Anda di halaman 1dari 36

IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 736

TAHUN 2010 TENTANG TATA LAKSANA PENGAWASAN KUALITAS


AIR MINUM OLEH PEMERINTAH KOTA TANJUNG PINANG

NASKAH PUBLIKASI

ERLI OKTAVIANA

NIM : 110565201125

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNG PINANG

2017

1
SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa
yang disebut dibawah ini :

Nama : ERLI OKTAVIANA

Nim : 110565201125

Jurusan/Prodi : ILMU PEMERINTAHAN

Alamat : JL. Indun Suri, Gg. Wonorejo No.07, Tanjung Uban

Nomor Telp : 081536727960

Email :

Judul Naskah : Implementasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736


Tahun 2010 Tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas
Air Minum Oleh Pemerintah Kota Tanjung Pinang

Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah
ilmiah dan untuk dapat diterbitkan.

Tanjungpinang, 30 Januari 2017 Yang menyatakan,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Afrizal, M.Si Yudhanto SA. M.A

NIP. 198304032015041001 NIDN.1015068301

2
IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 736
TAHUN 2010 TENTANG TATA LAKSANA PENGAWASAN KUALITAS
AIR MINUM OLEH PEMERINTAH KOTA TANJUNG PINANG

ERLI OKTAVIANA
AFRIZAL
YUDHANTO SA

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Dengan adanya perkembangan teknologi masyarakat memilih hal yang mudah


dan menghemat waktu dalam memenuhi kebutuhannya khususnya air minum,
maka pada sekarang ini banyak usaha depor air minum isi ulang yang menjadi
tempat masyarakat mendapatkan kebutuhan air minumnya. Untuk mendapatkan
kualitas air minum yang baik dan sehat bagi kesehatan perlu dilakukan
pengawasan oleh pemerintah yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 736 Tahun 2010. Namun masih didapati depot air minum yang tidak
melakukan pengawasan sehingga telah melewati batas laik sehat yang telah
ditentukan.Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana Implementasi
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736 Tahun 2010 Tentang Tata Laksana
Pengawasan Kualitas Air Minum oleh Pemerintah Kota Tanjungpinang, konsep
dalam penelitian mengacu pada pendapat Van Metter dan Van Horn yang
memiliki 6 variabel yaitu ukuran kebijakan, sumber daya, karakteristik sikap
pelaksana, sikap/kecenderungan agen pelaksana, komunikasi antar organisasi dan
lingkungan ekonomi, sosial dan politik. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini informan terdiri dari 7 orang.Dari hasil
wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam implementasi
Peraturan tersebut dapat dikatakan sudah cukup baik, dalam artian masih ada
beberapa hal yang harus ditingkatkan lagi yaitu dimana perlu dilakukan sosialisasi
yang lebih merinci lagi terhadap seluruh agen pelaksana yang terkait dalam
implementasi kebijakan tersebut, serta kurangnya sarana dan prasarana seperti
laboraturium terakreditasi dalam hal agar keberhasilan dari kebijakan tersebut
akan lebih maksimal lagi.
Kata Kunci : Implementasi, kebijakan, Pengawasan Kualitas Air Minum.

3
ABSTRACT
With the technological development of society choose the easy and time saving to
meet their needs, especially potable water, then the current effort Depor refill
drinking water is becoming a society gets its drinking water needs. To get good
quality drinking water and healthy for the health supervision needs to be done by
the government stipulated in the Minister of Health No. 736 of 2010. However,
they were found drinking water depot to supervise that has crossed the line that
has been determined eligible healthy. The aim of research to find out how the
implementation of the Regulation of the Minister of Health No. 736 of 2010
Concerning Procedures for Water Quality Monitoring Drinking by the City of
Tanjungpinang, the concept of the study refers to the opinion of Van Metter and
Van Horn who has six variables: the size of the policy, resources, characteristics
of the attitude of the implementing , attitude / tendency implementing agencies,
communication between the organization and the economic environment, social
and political. This type of research is descriptive research. In this study,
informants consisted of 7 people. From interviews conducted can be concluded
that the implementation of the Regulation can be said to be good enough, in the
sense that there are still some things that need to be improved again that which
needs to be disseminated more detailing again to all implementing agencies
involved in the implementation of such policies, as well as the lack of
infrastructure such as an accredited laboratory in the event that the success of
these policies will be maximized again.
Keywords: Implementation, policies, Drinking Water Quality Monitoring.

4
A. Latar Belakang. mengakibatkan kematian yang

Manusia dapat bertahan tanpa diakibatkan oleh dehidrasi.

makanan namun tidak tanpa air Karenanya orang dewasa perlu

minum, Air minum merupakan minum minimal sebanyak 1,5 sampai

kebutuhan mendasar bagi manusia dengan 2 liter sehari untuk

untuk melangsungkan kehidupan dan keseimbangan dalam tubuh dan

memperoleh kesehatan. “Kesehatan membantu proses metabolisme.

merupakan hak asasi manusia dan Kebutuhan masyarakat akan

salah satu unsur yang harus memperoleh air minum yang

diwujudkan sesuai dengan cita-cita berdasarkan pada standar dan/ atau

bangsa Indonesia”. Yang disebut persyaratan kesehatan merupakan

dalam pancasila dan Undang-Undang sesuatu hal penting yang harus

Dasar 1945 dalam rangka dipenuhi oleh pemerintah. Yang

mewujudkan cita-cita bangsa diatur dalam Keputusan Menteri

Indonesia. Kesehatan (Kepmenkes) RI

Pentingnya air bagi kesehatan No.907/Menkes/SK/VII/2002

dapat dilihat dari jumlah air yang ada tentang syarat dan pengawasan

didalam organ tubuh, seperti 80% kualitas air minum yang telah diganti

dari darah terdiri atas air, 25% dari dengan Peraturan Menteri Kesehatan

tulang, 75% dari urat syaraf, 80% Nomor 736/Menkes/Per/IV/2010

dari ginjal, 70% dari hati, dan 75% tentang Tata Laksana Pengawasan

dari otot adalah air. Kehilangan air Kualitas Air Minum .

untuk 15% dari berat badan dapat

5
Persyaratan kualitas air minum depot air minum isi ulang yang

adalah sesuatu yang harus dilakukan berlomba-lomba mencari pelanggan

sebelum menentukan bahwa air tetap untuk usahanya. Depot air

minum tersebut layak dikonsumsi minum adalah usaha industri yang

oleh masyarakat. Untuk menjaga melakukan proses pengolahan air

kualitas air minum yang akan baku menjadi air minum dan menjual

dikonsumsi masyarakat dilakukan langsung kepada konsumen.

