Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sering kali dari kita mendengar mengenai kata pendelegasian pekerjaan,


namun tak sedikit juga dari kita sebetulnya belum memahami secara mendalam
apa makna dan implikasi pendelegasian pekerjaan itu. Sebenarnya, lalu apakah
pendelegasian tersebut.

Pendelegasian adalah “to get work done trought other people” sehingga
boleh dikatakan sebagai salah satu pilar utama manajemen. Salah satu cirri
pimpinan yang bagus adalah lancarnya proses pendelegasian sementara ada
berkata “sharing is delegation” pernyataan ini adalah prinsip dasar umum yang
menjelaskan apa sebenarnya pendelegasian itu. Bagian ini secara khusus akan
menguraikan pengertian pendelegasian serta semua aspek terkait yang ada
didalamnya.

Beberapa gejala dapat diindentifikasikan untuk menunjukan kurang


mulusnya proses pendelegasian. Jika penanganan situasi “Krisis” dan tindakan-
tindakan berbentuk “ pemadam kebakaran “ menjadi pola yang umum dalam
perusahaan hamper dapat dipastikan terjadi masalah dengan pendelegasian juga
Nampak ketika pekerjaan menjadi lambat atau terhenti jika seorang pemimpin
tidak berada ditempat.

Suatu organisasi dapat hidup dan berjalan dengan benar, terarah dan
mencapai tujuan dengan efektif dan efisien apabila dikelola dengan baik. Untuk
dapat mengelola dan mengatur organisasi dengan baik ini diperlukan adanya
kecakapan dan kemampuan dalam hal managerial (management skill). Sebab
dengan adanya kecakapan dan kemampuan dalam hal manajerial ini, semua
sumber daya organisasi dapat difungsikan secara optimal dan produktif yang pada
akhirnya tujuan organisasi dapat dicapai dengan berdaya guna dan berhasil guna.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah mengenai
pendelegasian tugas dan manajemen organisasi dan kepemimpinan.
C. Tujuan
Untuk mengetahui tentang pendelegasian tugas dan manajemen organisasi dan
kepemimpinan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Robert Heller mendefinisikan pendelegansian sebagai mempercayakan
pekerjaan pada orang lain akan tetapi tanggung jawab atas pekerjaan tersebut
masih berada di tangan pendelegansi. Tony Atherton mendefinisikan
pendelegansian pekerjaan sebagai mempercayakan wewenang dan tanggung
jawab kepada orang lain utnuk menyelesaikan suatatu pekerjaan yang
didefinisikan dengan jelas, dan disetujui di bawah pengawasan pendelegansi
sambil tetap memegang seluruh tanggung jawab atas keberhasilan pekerjaan atau
pekerjaan itu.
Pendelegansian adalah kegiatan seseorang untuk menugaskan stafnya/
bawahannya untuk melaksanakan bagian dari tugas manajer yang bersangkutan
dan pada waktu bersamaan memberikan kekuasaan pada staf/ bawahan tersebut,
sehingga bawahan itu dapat melaksanakan tugas-tugas itu sebaik baiknya serta
dapat mempertanggung jawabkan hal hal yang didelegansikan kepadanya
(Manulang, 1998).
Pendelegansian merupakan proses penugasan, wewenang dan tanggung
jawab kepada bawahan. (Sujak, 1990).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendelegansian ialah proses
terorganisir dalam kerangka hidup organisasi/ keorganisasian untuk secara
langsung melibatkan sebanyak mungkin orang dan pribadi dalam pembuatan
keputusan, pengarahan, dan pengerjaan kerja yang berkaitan dengan pemastian
tugas. Pendelegasian ialah tindakan mempercayakan tugas (yang pasti dan jelas),
kewenangan, hak, tanggung jawab, kewajiban dan pertanggung jawaban kepada
bawahan secara individu dalam setiap posisi tugas.
Pendelegansian (pelimpahan wewenang merupakan salah satu elemen
penting dalam fungsi pembinaan. Sebagai manajer perawat dan bidan menerima
prinsip – prinsip delegasi agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi –
fungsi manajemen lainya. Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer
mengalokasikan wewenang kepada bawahannya.
Terdapat empat kegiatan dalam delegasi wewenang :
1. Manager perawat/bidan menetapkan dan memberikan tugas dan tujuannya
kepada orang yang diberi pelimpahan.
2. Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
3. Perawat/bidan yang menerima delegasi baik eksplisit maupun inplisit
menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab.
4. Manajer perawat/bidan menerima pertanggung jawaban.

