Anda di halaman 1dari 3

Salah satu upaya meningkatkan keehatan bayi dalam mengurangi stunting

adalah perlu dilakukannya pendekatan dan pembinaan gizi pada ibu yang akan
mamiliki anak atau ibu yang memiliki anak usia bayi. Stunting adalah suatu kondisi
gagal tumbuh yang antara lain disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang
baik.Seorang anak dikatakan stunting ketika terjadi ketidaksesuaian pertumbuhan
tinggi badan berdasarkan grafik pertumbuhan standar dunia. Atau dalam bahasa yang
lebih umum adalah kerdil. Menurut Unicef (2013) Stunting adalah salah satu masalah
kesehatan yang dapat menyebabkan perkembangan otak suboptimal sehingga
mengakibatkan terhambatnya perkembangan motorik dan pertumbuhan mental,
bahkan dapat meningkatkan risiko terhadap kesakitan dan kematian. World health
organization (WHO) menyatakan bahwa Indonesia menduduki urutan negara ketiga
dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Asia pada tahun 2017. Angka stunting
di Indonesia mencapai 36,4 persen. Namun, pada 2018, berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar, angkanya terus mengalami penurunan hingga 23,6 persen
(Riskesdas,2018). Menurut data PSG nasional terakhir pada tahun 2016 menyebutkan
bahwa Kabupaten Jember memiliki angka prevalensi balita stunting diatas prevalensi
nasional dengan persentase sebesar 39,2%. Pada tahun 2017 jumlah kasus balita
stunting tertinggi pertama berada di wilayah kerja Puskesmas Jelbuk dengan
persentase sebesar 39,30%.

Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya


Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari,oleh,untuk, dan Bersama masyarakat, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar (Kemenkes RI,2012). Upaya peningkatan
peran dan fungsi posyandu bukan semata-mata tanggungjawab pemerintah saja,
namun semua komponen masyarakat, termasuk kader, mahasiswa dan civitas
akademika. Peran kader dalam penyelenggaraan posyandu sangat besar karena selain
senagai pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak
masyarakat untuk datang ke posyandu dan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS). Kunjungan di Posyandu desa Jelbuk kecamatan Jelbuk kabupaten
Jember dilaksakan sebulan sekali yang ditentukan oleh kader, tim penggerak PKK
desa dan petugas puskesmas, biasanya dilaksanakan minggu pertama setiap awal
bulan, dilakukan dengan pelayanan sistem lima meja. Meja I (pendaftaran), meja II
(penimbangan),meja III (pengisian KMS), meja 1
IV (penyuluhan perorangan berdasarkan KMS), dan meja V (Pelayanan kesehatan
seperti imunisasi, pemberian Vitamin A, dan pengobatan ringan). Petugas yang
berada di meja I-IV para kader sedangkan petugas yang berada di meja V merupakan
para medis, bidan desa atau perawat. Terjadinya AKB maupun AKB banyak factor
baik dari kondisi kultur, pemahaman yang minim serta kemiskinan yang terjadi pada
keluarga yang bersangkutan.

Penyelenggaraan posyandu diharapkan dapat mencapai tujuannya antara lain,


menurunkan angka kematian ibu dan anak, meningkatkan pelayanan kesehatan ibu
untuk menurunkan IMR (Infant Mortality Rate)/angka kematian bayi, mempercepat
penerimaan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera), memberdayakan
masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan menunjang peningkatan
pola hidup sehat, pendekatan dan pemerataan pelayan kesehatan kepada masyarakat
sehingga tercapai peningkatan cakupan pelayanan kesehatan, menghimpun potensi
masyarakat untuk berperan serta secara aktif meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan ibu,bayi dan balita (Cahyo,2010).
Kepala kader posyandu Desa Jelbuk mengungkapkan bahwasanya dalam hal
penyampian informasi dan Pendidikan kesehatan kepada masyarakat berjalan cukup
lancar tetapi kader tidak dapat memantau apakah intervensi dan saran dari para kader
di posyandu dilaksanakan oleh masyarakat atau tidak selain itu permasalahan yang
dapat kami gali dari hasil wawancara adalah tingginya pravalensi stunting di desa
jelbuk. Oleh karena itu diharapkan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ini dapat
membantu kader melalui penyuluhan, pemantauan, dan pembinaan yang disertai
simulasi, Gerakan ini bertujuan perubahan perbaikan gizi untuk memperbaiki
kualitas hidup anak-anak di Desa Jelbuk pada masa mendatang.dengan demikian
program ini diharapkan menjadi formulasi langkah inovatif dan efektif guna menjadi
upaya dalam mencegah dan menurunkan angka kejadian stunting secara signifikan di
Desa Jelbuk, dan tentunya melalui program ini akan menghasilkan kader-kader yang
mampu berpikri kritis, responsif dan inovatif serta peduli akan pentingnya edukasi
dan pembinaan pada masa kehamilan maupun ibu yang baru melahirkan akan
mencegah resiko stunting yang dapat mengancam masyarakat Desa Jelbuk.

2
Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dipecahkan melalui program ini pada dasarnya tidak lepas
dari ruang lingkup permasalahan diatas, yaitu:

1. Bagaimana cara memberikan penyuluhan tentang pentingnya


kebutuhan gizi pada 1000 hari usia balita ?
2. Bagaimana memberi pemahaman kepada kader posyandu dan ibu
hamil mengenai pencegahan stunting dan pembinaan simulasi
perbaikan gizi?
3. Bagaimana cara agar intervensi yang diberikan oleh kader di posyandu
dapat dilakukan oleh ibu hamil dan dapat dipantau?

Anda mungkin juga menyukai