Anda di halaman 1dari 8

EXECUTIVE SUMMARY

BIDANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

A. KARAKTERISTIK JALAN DAN LALU LINTAS


1. Pola Jaringan Jalan
Sistem jaringan jalan utama di Kota Banjarmasin berbentuk pola jari-
jari (radial) dengan pengembangan bentuk ring radial. Penekanan
utama adalah pembuatan jalan lingkar dan peningkatan jalan dipusat
kota, sehingga jalan radial menuju ke 8 (delapan) arah dan jalan
lingkar menghubungkan jalan radial satu sama lain. Pola jaringan
jalan ring radial yang menyebabkan penyebaran lalu lintas merata
pada seluruh wilayah, sehingga meratanya pengembangan wilayah
yang kemudian mengakibatkan terdapat dua Central District Business
(CBD) di Kota Banjarmasin. Berdasarkan Kota Banjarmasin Dalam
Angka 2019 Badan Pusat Statistik Kota Banjarmasin, Kota
Banjarmasin memiliki keseluruhan panjang jalan sebesar 738,4 km,
dimana jaringan jalan menurut status terdiri dari jalan nasional
dengan panjang 17,55 km, jalan provinsi dengan panjang 7,78 km,
dan jalan kota dengan panjang 713,07 km.

2. Karakteristik Umum Jalan


a. Profil Ruas Jalan
Berdasarkan hasil survei inventarisasi jalan dapat diketahui bahwa
kondisi jalan Kota Banjarmasin sebagian besar dalam kondisi baik,
pada jalan arteri baik rambu, marka dan lampu penerangan jalan
umum sudah tersedia dalam kondisi yang baik. Pada jalan kolektor
dan lokal baik rambu dan penerangan jalan umum sudah tersedia
dalam kondisi yang baik namun banyak kondisi marka yang rusak
ringan maupun rusak berat. Ruas jalan yang dijadikan lokasi
penelitian Tim PKL Kota Banjarmasin terdiri dari 17 ruas jalan
arteri, 30 ruas jalan kolektor, serta 45 ruas jalan lokal.
b. Profil Simpang
Jenis pengaturan simpang yang dikaji oleh Tim PKL Kota
Banjarmasin terdiri dari simpang bersignal sebanyak 18 simpang
dan simpang tidak dikendalikan ( uncontrolled) sebanyak 4
simpang.

3. FLUKTUASI LALU LINTAS


a. Kordon Luar
Dalam pelaksanaannya tim PKL Kota Banjarmasin melaksanakan
Survei TC Kordon Luar selama 16 jam di kedua arahnya baik arah
masuk kota maupun keluar kota di 4 titik lokasi yaitu :
1) Jalan Trans Kalimantan
2) Jalan Veteran
3) Jalan Jenderal Ahmad Yani
4) Jalan Gubernur Soebardjo

Fluktuasi Arus Lalu Lintas Jalan Trans Kalimantan


Berdasarkan Interval 15 Menit
500
400
KENDARAAN (SMP)

300
200
100
0
07 0 - .0 0
08 5 - .4 5
08 0 - .3 0
09 5 - .1 5
10 0 - .0 0

12 5 - .1 5
13 0 - .0 0
14 5 - .4 5
14 0 - .3 0
15 5 - .1 5

18 5 - .1 5
19 0 - .0 0
20 5 - .4 5
20 0 - .3 0
0 6 5 - .1 5

1 1 5 - .4 5
1 1 0 - .3 0

1 6 0 - .0 0
1 7 5 - .4 5
1 7 0 - .3 0

-2 5
00
5 .1
1.
.4 0 5
.3 0 6
.1 0 6
.0 0 7
.4 0 8
.3 0 9
.1 0 9
.0 1 0
.4 1 1
.3 1 2
.1 1 2
.0 1 3
.4 1 4
.3 1 5
.1 1 5
.0 1 6
.4 1 7
.3 1 8
.1 1 8
.0 1 9
.4 2 0
05 0 -
.0
05