B. Tujuan Pendelegasian
Berdasarkan pengertian diatas maka tujuan pendelegasian adalah :
1. Member tugas, wewenang dan tanggung jawab kepada staf/bawahan secara
proposinal.
2. Memebri kesempatan kepada staf/bawahan untuk mengembangkan diri.
3. Meningkatkan mekanisme kerjaorganisasi
4. Mendorong staf untuk berorientasi pada target dan sekaligus kualitas.

C. Alasan Pendelegasian
Ada beberapa alasan mengapa pendelegasian diperlukan.

1. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai hasil yang


lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri.
2. Agar organisasi berjalan lebih efisien.
3. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan dapat memusatkan
perhatian terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
4. Dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan
berkembang, bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk
belajar dari kesalahan atau keberhasilan.
Manajer perawat/bidan seharusnya lebih cermat dalam mendelegasikan tugas
dan wewenangnya, mengingat kegiatan perawat dan bidan berhubungan dengan
keselamatan orang lain (pasen). Oleh karena itu sebelum mendelegasikan
tugas/wewenang hendaknya dipahami benar tingkat kemampuan dari
perawat/bidan yang akan diberikan delegasi.

Cara manajer perawat/bidan dalam melakukan pendelegasian

1. Membuat perencanaan ke depan dan mencegah masalah.


2. Menetapkan tujuan dan sasaran yang realistis
3. Menyetujui standar kerja
4. Menyelaraskan tugas atau kewajiban dengan kemampuan bawahan
5. Melatih dan mengembangkan staf bawahan dengan memberikan tugas dan
wewenang baik secara tertulis maupun lisan.
6. Melakukan kontrol dan mengkoordinasikan pekerjaan bawahan dengan
mengukur pencapaian tujuan berdasarkan standar serta memberikan umpan
balik prestasi yang dicapai.
7. Kunjungi bawahan lebih sering dan dengarkan keluhan - keluhannya.
8. Bantu mereka untuk memecahkan masalahnya dengan memberikan ide ide
baru yang bermanfaat.
9. Memberikan ‘reward’ atas hasil yang dicapai.
10. Jangan mengambil kembali tugas yang sudah didelegasikan.
D. Tehnik Pendelegasian
Manajer perawat/bidan pada seluruh tingkatan dapat menyiapkan tugas-tugas
yang dapat didelegasikan dari eksekutif perawat sampai eksekutif departemen
atau kepala unit, dan dari kepala unit sampai perawat/bidan klinis. Delegasi
mencakup kewenangan untuk persetujuan, rekomendasi atau pelaksanaan. Tugas-
tugas seharusnya dirangking dengan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakannya dan sebaiknya satu kewajiban didelegasikan pada satu waktu.
E. Kapan Tidak Perlu Dilakukan Delegasi

Hindari mendelegasikan kekuasaan dan tetap mempertahankan moral dalam


pelaksanaannya. Kontrol dilakukan khusus pada pekerjaan yang sangat teknis
atau tugas tugas yang melibatkan kepercayaan. Hal ini merupakan hal yang
kompleks dalam manajemen keperawatan / kebidanan, sehingga memerlukan
pengetahuan dan kemampuan yang khusus. Manajer perawat/bidan yang akan
menangani hal tersebut seharusnya memiliki kemampuan ilmu manajemen dan
perilaku. Mendelegasikan tugas dan tanggung jawab dapat menyebabkan perawat
/ bidan klinis berasumsi bahwa manajer tidak mampu untuk menangani tanggung
jawab kepemimpinannya terhadap manajemen keperawatan / kebidanan.

