Anda di halaman 1dari 16

1

Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) Dan


Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS)

Dosen Pembimbing: Istianna N H,S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.S.Kom

KELOMPOK 4
Nama Anggota :
1. Ersa Septi (1702056)
2. Firda Erry (1702060)
3. Hanifah Cahyaningrum (1702061)
4. Muh Taufiqqurrohman (1702065)
5. Muh Ihsan (1702067)
6. Nur Vidyastuti (1702068)
7. Ratna Puspitasari (1702073)
8. Rudianto (1702075)
9. Sakka Fafarach E.P (1702076)
10. Tony Hanggara (1702079)
11. Wahyu Ratna Sejati (1702083)
12. Yudhi Kristanto (1702086)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN


2020
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan sebuah sistem Jaminan
Sosial yang diberlakukan di Indonesia. SJSN ini diselenggarakan melalu Asuransi
Kesehatan Sosial yang bersifat wajib berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk
Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak. Salah satu bagian dari Sistem
Jaminan Kesehatan Nasional yang dikembangkan di Indonesia yaitu Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) (Kemenkes RI, 2012).
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting agar manusia dapat bertahan
hidup dan melakukan aktivitas. Pentingnya kesehatan ini mendorong pemerintah
untuk mendirikan layanan kesehatan agar masyarakat dapat mengakses kebutuhan
kesehatan. Layanan kesehatan merupakan ujung tombak dalam pembangunan
kesehatan masyarakat, oleh karena itu mendapatkan layanan kesehatan adalah hak
setiap warga negara Indonesia.
Berdasarkan, pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Selain itu, pembangunan kesehatan dapat sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis. Pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan
dan realistis sesuai pentahapannya agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat. 2
Pemerintah sebagai penyelenggara negara merupakan elemen utama dalam
pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),
dalam meningkatkan pelayanan kesehatan pemerintah bertanggung jawab atas
pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) bagi kesehatan perorangan. Pemerintah memberikan jaminan untuk masyarakat
miskin dan tidak mampu melalui skema Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Namun demikian, skema-skema tersebut
3

masih terfragmentasi atau terbagi-bagi. Biaya kesehatan dan mutu pelayanan menjadi
sulit terkendali. Sehingga pada tahun 2004, dikeluarkan Undang-Undang Nomor 40
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang mengamanatkan bahwa jaminan
sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
JKN ini dikelola melalui suatu badan pemerintah yang disebut Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) yang dinaungi oleh Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan yang implementasinya dimulai sejak 1 Januari 2014. Salah satu sasaran
yang ingin dicapai dalam pengembangan JKN adalah kepuasan pasien, dimana dalam
peta jalan JKN disebutkan bahwa paling sedikit 75% pasien menyatakan puas
diberikan pelayanan oleh faskes yang bekerjasama dengan BPJS pada tahun 2014 dan
pada akhirnya mencapai kepuasan pasien sebesar 85% pada tahun 2019 (DJSN,
2012).
Salah satu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bekerja sama
dengan BPJS Kesehatan adalah puskesmas. BPJS Kesehatan memilih puskesmas
menjadi bagian dari pelaksana program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) karena
puskesmas adalah pusat pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat.
Menurut Keputusan Menteri Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, puskesmas merupakan
salah satu sarana pelayanan publik yang secara langsung dapat dirasakan masyarakat
pengguna, khususnya dalam pelayanan kesehatan perorangan. Cakupan pelayanan
yang diterima peserta BPJS Kesehatan di FKTP atau puskesmas yaitu rawat jalan
tingkat pertama, pelayanan gigi, rawat inap tingkat pertama dan pelayanan darah
sesuai indikasi medis. 4 Pelayanan kesehatan kepada pengguna BPJS Kesehatan harus
dilakukan secara berjenjang sesuai dengan kebutuhan medisnya.

B. TUJUAN
Tujuan penulis ini adalah untuk mengetahui peran puskesmas didalam masa
BPJS serta peran puskesmas dengan dokter keluarga pada masa BPJS kedepannya.

C. MANFAAT
Manfaat penulis ini digunakan sebagai referensi dan tambahan ilmu
pengetahuan khususnya dalam hal puskesmas dan BPJS.
4

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PUSKESMAS
1. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya.
(Permenkes No.75 Tahun 2014).
Di Indonesia, puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Konsep Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan
Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta, dimana dibicarakan
upaya pengorganisasian system pelayanan kesehatan di tanah air, karena
pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang
menguntungkan dan dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, dan P4M dan
sebagiannya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak berhubungan. Melalui
Rekerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan tingkat
pertama kedalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).

2. Tujuan Puskesmas
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang (Permenkes No. 75 Tahun 2014):
a. Memiliki perilaku sehat meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat.
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.
c. Hidup dalam lingkungan sehat.
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat.

3. Fungsi Puskesmas
Fungsi Puskesmas Menurut Permenkes No. 75 tahun 2014, fungsi Puskemas
adalah:
5

a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan


masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk
dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan
penyakit.

4. Upaya Penyelenggaraan Puskesmas


Dalam mencapai visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yaitu
terwujudnya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat. Puskesmas bertanggung
jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari system kesehatan nasional
merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
a. Upaya kesehatan perorangan.
Dilaksanakan dalam bentuk:
1) Rawat jalan
2) Pelayanan gawat darurat
3) Pelayanan satu hari (one day care)
4) Home care dan/atau
5) Rawat Inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
b. Upaya kesehatan masyarakat
1) Upaya kesehatan masyarakat esensial
6

Upaya kesehatan masyarakat esensial tersebut adalah:


a) Pelayanan promosi kesehatan
b) Pelayanan kesehatan lingkungan
c) Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana
d) Pelayanan gizi
e) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
2) Upaya kesehatan masyarakat pengembangan.
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya kesehatan
masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif
dan/ atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan
dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerjan dan
potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing Puskesmas.
Untuk melaksanakan upaya kesehatan masyarakat dan perorangan,
Puskesmas harus menyelenggarakan:

a) Manajemen Puskesmas

b) Pelayanan Laboratorium
c) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat

d) Pelayanan kefarmasian (Permenkes No. 75 Tahun 2014).


5. Organisasi Puskesmas

a. Struktur Organisasi

1) Struktur organisasi
Puskesmas bergantung dari beban tugas masing-masing Puskesmas.
Penyusunan struktur organisasi puskesmas di suatu wilayah kabupaten /
kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan kabupaten / kota, sedangkan
penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan dapat
dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut:
a) Kepala Puskesmas
b) Unit Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu kepala puskesmas
dalam pengelolaan:
 Data dan Informasi
 Perencanaan dan penilaian
7

 Umum dan kepegawaian


 Unit pelaksanaan teknis fungsional Puskesmas
 Upaya kesehatan masyarakat termasuk pembinaan terhadap UKBM
 Upaya kesehatan perorangan
 Jaringan pelayanan perorangan
 Unit puskesmas pembantu
 Unit puskesmas keliling
 Unit bidan di desa / komunitas (Permenkes No. 75 Tahun 2014)
2) Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas
disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing unit
Puskesmas. Khusus untuk Kepala Puksesmas kriteria tersebut
dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum
pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat (Permenkes No. 75 Tahun
2014).
3) Eselon Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas adalah penanggung jawab pembangunan kesehatan
di tingkat kecamatan, sesuai dengan tanggung jawab tersebut dan besarnya
peran kepala Puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan
di tingkat kecamatan maka jabatan kepala puskesmas adalah jabatan
struktural eselon IV. Apabila tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat,
maka ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria kepala
puskesmas yakni seorang sarjana dibidang kesehatan masyarakat, dengan
kewenangan yang setara dengan pejabat tetap (Permenkes No. 75 tahun
2014).