KELUAR KOTA MASUK KOTA 2 ARAH

Ruas Jalan Trans Kalimantan berada di Kecamatan Banjarmasin


Utara, terlihat grafik fluktuasi kendaraan bahwa volume
kendaraan masuk kota tertinggi yakni pada pagi hari, terjadi
pukul 06.30-07.30 WITA dengan volume jam tersibuk sebesar
865 smp/jam. Pergerakan menuju Kota Banjarmasin yang
mendominasi adalah untuk bekerja dan belajar. Akan tetapi
pergerakan warga untuk beraktivitas di pusat kota ataupun
pergerakan angkutan barang yang berasal dari Kalimantan
Tengah dapat mempengaruhi lalu lintas pada ruas Jalan Trans
Kalimantan. Sedangkan fluktuasi kendaraan untuk volume
keluar kota tertinggi terjadi pada sore hari dikarenakan
kegiatan pulang bekerja yang terjadi pada pukul 17.30 – 18.30
WITA dengan volume tersibuk adalah 895 smp/jam.

b. Kordon Dalam
Dalam pelaksanaannya tim PKL Kota Banjarmasin
melaksanakan Survei TC kordon dalam selama 16 jam di dua
arah baik arah masuk CBD maupun keluar CBD pada 13 titik
lokasi. Adapun lokasi pelaksanaannya dilakukan pada Jalan
Kampung Melayu Darat, Jalan Keramat Raya, Jalan Veteran 1,
Jalan Veteran 5, Jalan Jenderal Ahmad Yani 4, Jalan Kolonel
Sugiono, Jalan Jenderal Ahmad Yani 2, Jalan Jafri Zam-Zam 1,
Jalan Mayjen Sutoyo 1, Jalan Mayjen Sutoyo 6, Jalan Kinibalu,
Jalan Pandan Sari, Jalan Ahmad Yani 1.

c. Persimpangan
Simpang di Kota Banjarmasin dibagi menjadi dua yaitu simpang
bersinyal dan simpang tidak dikendalikan (uncontrolled).
Dibawah ini merupakan ilustrasi pola pergerakan dari beberapa
simpang yang ada di Kota Banjarmasin. Untuk simpang
bersinyal di Kota Banjarmasin ada 18 simpang yaitu :
1) Simpang 4 Ahmad Yani – Gatot Subroto
2) Simpang 4 Gatot Subroto - Veteran
3) Simpang 4 Kinibalu - Mulawarman
4) Simpang 4 Lambung Mangkurat – Pangeran Samudera
5) Simpang 4 Jendral Sudirman – Lambung Mangkurat
6) Simpang 4 Pangeran Antasari – Kolonel Sugiono
7) Simpang 4 Perintis Kemerdekaan – D.I Panjaitan
8) Simpang 4 R.E Martadinata - Djok Mentaya
9) Simpang 4 S.Parman – Belitung
10) Simpang 4 S.Parman – Tarakan
11) Simpang 4 Sultan Adam – Sungai Andai
12) Simpang 4 Cemara Raya - Pinus
13) Simpang 4 Sutoyo – Skip Lama
14) Simpang 3 Ahmad Yani – Pramuka
15) Simpang 3 Ahmad Yani – Kolonel Sugiono
16) Simpang 3 Ahmad Yani – Kuripan
17) Simpang 3 Ahmad Yani – P. Antasari
18) Simpang 3 Sutoyo – Jafri Zam Zam

Dapat diilustrasikan dengan pola pergerakan sebagai berikut :


1) Simpang Ahmad Yani – Gatot Subroto
Pada survei gerakan membelok terklasifikasi di Simpang
Ahmad Yani – Gatot Subroto terdiri dari 4 kaki simpang.
Ilustrasi pola pergerakan Simpang 4 Ahmad Yani – Gatot
Subroto dapat dilihat sebagai berikut :

AHMAD YANI
Arah Kanan Lurus Kiri TOTAL
MC 72 90 98 260
SMP/JAM

LV 34 24 28 86
HV 1 0 1 3
UM 0 1 0 1
TOTAL 107 115 127 349
Kanan Lurus Kiri
PROPORSI

