Anda di halaman 1dari 17

BAB.

II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kepuasan Kerja

Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual.

Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda – beda sesaui

dengan sistem nilai – nilai yang berlaku pada dirinya. Ini disebabkan karena

adanya perbedaan pada masing – masing individu. Semakin banyak aspek – aspek

dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin

tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya dan sebaliknya.(9)

Beberapa defenisi kepuasan kerja oleh beberapa ahli yang diambil dari

bukunya As’ad (1991), antara lain : menurut Wexley & Yukl, kepuasan kerja

adalah “is the way an employee feels about his/her job” artinya perasaan

seseorang terhadap perkerjaan. Sedangkan menurut Athanasiou, kepuasan kerja

adalah sebagai “positive emotional state”. Vroom mengatakan bahwa kepuasan

kerja adalah “refleksi dari job attitude yang bernilai positif”. Hoppack

menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja yaitu

seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya.

Kemudian Tiffin berpendapat bahwa kepuasan kerja berhubungan erat dengan

sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerjasama antara

pemimpin dengan karyawan. Dari penelitian Sarimah Bt. Abd. Razak (1998)

dikutip pengertian kepuasan kerja menurut Blum yang mengemukakan sikap

umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor – faktor

pekerjaan, penyesuain diri, dan hubungan sosial individual di luar kerja. Locke

juga mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah hasil dari perasaan yang positif

5
dan kepercayaan berkaitan dengan ciri – ciri kerja dan pengalaman – pengalaman

yang berkaitan dengan kerja yang ada pada pekerja – perkerja. Ia bina melalui

keadaan kerja yang baik, upah yang tinggi dan layak dan peluang – peluang

kenaikan pangkat yang baik.

Dari berbagai defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepusan kerja adalah

“perasaan seseorang terhadap pekerjaan”.

2.2. Teori - teori Kepuasan Kerja

Menurut Wexley & Yukl dalam bukunya As’ad (1991), secara umum

ada tiga teori tentang kepuasan kerja yaitu :

1. Discrepancy Theory

Teori ini dipelopori oleh Porter (1961) dmana kepuasan ini diukur

dengan menghitung selisih dari apa yang seharusnya dengan kenyataan yang ada

(dirasakan). Kemudian Locke ( 1969 ) menerangkan bahwa kepuasan kerja

seseorang bergantung pada discrepancy antara should be dengan apa yang

menurut perasaannya atau persepsinya telah diperoleh atau dicapai melalui

pekerjaan.

2. Equit Theory

Pendahulu teori ini adalah Zaleznik (1958) dan dikembangkan oleh

Adams (1963). Prinsip dari teori ini adalah bahwa puas atau tidaknya seseorang

itu tergantung pada apakah ia merasakannya adanya keadilan (equity) atau tidak

atas suatu situasi. Perasaan puas atau tidak ini diperoleh dengan membandingkan

dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor maupun di tempat yang lain. Bila

perbandingan itu dianggap cukup adil, maka ia akan merasa puas. Bila

6
perbandingan itu tidak seimbang tetapi menguntungkan, bisa menimbulkan

kepuasan tetapi bisa pula tidak misalnya pada orang moralis. Tetapi bila

perbandingan itu tidak seimbang dan merugikan, maka akan menimbulkan

ketidakpuasan.

3. Two Factor Theory

Teori ini berprinsip bahwa puas dan ketidakpuasan kerja adalah

merupakan dua hal yang berbeda atau tidak merupakan suatu variabel yang

kontiniu.

Teori ini dipelopori oleh Herzberg (1959). Herzberg membagi dua

kelompok yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya yaitu

kelompok satisfiers atau motivator dan kelompok dissatisfiers atau hygiene

factors.

Satisfiers (motivator) atau intrinsic factor, job content dan motivator,

adlah faktor – faktor atau situasi yang dibuktikan sebagai sumber kepuasan kerja

seperti achievement, regognition. work it self, responsibilty and advancement.

Hadirnya faktor ini akan menimbulkan kepuasan tetapi tidak hadirnya faktor ini

tidak selamnya menimbulkan ketidakpuasan.

Dissatifiers (hygiene factors) atau extrinsic factor, job content, adalah

faktor –faktor yang terbukti menjadi sumber ketidakpuasan, seperti : company

policy and administration, supervision, techinical, salary, interpersonal relations,

working condition, job security dan status.