F. Hambatan – Hambatan dalam Pendelegasian.


Hambatan Pada Delegator
1. Kemampuan yang diragukan oleh dirinya sendiri
2. Meyakini bahwa seseorang “mengetahui semua rincian”
3. “Saya dapat melakukannya lebih baik oleh diri saya sendiri” buah pikiran
yang keliru.
4. Kurangnya pengalaman dalam pekerjaan atau dalam mendelegasikan
5. Rasa tidak aman
6. Takut tidak disukai
7. Penolakan untuk mengakui kesalahan
8. Kurangnya kepercayaan pada bawahan
9. Kesempurnaan, menyebabkan kontrol yang berlebihan
10. Kurangnya ketrampilan organisasional dalam menyeimbangkan beban kerja
11. Kegagalan untuk mendelegasikan kewenangan yang sepadan dengan
tanggung jawab.
12. Keseganan untuk mengembangkan bawahan
13. Kegagalan untuk menetapkan kontrol dan tindak lanjut yang efektif.
Hambatan pada yang diberi Delegasi
1. Kurangnya pengalaman
2. Kurangnya kompetensi
3. Menghindari tanggung jawab
4. Sangat tergantung dengan boss
5. Kekacauan [disorganization]
6. Kelebihan beban kerja
7. Terlalu memperhatikan hal hal yang kurang bermanfaat
Hambatan dalam Situasi
1. Kebijakan tertuju pada satu orang
2. Tidak ada toleransi kesalahan
3. Kekritisan keputusan
4. Urgensi, tidak ada waktu untuk menjelaskan [krisis manajemen]
5. Kebingungan dalam tanggung jawab dan kewenangan.
6. Kekurangan tenaga

Agar pendelegasian menjadi efektif, diperlukan cara untuk menanggulangi


hambatan tersebut diatas, Louis Allen mengemukakan beberapa teknik khusus
untuk membantu manager perawat dan bidan dalam melakukan delegasi:
1. Tetapkan tujuan, perawat/bidan pelaksana harus diberitahu maksud dan
pentingnya tugas yang didelegasikan.
2. Tegaskan tanggung jawab dan wewenangnya dan berikan informasi yang
jelas apa yang harus dipertanggungjawabkan serta sumber-sumber yang
tersedia untuk pelaksanaan tugasnya sebagai perawat/bidan
3. Berikan motivasi dan dorongan agar percaya diri dalam menerima
tanggung jawab.
4. Meminta penyelesaian tugas yang didelegasikan dalam batas waktu yang
jelas.
5. Berikan latihan untuk mengembangkan pekerjaannya agar menjadi lebih
baik
6. Adakan pengawasan yang memadai baik langsung maupun melalui
laporan. Tegaskan kapan laporan harus selesai dan hal-hal yang
diperlukan dalam laporan (singkat dan padat).
G. Langkah Pendelegasian yang Efektif.
1. Tentukan staf yang tepat untuk menerima delegasi yaitu seseorang yang :
a. Punya minat dan kemampuan
b. Senang menghadapi tantangan
c. Merasa terpacu untuk maju dengan tugas yang diberikan
d. Belum mendapat kesempatan
e. Sedang dipersiapkan untuk promosi
f. Cukup punya waktu
2. Siapkan staf yang akan menerima delegasi melalui :
a. Motivasi
b. Memberi kepercayaan penuh
c. Siap memberi bantuan
3. Tentukan tugas yang didelegasikan :
a. Deskripsi tugas
b. Hasil dan standar yang diharapkan
c. Tugas – tugas bersifat :
1) Keputusan yang sering dibuat
2) Tugas yang tidak bisa ditangani
3) Fungsi yang tidak disenangi tetapi dapat dilakukan secara bebas
4) Tugas yang memberi pengalaman pada staf
5) Tugas memberi variasi kerja rutin
6) Kegiatan yang membuat suatu jabatan lebih lengkap
7) Tugas yang menambah jumlah orang yang dapat mengerjakan tugas
sulit
8) Peluang untuk menggunakan dan mengukuhkan bakat kreatif
4. Buat persetujuan :
a. Tentukan kesepakatan wewenang yang akan dimiliki
b. Tentukan sumber daya termasuk anggaran yang tersedia dan dibutuhkan
c. Umumkan kepada staf yang relevan tentang siapa bertanggung jawab
terhadap tugas yang telah didelegasikan.
5. Lakukan pengawasan agar :
a. Tugas dilakukan menurut standar
b. Penyelesaian tugas pada waktunya
c. Hasil kerja memenuhi standar
d. Minta laporan tentang tugas yang diembannya serta bagaimana ia
menggunakan wewenang.
H. Definisi Manajemen.
Menurut Marry Barlin Follet manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Definisi ini ada, dimana dalam kenyataannya bahwa manajer
(pemimpin) dalam usaha mencapai tujuannya dengan rangkaian berbagai cara
yang kemudian dilakukan oleh orang – orang yang berada di bawah
bimbingannya.
Menurut Dr. Whinardi Manajemen adalah merupakan suatu proses yang khas
yang terdiri dari aktifitas perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan
pengawasan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan
sumber daya organisasi (manusia dan alam)
Dari kedua rumusan di atas, maka dapat kita pahami bahwa:
1. Manajemen adalah merupakan suatu proses untuk mencapai suatu tujuan
2. Manajemen adalah merupakan serangkaian tindakan atau seni
3. Manajemen mempunyai unsur-unsur yang sering disebut dengan fungsi
manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan
pengawasan (POAC : Planning, Organizing, Actuating, Controling)
Definisi di atas dapat ditunjukkan dalam diagram sebagai berikut:

