Jtptunimus GDL s1 2007 Rositakuma 77 POST+PAR A PDF
Jtptunimus GDL s1 2007 Rositakuma 77 POST+PAR A PDF
Disusun Oleh :
ROSITA KUMALA DEWI
G01.2004.01734
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Klien Dengan Pasca Partum
Episiotomi Pada Ny. T di IRNA B3-OBS RSUP Dr. Karyadi Semarang”, disetujui
dan siap dipertahankan dihadapan tim penguji Ujian KTI Program Keperawatan dan
Pembimbing
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Klien Dengan Pasca Partum
Episiotomi Pada Ny. T di IRNA B3-OBS RSUP Dr. Karyadi Semarang” telah
dipertahankan tim penguji Ujian Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Keperawatan
Penguji I
Riwayati,S.Kp
Penguji II
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan
kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan Klien Dengan Pasca Partum Episiotomi
Pada Ny. T di IRNA B3-OBS RSUP Dr. Karyadi Semarang”.
Pada kesempatan yang baik ini, perkenankan penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terselesainya Karya Tulis
Ilmiah ini, sehingga penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. H. Edy Soesanto, SKp selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang.
2. Ns. Sri Rejeki, SKp, M.Kep, Sp. Mat, selaku Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang dan selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan saran sehingga laporan kasus ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
3. Bapak dan Ibu dosen serta Staf DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
4. Bapak dan Ibu penulis tercinta yang banyak membantu, baik secara spiritual
maupun material.
5. Kakandaku tersayang (Galih A.S) terima kasih banyak karena telah membantu
dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini baik secara langsung ataupun tak
langsung.
6. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam
pemecahan dan pencarian literatur serta dukungan yang tak ternilai sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
iv
7. Teman-teman satu kost di Wonodri Baru VI no.2, terima kasih atas bantuan dan
dukungannya selama ini yang tak bosan kalian selalu membantu penulis dalam
mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini.
Dengan kerendahan hati, penulis hanya dapat memanjatkan doa kepada Allah
SWT semoga amal kebaikan Beliau serta Rekan-rekan mendapat imbalan yang
setimpal dan menjadi amalan yang bermanfaat. Karena berbagai keterbatasn, penulis
yakin Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan, maka demi
kelengkapan dan kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis meminta dengan
sangat himbauan, kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Sebelumnya
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
v
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Pengertian ................................................................................................. 5
C. Etiologi ..................................................................................................... 22
D. Patofisiologi .............................................................................................. 23
F. Penatalaksanaan ........................................................................................ 25
G. Komplikasi ............................................................................................... 25
vi
J. Fokus Intervensi dan Rasional ................................................................. 30
A. Pengkajian ............................................................................................... 40
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................... 64
B Saran .......................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kelahiran, angka ini sangat tinggi apabila dibandingkan angka- angka di negara
kematian maternal kini di negara-negara maju berkisar antara 1,5 dan 3,0 per
1980-an, dimana saat itu tindakan episiotomi dipakai sekitar 50%. Tindakan
boleh dilakukan hanya saja tidak perlu secara rutin pada setiap wanita yang
pada jaringan lunak akibat daya regang yang melebihi kapasitas adaptasi atau
1
harus mengacu pada pertimbangan klinik yang tepat dan teknik yang paling
http://www.google.com.).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
c. Mendeskripsikan rencana tindakan keperawatan (intervensi)
Karyadi Semarang.
C. Pengumpulan Data
1. Observasi Partisifatif
2. Interview
Yaitu tanya jawab dengan pasien, keluarga pasien, perawat dan tenaga
3
3. Studi kepustakaan
4. Studi Dokumentasi
Yaitu dengan mempelajari catatan medik pasien, buku laporan serta dokumen
D. Sistematika Penulisan
singkat dalam bentuk bab dan sub bab penulisan karya tulis, maka Penulis akan
2. BAB II adalah konsep dasar, terdiri atas pengertian, anatomi dan fisiologi,
3. BAB III adalah tinjauan kasus, terdiri atas pengkajian, pathways keperawatan
implementasi, evaluasi.
6. DAFTAR PUSTAKA
4
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Post Partum adalah masa yang dimulai dari persalinan dan berakhir kira-
kira setelah 6 minggu, tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti
sebelum ada kehamilan dalam waktu tiga bulan (Wiknjosastro, 2002: 237).
dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan, kedua adalah puerperium
minggu, ketiga adalah remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk
episiotomi adalah suatu masa yang dimulai setelah partus selesai dan berakhir
kira-kira 6 minggu dimana pada waktu persalinan dilakukan tindakan insisi pada
kelahiran.
