Anda di halaman 1dari 2

A.

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Contoh: Membayar Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Bumi dan Bangunan, Laporan spt.

B. Empat Asas Menurut Adam Smith yaitu:

1. Asas Equality (asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas keadilan):


pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus sesuai dengan kemampuan dan
penghasilan wajib pajak. Negara tidak boleh bertindak diskriminatif terhadap wajib pajak.

2. Asas Certainty (asas kepastian hukum): semua pungutan pajak harus berdasarkan
UU, sehingga bagi yang melanggar akan dapat dikenai sanksi hukum.

3. Asas Convinience of Payment (asas pemungutan pajak yang tepat waktu atau asas
kesenangan): pajak harus dipungut pada saat yang tepat bagi wajib pajak (saat yang
paling baik), misalnya disaat wajib pajak baru menerima penghasilannya atau disaat
wajib pajak menerima hadiah.

4. Asas Effeciency (asas efesien atau asas ekonomis): biaya pemungutan pajak
diusahakan sehemat mungkin, jangan sampai terjadi biaya pemungutan pajak lebih
besar dari hasil pemungutan pajak

C. Stelsel Rill (Nyata): Pengenaan pajak berdasarkan pada objek atau penghasilan yang
sesungguhnya diperoleh, sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan setelah
penghasilan diketahui. Contoh PPh21, PPh23

Stelsel Fiktif (Anggapan): Pengenaan pajak berdasarkan pada suatu anggapan yang diatur
dalam Undang Undang. Contoh PPh25

Stelsel Campuran: Merupakan kombinasi antara stelsel nyata dengan stelsel anggapan.


yakni pada awal tahun besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan kemudian pada
akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Apabila
besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar daripada pajak menurut anggapan, maka
wajib pajak harus menambah. Sebaliknya jika besarnya pajak menurut kenyataan lebih kecil
daripada pajak menurut anggapan, maka wajib pajak dapat minta kembali
kelebihannya (direstitusi) dapat juga dikompensasi.
Contoh penerapan Stelsel Pajak Campuran di Indonesia adalah mekanisme PPh Pasal
25/29. Wajib Pajak menggunakan pajak terhutang tahun sebelumnya sebagai dasar untuk
menentukan besarnya angsuran PPh Pasal 25 tahun berjalan. Setelah tahun pajak berakhir,
maka wajib pajak akan melaporkan penghasilannya selama setahun kedalam SPT Tahunan
untuk menghitung PPh Pasal 29. Dalam menghitung jumlah pajak yang sesungguhnya di
akhir tahun pajak (PPh Pasal 29) maka wajib pajak dapat mempertimbangkan kredit pajak
PPh Pasal 25 yang telah dibayarkannya.

E. Pajak Final adalah pajak yang dikenakan dengan tarif dan dasar pengenaan pajak tertentu
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh selama tahun berjalan.
Pajak Tidak Final adalah Penghasilan yang tidak akan dipotong saat itu juga. Diangggap
lunas jika perhitungan pajak akhir tahun.
Contoh: PPh Pasal 21, berupa gaji, upah, honorarium untuk wajib pajak dalam negeri. Pasal
22, yakni impor, bendaharawan, migas, lelang

Anda mungkin juga menyukai