Sumber daya
Perencanaan organisasi
organisasi (Manusia Tujuan
menggerakan
dan Alam)
I. Manfaat Dan Fungsi Manajemen
Secara garis besar manfaat manajemen dalam pengelolaan organisasi adalah
agar organisasi dapat berjalan seswuai dengan arah, sasaran yang dikehendaki
secara berdaya guna dan berhasil guna (efektif dan efisien). Yang pada akhirnya
dapat menghindarkan adanya hal – hal atau tindakan – tindakan yang tidak
mendukung, hambatan dan bahkan merugikan dalam pencapaian tujuan
organisasi.
Pada hakikatnya inti dari organisasi adalah manajemen. Suatu organisasi
tanpa adanya manjemen yang baik didalamnya akan mengalamikesulitan dalam
mencapai tujuan yang dikehendaki. Dapat diibaratkan dalam kehidupan,
organisasi merupakan jasad atau badan, sedangkan manajemen merupakan roh,
jiwa atau akal pikirannya yang dapat menggerakkan dan memberikan arah
kehidupan pada organisasi. Dengan demikian dapat dipahami bahwa organisasi
tanpa manajemen didalamnya seperti jasad tanpa roh atau kehidupan tanpa akal
pikiran.
Fungsi manajemen sering disebut dengan unsur-unsur atau aktifis manajemen
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan.
Semua itu merupakan satu rangkaian yang vtidak dapt dipecah-pecahkan, baik
dalam actionnya atau operationalnya maupun dalam cara memahaminya,
pembahasan dari fungsi – fungsi tersebut adalah:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan yaitu menentukan terlebih dahulu serangkaian tindakan untuk
mencapai tindakan yang diinginkan (Louis A. Allen). Jadi perencanaan adalah
merupakan keputusan yang diambil dengan disertai keputusan mengenai
tindakan apa yang akan dilakukan, kapan, bagaimana, dan sebagainya. Oleh
karena itu menurut Beshline, setiap pertanyaan harus memberikan jawaban
atas pertanyaan 5W + 1H, yaitu: What (apa) mencakup tentang tujuan; Why
(mengapa) menjelaskan mengenai pemilihan tujuan; When (kapan)
menjelaskan tentang waktu; Where (dimana) menjelaskan tentang tempat;
Who (siapa) menjelaskan pelaksananya; How (bagaimana) menjelaskan teknis
atau cera pencapaian tujuan
Unsur – unsur yang ada dalam suatu perencanaan:
a. Tujuan yang ingin dicapai, dapat bersifat material seperti memperoleh
laba, atau bersifat moral seperti meningkatkan keahlian atau ketrampilan
Politik atau kebijakan, yaitu menyangkut tentang kebijaksanaan yang
diambil dalam menjalankan rencana, termasuk kebijaksanaan jika terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan rencana ketika dioperasionalkan
b. Prosedur, yaitu langkah – langkah apa saja yang harus dilakukan untuk
mencapain tujuan
c. Anggaran dan Budget, yaitu mengenai pendanaan yang meliputi sumber
dana dan penggunaannya
d. Program, yaitu kumpulan aktifitas yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan. Hal lain yang perlu mendapatkan pengertian, bahwa dalam
penyusunan rencana bukanlah merupakan daftar keinginan yang utopis
melainkan bersifat realistis, yang artinya berpijak pada kemampuan riil
organisasi dan dapat dilaksanakan oleh semua sumber daya organisasi
yang ada.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah menentukan dan mengelompokkan berbagai
kegiatan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan, memberikan tugas,
wewenang dan tanggungjawab serta mengatur hubungan koordinasi antara
setiap personalia atau pelaksana. Hasil dari aktifitas pengorganisasian ini
adalah organisasi dalam arti statis maupun dinamis. Organisasi dalam arti atais
adalah lembaga atau wadahnya, dan organisasi dalam arti dinamis adalah
mekanisme atau tata kerja yang hidup dalam organisasi.
3. Penggerakan (Actuating)
Menggerakkan atau memimpin adalah usaha menggerakkan anggota
organisasi agarmau bertindak dan bekerja sama dalam mencapai tujuan
organisasi. Dalam manajemen, unsur atau fungsi ini adalah fungsi yang
strategis dan kompleks karena fungsi ini merupakan aktifitas yang secara
langsung berhubungan dengan orang per orang, yaitu usaha untuk
mempengaruhi orang lain agar bersedia dengan sukarela atau terpaksa untuk
menapai tujuan organisasi. Fungsi ini dikatakan kompleks karena manusia
merupakan makhluk yang penuh dengan ketakterdugaan, mempunyai
perbedaan yang sangat heterogen serta mempunyai motivasi yang sangat
beragam.
Dalam prakteknya perumitan pelaksanaan actuating ini adalah tanangan
yang paling menantang bagi seorang pemimpin. Dan untuk mengatasinya
diperlukan adanya rasa, cipta, dan karsa yang tinggi.
4. Pengawasan (Controling)
Pengawasan adalah serangkaian aktivitas pengawasan guna menjaminn
tercapaiya tujuan sebagaimana yang direncanakan. Maksudnya adalah untuk
menjamin bahwa kegiatan – kegiatan yang telah dipoakan dalam rencana akan
dilaksanakan sebagaimana mestinya sesuai dengan rencana, dan apabila terjadi
penyimpangan maka melalui mekanisme pengawasan ini akan dapat dicari
jalan keluarnya yang tidak mengakibatkan lepasnya tujuan semula.
Dalam melakukan pengawasan, seorang pemimpn dapat menggunakan
cara:
a. Pengecekan laporan, baik rutin maupun insidental, lisan maupun tertulis.
b. Melakukan observasi lapangan secara rutin maupun dadakan.
Dengan adanya pengawasan tersebut, maka diharapkan dapt tercipta
suatu iklim yang terkendali dalam pelaksanaan pekerjaan dan pencapaian
tujuan organisasi. Manajemen adalah inti dari oranisasi. Kepemimpinan
adalah inti dari manajemen dan pengambilan keputusan adalah inti dari
kepemimpinan.
J. Tipologi, Fungsi Dan Potret Ideal Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau
kelompok di dalam usaha mengarahkan tingkah laku orang lain untuk mencapai
tujuan dalam situasi tertentu. Pemimpin adalah seseorang yang karena sesuatu
sebab diikuti oleh kelompok manusia lainnya atau orang yang dapat
menggerakkan orang lain sesuai dengan visi dan misi organisasi.
Dari pengertian tersebut dalam prinsip kepemimpinan terkandung 3 unsur
yang saling mempengaruhi, yaitu:
1. Pihak yang mempengaruhi, disebut pemimpin
2. Pihak yang dipengaruhi
3. Situasi dan kondisi yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi.