5
2. Episiotomi mediolateral, merupakan jenis insisi yang banyak digunakan
2002).
Keterangan:
1) Vagina
tabung yang memanjang dari vulva ke uterus berada diantara kandung kemih di
6
2) Uterus
Uterus adalah organ muskuler yang berongga dan berdinding tebal yang
memberi perlindungan dan nutrisi pada janin, mendorong keluar janin dan
plasenta.
Bentuk uterus menyerupai buah pir yang gepeng dan terdiri atas dua
bagian yaitu bagian atas berbentuk segitiga yang merupakan badan uterus yaitu
korpus dan bagian bawah berbentuk silindris yang merupakan bagian fusiformosis
yaitu serviks. Saluran ovum atau tuba falopi bermula dari kornus (tempat masuk
tuba) uterus pada pertemuan batas superior dan lateral. Bagian atas uterus yang
berada diatas kornus disebut fundus. Bagian uterus dibawah insersi tuba falopi
tidak tertutup langsung oleh peritoneum, namun merupakan tempat pelekatan dari
ligamentum latum. Titik semu serviks dengan korpus uteri disebut isthmus uteri.
Bentuk dan ukuran bervariasi serta dipengaruhi usia dan paritas seorang
wanita. Sebelum pubertas panjangnya bervariasi antara 2,5−3,5 cm. Uterus wanita
nulipara dewasa panjangnya antara 6−8 cm sedang pada wanita multipara 9-10
cm. Berat uterus wanita yang pernah melahirkan antara 50-70 gram, sedangkan
pada wanita yang belum pernah melahirkan 80 gram atau lebih. Pada wanita muda
panjang korpus uteri kurang lebih setengah panjang serviks, pada wanita nulipara
hanya sedikit lebih panjang dari sepertiga panjang total organ ini.
7
Bagian serviks yang berongga dan merupakan celah sempit disebut
dengan kanalis servikalis yang berbentuk fusiformis dengan lubang kecil pada
kedua ujungnya, yaitu ostium interna dan ostium eksterna. Setelah menopouse
uterus mengecil sebagai akibat atropi miometrium dan endometrim. Istmus uteri
pada saat kehamilan diperlukan untuk pembentukan segmen bawah rahim. Pada
bagian inilah dinding uterus dibuka jika mengerjakan section caesaria trans
peritonealis profunda.
Suplay vaskuler uterus terutama berasal dari uteri aterina dan arteri
ovarika. Arteri uterina yang merupakan cabang utama arteri hipogastrika menurun
masuk dasar ligamentum latum dan berjalan ke medial menuju sisi uterus. Arteri
uterina terbagi menjadi dua cabang utama, yaitu arteri serviko vaginalis yang
lebih kecil memperdarahi bagian atas serviks dan bagian atas vagina. Cabang
utama memperdarahi bagian bawah serviks dan korpus uteri. Arteri ovarika yang
infundibulopelvikum. Sebagian darah dari bagian atas uterus, ovarium dan bagian
darinya bernuara di vena ovarika. Vena ovarika kanan bermuara ke vena cava,
Persyarafan terutama berasal dari sitem saraf simpatis, tapi sebagian juga
ini mensyarafi uterus, vesika urinaria serta bagian atas vagina dan terdiri dari
serabut dengan maupun tanpa myelin. Uterus disangga oleh jaringan ikat pelvis
8
yang terdiri atas ligamentum latum, ligamentum infundibolupelvikum, ligamentum
Ligamentum latum meliputi tuba, berjalan dari uterus ke arah sisi, tidak
ligamentum yang menahan tuba falopi yang berjalan dari arah infundibulum ke
dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan urat-urat saraf, saluran limfe, arteria dan
vena ovarika. Ligamentum kardinale mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri
atas jaringan ikat yang tebal dan berjalan dari serviks dan puncak vagina ke arah
lateral dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan banyak pembuluh darah antara lain
vena dan arteria uterine. Ligamentum uterosakrum menahan uterus supaya tidak
bergerak, berjalan dari serviks bagian belakang, kiri dan kanan ke arah os sacrum
kiri dan kanan, sedang ligamentum rotundum menahan uterus antefleksi dan
berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan ke daerah ingunal kiri dan kanan.
a. Serviks Uteri
anterior batas atas serviks yaitu ostium interna, kurang lebih tingginya
terletak pada ujung bawah segmen vagina serviks yaitu portio vaginalis.
menyerupai bintang.