pengawasan kualitas air minum Dengan adanya depot air minum

secara eksternal dan secara internal, isi ulang, dapat mempermudah

Dengan adanya perkembangan masyarakat agar tidak membuang-

teknologi, masyarakat pasti lebih buang waktu untuk menyiapkan air

memilih hal yang lebih mudah dan minum yang diperlukan setiap

menghemat waktu baik dalam harinya karena cukup memesan air

pemenuhan kebutuhan makanan atau isi ulang tanpa perlu memasak air

minuman. Dalam hal pemenuhan terlebih dahulu. Kota Tanjung pinang

kebutuhan minuman, kebutuhan merupakan salah satu kota dimana

masyarakat akan air minum bersih sumber air minum penduduknya

dan sehat semakin meningkat. Pada sebagian besar dari depot air minum

saat sekarang sudah banyak sekali isi ulang.

usaha-usaha kecil yang Untuk mendapatkan kualitas air

mempermudah kebutuhan orang minum yang baik untuk kesehatan

dalam memenuhi kebutuhan air perlu dilakukan tahapan-tahapan

minum konsumen seperti depot- yang di atur dalam Peraturan Menteri

6
Kesehatan Nomor 736 Tahun 2010 Setelah pengawasan terhadap

Tentang Tata Laksana Pengawasan tahapan-tahapan tersebut dilakukan

Kualitas Air Minum, yang meliputi dengan intensif agar tidak berdampak

kegiatan sebagai berikut : dan berisiko pada kesehatan

a. Inspeksi sanitasi masyarakat yang akan dirasakan

dilakukan dengan cara dalam jangka panjang apabila ada

pengamatan dan penilaian pelaku usaha yang hanya bertujuan

kualitas fisik air minum mencari keuntungan tanpa

dan faktor resikonya. memperhatikan standar yang telah

b. Pengambilan sampel air ditetapkan. Setelah melakukan

minum dilakukan pengawasan kualitas air minum

berdasarkan hasil inspeksi pemerintah dearah harus

sanitasi. mempublikasikan hasil diwilayah

c. Pengujian kualitas air minimal 1 tahun sekali yang diatur

minum dilakukan dalam bab VII pasal 27 pada

dilaboraturium yang Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

terakreditasi. 736 Tahun 2010 Tentang Tata

d. Analisis hasil pengujian Laksana Pengawasan Kualitas Air

laboraturium. Minum melalui media cetak atau

e. Rekomendasi untuk elektronik, agar masyarakat

pelaksanaan tindak lanjut. mengetahui manakah depot air

f. Pemantauan pelaksanaan minum yang layak dikonsumsi.

tindak lanjut.

7
Pelaksanaan pengambilan sampel Dari uraian diatas penulis

air minum pada depot air minum menemukan beberapa gejala yang

untuk persyaratan kualitas air minum akan terjadi dalam pelaksanaan

harus dilakukan secara berkala. implementasi Kebijakan Peraturan

Untuk air baku dan air yang siap Menteri Kesehatan Nomor 736

untuk dimasukan ke galon atau Tahun 2010 Tentang Tata Laksana

wadah air minum untuk parameter Pengawasan Kualitas Air Minum

mikrobiologi dan fisika dilakukan oleh pemerintah kota Tanjungpinang.

dalam frekuensi pengujian satu bulan Adapun indifikasi masalah sebagai

sekali. Dan untuk parameter kimia berikut :

wajib dan kimia tambahan dilakukan 1. Belum adanya publikasi oleh

dalam frekuensi pengujian enam dinas terkait tentang hasil

bulan sekali yang di jelaskan pada pelaksanaan kegiatan

lampiran Peraturan Menteri pengawasan air minum, padahal

Kesehatan Nomor 736 Tahun 2010 dalam Peraturan Menteri

Tentang Tata Laksana Pengawasan Kesehatan Nomor 736 Tahun

Kualitas Air Minum. 2010 Tentang Tata Laksana

Dari jumlah depot air minum Pengawasan Kualitas Air Minum

yang ada di kota Tanjungpinang pada bab VII pasal 27,

masih ditemukan depot air minum menyebutkan harus adanya

yang sudah melewati batas publikasi satu kali dalam setahun

kadaluarsa layak sehat yakni dari melalui media. Sehingga

tahun 2010 hingga 2015. masyarakat tahu harus memilih

8
depot air minum manakah yang Kesehatan kota Tanjungpinang

layak untuk dikonsumsi tanpa 95 depot air minum sudah

harus mengkhawatirkan tentang melewati masa kadaluarsa layak

kualitasnya terhadap kesehatan sehat namun masih tidak

mereka. dilakukan tindakan oleh Dinas

2. Dari jumlah 175 depot air minum Kesehatan maupun instansi yang

yang terdaftar di Dinas berwenang dalam hal tersebut.

Melihat dari uraian masalah Pengawasan Kualitas Air Minum

tersebut sehingga penelitian ini dapat oleh Pemerintah Kota Tanjung

dirumuskan permasalahan yang Pinang”.

harus dijawab yaitu : Hasil penelitian ini diharapkan

“ Bagaimana Implementasi Peraturan akan bermanfaat untuk :

Menteri Kesehatan Nomor 736


1. Kegunaan Akademis.
Tahun 2010 Tentang Tata Laksana
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Pengawasan Kualitas Air Minum
menjadi media untuk
Oleh Pemerintah Kota Tanjung
mengaplikasikan dan
Pinang?”.
mengembangkan serta sebagai
Adapun yang menjadi tujuan
rujukan bagi penelitian terhadap teori
dalam penelitian ini adalah :
yang berkaitan dengan objek, juga
“Tujuan penelitian ini di buat untuk
memberi pemahaman yang
mengetahui Implementasi Peraturan
mendalam mengenai implementasi
Menteri Kesehatan nomor 736 Tahun
Peraturan Menteri Kesehatan nomor
2010 tentang Tata Laksana
736 Tahun 2010 tentang Tata

9
Laksana Pengawasan Kualitas Air atau petunjuk bagi setia usaha dan

Minum oleh Pemerintah Kota kegitan dari aparatur pemerintah /

Tanjung Pinang. Hasil penelitian ini pegawai. Definisi lain dijelaskan

juga diharapkan menjadi acuan oleh Gamage dan Pang (Syafarudin

panduan dan masukan bagi peneliti 2008:75) kebijakan adalah terdiri

berikutnya. dari pernyataan tentang sasaran dan

satu atau lebih pedoman yang luas


2. Kegunaan Praktis.
untuk mencapai sasaran tersebut
Penelitian ini dapat memberikan
sehingga dapat dicapai yang
manfaat bagi pihak-pihak yang
dilaksanakan bersama dan
berkepentingan dalam implementasi
memberikan kerangka kerja bagi
kebijakan peraturan persyaratak
pelaksana program.
kualitas air minum di kota
Pendapat lain dikemukakan oleh
Tanjungpinang, hasil penelitian ini
Klien dan Murphy (Syafarudin
dapat dijadikan sebagai barometer
2008:76) kebijakan berarti
untuk melihat upaya pelaksanaan
seperangkat tujuan-tujuan, prinsip-
Peraturan Menteri Kesehatan nomor
prinsip serta peraturan-peraturan
736 Tahun 2010.
yang membimbing sesuatu
B. KONSEP TEORITIS.
organisasi, kebijakan dengan