MC 28% 35% 38%


LV 40% 28% 33%
HV 0% 0% 0%
UM 0% 100% 0%

GATOT SUBROTO LINGKAR DALAM SELATAN


SMP/JAM SMP/JAM
Arah TOTAL TOTAL Arah
MC LV HV UM MC LV HV UM
Kiri 42 55 0 0 97 48 14 34 0 0 Kanan
Lurus 102 39 0 0 141 45 8 33 4 0 Lurus
Kanan 68 43 0 0 111 43 19 22 3 0 Kiri
TOTAL 212 137 0 0 349 136 41 89 7 0 TOTAL
Kanan Lurus Kiri Kanan Lurus Kiri
PROPORSI
PROPORSI

MC 32% 48% 20% 33% 21% 46% MC


LV 31% 28% 40% 38% 37% 25% LV
HV 0% 0% 0% 0% 0% 0% HV
UM 0% 0% 0% 0% 0% 0% UM

Arah Kiri Lurus Kanan TOTAL


MC 43 45 42 130
SMP/JAM

LV 78 52 89 219
HV 0 0 0 0
UM 2 2 4 8
TOTAL 123 98 135 357
Kiri Lurus Kanan
PROPORSI

MC 33% 35% 32%


LV 36% 24% 41%
HV 0% 0% 0%
UM 0% 0% 0%
AHMAD YANI
B. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
1. Identifikasi Masalah dan Alternatif Pemecahan Masalah Ruas
Jalan
Setelah dilakukan evaluasi kinerja di nilai dari pemeringkatan statis
dan pemeringkatan dinamis maka terdapat kinerja terendah:
a. Statis ruas
1) Jalan arteri
Ruas jalan arteri dengan peringkat statis terendah adalah
Jalan Belitung segmen 3 (1806-1807) karena jalan ini
merupakan jalan arteri tetapi kondisi dan ketersediaan
prasarana masih belum memadai seperti kurangnya
trotoar, ketersediaan rambu, kondisi marka yang rendah
dan terdapat banyak jalan akses. Kondisi jalan pada ruas
Belitung 3 cukup padat dikarenakan merupakan akses
menuju pasar sehingga sangat mempengaruhi kondisi
prasarana fasilitas jalan. Maka, usulan penanganannya
adalah merencanakan perbaikan perlengkapan baik marka
maupun rambu.

2) Jalan Kolektor
Ruas jalan kolektor dengan peringkat statis terendah
adalah Jalan Alalak Selatan (2901-1906) dikarenakan
kurangnya trotoar, penerangan jalan umum, kondisi marka
yang rendah, terdapat sedikit jalan akses serta perkerasan
jalan yang rusak. Pada ruas jalan Alalak Selatan
merupakan jalur yang menghubungkan antara pusat kota
dengan Dermaga Alalak. Maka, usulan penanganannya
adalah merencanakan pelebaran jalan juga penyediaan
bahu jalan, trotoar, dan perlengkapan jalan berupa marka
jalan.

3) Jalan Lokal
Ruas jalan lokal dengan peringkat statis terendah adalah
ruas Jalan Batu Piring segmen 1 (3016-407) dikarenakan
kurangnya trotoar, ketersediaan rambu, penerangan jalan
umum, kondisi marka yang rendah, terdapat sedikit jalan
akses serta perkerasan jalan yang rusak. Maka, perlu
penanganan dalam hal pelebaran jalan juga penyediaan
trotoar untuk pejalan kaki dan perbaikan terhadap
perlengkapan jalan berupa rambu dan marka jalan untuk
meningkatkan kinerja prasarananya.

b. Dinamis Ruas
1) Jalan Arteri
Ruas jalan arteri dengan peringkat dinamis terendah
adalah Ruas Jalan Brigjen Hasan Basri segmen 2 arah
masuk CBD (2001-2002). Pada ruas jalan Brigjen Hasan
Basri segmen 2 nilai kecepatan sebesar 33.16 km/jam, v/c
Ratio 0.50 dan kepadatan 41.59 smp/km. Hal ini
dikarenakan terdapat parkir U-turn dan disertai dengan lalu
lintas yang padat.

2) Jalan Kolektor
Ruas jalan kolektor dengan peringkat dinamis terendah
adalah Ruas Jalan Gubernur Soebardjo segmen 1 arah
keluar CBD (2503-1502). Pada ruas Jalan Jalan Gubernur
Soebardjo segmen 1 nilai kecepatan sebersar 14.63
km/jam, v/c Ratio 0.55 dan kepadatan 20.3 smp/km. Pada
Ruas Jalan Gubernur Soebardjo 1 terdapat banyak parkir
on street di lokasi Pelabuhan Trisakti yang hampir
memenuhi badan jalan.

