II
TINJAUAN PUSTAKA
Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda – beda sesaui
dengan sistem nilai – nilai yang berlaku pada dirinya. Ini disebabkan karena
adanya perbedaan pada masing – masing individu. Semakin banyak aspek – aspek
dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin
Beberapa defenisi kepuasan kerja oleh beberapa ahli yang diambil dari
bukunya As’ad (1991), antara lain : menurut Wexley & Yukl, kepuasan kerja
adalah “is the way an employee feels about his/her job” artinya perasaan
kerja adalah “refleksi dari job attitude yang bernilai positif”. Hoppack
sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerjasama antara
pemimpin dengan karyawan. Dari penelitian Sarimah Bt. Abd. Razak (1998)
umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor – faktor
pekerjaan, penyesuain diri, dan hubungan sosial individual di luar kerja. Locke
juga mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah hasil dari perasaan yang positif
5
dan kepercayaan berkaitan dengan ciri – ciri kerja dan pengalaman – pengalaman
yang berkaitan dengan kerja yang ada pada pekerja – perkerja. Ia bina melalui
keadaan kerja yang baik, upah yang tinggi dan layak dan peluang – peluang
Dari berbagai defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepusan kerja adalah
Menurut Wexley & Yukl dalam bukunya As’ad (1991), secara umum
1. Discrepancy Theory
Teori ini dipelopori oleh Porter (1961) dmana kepuasan ini diukur
dengan menghitung selisih dari apa yang seharusnya dengan kenyataan yang ada
pekerjaan.
2. Equit Theory
Adams (1963). Prinsip dari teori ini adalah bahwa puas atau tidaknya seseorang
itu tergantung pada apakah ia merasakannya adanya keadilan (equity) atau tidak
atas suatu situasi. Perasaan puas atau tidak ini diperoleh dengan membandingkan
dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor maupun di tempat yang lain. Bila
perbandingan itu dianggap cukup adil, maka ia akan merasa puas. Bila
6
perbandingan itu tidak seimbang tetapi menguntungkan, bisa menimbulkan
kepuasan tetapi bisa pula tidak misalnya pada orang moralis. Tetapi bila
ketidakpuasan.
merupakan dua hal yang berbeda atau tidak merupakan suatu variabel yang
kontiniu.
factors.
adlah faktor – faktor atau situasi yang dibuktikan sebagai sumber kepuasan kerja
Hadirnya faktor ini akan menimbulkan kepuasan tetapi tidak hadirnya faktor ini
Perbaikan terhadap kondisi atau situasi ini akan mengurangi atau menghilangkan
7
kepuasan kerja. Artinya, bahwa perbaikan terhadap salary dan working condition
faktor – faktor yang mempengaruhi tentang kepuasan kerja antara lain As’ad
dengan karyawan, faktor fisis dan kondisi kerja, hubungan sosial antara
pendidikan.
a. Kedudukan
pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada mereka yang
b. Pangkat (golongan)
adalah merupakan suatu hal yang membuat seseorang merasa senang dan
bangga.
8
c. Umur
kerja.
e. Mutu pengawasan
Hal ini berupa adanya perhatian dan hubungan yang baik antara pihak
9
a. Kesempatan untuk maju, yaitu ada tidaknya kesempatan untuk
orang.
perusahaan yang dapat memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil.
supervisor yang dapat berperan sebagai figur ayah yang baik bagi
tempat parkir.
h. Aspek sosial dalam pekerjaan, adalah sikap yang sulit untuk digambarkan
tetapi dipandang sebagai faktor yang puas atau tidaknya dalam kerja.
prestasi karyawan.
j. Fasilitas, seperti adanya sarana rumah sakit, cuti, dana pensiun, dan
perumahan.
5. Caugemi dan Claypool, hal – hal yang menyebakan rasa puas adalah prestasi,
10
ketidakpuasan adalah kebijaksanaan perusahaan, supervisor, kondisi kerja, dan
gaji.
6. Luthans (1998 : 126) merumuskan kepuasan kerja adalah suatu keadaan emosi
ini tampak dalam sikap positip karyawan terhadap pekerjaan dan segala
tingkat kepuasan yang berbeda – beda sesuai dengan nilai yang berlaku pada
dirinya.
Semakin banyak aspek dalam perkerjaan yang sesuai dengan keinginan dan
aspek – aspek diri individu, maka ada kecenderungan semakin tinggi tingkat
tingkat turnover tingkat absensi terhadap kesehatan fisik dan mental karyawan
terhadap perusahaan.