1. Kebijakan. demikian mencakup keseluruhan

petunjuk organisasi. Dengan kata


Kebijakan pada dasarnya
lain, kebijakan adalah hasil
merupakan ketentuan-ketentuan yang
keputusan manajemen puncak yang
harus di jadikan pedoman, pegangan

10
dibuat dengan hati-hati yang intinya tertentu maupun dalam rangka

berupa tujuan-tujuan, prinsip-prinsip melanjutkan usaha-usaha untuk

dan aturan yang mengarahkan mencapai perubahan-perubahan

organisasi melangkah kemasa depan. besar dan kecil yang ditetapkan oleh

Secara ringkas ditegaskan bahwa keputusan-keputusan kebijakan”.

hakikat kebijakan sebagai petunjuk


Dari pendapat di atas dapat
dalam organisasi.
disimpulkan bahwa agar kebijakan

2. Implementasi Kebijakan. itu berhasil dalam pencapaian

tujuannya, maka serangkaian usaha


Van Meter dan Van Horn dalam
perlu dilakukan diantaranya perlu
(Winarno 2007:146) mengatakan
dikomunikasikan secar terbuka, jelas
bahwa: “Implementasi kebijakan
dan transparan kepada sasaran.
sebagai tindakan-tindakan yang
Perlunya sumber daya yang
dilakukan oleh individu-individu
berkualitas untuk pelaksanaanya dan
(atau kelompok-kelompok)
perlunya dirampungkan struktur
pemerintah maupun swasta yang
pelaksana kebijakan.
diarahkan untuk mencapai tujuan-

tujuan yang telah ditetapkan dalam Ripley dan franklin dalam

keputusan-keputusan kebijakan (Winarno 2007:145) berpendapat

sebelumnya. Tindakan-tindakan ini bahwa implementasi adalah apa yang

mencakup usaha-usaha untuk terjadi setelah undang-undang

merubah keputusan-keputusan ditetapkan yang memberikan otoritas

menjadi tindakan-tindakan program, kebijakan, keuntungan atau

operasional dalam kurun waktu jenis keluaran nyata. Istilah

11
implementasi menunjukkan pada 2010 tentang tata laksana

sejumlah kegiatan yang mengikuti pengawasan kualitas air

pernyataan maksud tentang tujuan- minum oleh pemerintah kota

tujuan program dan hasil-hasil yang Tanjungpinang.

diinginkan oleh pejabat pemerintah. 2. Sumber Daya.

Adanya masyarakat,
C. KONSEP OPERASIONAL.
pengusaha serta pemerintah
Untuk memudahkan dalam
yang mampu menjalankan
pelaksaan penelitian yang dilakukan,
Paraturan Menteri Kesehatan
Maka penulis mengacu pada
Nomor 736 Tahun 2010
pandangan Van Metter dan Van
tentang tata laksana
Horn berdasarkan pendekatan top-
pengawasan kualitas air
down yang disebut dengan A model
minum. Serta adanya fasilitas
of policy implementation yang terdiri
sarana dan prasarana yang
dari enam variabel, yaitu meliputi :
dapat membantu.
1. Ukuran Kebijakan.
3. Karakteristik Sikap Pelaksana.
Hal ini dapat dilihat dari
Adanya kerja sama yang baik
kesesuaian antara yang ada
antara masyarakat, pengusaha
dengan keadaan masyarakat,
dan pemerintah dalam
pemerintah serta pihak-pihak
melaksanakan suatu kebijakan
lain yang terkait untuk
Paraturan Menteri Kesehatan
menjalankan suatu kebijakan,
Nomor 736 Tahun 2010
seperti Paraturan Menteri
tentang tata laksana
Kesehatan Nomor 736 Tahun

12
pengawasan kualitas air Adanya lingkungan di Kota

minum. Tanjungpinang yang kondusif

4. Sikap / Kecenderungan Agen baik secara ekonomi, sosial

Pelaksana. maupun politik.

Adanya orang-orang yang D. METODE PENELITIAN.

mampu dan ahli dalam


Pada penelitian ini
menjalankan Paraturan
menggunakan penelitian
Menteri Kesehatan Nomor
deskriptif, menurut Restu (2010 :
736 Tahun 2010 tentang tata
47) penelitian deskriptif
laksana pengawasan kualitas
merupakan penelitian yang
air minum.
mencoba untuk memberikan
5. Komunikasi Antar Organisasi
gambaran secara sistematis
dan Aktivitas Pelaksana.
tentang situasi, permasalahan,
Adanya komunikasi antar
fenomena, layanan atau program,
organisasi yang terlibat dalam
ataupun menyediakan informasi
menjalankan Paraturan
tentang kondisi kehidupan suatu
Menteri Kesehatan Nomor
masyarakat pada suatu daerah,
736 Tahun 2010 tentang tata
tata cara yang berlaku dalam
laksana pengawasan kualitas
masyarakat serta situasi-situasi
air minum.
sikap, pandangan, proses yang
6. Lingkungan Ekonomi, Sosial
sedang berlangsung, pengaruh
dan Politik.
dari suatu fenomena, pengukuran

yang cermat tentang fenomena

13
dalam masyarakat. Lazimnya Data primer adalah data yang

dalam penelitian deskriptif harus secara langsung kita ambil

peneliti mengembangkan konsep dari sumber aslinya, melalui nara

dan menghimpun fakta. sumber yang tepat dan yang kita

jadikan responden dalam


Adapun lokasi penelitian ini
penelitian mengenai peran dinas
adalah Dinas Kesehatan Kota
kesehatan dalam implementasi
Tanjung Pinang sebagai lembaga
peraturan menteri kesehatan
/ badan pemerintahan kota yang
nomor 736 tahun 2010 tentang
bertugas menangani bidang
tata laksana pengawasan kualitas
kesehatan masalah kesehatan
air minum oleh pemerintah Kota
masyarakat Kabupaten/Kota.
Tanjung Pinang.
Adapun informan yang terdiri

dari 1 orang kepala Bidang 2. Data Sekunder

Pengendalian Penyakit dan


Data sekunder adalah data
Penyehatan Lingkungan. 2 orang
yang sudah tersedia atau sudah
staf/pegawai Bidang
jadi yang di kumpulkan dalam
Pengendalian Penyakit dan
bentuk publikasi.
Penyehatan Lingkungan. 2 orang
Teknik Dan Alat
pengusaha depot air minum dan 2
Pengumpulan Data yang
orang konsumen.
digunakan yaitu :
Adapun sumber data yang
3. Wawancara/Interview.
terdiri dari :

1. Data Primer.

14
Metode Wawancara adalah ukuran dan tujuan-tujuan kebijakan

sebuah dialog yang dilakukan memang realistis dengan sosio kultur

untuk memperoleh informasi dari pada level pelaksana kebijakan, serta

wawancara yang dilakukan oleh dapat dipahami oleh individu-

pewawancara untuk mencari data individu yang bertanggung jawab

tentang variabel latar belakang dalam pencapaian tujuan kebijakan.

seseorang yang dilakukan dengan Hal ini dapat dilihat dari indikator

daftar pertanyaan. sebagai berikut:

4. Dokumentasi / Kajian
a. Dapat dilihat dari kesesuai
Dokumen.
kebijakan dengan keadaan
Kajian dokumen merupakan
masyrakat, pemerintah serta
sarana pembatu peneliti dalam
pihak-pihak yang terkait.
mengumpulkan data atau
Suatu kebijakan harus di buat
informasi dengan cara membaca
sesuai dengan keadaan atau
surat-surat, pengumuman,
permasalahan yang terjadi di level
pernyataan tertulis kebijakan
pelaksana kebijakan, karena jika
tertentu dan atau bahan-bahan
kebijakan dibuat tidak sesuai dengan
tulisan lainnya.
realistis keadaanya maka akan
E. PEMBAHASAN.
percuma sebuah kebijakan itu dibuat

1. Ukuran kebijakan. dan tidak akan mengenai sasaran

apalagi untuk keberhasilan sebuah


Pelaksanaan kebijakan akan
kebijakan tersebut.
berjalan dengan baik apabila ukuran-

15
Dari hasil wawancara yang terkait dalam implementasi

dilakukan dapat diketahui bahwa kebijakan. Penekanan Peraturan

ukuran kebijakan sudah cukup sesuai Menteri Kesehatan Nomor 736

dengan level pelaksana kebijakan. Tahun 2010 Tentang Tata Laksana

Dimana dlam proses pengawasan Pengawasan Kualitas Air Minum

kualitas air minum terdapat beberapa yaitu pada menjamin

tahapan-tahapan, dan juga dilakukan terselenggaranya pengawasan

dengan frekuensi yang berbeda-beda kualitas air minum, maka seluruh

juga. Ini memang perlu dilaksanakan upaya yang dilakukan oleh

karena air ini adalah sesuatu zat yang implementor adalah agar bagaimana

sangat mudah sekali berubah dan dapat menjalankan kebijakan

terkontaminasi sehingga harus sering sebagaimana tujuan dari kebijakan

kali dilakukan pengecekan. tersebut.

Agar implementasi berjalan


b. Implementor mengetahui dan
efektif, maka yang
memahami isi dari sebuah
bertanggungjawab melaksanakan
kebijakan yang merupakan
sebuah keputusahn harus mengetahui
sebagai agen pelaksana.
apakah mereka dapat melakukannya.
Dimensi kejelasan menginginkan
Sesungguhnya implementasi
agar informasi yang jelas dan mudah
kebijakan harus diterima oleh semua
dipahami, selain itu untuk
staff dan harus mengerti secara jelas
menghindari kesalahan interpretasi
dan akurat mengenai maksud dan
daripelaksanaan kabijakan,
tujuan kebijakan. Untuk itu perlu
kelompok sasaran maupun pihak

16
adanya kejelasan dalam sebuah namun ada beberapa hal yang

peraturan sehingga dapat seharusnya juga diperhatikan dari

diimplementasikan sesuai dengan pendapat informan di atas dimana

ketentuan yang berlaku. secara ragu-ragu dalam menjawab

Dari wawancara yang dilakukan seluruh pegawai sudah memahami isi

dapat dianalisa bahwa pegawai dinas dari kebijakan tersebut. Hal ini

kesehatan kota tanjungpinang sudah harusnya mendapat perhatian dimana

dapat mengetahui dan memahami isi kebijakan akan berjalan dengan baik

dari kebijakan tersebut. Dalam apabila seluruh implementor dapat

kejelasan informasi biasanya terdapat memahami isi dan tujuan dari

kecenderungan untuk mengaburkan kebijakan yang akan dilaksanakan.

tujuan-tujuan informasi. Cara untuk Selain dari pada implementor

mengantisipsi tindakan tersebut adapun yang harus memahami isi

adalah dengan membuat prosedur dari pada kebijakan tersebut adalah

melalui pernyataan yang jelas pengguna yaitu pihak pengusaha

mengenai persyaratan, tujuan, depot air minum isi ulang dimana

melaksanakan prosedur dengan hati- sebagai mitra dari Dinas Kesehatan

hati dan mekanismepelaporan secara Kota Tanjungpinang dalam

terinci. melakukan usaha depot air minum isi

Peraturan Menteri Kesehatan ulang.

Nomor 736 Tahun 2010 Tentang Pelaku dari kebijakan secara

Tata Laksana Pengawasan Kualitas keseluruhan harus mengetahui dan

Air Minum secara umum sudah jelas, memahami isi dari kebijakan tersebut

17
baik itu dari pihak pemerintah yang bersifat realistis dengan sosio-

sebagai implementor maupun kultur yang ada di level pelaksanaan

masyarakat yang mendapat dampak kebijakan. Ketika ketika ukuran dan

dari kebijakan tersebut. Dari sasaran kebijakan terlalu ideal

wawancara yang dilakukan kepada (utopis), maka akan sulit di

pihak pengusaha di atas secara realisasikan. Untuk mengukur kinerja

umum dapat diketahui belum implementasi kebijakan tentunyan

mengetahui isi dari kebijakan menegaskan standar dan sasaran

tersebut bahkan berdasarkan tertentu yang harus dicapai oleh para

wawancara yang dilakukan pihak pelaksana kebijakan, kinerja

pengusaha tersebut belum pernah kebijakan pada dasarnya merupakan

melihat isi dari kebijakan tersebut. penilaian atas tingkat ketercapaian

Pihak Dinas Kesehatan Kota standar dan sasaran tersebut.

Tanjungpinang seharusnya Pemahaman tentang maksud

memberikan sosialisasi yang secara umum dari suatu standar dan tujuan

jelas agar pengusaha dapat kebijakan adalah penting.

memahami isi dari kebijakan Implementasi kebijakan yang

tersebut, karena hal ini nantinya akan berhasil, bisa jadi gagal ketika para

memberikan dampak terhadap pelaksana tidak sepenuhnya

keberhasilan dari kebijakan tersebut. menyadari terhadap standar dan

Kinerja implementasi kebijakan tujuan kebijakan. Standar dan tujuan

dapat diukur tingkat keberhasilnnya memiliki hubungan erat dengan sikap

dari ukuran dan tujuan kebijakan para pelaksana, seluruh implementor

18
seperti pegawai Dinas Kesehatan peraturan tersebut sehingga belum

maupun pengusaha harus memahami terlalu memahami maksud dan tujuan

mengenai Peraturan Menetri dari kebijakan tersebut, hal ini

Kesehatan Nomor 736 Tahun 2010 seharusnya tidak terjadi karena

Tentang Tata Laksana Pengawasan komunikasi yang diterima oleh para

Kualitas Air Minum, karena apabila pelaksana kebijakan haruslah jelas

tidak dapat memahami mungkin bisa dan tidak membingungkan.