9
kehamilan dan persalinan, kemampuan serviks untuk meregang
b. Korpus Uteri
1. Endometrium
mukosa yang melapisi rongga uterus pada wanita yang tidak hamil.
beludru, yang bila diamati dari dekat akan terlihat ditembusi oleh
2. Miometrium
uterus, terdiri kumpulan otot polos yang disatukan jaringan ikat dengan
10
banyak serabut elastin di dalamnya. Selama kehamilan miometrium
Dalam lapisan ini tersusun serabut otot yang terdiri atas tunikla
3. Peritonium
kemih dan pada tepi lateral dimana peritoneum berubah arah sedemikian
11
Keterangan :
1) Mons Veneris
Labia Minora adalah suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam
4) Klitoris
terdiri atas glans klitoridis ,korpus klitoridis, dan dua krura yang
12
jaringan yang dapat mengembang ,penuh urat saraf dan amat
sensitif.
5) Vulva
dan dibatasi dimuka oleh klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir
4-5 mm dan .tidak jauh dari lubang kemih di kiri dan kanan
13
7) Introitus Vagina
berukuran dari yang seujung jari sampai yang mudah dilalui oleh
8) Perineum
2. Fisiologi
1) Proses Involusi
14
kira 1000 gr. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus kurang lebih 1 cm
berada didalam panggul sejati lagi, beratnya kira-kira 500 gr, dua
2) Konstraksi Uterus
3) Tempat Plasenta
15
mencegah pembentukan jaringan parut yang menjadi karakteristik
4) Lochea
pertama setelah lahir, jumlah cairan yang keluar dari uterus tidak
coklat setelah 3-4 hari (lochea serosa). lochea serosa terdiri dari
darah lama (old blood), serum, leukosit dan debris jaringan. Sekitar
10 hari setelah bayi lahir, warna cairan ini menjadi kuning sampai
sel epitel, mucus, serum dan bakteri. Lochea alba bertahan selama
5) Serviks
16
kembali kebentuk semula. Muara serviks berdilatasi 10 cm,
hamil, 6-8 minggu setelah bayi lahir . Rugae akan kembali terlihat
7) Payudara
nyeri bila ditekan, dan hangat jika diraba (kongesti pembuluh darah
tetapi kantong susu yang terisi berubah dari hari kehari. Sebelum
17
laktasi dimulai, payudara terasa lunak dan keluar cairan
(Bobak, 2004:498).
8) Laktasi
(http: // www.bali-travelnews.com).
9) Sistem Endokrin
18
minggu kedua setelah melahirkan dan lebih tinggi dari wanita yang
otot traktus cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi
lahir. Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama tiga hari
19
12) Sistem Kardiovaskuler
2004:499-500).
20
15) Sistem Integumen
Fase ini dimulai pada hari kesatu dan kedua setelah melahirkan,
Fase ini dimulai pada hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir
pada minggu keempat sampai kelima. Sampai hari ketiga ibu siap
menerima pesan barunya dan belajar tentang hal-hal baru, pada fase
21
3) Fase Letting Go (independent)
2. Gawat janin
3. Gawat ibu
1. Primigravida
1. Janin prematur
22
D. Patofisiologi
lama: gawat janin (janin prematur, letak sungsang, janin besar), tindakan operatif
dan gawat ibu (perineum kaku, riwayat robekan perineum lalu, arkus pubis
dapat menyebabkan menekan pembuluh syaraf sehingga timbul rasa nyeri dimana
ibu akan merasa cemas sehingga takut BAB dan ini menyebabkan Resti
apabila tidak dirawat dengan baik kuman mudah berkembang karena semakin
besar mikroorganisme masuk ke dalam tubuh semakin besar resiko terjadi infeksi.