Perbaikan terhadap kondisi atau situasi ini akan mengurangi atau menghilangkan

ketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan karena ia bukan sumber

7
kepuasan kerja. Artinya, bahwa perbaikan terhadap salary dan working condition

tidak akan menimbulkan ketidakpuasan tetapi hanya mengurangi ketidakpuasan.

2.3. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja.

Banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya sehubungan dengan

faktor – faktor yang mempengaruhi tentang kepuasan kerja antara lain As’ad

dalam buku Psikologi Industri antara lain oleh :

1. Harold E. Burt, faktor – faktor yang menimbulkan kepuasan kerja.:

a. Faktor hubungan antara karyawan, antara lain : Hubungan antara manajer

dengan karyawan, faktor fisis dan kondisi kerja, hubungan sosial antara

karyawan, sugesti dari teman sekerja, emosi dan situasi kerja.

b. Faktor individual, seperti : sikap orang terhadap pekerjaannya, umur orang

sewaktu bekerja, dan jenis kelamin.

c. Faktor – faktor luar seperti : keadaan keluarga karyawan, rekreasi dan

pendidikan.

2. Ghiselli & Brown, faktor – faktor yang menimbulkan kepuasan kerja “

a. Kedudukan

Pada umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang berkerja pada

pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada mereka yang

berkerja pada pekerjaan yang lebih rendah.

b. Pangkat (golongan)

Kedudukan / pangkat yang naik dalam satu organisasi atau perusahaan

adalah merupakan suatu hal yang membuat seseorang merasa senang dan

bangga.

8
c. Umur

Umur menurut penelitian mempunyai hubungan positif dengan kepuasan

kerja. Umur diantara 25 sampai 34 tahun dan umur 40 sampai 45 tahun

adalah merupakan umur 0 umur yang bisa menimbulkan perasaan kurang

puas terhadap pekerjaan.

d. Jaminan Finansial dan Jaminan Sosial

Jaminan – jaminan ini secara nyata banyak berpengaruh terhadap kepuasan

kerja.

e. Mutu pengawasan

Hal ini berupa adanya perhatian dan hubungan yang baik antara pihak

pimpinan dengan bawahan sehingga karyawan merasa bahwa ia adalah

merupakan bagian penting dari perusahaan atau organisasi.

3. Blum, Faktor – faktor yang memberikan kepuasan kerja adalah :

a. Faktor individual seperti umur, kesehatan, watak, dan harapan.

b. Faktor sosial seperti hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat,

kesempatan berkreasi, kegiatan perserikatan pekerja, kebebasan berpolitik,

dan hubungan kemasyarakatan.

c. Faktor utama dalam pekerjaan seperti upah, pengawasan, ketentraman

dalam kerja, kondisi kerja, kesempatan untuk maju, penghargaan terhadap

kecakapan, hubungan sosial di dalam pekerjaan, ketepatan dalam

menyelesaikan konflik antara manusia, dan perasaan diperlukan adil baik

yang menyangkut pribadi maupun tugas.

4. Gilmer, faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah :

9
a. Kesempatan untuk maju, yaitu ada tidaknya kesempatan untuk

memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan selama kerja.

b. Keamanan kerja, yaitu keadaan yang aman yang sangat mempengaruhi

perasaan karyawan sewaktu bekerja.

c. Gaji, gaji yang lebih banyak tidak selamanya menimbulkan kepuasan

karena jarang orang mengekspresikan kepuasannya dengan sejumlah

orang.

d. Perusahaan dan manajemen, dimana perusahaan yang baik adalah

perusahaan yang dapat memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil.

e. Pengawasan (supervisi), dengan supervisi yang baik dari seorang

supervisor yang dapat berperan sebagai figur ayah yang baik bagi

bawahannya dapat mengurangi tingkat absensi dan turn over.

f. Faktor intrinsik dari pekerjaan, sukar dan mudahnya serta kebanggaan

akan tugas akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan.

g. Kondisi kerja, termasuk kondisi tempat, ventilasi, penyinaran, kantin dan

tempat parkir.

h. Aspek sosial dalam pekerjaan, adalah sikap yang sulit untuk digambarkan

tetapi dipandang sebagai faktor yang puas atau tidaknya dalam kerja.

i. Komunikasi, yaitu adanya penghargaan terhadap pendapat ataupun

prestasi karyawan.

j. Fasilitas, seperti adanya sarana rumah sakit, cuti, dana pensiun, dan

perumahan.