jadi gagal dalam melaksanakan 2. Sumber Daya.

kebijakan, dikarenakan mereka


Untuk menjalankan kebijakan
menolak atau tidak menegerti apa
sangat di butuhkan sumber-sumber
yang menjadi tujuan adanya
terkait dalam pelaksanaannya,
peraturan tersebut.
adanya sumber daya manusia yang
Dari hasil wawancara yang
menjamin bahwa kebijakan dapat
dilakukan dengan seluruh informan
kepada sebagaimana yang
maka dapat diambil kesimpulan
diharapkan, serta adanya fasilitas-
bahwa Peraturan Menteri Kesehatan
fasilitas pendukung yang dapat di
Nomor 736 Tahun 2010 Tentang
ukur dari indikator sebagai berikut :
Tata Laksana Pengawasan Kualitas
a. Sumber daya manusia seperti
Air Minum sudah cukup baik isi
pegawai Dinas Kesehatan
maupun tujuannya. Namun ada
Kota Tanjungpinang dalam
beberapa hal yang harus menjadi
menjalankan Peraturan
perhatian dimana ada pengusaha
menteri Kesehatan Nomor
yang belum pernah melihat isi dari
736 tahun 2010 Tentang Tata

19
LaksanaPengawasan Kualitas sumber daya manusia, sara dan

Air Minum. prasarana serta adanya sumber dana.

Dalam suatu implementasi Penyediaan sumber daya manusia

kebijakan perlu dukungan sumber yang kompeten dalam mendukung

daya manusia adalah sumber daya implementasi sebuah kebijakan

yang paling penting, karena tidaklah mudah, membutuhkan

disamping sebagai subjek proses dan pembelajaran. Sumber

implementasi kebijakan juga daya manusia, yaitu pegawai Dinas

termasuk objek dari kebijakan kesehatan kota Tanjungpinang harus

tersebut.untuk mengimplementasikan memiliki kematangan bersikap,

kebijakan sangat di butuhkan berfikir dan kematangan emosional,

sumber-sumber terkait dalam mengingat karena dalam setiap

pelaksanaan kebijakan, adanya pegawai akan berhadapan dengan

sumber daya manusia yang masalah yang akan berhadapan

menjamin bhawa kebijakan dapat dengan situasi emosional.

diarahakan keapada sebagaimana


Dari hasil wawancara yang
yang diharapkan, serta adanya
dilakukan bahwa dalam
fasilitas-fasilitas pendukung yang
melaksanakan tugasnya, pegawai
dapat dipakai untuk melaksanakan
sudah dapat melaksanakan tugasnya
kebijakan. Ketersediaan sumber daya
dengan baik sertta sudah bisa
dalam pelaksaana peraturan ini
mengikuti peraturan yang ada, hal ini
dilihat dari ketersediaan dalam
menunjukkan bahwa pada kantor

Dinas Kesehatan Kota

20
Tanjungpinang sudah memiliki memiliki kemampuan sesuai dengan

sumber daya manusia yang baik. tugasnya masing-masing.

Ketersediaan sumber daya yang baik


Pegawai Dinas kesehatan Kota
akan dapat menunjang keberhasilan
Tanjungpinang selaku implementor
suatu kebijakan dimana tujuan dan
yang menjalankan peraturan tersebut
sasaran dari kebijakan akan dapat
sudah cukup baik, karena masih
dilaksanakan jika adanya pegawai
harus dilakukan penigkatan-
ataupun implementor yang siap
penigkatan seperti dalam
dalam melaksanakan sebuah
penggunaan peralatan kerja, dan
kebijakan.
terus menggali kemampuan dan

Pelaksanaan suatu kebijakan jika pengetahuan mengikuti

disertai dengan adanya sumber daya perkembangan. Tidak hanya itu

manusia yang baik akan berjalan pengetahuan harus disejalankan

sesuai dengan tujuan yang ada di dengan kemampuan teknis saat

dalam suatu kebijakan tersebut. melaksanakan pekerjaan.

Keterampilan seorang pegawai Kemampuan tersebut dapat diperoleh

memang sangat butuh dilakukan dari pelatihan yang diberikan.

untuk mengembangkan kemampuan


Wawancara yang dilakukan
yang ada. Pada saat ini berdasarkan
dengan pengusaha depot air minum
pernyataan informan diatas dapat
juga menginformasikan bahwa jika
diketahui bahwa pegawai yang ada di
dilihat dari kemampuannya dalam
Dinas Kesehatan Kota
melaksanakan tugas selama ini sudah
Tanjungpinang sudah cukup baik dan
baik, para pegawai sudah baik dan

21
cekatan dalam melaksanakan dengan pekerjaan yang diisyaratkan

tugasnya. Setelah dilakukan oleh kebijakan yang telah ditetapkan.

wawancara dengan seluruh informan Selain sumber daya manusia, sumber

maka dapat dianalisa bahwa secara daya finansial menjadi perhitungan

umum memang kemampuan para penting dalam keberhasilan suatu

pegawai sudah baik, karena para implementasi kebijakan.

pegawai sudah mengikuti prosedur


b. Adanya sarana dan prasarana
yang sesuai dengan pekerjaannya.
yang dimiliki Dinas

Keberhasilan implementasi Kesehatan Kota

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Tanjungpinang seperti adanya

736 Tahun 2010 Tentang Tata laboraturium serta alat-alat

Laksana Pengawasan Kualitas Air pendukung lainnya.

Minum sangat tergantung dari


Ketersediaan sarana dan
kemampuan memanfaatkan sumber
prasarana merupakan faktor penting
daya manusia yang tersedia yaitu
dalam implementasi kebijakan.
para pegawai di Dinas Kesehatan
Instansi pemerintah mungkin
yang bertugas menjalakan peraturan
mempunyai implementor yang
ini merupakan sumber daya yang
mencukupi dan berkompeten akan
terpenting dlam menentukan
tetapi tanpa adanya fasilitas
keberhasilan suatu implementasi
pendukung seperti sarana dan
kebijakan. Setiap tahap implementasi
prasarana maka implementasi
menuntut adanya sumber daya
kebijakan tersebut tidak akan
manusia yang berkualitas sesuai
berhasil.

22
Kelengkapan fasilitas merupakan berjalannya kebijakan dengan baik,

salah satu faktor penentu dimana jika implementasi suatu

pelaksanaan kebijakan ini. Setiap kebijakan didukung dengan sarana

kebijakan membutuhkan faktor dan prasarana yang baik maka proses

pendukung sama halnya pada pencapaian tujuan dari kebijakan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor tersebut akan berjalan lancar.

