KELOMPOK 4
Nama Anggota :
1. Ersa Septi (1702056)
2. Firda Erry (1702060)
3. Hanifah Cahyaningrum (1702061)
4. Muh Taufiqqurrohman (1702065)
5. Muh Ihsan (1702067)
6. Nur Vidyastuti (1702068)
7. Ratna Puspitasari (1702073)
8. Rudianto (1702075)
9. Sakka Fafarach E.P (1702076)
10. Tony Hanggara (1702079)
11. Wahyu Ratna Sejati (1702083)
12. Yudhi Kristanto (1702086)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan sebuah sistem Jaminan
Sosial yang diberlakukan di Indonesia. SJSN ini diselenggarakan melalu Asuransi
Kesehatan Sosial yang bersifat wajib berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk
Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak. Salah satu bagian dari Sistem
Jaminan Kesehatan Nasional yang dikembangkan di Indonesia yaitu Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) (Kemenkes RI, 2012).
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting agar manusia dapat bertahan
hidup dan melakukan aktivitas. Pentingnya kesehatan ini mendorong pemerintah
untuk mendirikan layanan kesehatan agar masyarakat dapat mengakses kebutuhan
kesehatan. Layanan kesehatan merupakan ujung tombak dalam pembangunan
kesehatan masyarakat, oleh karena itu mendapatkan layanan kesehatan adalah hak
setiap warga negara Indonesia.
Berdasarkan, pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh
semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Selain itu, pembangunan kesehatan dapat sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis. Pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan
dan realistis sesuai pentahapannya agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat. 2
Pemerintah sebagai penyelenggara negara merupakan elemen utama dalam
pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),
dalam meningkatkan pelayanan kesehatan pemerintah bertanggung jawab atas
pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) bagi kesehatan perorangan. Pemerintah memberikan jaminan untuk masyarakat
miskin dan tidak mampu melalui skema Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Namun demikian, skema-skema tersebut
3
masih terfragmentasi atau terbagi-bagi. Biaya kesehatan dan mutu pelayanan menjadi
sulit terkendali. Sehingga pada tahun 2004, dikeluarkan Undang-Undang Nomor 40
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang mengamanatkan bahwa jaminan
sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
JKN ini dikelola melalui suatu badan pemerintah yang disebut Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) yang dinaungi oleh Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diselenggarakan oleh BPJS
Kesehatan yang implementasinya dimulai sejak 1 Januari 2014. Salah satu sasaran
yang ingin dicapai dalam pengembangan JKN adalah kepuasan pasien, dimana dalam
peta jalan JKN disebutkan bahwa paling sedikit 75% pasien menyatakan puas
diberikan pelayanan oleh faskes yang bekerjasama dengan BPJS pada tahun 2014 dan
pada akhirnya mencapai kepuasan pasien sebesar 85% pada tahun 2019 (DJSN,
2012).
Salah satu Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bekerja sama
dengan BPJS Kesehatan adalah puskesmas. BPJS Kesehatan memilih puskesmas
menjadi bagian dari pelaksana program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) karena
puskesmas adalah pusat pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat.
Menurut Keputusan Menteri Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, puskesmas merupakan
salah satu sarana pelayanan publik yang secara langsung dapat dirasakan masyarakat
pengguna, khususnya dalam pelayanan kesehatan perorangan. Cakupan pelayanan
yang diterima peserta BPJS Kesehatan di FKTP atau puskesmas yaitu rawat jalan
tingkat pertama, pelayanan gigi, rawat inap tingkat pertama dan pelayanan darah
sesuai indikasi medis. 4 Pelayanan kesehatan kepada pengguna BPJS Kesehatan harus
dilakukan secara berjenjang sesuai dengan kebutuhan medisnya.
B. TUJUAN
Tujuan penulis ini adalah untuk mengetahui peran puskesmas didalam masa
BPJS serta peran puskesmas dengan dokter keluarga pada masa BPJS kedepannya.
C. MANFAAT
Manfaat penulis ini digunakan sebagai referensi dan tambahan ilmu
pengetahuan khususnya dalam hal puskesmas dan BPJS.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PUSKESMAS
1. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya.
(Permenkes No.75 Tahun 2014).