5. Caugemi dan Claypool, hal – hal yang menyebakan rasa puas adalah prestasi,

penghargaan, kenaikan jabatan, pujian dan hal – hal yang menyebabkan

10
ketidakpuasan adalah kebijaksanaan perusahaan, supervisor, kondisi kerja, dan

gaji.

6. Luthans (1998 : 126) merumuskan kepuasan kerja adalah suatu keadaan emosi

seseorang yang positif maupun menyenangkan yang dihasilkan dan penilaian

suatu pekerjaan atau pengalaman kerja.

Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Hal

ini tampak dalam sikap positip karyawan terhadap pekerjaan dan segala

sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Setiap karyawan memiliki

tingkat kepuasan yang berbeda – beda sesuai dengan nilai yang berlaku pada

dirinya.

Semakin banyak aspek dalam perkerjaan yang sesuai dengan keinginan dan

aspek – aspek diri individu, maka ada kecenderungan semakin tinggi tingkat

kepuasan kerjanya. Kepuasan kerja dapat mengakibatkan pengaruh terhadap

tingkat turnover tingkat absensi terhadap kesehatan fisik dan mental karyawan

serta tingkat kelambanan.

Menurut Toni Lisyanto, fungsi kepuasan kerja adalah :

a. untuk meningkatkan disiplin karyawan dalam menjalankan tugasnya.

Karyawan akan datang tepat waktu dan akan menyelesaikan tugasnya

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

b. untuk meningkatkan semangat kerja karyawan dan loyalitas karyawan

terhadap perusahaan.

11
Menurut Toni Lisyanto, faktor – faktor yang mempengaruhi upah adalah :

1. Pengalaman Kerja

Menurut PP No. 7 Tahun 1977, pengalaman kerja diukur berdasarkan

pengelompokkan terhadap masa kerja rendah dan masa kerja tinggi, yang

termasuk masa kerja rendah adalah yang belum mencapai 5 tahun sedangkan

masa kerja 5 tahun ke atas dikelompokkan dalam masa kerja tinggi.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor penting dalam mempengaruhi pendapatan.

Tingkat pendidikan juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi usaha

penduduk perdesaan untuk mencari kesempatan kerja di luar daerah. Dengan

demikian semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi

kesempatan kerja di luar sektor pertanian.

3. Tanggungan Keluarga Per Rumah Tangga

Tanggungan keluarga merupakan salah satu indikator ekonomi yang

menunjukkan kecenderungan semakin tinggi jumlah tanggungan keluarga

semakin berat ekonomi yang harus ditanggung. Hal ini disebabkan biaya

konsumsi semakin tinggi sehingga sebagian besar pendapatan keluarga

digunakan untuk makan dan memenuhi kebutuhan pokok sehingga sangat

kecil kemungkinan menabung. Jumlah tanggungan keluarga menunjukkan

banyaknya orang yang ditanggung oleh kepala keluarga. Adapun orang yang

ditanggung adalah istri, anak, orang tua, saudara dan orang lain yang tinggal

serumah atau di luar rumah tetapi menjadi tanggungan kepala keluarga.(9

12
Dari berbagai pendapat tersebut, As’ad (1991) dalam bukunya menyimpulkan

bahwa secara umum faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah

sebagai berikut :

A. Faktor Psikologik

Merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang

meliputi minat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat, dan

keterampilan.

Untuk menelusuri faktor ini, maka perlu diketahui faktor – faktor yang merupakan

sumber perbedaan individu di dalam bekerja yaitu :

I. Faktor Fisik

a. Bentuk tubuh dan komposisinya

Bentuk tubuh meliputi besar kecilnya tubuh, bagian – bagiannya, warna

kulit dan kelengkapan anggota badan. Sedangkan kompisisinya meliputi

bagaimana letak dan kesuaiannya dengan bagian – bagian tubuh lainnya. Penting

dan tidaknya pengaruh kedua hal tersebut di dalam pekerjaan tergantung jenis

pekerjaannya.

b. Taraf Kesehatan Fisik

Taraf kesehatan pada umumnya berbeda. Perbedaan ini bisa dijumpai

dalam kehidupan sehari – hari. Misalnya ada yang mudah diserang penyakit dan

ada pula ada orang yang daya tahannya terhadap penyakit cukup kuat.

c. Kemampuan Panca Indera

Kemampuan fisik yang berwujud kemampuan paca indera diperlukan di

dalam bekerja. Misalnya untuk bekerja di bagian perusahaan rokok diperlukan

kemampuan penciuman yang baik.