736 Tahun 2010 Tentang Tata


Sumber daya kebijakan (policy
Laksana pengawasan Kualitas Air
resources) tidak kalah pentingnya
Minum. Untuk melaksanakan
dengan komunikasi. Sumber daya
peraturan tersebut perlu kiranya
kebijakan ini harus juga tersedia
fasilitas pendukung dalam
dalam rangka untuk memperlancar
pelasanaan pekerjaan.
administrasi implementasi suatu

Dari hasil wawancara dapat kebijakan. Sumber daya ini terdiri

dianalisa bahwa masih ada saran dan dari atas dana atau insentif lain yang

prasarana yang harus dilengkapai di dapat memperlancar pelaksanaan

Dinas Kesehatan Kota suatu kebijakan, kurangnya atau

Tanjungpinang seperti yang paling terbatasnya dana atau insentif lain

penting adalah laboraturium, karena dalam implementasi kebijakan akan

untuk menguji kualitas air minum membuat gagalnya implementasi

harus ada laboraturium yang dapat sebuah kebijakan tersebut.

memeriksa hasil tersebut. Sarana dan


3. Karakteristik Sikap
prasarana merupakan salah satu
Pelaksanan.
sumber daya yang dapat mendukung

23
Mencakup struktur birokrasi, fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan

norma-norma dan pola-pola yang berbeda-beda tersebut di

hubungan yang terjadi dalam koordinasikan. Selain daripada itu

birokrasi, yang semuanya akan struktur organisasi juga

mempengaruhi implementasi menunjukkan spesialisasi-spesialisasi

kebijakan Peraturan Menteri pekerjaan, saluran perintah dan

Kesehatan Nomor 736 Tahun 2010 penyampaian laporan. Jadi tanpa

Tentang Tata Laksana Pengawasan adanya struktur organisasi yang tepat

Kualitas Air Minum, hal ini dapat organisasi tersebut tidak akan

dilihat dari indikator: berjalan dengan baik.

a. Adanya struktur organisasi Dari jawaban informan di atas

yang jelas di kantor Dinas dapat diketahui bahwa struktur

Kesehatan Kota organisasi pada Dinas Kesehatan

Tanjungpinang berkaitan Kota Tanjungpinang sudah dibuat

dengan bagian yang khusus dengan baik. Struktur organisasi

melayani masalah dapat memberikan informasi yang

pengawasan kualitas air akurat berkaitan dengan organisasi

minum. yang ada didalam Dinas Kesehatan

Kota Tanjungpinang. Kebutuhan


Struktur organisasi adalah
akan struktur organisasi dalam uraian
komponen-komponen unit kerja
kerja membentuk suatu panduan
dalam organisasi. Struktur organisasi
terhadap tugas, tanggung jawab dan
menunjukkan adanya pembagian
wewenang yang akan diinformasi di
kerja dan menunjukkan bagaimana

24
dalam uraian kerja tersebut. Uraian dari pelaksana dan keinginan untuk

kerja itu sendiri menjadi bagian keseragaman dalam bekerjanya

penting yang akan digunakan dalam organisasi-organisai yang kompleks

melakukan proses penyusunan SOP dan tersebra luas. SOP yang bersifat

yang ada dalam organisasi. Uraian rutin didisiain untuk situasi tipikal di

kerja dapat secara tepat dan akurat masa lalu mungkin menghambat

membatasi ruang lingkup dari perubahan dalam kebijkan karena

kegiatan yang termuat dalam job tidak sesuai dengan situasi atau

description yang dalam aktifitas program baru. SOP sangat mungkin

proses kerja yang akan dijelaskan menghalangi implementasi

dalam SOP. kebijakan-kebijakan baru yang

membutuhkan cara-cara kerja baru


Dengan menetapkan adanya
atau tipe-tipe personil baru untuk
struktur organisasi dalam Dinas
mengimplementasikan kebijakan.
Kesehatan Kota Tanjungpinang
Semakin besar kebijakan
terdapat suatu bentuk tahapan
membutuhkan perubahan dalam
terhadap pengelompokkan aktifitas
cara-cara yang rutin dari suatu
pekerjaan. Apabilah struktur
organisasi, semakin besar
organisasi belum terbentuk maka
probabilitas SOP menghambat
pengelompokkan kerja menjadi tidak
implementasi.
terarah. Standard Operating

Procedures (SOP) dikembangkan Semakin banyak aktor-aktor dan

sebagai respon internal terhadap badan-badan yang terlibat dalam

keterbatasan waktu dan sumber daya suatu kebijakan tertentu dan semakin

25
saling berkaitan keputusan-keputusan 4. Sikap/Kecenderungan Agen

mereka, semakin kecil kemungkinan Pelaksana.

keberhasilan implementasi.
Pentingnya sikap seorang

Dari hasil wawancara yang implementor akan sangat

dilakukan kepada seluruh responden mempengaruhi keberhasilan atau

ditemukan bahwa adanya keselarasan tidaknya implementasi suatu

antara tujuan dengan struktur kebijakan publik. Hal ini dapat

organisasi. Dalam sebuah organisasi dilihat dari indikator :

diperlukan sebuah struktur organisasi


a. Komitmen dan kejujuran
sebagai pedoman siapa saja yang
pegawai dalam menjalankan
berhak memberikan instruksi serta
Implementasi Kebijakan
siapa saja yang berada dibawah garis
Peraturan Menteri Kesehatan
struktural untuk mempermudah
Nomor 736 Tahun 2010
dalam menjalankan sebuah
Tentang Tata Laksana
organisasi. Pada Dinas Kesehatan
Pengawasan Kualitas Air
Kota Tanjungpinang dapat dilihat
minum.
bahwa dalam melakukan
Pentingnya kejujuran pegawai
pengawasan kualitas air minum
Dinas kesehatan Kota Tanjungpinang
terhadap depot air minum isi ulang
dalam menjalankan Peraturan
menunjukkan adanya pembagian
Menteri kesehatan Nomor 736 Tahun
tugas dan menunjukkan bagaimana
2010 Tentang Tata Laksana
tugas yang beragam itu harus dapat
Pengawasan Kualitas Air Minum ini
berkoordinasi.

26
nantinya tidak akan terjadi aturan yang berlaku, insentif

penyimpangan dalam sebaiknya diberikan dari instansi

pelaksanaannya. secara resmi agar dalam

melaksanakan pekerjaan dapat


Untuk mencegah hal-hal yang
meningkatkan kinerja pegawai dalam
menyimpang seperti pegawai yang
bekerja dan merupakan bentuk
memanfaatkan masyarakat atau
apresiasi terhadap apa yang
pihak swasta dalam menjalankan
dilakukan dalam pekerjaannya.
peraturan tersebut memang sudah
Dalam menjalankan kebijakan
ada sanksi yang tegas untuk pegawai
insentif yang diberikan kepada para
yang tidak jujur seperti meminta
implementor merupakan salah satu
insentif kepada pihak-pihak terkait.
upaya yang dilakukan agar para
Insentif yang diberikan kepada
implementor atau pelaksana
pelaksana agar dapat melaksanakan
kebijakan dapat menjalankan
kebijakan dengan baik memang perlu
kebijakan dengan sebaik-baiknya
dilakukan hal ini mencegah adanya
dengan imbalan insentif yang sesuai
pegawai yang mau menerima
dengan pekerjaanya.
“suapan” dari pihak swasta. Hal ini

sering terjadi ketika dilakukan Peran dari seorang pegawai

pengawasan turunkelapangan, pihak- terhadap jalannya kebijakan

pihak terkait berupaya untuk sangatlah menentukn keberhasilan

menutupi kesalahan kesalahan kebijakan tersebut. Salah satu bentuk

dengan memberikan insentif kepada apresiasi dari apa yang dikerjakan

pegawai. Jelas hal ini melanggar pegawai adalah memberikan insentif

27
terhadap pekerjaan yang di lakukan. 5. Komunikasi Antar Organisasi

Dalam pelaksanaan kebijakan dan Aktifitas Pelaksana.