6. Tata Kerja Puskesmas

a. Dengan Kantor Kecamatan


Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkoordinasi dengan
kantor kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di tingkat
kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup perencanaan, penggerakan,
pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta penilaian. Dalam hal
8

pelaksanaan fungsi penggalian sumber daya masyarakat oleh puskesmas,


koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula kegiatan fasilitas.

b. Dengan Dinas Kabupaten / Kota


Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota. Dengan demikian secara teknis dari administraif, puskesmas
bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota. Sebaliknya
Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota bertanggung jawab membina serta
memberikan bantuan administratif dan teknis kepada puskesmas

c. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama


Sebagai mitra pelayanan strata pertama yang dikelola oleh lembaga
masyarakat dan swasta, Puskesmas menjalin kerja sama termasuk
penyelenggara rujukan dan memantau kegiatan yang diselenggarakan.
Sedangkan sebagai Pembina upaya kesehatan bersumber daya masyarakat,
Puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai
kebutuhan.

d. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan


Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, Puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan
berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan,
jalinan kerja sama tersebut diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan
kesehatan perorangan, seperti Rumah Sakit ( Kabupaten / Kota ) dan berbagai
balai kesehatan masyarakat ( Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru, Balai
Kesehatan Mata Masyarakat, Balai Kesehatan Kerja Masyarakat, Balai
Kesehatan Olahraga Masyarakat, Balai Kesehatan Jiwa Masyarakat, Balai
Kesehatan Indra Masyarakat).
Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat
rujukan seperti Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota, Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta berbagai bagian kesehatan
masyarakat. Kerjasama tersebut diselenggarakan melalui penerapan konsep
rujukan yang menyeluruh dalam koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota.
9

e. Dengan Lintas Sektor Tanggung jawab


puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah menyelenggarakan
tugas pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Untuk hasil optimal, penyelenggaraan pembangunan
kesehatan tersebut harus dikoordinasikan dengan berbagai lintas sektor terkait
yang ada ditingkat kecamatan. Diharapkan disatu pihak, penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di kecamatan tersebut mendapat dukungan dari
berbagai sektor terkait, sedangkan di pihak lain pembangunan yang
diselenggarakan oleh sektor lain ditingkat kecamatan berdampak positif
terhadap kesehatan.

f. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat
sebagai objek dan subjek pembangunan.Dukungan aktif tersebut diwujudkan
melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP) yang menghimpun
berbagai potensi masyarakat seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM dan
serta kemasyarakatan (Permenkes No. 75 tahun 2014).

B. BPJS (BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL)


1. Definisi BPJS
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia menurut
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 24 Tahun
2011. Sesuai Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional, BPJS merupakan badan hukum nirlaba.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011, BPJS akan
menggantikan sejumlah lembaga jaminan sosial yang ada di Indonesia yaitu
lembaga asuransi jaminan kesehatan PT. Askes Indonesia menjadi BPJS
Kesehatan dan lembaga jaminan sosial ketenaga kerjaan PT. Jamsostek menjadi
BPJS Ketenagakerjaan. Transformasi PT Askes dan PT Jamsostek menjadi BPJS
dilakukan secara bertahap. Pada awal 2014, PT Askes akan menjadi BPJS
Kesehatan, selanjutnya pada 2015 giliran PT Jamsostek menjadi BPJS
Ketenagakerjaan.
10

Lembaga ini bertanggung jawab terhadap Presiden. BPJS berkantor pusat di


Jakarta, dan bisa memiliki kantor perwakilan di tingkat provinsi serta kantor
cabang di tingkat kabupaten kota.
2. Dasar Hukum
a. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem
Jaminan Sosial Kesehatan;
b. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial;
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2012 Tentang
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan;
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang
Jaminan Kesehatan;
e. UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran;
f. UU No. 44 Tahun 2004 tentang Rumah Sakit.
3. Visi dan Misi BPJS
a. Visi BPJS Kesehatan :
“Cakupan Semesta 2019”
Paling lambat 1 Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki
jaminan kesehatan nasional untuk memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya
yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang handal, unggul dan
terpercaya.
b. Misi BPJS Kesehatan :
1) Membangun kemitraan strategis dengan berbagai lembaga dan mendorong
partisipasi masyarakat dalam perluasan kepesertaan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN).
2) Menjalankan dan memantapkan sistem jaminan pelayanan kesehatan yang
efektif, efisien dan bermutu kepada peserta melalui kemitraan yang
optimal dengan fasilitas kesehatan.
3) Mengoptimalkan pengelolaan dana program jaminan sosial dan dana BPJS
Kesehatan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel untuk
mendukung kesinambungan program.
11