berada dalam masa nifas.Pada saat masa nifas ibu mengalami perubahan fisiologis
adekuat apabila kontraksi uterus kuat dimana terjadi adanya perubahan involusi
Dimana setelah melahirkan ibu mengeluarkan lochea yaitu merupakan ruptur dari
sisa plasenta sehingga pada daerah vital kemungkinan terjadi resiko kuman mudah
23
progesteron dan estrogen sehingga terjadi peningkatan hormon prolaktin yang
menghasilkan pembentukan ASI dimana ASI keluar untuk pemenuhan gizi pada
bayi, apabila bayi mampu menerima asupan ASI dari ibu maka reflek bayi baik
berarti proses laktasi efektif.sedangkan jika ASI tidak keluar disebabkan kelainan
pada bayi dan ibu yaitu bayi menolak, bibir sumbing, puting lecet, suplai tidak
Pada perubahan psikologos terjadi Taking In, Taking Hold, dan Letting
Go.Pada fase Taking In kondisi ibu lemah maka terfokus pada diri sendiri
perawatan diri.Pada fase Taking Hold ibu belajar tentang hal baru dan mengalami
perubahan yang signifikan dimana ibu butuh informasi lebih karena ibu kurang
keluarga sehingga di sebut ibu yang mandiri, menerima tanggung jawab dan peran
E. Manifestasi Klinis
1. Laserasi Perineum
24
2. Laserasi Vagina
3. Cedera Serviks
2004: 344-345).
F. Penatalaksanaan
1) Perbaikan Episiotomi
G. Komplikasi
1. Pendarahan
25
2. Infeksi
3. Hipertensi
4. Gangguan psikososial
H. Pengkajian Fokus
1. Tekanan darah
2. Nadi
3. Suhu tubuh
26
4. Payudara
menyusui dimulai.
5. Fundus uteri
kandung kemih.
6. Kandung kemih
Diuresis diantara hari ke-2 dan ke-5, kandung kemih ibu cepat
7. Lochea
8. Perineum
9. Nyeri/ Ketidaknyamanan
27
10. Makanan / Cairan
bayinya, apa yang mereka dan apa yang mereka lakukan. Respon-
28
I. Pathways Keperawatan
Masa Nifas
Menekan Merusak
Pembuluh Pembuluh Resti infeksi
syaraf darah
Uterus kontraksi payudara Taking In Taking Hold Letting Go
29
J. Fokus Intervensi dan rasional
1. Tujuan :
2. Kriteria
80-88 x/ menit)
3. Intervensi
gluteal.
30
Rasional : penggunaan pengencangan gluteal saat duduk
kerusakan kulit.
1. Tujuan :
2. Kriteria :
meningkatkan penyembuhan.
3. Intervensi :
31
b) Observasi kondisi episiotomi seperti adanya kemerahan, nyeri
pembalut basah.
sekitar.
32
c. Resiko tinggi konstipasi berhubungan dengan kurangnya aktivitas fisik
1. Tujuan :
2. Kriteria :
3. Intervensi :
yang dilumasi.
relaksasi.
33
Rasional : Meningkatkan kenyamanan dan mengurangi rasa
nyeri.
intestinal.
defekasi.
1. Tujuan :
keperawatan.
2. Kriteria :
cepat.
3. Intervensi :
34
b) Berikan informasi tentang perawatan diri dan bayi.
e. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan suplai air susu Ibu tidak
adekuat.
1. Tujuan :
keperawatan.
2. Kriteria :
35
b) Bayi mencapai keadaan nutrisi yang cukup ditunjukkan dengan
3. Intervensi :
menyusui
sesering mungkin.
kencang.
36
f. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
hemoragi.
1. Tujuan :
2. Kriteria :
dehidrasi
3. Intervensi :
c) Monitor intake dan output dan timbang berat badan setiap hari
gelas sehari.
37
Rasional : Menggantikan kehilangan cairan karena kelahiran
dan diaforesis.
instruksi
diaporesis
keluarga.
1. Tujuan :
2. Kriteria :
3. Intervensi :
kuat.
38
Rasional : Memudahkan kendekatan, membantu
bayi.
benar.
bersama.
39
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama : Ny. T
Umur : 33 tahun
Pendidikan : SMP
Semarang.
Nama : Tn. G
Umur : 42 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : STM
40
b. Riwayat Penyakit Sekarang
sarankan untuk ke Rumah Sakit Dr. Karyadi. Jam 07.10 WIB klien
klien melahirkan anak laki-laki, Apgar score: 10, BB: 3,1 kg, PB: 50
09.25.
jantung (-).
e. Riwayat Kehamilan
Bidan terdekat. Yang dimulai pada minggu ke-5 dan tiap bulan
(nyidam).