3) Jalan Lokal
Ruas jalan lokal dengan peringkat dinamis terendah adalah
Ruas Jalan Barito Hilir segmen 1 (1602-1501. Pada ruas
Jalan Barito Hilir segmen 1, nilai kecepatan adalah sebesar
25.88 km/jam, v/c Ratio 0.85 dan kepadatan 91.9 smp/km.
Pada Ruas Jalan Barito Hilir 1 terdapat merupakan akses
menuju atau dari Pelabuhan Trisakrti.
2. Identifikasi Masalah dan Alternatif Pemecahan Masalah
Persimpangan
Setelah dilakukan evaluasi kinerja di nilai dari pemeringkatan statis
dan pemeringkatan dinamis maka terdapat kinerja terendah:
a. Statis Simpang
1) Simpang Bersinyal
Simpang Perintis Kemerdekaan - Sulawesi merupakan
simpang yang mendapat penilaian terendah statis. Tata
guna lahan Simpang Perintis Kemerdekaan – Sulawesi
adalah pertokoan dan tempat ibadah dimana di salah satu
mulut simpangnya terdapat masjid yang tidak memiliki
tempat parkir sehingga mempengaruhi geometrik jalan dan
kondisi marka yang tidak terlalu jelas mempengaruhi
prasarana jalan. Maka, usulan penanganannya adalah
penyesuaian radius simpang dengan standar yang ada,
memasang rambu – rambu yang dibutuhkan simpang,
serta pembuatan marka jalan untuk meningkatkan kinerja
prasarana simpang tersebut.

2) Simpang Tanpa Pengendalian


Simpang Keramat Raya – Simpang Sungai Bilu merupakan
simpang tanpa pengendalian dengan lebar lajur pendekat
rata-rata belum memenuhi standar, kurangnya rambu serta
tidak ada marka juga mempengaruhi menjadikan Simpang
Keramat Raya – Simpang Sungai Bilu menjadi simpang
tanpa pengendalian yang memiliki kinerja prasarana
terendah. Maka, usulan penanganannya adalah melengkapi
rambu rambu yang diperlukan simpang, menyediakan
lahan parkir diluar area simpang.

b. Dinamis Simpang
1) Simpang Bersinyal
Simpang 4 Simpang Sultan Adam-Sungai Andai, merupakan
jenis simpang berapill yang mendapatkan peringkat rendah
penilaian dinamis. Simpang 4 Simpang Sultan Adam-Sungai
Andai memiliki derajat kejenuhan 0.87 dan panjang antrian
82 m, hal ini disebabkan karena Simpang Sultan Adam-
Sungai Andai merupakan akses masuk menuju CBD 2 yang
dominan dengan adanya perkantoran dan pasar sehingga
dilewati banyak kendaraan dari sepeda motor hingga
kendaraan besar dari luar kota. Maka, usulan
penanganannya adalah optimalisasi simpang (fase dan
waktu siklus).

2) Simpang Tanpa Pengendalian


Simpang 3 Sutoyo – Suprapto, merupakan jenis Simpang
tanpa pengendalian yang memiliki kinerja dinamis simpang
terendah. Simpang 3 Sutoyo – S.Parman memiliki nilai
derajat kejenuhan 0.82, rasio belok kanan 0.35 dan jumlah
kendaraan yang dilewatkan 3114.10 smp/jam. Tata guna
lahan Simpang 3 Sutoyo – S.Parman adalah perkantoran
dan ketiga kaki simpang yaitu Jalan Mayjen Sutoyo, Jalan
S.Parman, Jalan Suprapto merupakan jalan arteri dengan
kepadatan kendaraan yang tinggi. Maka, usulan
penanganan yang dilakukan adalah dengan membuat
rekayasa lalu lintas dengan cara melakukan pembatasan
kendaraan pada jalan Sutoyo sehingga derajat
kejenuhannya menjadi turun.

Anda mungkin juga menyukai