13
II. Perbedaan individu dalam segi psikis

a. Bakat

Bakat adalah kemapuan dasar yang menentukan sejauh mana kesuksesan

individu untuk memperoleh keahlian atau pengetahuan tertentu, apabila individu

itu diberi latihan – latihan tertentu. Setiap pekerjaan membutuhkan bakat yang

berbeda – beda. Dengan adanya kesesuaian antara bakat dan pekerjaan, maka hasil

kerjanya menjadi lebih sukses.

b. Minat

Minat adalah sikap yang membuat orang senang akan obyek situasi atau

ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan kecenderungan untuk

mencari obyek yang disenangi itu.

B. Faktor Sosial

Merupakan faktor yang berhubungan dengan interkasi sosial baik antara

sesama karyawan dengan atasannya maupun karyawan yang berbeda jenis

pekerjaannya.

Kebutuhan sosial bisa diperoleh dari hubungan antara atasan dan

bawahan. Pada hakekatnya setiap karyawan menginginkan perlakuan yang adil.

Mereka ingin agar suara mereka didengar kalau atasannya melakukan tindakan

yang salah, mereka menginginkan agar diakui kalau melakukan pekerjaan dengan

baik, dan akhirnya setiap karyawan menginginkan adanya perhatian, baik dari

atasan maupun teman sekerja. Tidak perduli apakah pekerjaan yang dilakukan

berhasil dengan baik atau tidak. Perbedaan individual mengenai besarnya

perhatian yang diterima tetap merupakan masalah yang baik bagi pimpinan. Tidak

14
semua karyawan mempunyai perasaan sama terhadap perhatian yang diberikan

oleh seorang pimpinan.(3)

C. Faktor Fisik

Merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja

dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan

wakti istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan,

pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan, umur dan sebagainya.

Kondisi lingkungan kerja perlu mendapat perhatian yang serius karena

lingkungan kerja yang nyaman dan aman sangat menentukan puas tidaknya

karyawan dalam melakukan pekerjaannya di lingkungan tersebut. Lingkungan

harus memenuhi syarat – syarat lingkungan kerja yang baik, pemeliharaan rumah

tangga yang baik meliputi penimbunan, pengaturan mesin, bejana – bejana dan

lainnya, keadaan gedung yang selamat yang memilki alat pemadam kebakaran,

pintu keluar darurat, lubang ventilasi dan lantai yang baik, dan perencanaan yang

baik yang terlihat dari pengaturan operasi, pengaturan tempat mesin, proses yang

selamat, cukup alat – alat, dan cukup pedoman – pedoman pelaksanaan dan

aturan.

Syarat – syarat lingkungan kerja yang meliputi ventilasi, penerangan

cahaya, sanitasi dan suhu udara. Suhu di tempat kerja sangat berpengaruh

terhadap efisiensi kerja. Menurut Suma’mur (1976) dalam bukunya menyebutkan

bahwa suhu nikmat adalah sekitar 24-260C. Kerja pada suhu yang tinggi dapat

membahayakan, oleh karena itu perlu penyesuaian dengan waktu kerja dan

penggunaan perlindungan yang tepat. Aspek lain yang tak kalah penting adalah

15
penerangan. Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat obyek –

obyek yang dikerjakannya secara jelas, cepat dan tanpa upaya – upaya yang tidak

perlu. Lebih daripada itu, penerangan yang memadai memberikan kesan

pemandangan yang lebih baik dan keadaan lingkungan yang menyegarkan.

Menurut Bennet N.B Silalahi dan Rumundang B. Silalahi (1985) dalam bukunya

mengemukakan bahwa penerangan harus memperhatikan tidak timbulnya

kesilauan (glare), pantulan dari permukaan yang berkilat dan peningkatan suhu

ruangan. Ternyata lampu fluorescent (neon) lebih memenuhi syarat dalam hal ini.