Tipologi Kepemimpinan
Dalam kepemimpinan ada berbagai macam tipologi diantaranya:
1. Kepemimpinan otoriter
Yaitu kepemimpinan yang berdasarkan kekuatan mutlak, sehingga keputusan
ada di tangan pemimpin yang menganggap dirinya lebih mengetahui dalam segala
hal dari anggotanya. Tujuan pemimpin menjadi tujuan kelompok.
2. Kepemimpinan liberal atau bebas
Yaitu kepemimpinan dimana anggota kelompok diberi kebebasan dalam
menentukan tujuan kelompok. Pemimpin bersifat pasif, tidak ada inisiatif dan
sebagai penonton
3. Kepemimpinan demokratis
Yaitu kepemimpinan dimana pemimpin didalam melakukan tugasnya
melibatkan secarfa kolektif anggotanya, sehingga suatu keputusan merupakan
keputusan bersama
4. Kepemimpinan kharismatik
Adalah kepemimpinan yang berdasarkan trasdisi dansejarah merupakan dasar
hukum istimewa sang pemimpin, yaitu secara turun temurun, contoh raja – raja,
kaisar
5. Kepemimpinan rasional
Yaitu kepemimpinan atas dasar pertimbangan rasionalitas. Norma atau aturan
disusun secara rasional, birokratis (bersandar pada aturan) dan sistem jabatan
yang bertingkattingkat menjadi ciri khasnya, misal: kepala negara.
Fungsi Kepemimpinan
1. Fungsi analisa (pengolah kebutuhan, masalah, tujuan program dan keadaan yang
dipimpin baik potensi dan masalahnya)
2. Fungsi pengarahan (dengan membagi tugas dan tangungjawab, wewenang serta
membimbing dan mengarahkan)
3. Fungsi pembentuk susunan (ketertiban, keamanan, keterbukaan, kekeluargaan dan
motivasi)
4. Fungsi pemeliharaan (suasana, semangat kerja, peningkatan dan pengembangan
usaha yang telah dilaksanakan)
Potret Ideal Kepemimpinan
Kepemimpinan ideal dapat dilihat dari cir-ciri kepemimpinan yang baik dan
berhasil. Seorang pemimpin yang baik adalah:
Berwibawa Jujur
Dapat dipercaya Bijaksana
Berani, mawas diri Tegas dan bertanggung jawab
Sederhana Berjiwa besar dan dinamis
Bersikap wajar Mengayomi
Penuh pengabdian pada tugas