41
f. Riwayat Persalinan
episiotomi.
g. Riwayat Haid
Menarche umur 13 tahun dengan siklus 28 hari dan tidak ada keluhan
ketika haid.
keluhan begitu juga saat kehamilan ketiga ini. Klien hanya mengeluh
42
Aktivitasnya sedikit. Dirumah sakit juga tidak leluasa bergerak
Pada waktu hamil klien kurang tidur/ istirahat karena tidak nyaman
dirumah sakit klien susah tidur. Klien tidur malam dari jam 21.00-
05.00 WIB. Klien sering terbangun pada malam hari karena adanya
Sebelum sakit klien makan 1/4 porsi dari makanan yang disediakan
dan lebih makan-makanan rujak. Saat dirumah sakit klien makan 1/2
Sebelum kerumah sakit, klien biasa buang air besar 1 kali / hari dan
ketika dirumah sakit klien belum buang air besar karena merasakan
sedikit nyeri dengan skala 2-3. sebelum masuk Rumah Sakit, klien
buang air kecil ± 4-5 x/ hari, begitu juga saat klien di Rumah Sakit.
f. Pola Kognitif
Klien mengeluh nyeri, skala nyeri 8. nyeri timbul saat klien bergerak
43
dan nyeri hilang saat dilakukan teknik relaksas. Nyeri pada bagian
bentuk tubuhnya.
h. Pola Koping
dengan Suaminya.
44
4. Pemeriksaan Fisik Pada Ibu
a. Kepala : Mesochepal
pupil isokor
cuping hidung
jugularis
simetris
45
f. Anus : Tidak ada hemoroid
S : 36,5ºC
RR : 24x / menit
N : 82x / menit
5. Data Penunjang
a) Hematology
Kimia Klinik
46
b) Therapy pengobatan, dilakukan tanggal 8 Mei 2007, jam 07.54 WIB
Methergin 3 x1 ampul
Vitamin BC / C / SF 2 x 1
B. Pengelompokan Data
1) Data Subjektif
menstruasi.
Analisa Data
47
2. S : klien mengatakan masih keluar darah Trauma
dari jalan lahir seperti menstruasi jaringan /
O : • adanya kemerahan dan nyeri tekan Resiko kerusakan
pada perineum infeksi fisik
• terdapat luka episiotomi, keadaan
vulva kotor, keluar lochea rubra ± 40
cc,cairan berwarna merah, Hb:11,80 gr%,
suhu: 36,5ºC.
Kurangnya Minimnya
3.
S : klien mengatakan tidak tahu pengetahuan informasi
bagaimana melakukan perawatan tentang tentang
payudara “Breast perawatan
O : Klien sering bertanya bagaimana Care”. payudara
melakukan perawatan payudara.
C. Diagnosa Keperawatan
ditandai dengan klien mengatakan masih keluar darah dan jalan seperti
Breast care ditandai dengan klien mengatakan tidak tahu bagaimana cara
48
D. Nursing Care Plan, Implementasi dan Evaluasi
1. Tujuan :
2. Kriteria
88 x/ menit)
3. Intervensi
49
Rasional : penggunaan pengencangan gluteal saat duduk
ditandai dengan klien mengatakan masih keluar darah dan jalan seperti
menstruasi, adanya kemerahan dan nyeri tekan pada perineum, terdapat luka
1. Tujuan :
2. Kriteria :
penyembuhan.
3. Intervensi :
50
Rasional : Peningkatan suhu sampai 38,3º C pada 2-10 hari setelah
menyentuh genital.
atau uretra
51
Dx. 3 → Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan minimnya informasi
1. Tujuan :
Agar ASI lancar, sekitar areola dan puting tidak kotor, payudara tidak
bengkak
2. Kriteria :
3. Intervensi :
e) Anjurkan pada Ibu untuk melakukan perawatan payudara tiap pagi hari
52
E. Implementasi
53
O : Klien tampak rileks dan
menjawab akan
mengkontraksikan otot
gluteal saat buang air
besar.
II 17.00 9. Memberikan obat S:−
peroral 1 tablet O : Obat diminum pasien
amoxicillin dan 1 tablet melalui oral, tidak ada
vitamin BC mual muntah
I 21.00 11.Menciptakan S:−
lingkungan yang tenang O: Suasana ruangan tampak
dan nyaman terang, pasien tampak
rileks dan tiduran diatas
tempat tidur.