Berbicara masalah waktu kerja, dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1951

tentang pernyataan berlakunya Undang-Undang Kerja tahun No. 12, telah diatur

tentang aturan tenaga kerja dimana pasal 10 ayat (1) kalimat pertama berbunyi

“Buruh (pekerja) tidak boleh menjalankan pekerjaan lebih dari 7 jam sehari dan

40 jam seminggu. Ketentuan ini membatasi waktu 7 jam sehari dan 40 jam

seminggu. Begitu pula dengan waktu istirahat dimana dalam pasal sepuluh ayat

(2) Undang-Undang yang sama menyebutkan bahwa setelah buruh (pekerja)

menjalankan pekerjaan selama 4 jam terus menerus harus diadakan wakti istirahat

sedikit – dikitnya setengah jam lamanya, waktu istirahat itu tidak termasuk jam

kerja termaksud. Waktu istirahat ini dimaksudkan untuk memulihkan kembali

tenaganya dan waktu istirahat makan setelah bekerja selama 4 jam terus menerus

harus diberikan waktu istirahat sedikit – dikitnya ½ jam lamanya untuk kemudian

kembali menjalankan pekerjaannya.(9)

16
D. Faktor Finansial

Merupakan faktor yang berhubungan dengan kesejahteraan karyawan

yang meliputi sistem dan besarnya gaji (upah), jaminan sosial, macam – macam

tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan sebagainya.(1)

Faktor ini cukup berpengaruh terhadap kepuasan karyawan. Misalnya

faktor upah, sebagian besar karyawan ditanya apa yang menjadi motivasinya

untuk bekerja, maka ia akan menjawab untuk memperoleh gaji. Ini berarti gaji /

upah mempunyai arti penting dalam kerja. Upah adalah pengganti atas jasa yang

telah diserahkan oleh pekerja kepada pihak lain atau majikan dan wujudnya dapat

bermacam – macam. Sehubungan dengan pentingnya masalah upah dalam

pekerjaan, maka perlu diberikan perlindungan upah kepada tenaga kerja yang

telah dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1981 tentang

Perlindungan Upah. Sejalan dengan itu telah dikeluarkan pula Keputusan

Gubernur Sumatera Utara No. 561/4695/K/ Tahun 2000 Tentang Penetapan Upah

MinimumSektoral Propinsi Sumtera Utara Tahun 2001. Biasanya pemberian upah

diukur berdasarkan kebutuhan fisik minimum (KFM). Kebutuhan fisik minimum

didefenisikan sebagai kebutuhan dari seseorang pekerja yang diukur menurut

jumlah kalori, protein, vitamin – vitamin, dan bahan mineral lainnya yang

diperlukan sesuai tingkat kebutuhan minimum dan syarat – syarat kesehatan

pekerja.

Upah yang dibayarkan harus membuat buruh hidup secara layak sebagai

manusia yang universal dan manusiawi kebutuhannya sama dengan pejabat

pemerintah yang menetapkannya. Karena itu dalam rangka menetapkan upah

minimum atas dasar hidup layak adalah :

17
1. Kebutuhan rumah tinggal.

Menurut WHO, manusia baru sehat apabila menghuni kamar atau rumah

ukuran luas minimal 10,5 m2.

2. Kebutuhan fisik minimum.

Kebutuhan fisik minimu termasuk transport.

3. Kebutuhan sosial dan hiburan

Setiap manusia harus dapat bersosialisasi dan harus menikmati hiburan.

Menurut konvensi ILO besarnya adalah sekitar 11% dari kebutuhan fisik

minimum.(5)

Selain faktor upah, faktor financial lain yang tak kalah pentingnya

adalah promosi atau kesempatan untuk maju. Salah satu dorongan seseorang

bekerja pada suatu perusahaan adalah adanya kesempatan untuk maju. Sudah

menjadi sifat manusia pada umumnya untuk menjadi lebih baik, lebih maju dari

posisi yang dipunyai saat ini. Kesempatan untuk maju di dalam suatu organisasi

sering disebut sebagai promosi (naik pangkat). Suatu promosi berarti perpindahan

dari suatu jabatan ke jabatan lain yang mempunyai status dan tanggung jawab

yang lebih tinggi. Biasanya perpindahan ke jabatan yang lebih tinggi disertai

dengan peningkatan gaji / upah dan hak – hak lainnya. Walaupun demikian ada

promosi yang tidak disertai peningkatan gaji / upah yang disebut sebagai promosi

kering. Promosi dibedakan dengan transfer, karena transfer hanya menyangkut

kepindahan jabatan ke jabatan lain, dalam artian status, tanggung jawab dan

gaji.(3)

18
2.4. Pengertian Kerja

Di dalam kehidupannya, manusia selalu melakukan berbagai macam

aktivitas atau kegiatan dimana aktivitas ini adalah salah satunya diwujudkan

dalam gerakan – gerakan yaitu yang disebut dengan kerja.

Tingkah laku manusia didorong oleh kebutuhan yang belum terpenuhi

atau terpuaskan dan bukan oleh kebutuhan yang telah terpenuhi. Adanya

kebutuhan yang harus dipenuhi, inilah yang menjadi faktor pendorong manusia

melakukan pekerjaan. Dari hasil kerja ini dia akan memperoleh hasil yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut yaitu berupa upah atau gaji

walaupun tidak bisa dilupakan bahwa kerja itu bisa juga berfungsi sosial. Jadi,

pada hakekatnya orang bekerja bukan hanya untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya tetapi juga untuk memperoleh hidup yang lebih baik.

Adapun tingkatan kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh manusia menurut

Maslow adalah sebagai berikut.(3)

1. Kebutuhan psikologis dasar, yaitu kebutuhan yang bersifat biologis seperti

pemenuhan kebutuhan akan sandang, pangan, tempat berlindung, sex dan

kesejahteraan hidup.

2. Keselamatan dan keamanan, yaitu kebutuhan akan rasa aman sewaktu

menjalankan pekerjaan dan perasaan aman akan harta sewaktu tinggal untuk

bekerja.

3. Cinta / kasih sayang, yaitu kebutuhan untuk disayang dan menyayangi,

berkumpul dengan orang lain.

4. Penghargaan, yaitu kebutuhan yang menyangkut masalah tentang penghargaan

sosial, pernyataan diri.

19
5. Self actualization, yaitu kebutuhan untuk mewujudkan dirinya yang

ditunjukkan dari prestasi dan kemampuan untuk melaksankan ide – idenya.

Dan kebutuhan – kebutuhan yang akan dipuaskan dengan bekerja adalah :

1. Kebutuhan psikologis dasar, seperti pemuasan kebutuhan akan makan,

minum, tempat tinggal, dan kebutuhan keamanan.

2. Kebutuhan – kebutuhan sosial yaitu kebutuhan akan pertolongan dan

pengakuan orang lain.

3. Kebutuhan – kebutuhan egoistik yaitu kebutuhan manusia yang menyangkut

keinginan untuk independent, untuk melakukan sesuatu sesuai dengan

keinginannya dan mempunyai rasa pencapaian.

Menurut Mc. Gregor (dikutip dari Smith & Wakeley) dalam bukunya

As’ad (1991), mengatakan sesorang bekerja karena bekerja itu merupakan kondisi

bawaan seperti bermain atau beristirahat, untuk aktif dan mengerjakan sesuatu.

Kemudian Smith dan Wakeley dalam teorinya menambahkan bahwa seseorang itu

terdorong untuk beraktivitas karena dia berharap bahwa hal ini akan membawa

pada keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan sekarang. Selanjutnya

Gilmer, menyatakan bahwa bekerja itu merupakan proses fisik maupun mental

manusia dalam mencapai tujuannya.(1)

Dari berbagai uraian dan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

bekerja adalah aktivitas manusia yang melibatkan baik fisik maupun mental yang

dasarnya adalah bawaan yang bertujuan untuk mencapai kepuasan. Perlu

ditambahkan bahwa tidak semua aktivitas itu adalah bekerja, tergantung pada

motivasi yang mendasari dilakukannya aktivitas tersebut.

20
2.5. Kerangka Konsep

1. Faktor Fisik
- suhu
- pencahayaan
- sirkulasi udara

2. Faktor Psiko-Sosial
- minat
- ketentraman Kepuasan kerja
Karyawan - keterampilan - tinggi
- bakat - rendah
0020
- hubungan dengan sesama karyawan
- hubungan dengan atasan

3. Faktor Finansial
- gaji
- jaminan sosial
- tunjangan
- fasilitas
- promosi

21

Anda mungkin juga menyukai