4) Membangun BPJS Kesehatan yang efektif berlandaskan prinsip-prinsip


tata kelola organisasi yang baik dan meningkatkan kompetensi pegawai
untuk mencapai kinerja unggul.
5) Mengimplementasikan dan mengembangkan sistem perencanaan dan
evaluasi, kajian, manajemen mutu dan manajemen risiko atas seluruh
operasionalisasi BPJS Kesehatan.
6) Mengembangkan dan memantapkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk mendukung operasionalisasi BPJS Kesehatan.

4. Fungsi BPJS
UU BPJS menetukan bahwa BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan
program jaminan kesehatan. Jaminan Kesehatan menurut UU SJSN
diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip
ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
BPJS Ketenagakerjaan menurut UU BPJS berfungsi menyelenggarakan 4
program, yaitu program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan
pensiun, dan jaminan kematian.
5. Tugas BPJS
Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut diatas BPJS bertugas untuk:
a. Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta;
b. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja;
c. Menerima bantuan iuran dari Pemerintah;
d. Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta;
e. Mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial;
f. Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai
dengan ketentuan program jaminan sosial; dan
g. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial
kepada peserta dan masyarakat.
6. Wewenang BPJS
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana diamksud di atas BPJS berwenang:
a. Menagih pembayaran Iuran;
12

b. Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka
panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-
hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai;
c. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi
kerja dalam memanuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan jaminan sosial nasional;
d. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran
fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh
Pemerintah;
e. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;
f. Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang tidak
memenuhi kewajibannya;
g. Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang mengenai
ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau dalam memenuhi kewajiban
lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
h. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan
program jaminan sosial.
7. Pelayanan Kesehatan yang Dijamin
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yaitu pelayanan kesehatan non-
spesifikasi:
1) Administrasi pelayanan
2) Pelayanan promitif dan preventif
3) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis
4) Tindakan medis non-spesialistik baik operatif manupun non-operatif
5) Transfusi darah
6) Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama, dan
7) Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi
b. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjut yaitu pelayanan kesehatan yang
mencakup:
Program jaminan pemelihara kesehatan memberikan manfaat paripurna
meliputi seluruh kebutuhan medis yang diselenggarakan di setiap jenjang
Program Pelayanan Kesehatan dengan rincian cakupan pelayanan sebagai
berikut:
13

1) Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Pertama adalah pelayanan kesehatan yang


dilakukan oleh dokter umum atau dokter gigi di Puskesmas, Klinik, Balai
Pengobatan atau Dokter praktek solo
2) Pelayanan Rawat Jalan tingkat II (lanjutan) adalah pemeriksaan dan
pengobatan yang dilakukan oleh dokter spesialis atas dasar rujukan dari
dokter PPK I sesuai dengan indikasi medis
3) Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit adalah pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada peserta yang memerlukan perawatan di ruang rawat inap
Rumah Sakit
4) Pelayanan Persalinan adalah pertolongan persalinan yang diberikan kepada
tenaga kerja wanita berkeluarga atau istri tenaga kerja peserta program
jaminan pemelihara kesehatan maksimum sampai dengan persalinan ke 3
(tiga).
5) Pelayanan Khusus adalah pelayanan rehabilitasi, atau manfaat yang
diberikan untuk mengembalikan fungsi tubuh
6) Emergensi merupakan suatu keadaan dimana peserta membutuhkan
pertolongan segera, yang bila tidak dilakukan dapat membahayakan jiwa.
8. Pelayanan Kesehatan yang Tidak Dijamin
a. Pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana
diatur dalam peraturan yang berlaku.
b. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan (kecuali untu kasus gawat darurat).
c. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan
kerja terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja atau hubungan
kerja.
d. Pelayanan kesehatan yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan lalu
lintas.
e. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri.
f. Pelayanan kesehatan untuk tujuan kosmetik dan/atau kosmetik.
g. Pelayanan untuk mengatasi infertilitas (memperoleh keturunan).
h. Pelayanan ortodonsi (meratakan gigi).
i. Gangguan kesehatan akibat ketergantungan obat terlarang dan/atau alkohol.
j. Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri atau akibat
melakukan hobi yang berbahaya.
14

k. Pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional.


l. Pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai eksperimentasi.
m. Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi dan susu.
n. Perbekalan kesehatan rumah tangga.
o. Pelayanan kesehatan akibat bencana dan wabah.
9. Manfaat BPJS
Manfaat BPJS dari segi Promosi dan Preventif akan memberikan pelayanan
yang meliputi:
a. Penyuluhan kesehatan perorangan
Penyuluhan kesehatan perorangan meliputi paling sedikit penyuluhan
mengenai pengelolahan faktor resiko penyakit dan PHBS.
b. Imunisasi dasar
Pelayanani imunisasi dasar meliputi:
1) Vaksin Baccile Calmett Guerin (BCG)
2) Vaksin Difteri Pertusis Tetanus (DPT)
3) Vaksin Hepatitis-B
4) Vaksin Polio, dan
5) Vaksin Campak
c. Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB yang dijamin meliputi konseling, kontrasepsi dasar,
vasektomi dan tubektomi dimana BPJS akan bekerjasama dengan lembaga
terkait.
d. Skrining kesehatan
Pelayanan skrining kesehatan diberikan secara selektif yang ditujukan
untuk mendeteksi resiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari resiko
penyakit tertentu.
10. Pembayar Iuran
a. Bagi Peserta PBI, iuran dibayar oleh Pemerintah.
b. Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah, Iurannya dibayar oleh Pemberi Kerja
dan Pekerja.
c. Bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja iuran
dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.
15

d. Besarnya Iuran Jaminan Kesehatan Nasional ditetapkan melalui Peraturan


Presiden dan ditinjau ulang secara berkala sesuai dengan perkembangan sosial,
ekonomi, dan kebutuhan dasar hidup yang layak.

KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa peran
puskesmas didalam masa BPJS serta peran puskesmas dengan dokter keluarga pada masa
BPJS kedepannya yaitu berdampak pada implementasi sistem kesehatan nasional, yang
menganut prinsip managed care, pelayanan kesehatan primer yang saat ini dilakukan di
Puskesmas, dokter umum serta dokter keluarga akan menjadi gerbang utama pasien
dalam mengakses pelayanan kesehatan. Untuk itu kualitas pelayanan kesehatan primer ini
harus dijaga, mengingat efek dari implementasi Jaminan Kesehatan nasional ke depan,
akan mengakibatkan naiknya permintaan (demand) masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan karena kepastian jaminan sudah didapatkan. Untuk masa yang akan
datang, bila sistem jaminan kesehatan telah berkembang, pemerintah tidak lagi
menyelenggarakan UKP strata pertama melalui Puskesmas. Penyelenggaraan UKP strata
pertama akan diserahkan pada masyarakat dan swasta dengan menerapkan konsep dokter
keluarga, kecuali daerah yang sangat terpencil masih dipadukan dengan pelayanan
Puskesmas.
16

DAFTAR PUSTAKA

Dewan Jaminan Sosial Nasional. (2012). Peta Jalan Jaminan Kesehatan Nasional 2012-
2019. Jakarta: DJSN.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Pusat Kesehatan Masyarakat
(PUSKESMAS). Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial

Anda mungkin juga menyukai