Kamis,
10 Mei
2007,
I jam 1. Mengkaji keluhan S : klien mengatakan dapat
08.00 pasien mengontrol nyerinya .
O : Pasien tampak tenang,
rileks, ekspresi wajah
tidak tegang
S:−
II 08.15 2. Melakukan vulva O : Vulva sudah bersih,
Hygiene dan tidak ada oedem pada
mengobservasi luka perineum, tidak ada
episiotomi kemerahan, tidak ada
bintik kebiruan pada
perineum, nyeri tekan
perineum masih, lochea
rubra ± 30 cc.
54
O : Pasien tampak senang,
payudara tidak bengkak
I, 11.30 6. Mengukur TTV S:−
II O : TD : 120/80 mmHg,
N : 80 x/ menit,
S : 36°C, RR:24x/menit
I, 12.30 7. Memberikan obat S:−
II peroral 1 tablet O : Obat diminum melalui
amoxicylin dan 1 tablet oral, tidak ada mual
vitamin BC muntah
Jumat,
11 Mei
2007
I 07.30 1.mengkaji keluhan pasien S : klien mengatakan nyeri
berkurang,dapat
berjalan kekamar mandi
O : pasien tampak rileks dan
tenang, terlihat sedang
duduk, ekspresi wajah
tidak menahan
nyeri,tampak tersenyum
III 08.00 2.Mengajarkan perawatan S : Klien mendemontrasikan
payudara pada pasien. cara perawatan
payudara dengan baik
O : Klien tampak kooperatif
III 08.30 3. Mengkaji pengetahuan S : Klien mengatakan
klien tentang paham dan mengerti
perawatan payudara tentang perawatan
payudara
O : Klien tampak gembira
II 09.00 4. Mengajarkan pada klien S : Klien mengatakan sudah
tentang cara-cara mengetahui cara
perawatan perineum perawatan perineum
O : Klien mampu
menyebukan ulang cara-
cara perawatan
perineum
II 09.30 5. Mengobservasi luka S:-
episiotomi O : lochea rubra ± 20 cc,
tidak ada oedem, tidak
ada kemerahan, jahitan
tidak tampak, perineum
kembali seperti biasa,
nyeri tekan masih.
55
II 10.30 6. Menganjurkan pasien
untuk mencuci S : klien menyatakan lebih
perineum dengan nyaman dan lebih keset
sabun dari depan ke O : Pasien menjawab akan
belakang dan untuk melakukannya secara
mengganti pembalut rutin untuk menjaga
jika sudah basah atau kebersihan genetalianya
sedikitnya tiap 4 jam.
III 11.00 7. Mengkaji produksi ASI S:-
pada klien O : setelah dilakukan breast
care, ASI keluar lancar,
payudara tidak bengkak.
56
F. Evaluasi
57
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan klien
post partum dengan episiotomi pada Ny. T di IRNA B3-Obs Rumah Sakit Dr.
Karyadi (RSDK) yang dikelola selam 3 hari , mulai tanggal 9 – 11 Mei 2007.
keperawatan yang muncul sebagai berikut : gangguan rasa nyaman dan nyeri,
adanya rasa tidak nyaman yang berat atau sensasi tidak nyaman, berakhir dari 1
menekan pembuluh saraf sekitar dan menyebabkan nyeri. Nyeri pada Ny. T
disebabkan karena luka episiotomi dan ditunjang dengan data-data sebagai berikut
pasien mengatakan nyeri pada luka episiotomi atau luka pada perineum, nyeri
Diagnosa keperawatan ini menjadi prioritas utama karena nyeri pada Ny. T
58
sehingga rasa nyeri harus segera ditangani agar tidak mengganggu aktivitas yang
menimbulkan rasa tidak nyaman dan rasa ketakutan untuk melakukan gerakan dan
tindakan.
intervensi yang tepat. Ajarkan teknik relaksasi (tarik nafas panjang) untuk
otot gluteal untuk menurunkan stressor dan tekanan langsung pada perineum.
berjalan sesuai dengan rencana tindakan, tak ada kesulitan dalam melakukan
tindakan keperawatan selama 3 hari. Karena dalam hal ini didukung oleh peran
klien yang aktif dan kooperatif untuk diajak kerjasama dalam meningkatkan
proses penyembuhan.