11
Menurut Toni Lisyanto, faktor – faktor yang mempengaruhi upah adalah :
1. Pengalaman Kerja
pengelompokkan terhadap masa kerja rendah dan masa kerja tinggi, yang
termasuk masa kerja rendah adalah yang belum mencapai 5 tahun sedangkan
2. Pendidikan
semakin berat ekonomi yang harus ditanggung. Hal ini disebabkan biaya
banyaknya orang yang ditanggung oleh kepala keluarga. Adapun orang yang
ditanggung adalah istri, anak, orang tua, saudara dan orang lain yang tinggal
12
Dari berbagai pendapat tersebut, As’ad (1991) dalam bukunya menyimpulkan
bahwa secara umum faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah
sebagai berikut :
A. Faktor Psikologik
meliputi minat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan
keterampilan.
Untuk menelusuri faktor ini, maka perlu diketahui faktor – faktor yang merupakan
I. Faktor Fisik
bagaimana letak dan kesuaiannya dengan bagian – bagian tubuh lainnya. Penting
dan tidaknya pengaruh kedua hal tersebut di dalam pekerjaan tergantung jenis
pekerjaannya.
dalam kehidupan sehari – hari. Misalnya ada yang mudah diserang penyakit dan
ada pula ada orang yang daya tahannya terhadap penyakit cukup kuat.
13
II. Perbedaan individu dalam segi psikis
a. Bakat
itu diberi latihan – latihan tertentu. Setiap pekerjaan membutuhkan bakat yang
berbeda – beda. Dengan adanya kesesuaian antara bakat dan pekerjaan, maka hasil
b. Minat
Minat adalah sikap yang membuat orang senang akan obyek situasi atau
ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk
B. Faktor Sosial
pekerjaannya.
Mereka ingin agar suara mereka didengar kalau atasannya melakukan tindakan
yang salah, mereka menginginkan agar diakui kalau melakukan pekerjaan dengan
baik, dan akhirnya setiap karyawan menginginkan adanya perhatian, baik dari
atasan maupun teman sekerja. Tidak perduli apakah pekerjaan yang dilakukan
perhatian yang diterima tetap merupakan masalah yang baik bagi pimpinan. Tidak
14
semua karyawan mempunyai perasaan sama terhadap perhatian yang diberikan
C. Faktor Fisik
dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan
lingkungan kerja yang nyaman dan aman sangat menentukan puas tidaknya
harus memenuhi syarat – syarat lingkungan kerja yang baik, pemeliharaan rumah
tangga yang baik meliputi penimbunan, pengaturan mesin, bejana – bejana dan
lainnya, keadaan gedung yang selamat yang memilki alat pemadam kebakaran,
pintu keluar darurat, lubang ventilasi dan lantai yang baik, dan perencanaan yang
baik yang terlihat dari pengaturan operasi, pengaturan tempat mesin, proses yang
selamat, cukup alat – alat, dan cukup pedoman – pedoman pelaksanaan dan
aturan.
cahaya, sanitasi dan suhu udara. Suhu di tempat kerja sangat berpengaruh
bahwa suhu nikmat adalah sekitar 24-260C. Kerja pada suhu yang tinggi dapat
membahayakan, oleh karena itu perlu penyesuaian dengan waktu kerja dan
penggunaan perlindungan yang tepat. Aspek lain yang tak kalah penting adalah
15
penerangan. Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek –
obyek yang dikerjakannya secara jelas, cepat dan tanpa upaya – upaya yang tidak
Menurut Bennet N.B Silalahi dan Rumundang B. Silalahi (1985) dalam bukunya
kesilauan (glare), pantulan dari permukaan yang berkilat dan peningkatan suhu
ruangan. Ternyata lampu fluorescent (neon) lebih memenuhi syarat dalam hal ini.
