gatal
diminum pada malam hari

B. Non Medikamentosa
 Menjelaskan penyakit yang diderita pasien,
 Menjelaskan cara minum obat dan cara menggunakan obat oles yang
benar,
 Meningkatkan kebersihan tubuh, menghindari kelembaban tubuh dan
keringat yang berlebihan,
 Mengganti pakaian yang telah basah oleh keringat, dan hindari
menggunakan pakaian yang sempit.
 Mencuci pakaian, handuk, sprei dengan air panas,
 Gunakan handuk sendiri dan jangan menggunakan pakaian orang lain,
 Menjemur kasur dan mengganti sprei yang ada di asrama,
 Menghindari kontak langsung dengan penderita scabies,
 Keringkan bagian lipat tubuh dan bercak lalu oleskan dengan salep.
8. Prognosis
- Quo ad vitam : ad bonam
- Quo ad functionam : ad bonam
- Quo ad sanationam : ad bonam

9. Pemeriksaan Anjuran
a. Kerokan kulit
Papul atau terowongan yang baru dibentuk dan utuh ditetesi dengan
minyak mineral atau KOH, kemudian dikerok dengan skalpel steril
untuk mengangkat atap papul atau terowongan. Hasil kerokan
diletakkan pada gelas obyek dan ditutup dengan kaca tutup, lalu
diperiksa di bawah mikroskop. Hasil positif jika tampak tungau,
telur, larva, nimfa atau skibala.
b. Mengambil tungau dengan jarum
Bila menemukan terowongan, jarum suntik yang runcing ditusukkan
kedalam terowongan yang utuh dan digerakkan secara tangensial ke
ujung lainnya kemudian dikeluarkan. Bila positif, Tungau terlihat
pada ujung jarum sebagai parasit yang sangat kecil dan transparan.
Cara ini mudah dilakukan tetapi memerlukan keahlian tinggi.
c. Burrow ink test
Identifikasi terowongan bisa dibantu dengan cara mewarnai daerah
lesi dengan tinta hitam. Papul skabies dilapisi dengan tinta cina,
dibiarkan selama 20-30 menit. Setelah tinta dibersihkan dengan
kapas alkohol, terowongan tersebut akan kelihatan lebih gelap
dibandingkan kulit di sekitarnya karena akumulasi tinta didalam
terowongan. Tes dinyatakan positif bila terbetuk gambaran
kanalikuli yang khas berupa garis menyerupai bentuk zig zag.
d. Uji tetrasiklin
Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam
kanalikuli. Setelah dibersihkan, dengan menggunakan sinar
ultraviolet dari lampu Wood, tetrasiklin tersebut akan memberikan
fluoresensi kuning keemasan pada kanalikuli.
Pada impetigo bulosa dapat dilakukan pemeriksaan untuk menunjang
diagnosis yaitu:

A. Pewarnaan gram, untuk mencari staphylococcus aureus. Biasa


ditemukan adanya neutropil dengan kuman coccus gram positif
berbentuk rantai atau kelompok
B. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan vesikel formasi pada
lapisan sub korneum atau daerah formasi pada lapisan sub korneum
atau daerah stratum granulosum, terdapat sel akantolisis, edema dari
papila dermis dan infiltrat yang terdiri dari limfosit dan neutrofil
disekitar pembuluh darah pada plexus superficial
C. Kultur cairan, menunjukkan adanya staphylococcus aureus atau
dikombinasi dengan staphylococcus beta hemolyticus grup A
(GBHS) atau kadang dapat berdiri sendiri.

Pemeriksaan Penunjang pada Dermatitis Atopik :


A. Imunoglobulin
Kadar Ig E biasanya meningkat pada 80 sampai 90% penderita DA.
Peningkatan kadar Ig E erat hubungannya dengan tingkat keparahan
penyakit, dan tidak mengalami fluktuasi baik pada saat eksaserbasi, remisi,
ataupun sedang mendapat pengobatan. Kadar Ig E ini biasanya akan
kembali normal 6 sampai 12 bulan setelah remisi. Beberapa tehnik
pemeriksaan terhadap kadar Ig E ini dapat dilakukan dengan metode ELISA
(Enzyme-linked immunosorbent assay), ataupun RAST (Radio
allergosorbent test).
B. Uji tusuk (Skin Prick Test)
Merupakan uji kulit yang sering dilakukan pada anak yang dicurigai
menderita DA. Tempat uji adalah pada volar lengan bawah dengan jarak 2
cm dari pergelangaan tangan dan lipat siku.Setelah meletakkan alergen pada
permukaan kulit kemudian kulit ditusuk dengan kedalaman 1 mm dengan
menggunakan lanset.Sebagai kontrol positif digunakan histamin dan untuk
kontrol negatif digunakan larutan gliserin. Reaksi terhadap alergen dibaca
15 menit
C. Uji tempel ( Atopy Patch Test)
Uji ini banyak digunakan untuk mengidentifikasi reaksi alergi terhadap
aeroalergen pada DA. Uji dilakukan selama masa remisi penyakit. Sekitar
25 sampai 150 alergen pada plastik uji ditempelkan pada punggung bagian
atas penderita dengan menggunakan bahan perekat yang hipoalergenik.
Sebagai kontrol positif di gunakan histamin sedangkan sebagai kontrol
negatif digunakan larutan salin. Hasil pembacaan dilakukan pada 48 jam, 72
jam dan 96 jam kemudian. reaksi dikatakan positif apabila dijumpai eritema,
papul, kulit terasa gatal, dan pada yang ekstrim.
D. Uji Eliminasi dan Provokasi
Uji ini biasanya dilakukan untuk mengidentifikasi reaksi alergi terhadap
makanan sebagai salah satu pencetus terjadinya DA.Eliminasi makanan
dilakukan selama tiga minggu sebelum dilakukan uji provokasi. Uji
provokasi makanan (food challenge) dimulai dengan makanan yang paling
tidak dicurigai akan menimbulkan reaksi alergi. Bila setelah 1 minggu
dijumpai gejala alergi maka makanan tersebut dicurigai sebagai penyebab
alergi dan apabila dalam tiga kali provokasi di waktu yang berbeda dijumpai
reaksi yang sama maka makanan tersebut dinyatakan Staphylococcus aureus
walaupun tanpa gejala klinis infeksi. kemudian dan dikatakan positif bila
dijumpai rasa gatal, eritema dan urtikaria.dapat dijumpai vesikel,reaksi
seperti terbakar dan kulit melepuh.

Anda mungkin juga menyukai