Dari implementasi yang dilakukan dari tanggal 9-11 Mei 2007 (selama 3
hari) penulis membuat kriteria hasil yaitu nyeri berkurang atau hilang, skala nyeri
0-2, ekspresi wajah klien rileks, tanda-tanda vital normal terutama tekanan darah
dan nadi (TD 120/80 mmHg, N: 80-88 x/ menit). Evaluasi dari data terakhir pada
subjektif pasien menyatakan nyeri berkurang tapi masih terasa sedikit nyeri pada
luka episiotomi saat bergerak, dengan skala nyeri 2, data ebjektifnya ekspresi
wajah klien tampak rileks, TD: 120/80 mmHg, Nadi: 80 x/menit, Suhu: 36° C,
59
RR: 24 x/menit, sehingga penulis menganalisa maaslah teratasi dengan waktu
episiotomi
mengalami resiko untuk terserang oleh bakteri patogen, adapun yang menjadi
faktor resiko terjadinya infeksi yaitu adanya luka pada kulit trauma jaringan dan
karena luka episiotomi dan adanya keadaan vulva yang kotor dan keluarnya
prioritas yang kedua karena masalah tersebut belum aktual terhadap terjadinya
infeksi dan masalah ini dapat diminimalkan dengan perawatan luka episiotomi
serta nutrisi yang adekuat, oleh karena itu penulis mengangkat diagnosa ini untuk
resiko terjadinya infeksi adalah : pantau suhu tubuh pasien setiap 8 jam untuk
60
post partum yang menandakan adanya resiko terjadinya infeksi seperti color,
dolor, tumor, rubor, dan fungsiolaesa. Ajarkan klien tentang cara perawatan luka
episiotomi pada perineum. Lakukan vulva higiene dengan teknik aseptic untuk
Ajarkan pada pasien untuk mencuci perineum dengan menggunakan sabun dari
depan kebelakang dan untuk mengganti pembalut jika sudah basah atau sedikitnya
4 jam sekali untuk mencegah kontaminasi rectal memasuki vagina atau uretra.
Anjurkan klien untuk cuci tangan sebelum atau sesudah menyentuh genetalia
untuk mencegah kontaminasi dari tangan ke vagina. Berikan nutrisi yang adekuat
amoxicylin 3x1 tablet untuk mencegah infeksi dan penyebaran ke jaringan sekitar.
berjalan sesuai dengan rencana tindakan, tidak ada kesulitan dalam melakukan
tindakan keperawatan selama 3 hari. Karena didukung oleh peran klien yang aktif
kriteria hasil tidak terdapat tanda-tanda infeksi.seperti color, rubor, tumor, dolor,
Evaluasi dari data terakhir pada tanggal 11 Mei 2007 didapatkan data objektif TD
120/80 mmHg, Nadi 86 x/ menit, Suhu 36,5 ºC, RR 22x/ menit, tidak ada oedem,
tidak ada kemerahan, tidak ada bintik kebiruan pada perineum, tidak ada
61
pus/darah pada luka jahitan, lochea rubra saat dikaji ± 40 cc, perineum terlihat
(Carpenito, 1998: 589). Adapun yang menjadi karakteristik mayor yaitu klien
informasi yang didapat tentang perawatan payudara. Hal ini perlu diperkuat oleh
yang ada.
klien tentang breast care yang berguna untuk mengetahui seberapa jauh
pengetahuan klien tentang breast care. Kaji kebutuhan klien tentang breast care
62
dan berikan penyuluhan tentang breast care, hal ini untuk meningkatkan
breast care dengan benar yang berguna untuk membersihkan puting agar tidak
berjalan sesuai dengan rencana tindakan, tidak ada kesulitan dalam melakukan
tindakan keperawatan selama 30 menit. Karena dalam hal ini didukung oleh peran
aktif klien dan kooperatif selama diajari bagaimana cara melakukan breast care,
payudara membuat kriteria hasil pasien mengerti tentang breast care (pengertian,
benar). Evaluasi dilakukan pada tanggal 11 Mei 2007 didapatkan data subjektif
pasien mengatakan sudah mngerti tentang perawatan payudara dan data objektif
63
BAB V
PENUTUP
post partum dengan episiotomi di IRNA B3-OBS RSUP Dr. Karyadi Semarang
pada tanggal 9-11 Mei 2007, dapat diambil beberapa kesimpulan, dan digunakan
A. Kesimpulan
64
B. Saran
65
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, M. Irene .2004. Maternity and Gynekologic Care, Mosby Company, USA.