0 6
4. Pemeriksaan 1. USG
Penunjang 2. USG - Color Doppler bila diperlukan
3. Pemeriksaan darah (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, PT, APTT)
4. MRI bila diperlukan
5. Pemeriksaan patologi anatomi plasenta bila diperlukan (post operatif)
5. Kriteria 1. Anamnesis :
Diagnosis Perdarahan vaginal merah terang tanpa disertai nyeri pada kehamilan
trimester II-III
2. Pemeriksaan fisik obstetri :
Dapat terjadi kelainan letak / kepala tidak masuk pintu atas panggul
3. USG :
Terdapat absen dari zona hipoekogenik retroplasenta pada desidua /
miometrium (halo zone) (Kurjak & Chervenak, 2003)
Terminasi Kehamilan
1. Pada kasus stabil, terminasi dilakukan pada usia kehamilan 34-35+6
minggu tanpa dilakukan pematangan paru.
2. Jika didapatkan kasus baru curiga akreta dengan usia kehamilan >34
minggu, lakukan terminasi segera.
3. Persiapan darah 4 unit PRC. FFP bila dibutuhkan.
4. Pasien dikonsultasikan kepada anggota tim plasenta akreta yang
dibutuhkan (dokter kebidanan dan kandungan / dokter ginekologi
onkologi / dokter uroginekologi / dokter bedah / dokter anastesi
(intensive care) / dokter bedah urologi / dokter neonatologi). Anggota
tim harus hadir dalam ruang operasi.
5. Operator operasi adalah dokter ginekologi onkologi.
6. The American College of Obstetricians and Gynecologists (2012) dan
The Society for Maternal-Fetal Medicine (2010) merekomendasikan
persalinan elektif pada fasilitas tersier.
7. Menentukan apakah akan dilakukan tindakan definitif (histerektomi)
atau konservatif.
8. Perawatan post operasi dilakukan di HCU / ICU bergantung kondisi
pasien dan penilaian dokter DPJP.
Teknis Operasi
1. Insisi kulit dilakukan linea mediana. Alternatif lain bisa menggunakan
insisi Mylard atau Cherney.
2. Insisi uterus dengan prinsip menghindari tempat implantasi plasenta.
Dapat dipilih Seksio Caessarean Klasik (SCK), insisi transversal pada
fundus uteri (1 cm dari tepi plasenta) dan insisi posterior uterus.
3. Jika rencana awal adalah melakukan histerektomi, maka setelah bayi
lahir, tidak dilakukan pelepasan plasenta. Tali pusat dipotong, diikat
dan dimasukkan kembali dalam uterus. Lokasi insisi dijahit, kemudian
dilanjutkan histerektomi.
4. Sebelum dilakukan histerektomi, dapat dilakukan ligasi arteri iliaka
interna (hipogastrika anterior) atau arteri uterina untuk meminimalkan
perdarahan.
5. Jika terjadi perdarahan karena plasenta terinsisi atau dari plasenta
batch dapat dilakukan ligasi arteri iliaka interna (hipogastrika anterior)
atau arteri uterina untuk meminimalkan perdarahan. Kemudian
dilanjutkan histerektomi.
Manajemen Konservatif
1. Hindari melakukan manual plasenta atau segala bentuk upaya
melepaskan plasenta.
2. Setelah bayi lahir, tali pusat dipotong, diikat (dengan benang chromic)
dan dimasukkan kembali dalam uterus kemudian uterus dijahit.
Plasenta ditinggalkan didalam kavum uteri dan diharapkan dapat
terserap. Plasenta dapat terserap dalam 4-12 bulan (rata-rata 6 bulan).
3. Dilakukan reseksi seluruh plasental bed dan dilanjutkan rekonstruksi
uterus.
8. Edukasi 1. Informed consent (dapat terjadi kematian ibu dan anak selama
tindakan, perdarahan hebat, trauma pada saluran kemih, trauma
saluran pencernaan, angkat rahim, resiko transfusi darah, resiko
Disseminated Intravascular Coagulation, resiko infeksi, emboli)
2. Informasi paska tindakan (peningkatan lama rawat dan kemungkinan
rawat ulang, perawatan ICU, tindakan bedah sekunder (re-operasi),
timbulnya infeksi dan menopause dini (Sheehan syndrome)
10. Tingkat I
Evidens
11. Tingkat A
Rekomendasi
12. Tingkat III
Severitas
13. Kualifikasi DPJP Sp.OG-K /sesuai dengan Tim Plasenta Previa Akreta (SK Direktur Utama
Utama RSUP DR.M.Djamil Padang)
14. Penelaah Dikonsultasikan dengan bidang pelayanan
Kritis
15. Indikator Temuan klinis dan pemeriksaan penunjang (pemeriksaan laboratorium
Medis darah, USG, Doppler, MRI, Patologi Anatomi)
16. Kepustakaan Cunningham, F. et al., 2018. Obstetrical Hemorrhage. In: Williams
Obstetrics 25edition. New York: The McGraw-Hill Companies, p. Chapter
41.
Hull, A. D. & Resnik, R., 2009. Placenta Previa, Placenta Accreta, Abruptio
Placentae and Vasa Previa. In: Creasy and Resnik's : Maternal-Fetal
Medicine Principles and Practice. Philadelphia: Saunders-Elsevier Inc, pp.
728-729.
Kurjak, A. & Chervenak, F., 2003. The Placenta. In: Donald School :
Textbook of Ultrasound in Obstetric and Gynecology. New Delhi: Jaypee
Brothers, p. 335.
NAMA dr. H. Syahredi, Sp.OG (K) dr. Yan Edwar, Sp.THT- dr. Akmal Mufriady Hanif,
KL(K) Sp.PD-KKV, MARS
JABATAN Ka. KSM Kebidanan & Ketua Komite Medik Direktur Medik dan
Peny. Kandungan Keperawatan
TANDA
TANGAN