pentingnya pemberian insentif


Koordinasi dalam pelaksanaan
merupakan salah satu upaya agar
kebijakan merupakan sebuah
pegawai dapat bekerja dengan baik
mekanisme yang dapat diterapkan,
serta dapat melaksanakan kebijakan
semakin baik koordinasi yang
agar dapat berjalan sesuai dengan
dilakukan oleh Dinas Kesehatan
tujuannya.
Kota Tanjungpinang dalam

Dari hasil wawancara yang melaksanakan kebijakan kepada

dilakukan maka dapat diambil masyarakat maka kebijakan akan

kesimpulan bahwa kejujuran dapat berjalan dengan baik. Dalam

pegawai sangat penting dalam hal ini dapat dilihat dari indikator:

menjalankan setiap peraturan yang


a. Adanya komunikasi antar
berlaku. Pegawai tidak hanya
organisasi yang terlibat dalam
dituntut untuk memahami dan tahu
menjalankan Peraturan
tentang peraturan tersebut tetapi juga
Menteri Kesehatan Nomor
berkomitmen untuk menjalankannya
736 Tahun 2010 Tentang
agar mencapai tujuan yang telah
Tata Laksana Pengawasan
disusun, pada Dinas Kesehatan Kota
Kualitas Air Minum.
Tanjungpinang selama ini pegawai
Implementasi kebijakan
masih bersikap wajar dan komitmen
merupakan suatu cara agar kebijakan
terhadap jalannya peraturan tersebut.
dapat mencapai tujuannya dimana

28
dalam pelaksanaannya perlu pengusaha dan juga instansi lain

koordinasi agar jalannya kebijakan yang terkait.

tersebut dapat sesuai dengan tujuan


Berdasarkan pemaparan informan
dan terarah tanpa adanya
diatas dapat diambil kesimpulan
penyimpangan yang terjadi.
bahwa pihak Dinas Kesehatan Kota

Berdasarkan pemaparan informan Tanjungpinang selalu melaksanakan

di atas dapat kita ketahui bahwa koordinasi kepada pihak pengusaha

pihak Dinas Kesehatan selalu depot air minum isi ulang dimana hal

melaksanakan Koordinasi kepada ini sangat baik untuk dapat

pihak-pihak yang terkait agar menunjang keberhasilan suatu

pelaksanaan kebijakan ini sesuai kebijkan.

dengan aturan yang telah ditentukan.


Jika tidak ada kejelasana dan

Hubungan antar organisasi dalam konsistensi serta keseragaman

melaksanakan kebijakan haruslah terhadap suatu standar dan tujuan

terjalin dengan baik, antara satu kebijakan, maka yang menjadi

dengan lainnya harus saling standar dan tujuan kebijakan sulit

berkoordinasi agar tidak terjadi untuk bisa dicapai. Dengan kejelasan

kesalah pahaman dalam itu, para pelaksana kebijakan dapat

melaksanakan pekerjaan. Pemaparan mengetahui apa yang diharapkan

dari informan di atas dapat diketahui darinya dan tahu apa yang harus

bahwa pihak dinas selalu dilakukan. Dalam suatu organisasi

berkoordinasi dengan para publik pemerintah daerah misalnya,

komunikasi reing menjadi proses

29
yang sulit dan kompleks. Proses merupakan mekanisme yang ampuh

pentransferan berita kebawah di dalam implementasi kebijakan.

dalam organisasi atau dari suatu Semakin baik koordinasi komunikasi

organisasi ke organisasi lain, dan ke di antara pihak-pihak yang terlibat

komunikator lain, sering mengalami dalam implementasi kebijakan maka

gangguan baik yang di sengaja kesalahan akan semakin kecil

maupun tidak. Jika sumber demikian juga sebaliknya.

komunikasi berbeda memberikan


6. Lingkungan Ekonomi, Sosial
interprestasi yang tidak sama
dan Politik.
terhadap suatu standar dan tujuan,
Lingkungan ekonomi, sosial dan
atau sumber informasi sama
politik yang tidak kondusif dapat
memberikan interprestasi yang penuh
menjadi permasalahan yang dapat
dengan pertentangan, maka pada
memicu kegagalan implementasi
suatu saat pelaksanaan kebijakan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
akan menemukan suatu kejadian
736 Tahun 2010 Tentang Tata
yang lebih sulit untuk melaksanakan
Laksana Pengawasan Kualitas Air
suatu kebijakan secara intensif.
Minum. Karena itu upaya

Dengan demikian, prospek mengimplementasikan kebijakan

implementasi kebijakan yang efektif harus pula memperhatikan

sangat ditentukan oleh komunikasi kekondusifan kondisi lingkungan

kepada para pelaksana eksternal.

kebijakansecara akurat dan a. Adanya dukungan dari pihak

konsisten. Disamping itu, koordinasi masyarakat sebagai yang

30
menerima dampak dari Tahun 2010 Tentang Tata Laksana

kebijakan tersebut dan juga Pengwasan Kualitas Air Minum yang

dukungan dari pengusaha di lakukan pemerintah khususnya

selaku sebagai sasaran dari oleh Dinas Kesehatan Kota

kebijakan. Tanjungpinang.

Hal terakhir yang perlu


Dari hasil wawancara dapat
diperhatikan guna menilai konerja
dianalisa bahwa pentingnya
implementasi kebijakan adalah
dukungan dari masyarakat sebagai
sejauh mana lingkungan eksternal
objek yang berampak langsung dari
turut mendorong keberhasilan
sebuah kebijakan sangatlah penting
kebijakan tersebut. Lingkungan
demi terlaksananya kebijakan
ekonomi, sosial dan politik yang
tersebut sesuai dengan tujuannya.
tidak kondusif dapat menjadi sumber
Serta pentingnya dukungan ari pihak
masalah dari kegagalan kinerja
swasta atau pengusaha yang dimana
implementasi kebijakan karena itu
menjadi sasaran dari Peraturan
upaya implementasi kebijakan
Menteri Kesehatan Nomor 736
mensyaratkan kondisi lingkungan
Tahun 2010 Tentang Tata Laksana
eksternal yang kondusif.
Pengawasan Kualitas Air Minum.