Adapun ciri – ciri kepemimpinan yang berhasil adalah:


1. Mengikuti kebutuhan dan mengarahkan kepada program dan yang dipimpin
2. Bersedia membimbing dan mengarahkan kepada program dan yang dipimpin
3. Bersedia membagi tanggungjawab dan wewenang kepada mereka yang
dipimpin
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendelegasian tidak hanya mencakup tentang pelimpahan pekerjaan pada
bawahan, tapi juga merupakan pembangunan iklim kerja berdasarkan
kepercayaan serta merupakan proses peningkatan motivasi kerja pegawai. Terasa
sulit memang, namun bukan berarti tidak dapat dipelajari.
Setiap pemimpin yang baik perlu memahami serta menerapkan
pendelegasian dengan penuh tanggung jawab apabila ia menghendaki
keberhasilan dalam kepemimpinannya. Pemimpin yang baik akan memahami
bahwa ia hanya dapat bekerja bersama dan bekerja melalui orang lain (para
bawahan). Untuk meweujudkan kerja sama ini, pemimpin dapat meweujudkan
melalui pendelagsian, dimana pendelegasian dapat dilakukannya berdasarkan
beberapa point yang teah dijelaskan diatas.

B. Saran
Dalam hal ini untuk mencapai keberhasilan dari penerapan pendelegasian
diperlukan pemahaman manajer dalam pendelegasian tugas dan wewenang serta
pemahaman perawat ataupun bidan tentang arti pendelegasian menjadi penting
dalam meningkatkan kinerja perawat ataupun bidan agar pendelagasian tugas dan
wewenang menjadi efektif saat dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA

https://agus-krisianto.weebly.com/kepemimpinan/pendelegasian
https://www.asikbelajar.com/pendelegasian-tugas-wewenang/
Handoko, T.Hani, Dr., MBA., 1997, “Manajemen" BPFE-Yogyakarta
Swansburg, R., 1996 , "Management and Leadership for Nurse Manager", Jones &
Bartlet Publishing International

Anda mungkin juga menyukai