tentang pernyataan berlakunya Undang-Undang Kerja tahun No. 12, telah diatur
tentang aturan tenaga kerja dimana pasal 10 ayat (1) kalimat pertama berbunyi
“Buruh (pekerja) tidak boleh menjalankan pekerjaan lebih dari 7 jam sehari dan
40 jam seminggu. Ketentuan ini membatasi waktu 7 jam sehari dan 40 jam
seminggu. Begitu pula dengan waktu istirahat dimana dalam pasal sepuluh ayat
menjalankan pekerjaan selama 4 jam terus menerus harus diadakan wakti istirahat
sedikit – dikitnya setengah jam lamanya, waktu istirahat itu tidak termasuk jam
tenaganya dan waktu istirahat makan setelah bekerja selama 4 jam terus menerus
harus diberikan waktu istirahat sedikit – dikitnya ½ jam lamanya untuk kemudian
16
D. Faktor Finansial
yang meliputi sistem dan besarnya gaji (upah), jaminan sosial, macam – macam
faktor upah, sebagian besar karyawan ditanya apa yang menjadi motivasinya
untuk bekerja, maka ia akan menjawab untuk memperoleh gaji. Ini berarti gaji /
upah mempunyai arti penting dalam kerja. Upah adalah pengganti atas jasa yang
telah diserahkan oleh pekerja kepada pihak lain atau majikan dan wujudnya dapat
pekerjaan, maka perlu diberikan perlindungan upah kepada tenaga kerja yang
Gubernur Sumatera Utara No. 561/4695/K/ Tahun 2000 Tentang Penetapan Upah
jumlah kalori, protein, vitamin – vitamin, dan bahan mineral lainnya yang
pekerja.
Upah yang dibayarkan harus membuat buruh hidup secara layak sebagai
17
1. Kebutuhan rumah tinggal.
Menurut WHO, manusia baru sehat apabila menghuni kamar atau rumah
Menurut konvensi ILO besarnya adalah sekitar 11% dari kebutuhan fisik
minimum.(5)
Selain faktor upah, faktor financial lain yang tak kalah pentingnya
adalah promosi atau kesempatan untuk maju. Salah satu dorongan seseorang
bekerja pada suatu perusahaan adalah adanya kesempatan untuk maju. Sudah
menjadi sifat manusia pada umumnya untuk menjadi lebih baik, lebih maju dari
posisi yang dipunyai saat ini. Kesempatan untuk maju di dalam suatu organisasi
sering disebut sebagai promosi (naik pangkat). Suatu promosi berarti perpindahan
dari suatu jabatan ke jabatan lain yang mempunyai status dan tanggung jawab
yang lebih tinggi. Biasanya perpindahan ke jabatan yang lebih tinggi disertai
dengan peningkatan gaji / upah dan hak – hak lainnya. Walaupun demikian ada
promosi yang tidak disertai peningkatan gaji / upah yang disebut sebagai promosi
kepindahan jabatan ke jabatan lain, dalam artian status, tanggung jawab dan
gaji.(3)
18
2.4. Pengertian Kerja
aktivitas atau kegiatan dimana aktivitas ini adalah salah satunya diwujudkan
atau terpuaskan dan bukan oleh kebutuhan yang telah terpenuhi. Adanya
kebutuhan yang harus dipenuhi, inilah yang menjadi faktor pendorong manusia
melakukan pekerjaan. Dari hasil kerja ini dia akan memperoleh hasil yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut yaitu berupa upah atau gaji
walaupun tidak bisa dilupakan bahwa kerja itu bisa juga berfungsi sosial. Jadi,
kelangsungan hidupnya tetapi juga untuk memperoleh hidup yang lebih baik.
kesejahteraan hidup.
menjalankan pekerjaan dan perasaan aman akan harta sewaktu tinggal untuk
bekerja.
19
5. Self actualization, yaitu kebutuhan untuk mewujudkan dirinya yang
Menurut Mc. Gregor (dikutip dari Smith & Wakeley) dalam bukunya
As’ad (1991), mengatakan sesorang bekerja karena bekerja itu merupakan kondisi
bawaan seperti bermain atau beristirahat, untuk aktif dan mengerjakan sesuatu.
Kemudian Smith dan Wakeley dalam teorinya menambahkan bahwa seseorang itu
terdorong untuk beraktivitas karena dia berharap bahwa hal ini akan membawa
Gilmer, menyatakan bahwa bekerja itu merupakan proses fisik maupun mental
bekerja adalah aktivitas manusia yang melibatkan baik fisik maupun mental yang
ditambahkan bahwa tidak semua aktivitas itu adalah bekerja, tergantung pada
20
2.5. Kerangka Konsep
1. Faktor Fisik
- suhu
- pencahayaan
- sirkulasi udara
2. Faktor Psiko-Sosial
- minat
- ketentraman Kepuasan kerja
Karyawan - keterampilan - tinggi
- bakat - rendah
0020
- hubungan dengan sesama karyawan
- hubungan dengan atasan
3. Faktor Finansial
- gaji
- jaminan sosial
- tunjangan
- fasilitas
- promosi
21