Dari seluruh wawancara yang


F. PENUTUP.
dilakukan dengan informan bahwa
Berdasarkan hasil penelitian yang
semuanya sangat mendukung
diolah pada bab sebelumnya dapat di
berjalannya kebijakan Peraturan
simpulkan bahwa pelaksanaan
Menteri Kesehatan Nomor 736

31
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor dari Peraturan Menteri

736 Tahun 2010 Tentang Tata Kesehatan Nomor 736 Tahun

Laksana Pengawasan Kualitas Air 2010 Tentang Tata Laksana

Minum oleh Dinas Kesehatan Kota Pengawasan Kualitas Air

Tanjungpinang berjalana cukup baik. Minum, bahkan dari pihak

Dikatakan cukup baik dikarenakan pengusaha depot air minum

masih ada beberapa hal yang harus isi ulang dan juga masyarakat

diperhatikan guna kelancaran sebagai konsumen belum

pelaksanaan Peraturan Menteri pernah melihat langsung

Kesehatan Nomor 736 Tahun 2010 bagaimana isi dari kebijakan

Tentang Tata Laksana Pengawasan tersebut. Agar dimana

Kualitas Air Minum oleh Dinas nantinya kebijakan tersebut

Kesehatan Kota Tanjungpinangakan akan terlaksana lebih baik

berjalan cukup baik, seperti yang di lagi dan sesuai dengan tujuan

jelaskan dibawah ini : yang di inginkan maka

pentingnya seluruh pihak


1. Harus adanya peningkatan
yang terlibat harus
dalam memahami isi dari
mengetahui dan memahami
sebuah kebijakan tersebut
isi dan tujuan dari kebijakan
baik dari pihak Dinas
tersebut.
Kesehatan, pihak pengusaha

depot air minum isi ulang dan 2. Masih kurangnya sarana dan

juga para masyarakat yang prasarana dalam

langsung merasakan dampak melaksanakan Peraturan

32
Menteri Kesehatan Nomor proses pencapaian tujuan dari

736 Tahun 2010 Tentang kebijakan tersebut akan

Tata Laksana Pengawasan lancar.

Kualitas Air Minum ini,


3. Dinas Kesehatan melakukan
dimana Dinas Kesehatan
pengawasan terhadap
Kota Tanjungpinang belum
pemberian izin laik sehat
memiliki laoraturium
kepada setiap pengusaha
terakreditasi dalam hal
depot air minum isi ulang,
pelaksanaan peraturan
jika ada pengusaha yang tidak
tersebut dan harus melakukan
mengurus atau
uji tes kelaikan di Kota
memperpanjang izin laik
Batam, hal ini tentu tidak
sehat itu hak mereka, hanya
efisien karena cukup
harus bertanggung jawab atas
membuang waktu dan biaya
konsekuensinya. Tindakan
dalam pelaksanaannya.
yang dilakukan oleh pihak
Sarana dan prasarana
Dinas Kesehatan hanya tidak
merupakan salah satu sumber
memberikan izin laik sehat,
daya yang dapat mendukung
sedangkan izin untuk tetap
berjalannya kebijakan dengan
membuka usaha pihak dinas
baik, dimana jika
perizinan yang berhak
implementasi suatu kebijakan
mengambil keputusan.
didukung dengan sarana dan
Disinilah dapat dilihat
prasarana yang baik maka
bagaimana koordinasi dalam

33
menjalankan kebijakan oleh yang terkait yaitu para

setiap instansi yang terkait petugas, pengusaha depot air

masih dikatakan belum baik. minum isi ulang dan juga

kepada masyarakat. Jika


Berdasarkan kesimpulan dari
seluruh agen sudah
hasil penelitian yang telah dilakukan
memahami maka kebijakan
adapun saran yang dapat diberikan
tersebut akan berjalan sesuai
dalam penelitian pelaksanaan
dengan isi dan tujuan yang
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
diharapkan.
736 Tahun 2010 Tentang Tata

Laksana Pengawasan Kualitas Air 2. Dinas Kesehatan Kota

Minum oleh Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang juga

Tanjungpinang antara lain sebagai diharapkan melengkapi

berikut : sarana dan prasarana dalam

pelaksanaan Peraturan
1. Sebaiknya dari pihak Dinas
Menteri Kesehatan Nomor
Kesehatan Kota
736 Tahun 2010 Tentang
Tanjungpinang lebih
Tata Laksana Pengawasan
meningkatkan lagi sosialisasi
Kualitas Air Minum tersebut,
dalam hal Peraturan Menteri
khusus nya laboraturium
Kesehatan Nomor 736 Tahun
terakreditasi demi
2010 Tentang Tata Laksana
keberhasilan dan efisiensi
Pengawasan Kualitas Air
dalam pelaksnaan kebijakan
Minum ini kepada seluruh
tersebut.
agen pelaksana dan agen

34
Daftar Pustaka Suharno. 2010. Dasar-Dasar

Kebijakan Publik. Yogyakarta; UNY


Buku-Buku:
Press.
Abidin, Said Zainal. 2002. Kebijakan
Syafrudin. 2008. Efektifitas
Publik. Jakarta; Yayasan Pancur
Kebijakan Pendidikan. Jakarta; Pt.
Siwah.
Rineka Cipta.
Dunn, W Wiliam. 2000. Analisa
Tangkilisan, Hesel Nogi. 2003.
Kebijakan. Jakarta; Pt Bumi Aksara.
Implementasi Kebijakan Publik.
Dwijowijoto, R, N. 2003. Kebijakan
Yogyakarta.
Publik Formulasi Implementasi Dan
Wahab, Solichin Abdul. 2004.
Evaluasi. Jakarta; Pt. Elexmedia
Analisis Kebijakan Dari Formulasi
Koputindo.
Ke Implementasi Kebijakan Negara.
Islamy, Irfan, M. 2009. Prinsip-
Jakarta; Bumi Aksara.
Prinsip Perumusan Kebijakan
Widi, Restu Kartiko. 2010. Asas
Negara. Jakarta; Bumi Aksra.
Metodologi Penelitian. Jogjakarta;
Nugroho, Rian D. 2003. Kebijakan
Graha Ilmu.
Publik Formulasi Implementasi Dan
Winarno, Budi. 2008. Kebijakan
Evaluasi. Jakarta; Pt. Elexmedia
Publik, Teori Dan Proses. Jakarta;
Koputindo.
Pt. Buku Kita.
Subarsono. 2008. Analisis Kebijakan
Perundang-undangan :
Publik. Yogyakarta; Pustaka Pelajar.

35
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Tata Laksana Pengawasan Kualitas

492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Air Minum .

Persyaratan Kualitas Air Minum. Dokumentasi :

KabariNews.com/kesehatan-air-dan-
Peraturan Menteri Kesehatn Nomor
kesehatan-tubuh-
736/Menkes/Per/IV/2010 tentang
manusia/57692(diakses 10/11/2015)

36

Anda mungkin juga menyukai