Di Indonesia, puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Konsep Puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungkan
Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta, dimana dibicarakan
upaya pengorganisasian system pelayanan kesehatan di tanah air, karena
pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang
menguntungkan dan dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, dan P4M dan
sebagiannya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak berhubungan. Melalui
Rekerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan tingkat
pertama kedalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
2. Tujuan Puskesmas
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang (Permenkes No. 75 Tahun 2014):
a. Memiliki perilaku sehat meliputi kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat.
b. Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu.
c. Hidup dalam lingkungan sehat.
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
3. Fungsi Puskesmas
Fungsi Puskesmas Menurut Permenkes No. 75 tahun 2014, fungsi Puskemas
adalah:
5
a) Manajemen Puskesmas
b) Pelayanan Laboratorium
c) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
a. Struktur Organisasi
1) Struktur organisasi
Puskesmas bergantung dari beban tugas masing-masing Puskesmas.
Penyusunan struktur organisasi puskesmas di suatu wilayah kabupaten /
kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan kabupaten / kota, sedangkan
penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan dapat
dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut:
a) Kepala Puskesmas
b) Unit Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu kepala puskesmas
dalam pengelolaan:
Data dan Informasi
Perencanaan dan penilaian
7
f. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat
sebagai objek dan subjek pembangunan.Dukungan aktif tersebut diwujudkan
melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP) yang menghimpun
berbagai potensi masyarakat seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM dan
serta kemasyarakatan (Permenkes No. 75 tahun 2014).
4. Fungsi BPJS
UU BPJS menetukan bahwa BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan
program jaminan kesehatan. Jaminan Kesehatan menurut UU SJSN
diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip
ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
BPJS Ketenagakerjaan menurut UU BPJS berfungsi menyelenggarakan 4
program, yaitu program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan
pensiun, dan jaminan kematian.
5. Tugas BPJS
Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut diatas BPJS bertugas untuk:
a. Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta;
b. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja;
c. Menerima bantuan iuran dari Pemerintah;
d. Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta;
e. Mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial;
f. Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai
dengan ketentuan program jaminan sosial; dan
g. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial
kepada peserta dan masyarakat.
6. Wewenang BPJS
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana diamksud di atas BPJS berwenang:
a. Menagih pembayaran Iuran;
12
b. Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka
panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-
hatian, keamanan dana, dan hasil yang memadai;
c. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi
kerja dalam memanuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan jaminan sosial nasional;
d. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran
fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh
Pemerintah;
e. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;
f. Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang tidak
memenuhi kewajibannya;
g. Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang mengenai
ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau dalam memenuhi kewajiban
lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
h. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan
program jaminan sosial.
7. Pelayanan Kesehatan yang Dijamin
a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yaitu pelayanan kesehatan non-
spesifikasi:
1) Administrasi pelayanan
2) Pelayanan promitif dan preventif
3) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis
4) Tindakan medis non-spesialistik baik operatif manupun non-operatif
5) Transfusi darah
6) Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama, dan
7) Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi
b. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjut yaitu pelayanan kesehatan yang
mencakup:
Program jaminan pemelihara kesehatan memberikan manfaat paripurna
meliputi seluruh kebutuhan medis yang diselenggarakan di setiap jenjang
Program Pelayanan Kesehatan dengan rincian cakupan pelayanan sebagai
berikut:
13
KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa peran
puskesmas didalam masa BPJS serta peran puskesmas dengan dokter keluarga pada masa
BPJS kedepannya yaitu berdampak pada implementasi sistem kesehatan nasional, yang
menganut prinsip managed care, pelayanan kesehatan primer yang saat ini dilakukan di
Puskesmas, dokter umum serta dokter keluarga akan menjadi gerbang utama pasien
dalam mengakses pelayanan kesehatan. Untuk itu kualitas pelayanan kesehatan primer ini
harus dijaga, mengingat efek dari implementasi Jaminan Kesehatan nasional ke depan,
akan mengakibatkan naiknya permintaan (demand) masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan karena kepastian jaminan sudah didapatkan. Untuk masa yang akan
datang, bila sistem jaminan kesehatan telah berkembang, pemerintah tidak lagi
menyelenggarakan UKP strata pertama melalui Puskesmas. Penyelenggaraan UKP strata
pertama akan diserahkan pada masyarakat dan swasta dengan menerapkan konsep dokter
keluarga, kecuali daerah yang sangat terpencil masih dipadukan dengan pelayanan
Puskesmas.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dewan Jaminan Sosial Nasional. (2012). Peta Jalan Jaminan Kesehatan Nasional 2012-
2019. Jakarta: DJSN.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Pusat Kesehatan Masyarakat
(PUSKESMAS). Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial