Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK “D”

DENGAN GIZI KURANG DALAM KONTEKS KELUARGA


DI RT 23 RW 06 DUSUN JARAK AN DESA NDONOWARIH
KECAMATAN KARANG PLOSO KABUPATEN MALANG
TGL. 6 NOVEMBER 2009

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Praktek Kebidanan Komunitas

Oleh :
Restu Widyarini
NIM. 0702100107

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2009
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK “D”


DENGAN GIZI KURANG DALAM KONTEKS KELUARGA
DI RT 23 RW 06 DUSUN JARAKAN DESA NDONOWARIH
KECAMATAN KARANG PLOSO KABUPATEN MALANG
TGL. 6 NOVEMBER 2009

Nama Mahasiswa:

RESTU WIDYARINI
NIM. 0702100107

Laporan Asuhan Kebidanan Dalam Konteks Keluarga ini telah diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing Institusi,

MARYATI SST.MPd
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas rahmat dan berkat-
Nya, Penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan Dalam Konteks Keluarga dengan judul
“Asuhan Kebidanan Pada Anak “D” Dengan Gizi Kurang Dalam Konteks Keluarga Di
RT. 23 RW.6 Dusun Jarakan Desa Ndonowarih Kecamatan Karang Ploso Kabupaten
Malang Pada Tanggal 6 November 2009 ” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan sehingga Asuhan Kebidanan Keluarga ini dapat
terselesaikan, antara lain kepada :
1. Bapak Kabul selaku Kepala Desa Ndonowarih Kecamatan Karang Ploso
2. Ibu Surachmindari, SST,M.Pd selaku dosen pembimbing dan selaku Ketua Jurusan
Kebidanan Politeknik Depkes Malang.
3. Ibu Marjati, SST,.M.Pd selaku Ketua Program Studi Kebidanan Malang
4. Ibu drg.Titik Purwanti selaku kepala puskesmas Karang Ploso
5. Ibu Wiwin selaku Bidan Desa di Dusun Jarakan Desa Ndonowarih-Karang Ploso.
6. Seluruh Dosen-Dosen Di Program Studi Kebidanan Malang
7. Teman-teman PKMD di Desa Ndonowarih yang turut membantu terselesaikannya Asuhan
Kebidanan Keluarga ini.
Penulis menyadari bahwa Asuhan Kebidanan Keluarga ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan dalam pembuatan Asuhan Kebidanan selanjutnya. Semoga Asuhan Kebidanan
ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswa Prodi Kebidanan Malang.

Malang, November 2009

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan pembangunan kesehatan yang tercapainya kemampuan untuk
hidup sehat bagi sesama warga negara agar mewujutkan derajat kesehatan yang
optimal,sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum serta untuk mewujutkan Indonesia
sehat 2010, maka pembangunan dan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat
dianggap penting, salah satunya adalah peningkatan status gizi Balita.
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsusmsi
secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan metabolisme
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi. Sedangkan
pada masa balita membutuhkan gizi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan
anak. Apabila dalam kebutuhan gizi sehari-hari kurang terutama protein dan kalori maka
dapat terjadi gizi kurang yang biasa disebut kurang energi protein.
Penulis tertarik untuk mengambil kasus pada Anak “D” karena melihat kondisi
anak yang menuntut untuk segera diatasi. Selain itu melihat umur anak yang masih
berumur 2 tahun, maka kemungkinan terjangkit gizi buruk atau kekurangan energi protein
berat sangat besar. Oleh karena itu, penulis berharap setelah diberikan asuhan dan
intervensi, keluarga akan memberikan penaganan dan segera membawa anaknya ketenaga
kesehatan untuk mendapatkan pengobatan baik pada kasus yang terjadi saat ini maupun
berikutnya sehingga tidak terjadi komplikasi yang lebih berat.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan kebidanan pada keluarga
Tn “S” pada Balita dengan gizi kurang masalah di RT 23 RW 06 Dusun Jarakan
Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang.

2. Tujuan Khusus
Dengan melaksanakan praktek kebidanan komunitas, mahasiswa diharapkan
mampu :
 Melakukan pengkajian data keluarga Tn. “S”
 Melakukan analisa data keluarga Tn. “S”
 Merumuskan masalah yang ada di keluarga Tn “S”
 Memprioritaskan masalah dari keluarga Tn. “S”
 Membuat rencana tindakan pada keluarga Tn. “S”
 Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pada keluarga Tn. “S”
 Melaksanakan evaluasi pada keluarga Tn. “S”

C. METODE PENULISAN
Dalam menyusun Asuhan Kebidanan pada keluarga ini menggunakan metode :
 Observasi
Penulis melakukan pengamatan langsung untuk memperoleh data, misalnya tentang
keadaan lingkungan, keadaan fisik keluarga dan lain-lain.
 Wawancara
Mengadakan tanya jawab langsung pada ibu dengan menggunakan format pengkajian
dan dilakukan pada saat kunjungan rumah.
 Praktek
Melakukan praktek langsung melalui pendekatan Manajemen Kebidanan.
 Studi pustaka
Membaca sumber buku yang dapat mendukung terlaksananya asuhan dan dapat
membandingkan antara teori dan kenyataan.

D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Metode Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
B. Konsep Kehamilan Resiko Tinggi
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Identifikasi Masalah dan Diagnosa
C. Intervensi
D. Implementasi
E. Evaluasi

BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KELUARGA
1. Pengertian
Menurut Depkes RI Th. 1998, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal
disuatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
( Depkes RI, 1998 : 32 )
Menurut Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya, tahun 1989, keluarga
adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinn, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain, didalam peranannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan.
( Effendy, 1998:32 )
Menurut Freenam, keluarga adalah unit utama dari masyarakat dan merupakan
lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
(Depkes RI, 1989:4)

2. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubungan ini disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilineal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami atau istri.

3. Ciri-Ciri Struktur Keluarga


a. Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada Keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

4. Bentuk Keluarga
a. Keluarga Inti (Nuclear family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended family)
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga Berantai (Serial family)
Adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu
kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single family)
Adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite)
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Kelurga Kabitas (Cahabitation)
Adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu
keluarga.
5. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan individu dalam keluarga didasari oleh dan pola perilaku dari keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
a. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
b. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan
sabagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

6. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, yaitu :
a. Fungsi biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluraga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2) Pengaturan penggunakan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dan sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk hidup dewasa yang akan datang dalam memenuhi
perananya sebagai orang dewasa
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut :
1) Fungsi Pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk
mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti.
2) Fungsi Sosialisasi Anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3) Fungsi Perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang
tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.
4) Fungsi Perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan
anggota yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan
kehidupan lain setelah di dunia ini.
5) Fungsi Religius
Tugas keluarga dalam fungsi adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan
anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas kepala keluarga
untuk menanamkan kenyakinan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur
kehidupan ini dan kehidupan lain setelah di dunia ini.
6) Fungsi Ekonomi
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan
dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk
memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan tersebut sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi kebutuhan keluarga.
7) Fungsi Rekreatif
Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak selalu harus pergi ketempat
rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptkan suasana yang menyenamgkan
dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan kepribadian masing-
masing anggotanya. Rekrasi dapat dilakukan dirumah dengan cara nonton TV
bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing dan sebaginya.
8) Fungsi Biologis
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan
sebagai generasi penerus.

7. Tahap-tahap Kehidupan Keluarga


Tahap-tahap kehidupannya menurut Dunvall adalah sebagi berikut :
a. Tahap pembentukan keluarga
Tahap ini mulai dari menikah yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak
Tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi
penerus. Melahirkan anak merupakan kebanggan bagi keluarga yang merupakan
saat-saat yang sangat dinantikan.
c. Tahap menghadapi Bayi
Dalam hal ini keluarga mangasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada
anak, karena pada tahap ini kehidupan bayi sangat tergantung kepada kedua orang
tuanya dan kondisinya masih sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak pra sekolah
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya sudah mulai
bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan
karena tidak mengetahui mana yang kotor dan yang bersih. Dalam fase keluarga
adalah mulai menanamkan norma-norma sosial budaya dan sebagainya.
e. Tahap menghadapai anak sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak
untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur,
mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum
anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan
mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiaannya, Oleh karena itu
suritauladan dari kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan
dikembangkan.
g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melampaui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan
pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat
dalam memulai kehidupannya sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai
kehidupan berumah tangga.
h. Tahap berdua lagi
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggalah
suami istri berdua saja. Dalam tahap ini, keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak
dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
i. Tahap masa tua
Tahap ini masuk ketahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri
untuk meninggalkan dunia yang fana ini
* TUJUAN PERAWATAN KELUARGA
Tujuan utama dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah untuk
meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka
sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya.
a. Tugas-Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan.
1. Mengenali gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
4. Memberikan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga
kesehatan, yang menunjukan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas yang ada.
B. Konsep Status Gizi
I. Pengertian
 Zat gizi merupakan unsur yang penting dalam nutrisi mengingat zat gizi
tersebut dapat memberikan fungsi tersendiri pada nutrisi , kebutuhan nutrisi,
tidak akan berfungsi secara optimal kalau tidak mengandung beberapa zat gizi
yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, demikian juga zat gizi yang cukup pada
kebutuhan nutrisi akan memberikan nilai yang optimal. (Alimun, 2005: 43)
II. Komponen Zat Gizi digolongkan menjadi tiga, yaitu :
1. Gizi ( Nutrition )
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorsi, transportasi,
penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-
organ serta menghasilkan energy.
2. Keadaan Gizi
Keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumen dan penyerapan zat
gizi dalam penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologi akibat
dari tersedianya zat di dalam sekunder tubuh.
3. Status Gizi
Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat dibedakan antara status gizi buruk, kurang gizi, dan
lebih. (Sunita,
2001)
Kurang gizi adalah penyakit yang disebabkan kekurangan sumber
makanan, sumber energy secara umum dan kekurangan sumber protein
(Almatsier, 2004:50). Dan menurut Inovasi Online (2005) kurang gizi
adalah kondisi tubuh yang tampak sangat kurus karena makanan yang
dimakan setiap hari tidak dapat memenuhi zat gizi yang dibutuhkan
terutama kalori dan protein.
Gizi buruk adalah penyakit yang disebabkan kesalahan pangan
terutama terletak pada keseimbangan komposisi hidangan (Achmad,
2004), Gizi lebih adalah penyakit yang disebabkan karena kelebihan
energy didalam hidangan yang dikonsumsi relative terhadap kebutuhan
atau penggunaan (Sediaotama, 2004:35)
4. Status Gizi anak dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
a. Status gizi normal, bila BB anak antara 90-100 % dan BB standart atau
pada KMS posisi BB berada diatas garis Titik-Titik.
b. Status gizi kurang bila , BB anak antara 80-90 % dari BB standart atau
pada KMS posisi BB berada dibawah garis Titik-Titik.
c. Status gizi buruk, bila BB anak kurang atau sama dengan 80 % dari BB
standart atau pada KMS posisi BB berada pada garis merah.
(Nursalam, 2005:76)
III. Faktor-faktor yang mempengarugi terjadinya kurang Gizi
Menurut Soeditama masalah kurang gizi dapat disebabkan oleh penyebab
langsung :
a. Sakit infeksi
Berbagai jenis penyakit antara lain diare dan infeksi saluran pencernaan yang
penyebabkan penyerapan zat-zat gizi akan terganggu sehingga menyebabkan
terjadinya kekurangan gizi
b. Sakit Cacingan
Penyakit cacingan disebabkan karena kebersihan yang kurang ditandai perut
buncit.
c. Asuban Gizi yang kurang
Kurang gizi pada anak disebabkan karena anak mendapatkan masukan
makanan (energy dan protein ) yang sangat kurang dalam waktu yang cukup
lama.
Penyebab tidak langsung :
a. Pengetahuan orang tua
Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui atau akan diketahui berkenaan
dengan suatu hal. Berdasarkan bahasa , pengetahuan adalah hasil tahu dari
manusia yang sekedar menjawab ” What” melainkan ” Why” pengetahuan
juga merupakan dasar dari mekanisme pelaksanaan orang tua sangat penting
dalam membimbing seluruh keluarga kearah yang sebaik-baiknya dan
hubungan serasi dan saling mengerti antara orang tua tentang kebutuhan
nutrisi bagi balita. (Notoatmodjo,2003:33)
b. Ekonomi
Pendapatan keluarga turut mempengaruhi gizi anak
c. Budaya
Kebiasaan , mitos ataupun kepercayaan / adat istiadat masyarakat tertentu
yang tidak benar dalam pemberian makanan akan sangat merugikan
anak.misalnya kebiasaan memberi minum bayi hanya dengan air putih,
memberikan makanan padat terlalu dini, berpantang pada makanan tertentu
(misalnya tidak memberikan anak-anak daging , telur , santan dll), hal ini
menghilangkan kesempatan anak untuk mendapat asupan lemak protein
maupun kalori yang cukup. (Inovasi Online, 2005)
d. Produksi pangan yang tidak mencukupi kebutuhan
Daerah kekeringan atau musim kemarau yang menyebabkan kegagalan panen
sehingga persedian pangan ditingkat rumah tangga menurun yang berakibat
pada asupan gizi keluarga rendah keadaan ini menyebabkan gizi kurang dan
pertumbuhan anak terhambat (Supriyasa, 2005:81)
d. Jumlah dan jarak anak
Jumlah anak yang banyak dan jarak anak yang terlalu dekat pada keluarga
yang sosisal ekonominya kurang akan mengakibatkan kurangnya kebutuhan
primer seperti makanan yang dapat menyebabkan kurang gizi.
IV. Gejala klinis kurang gizi
Pertumbuhan fisik yang kurang normal
a. Badan menjadi kurus.
b. Jaringan lemak terasa lunak.
c. Otot – otot tidak kencang.
d. Perut buncit.
e. Perkembangan kepandaian lebih lambat dari pada yang normal.
(Almatsier,2004:55)
V. Dampak kurang gizi
a. Dapat menghambat pertumbuhan anak.
b. Anak rentan terhadap penyakit seperti : diare,asma,demam berdarah.
c. Dapat mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan.
(Almatsier,2004:58)
VI. Cara deteksi anak kurang gizi
a. Tinggi badan menurut umur
Untuk Indonesia anak dianggap normal bila tinggi badan menurut umur sama
dengan 90% standar Harvard.Selanjutnya apabila tinggi badan menurut umur
70-90% standar berarti mengalami kurang gizi sedang, dan apabila kurang dari
78% termasuk gizi buruk.
b. Berat badan menurut tinggi badan
Penggolongan anak kedalam status gizi didasarkan pada presentase terhadap
standar Havard, normal bila berat badan 80% atau lebih, gizi kurang bila 60-
80% standart dan gizi buruk bila bila berat badan kurang dari 60%.
c. Lingkar lengan atas
Alat pengukur lingkar lengan atas berupa pita yang dibuat dari bahan yang
tidak melar, diberi skala sentimeter, diberi warna merah, kuning dan hijau.
Apabila pengukuran jatuh pada warna merah maka berarti anak berada dalam
kondisisi gizi buruk, sedangakan bila pengukuran jatuh pada pita warna
kuning menandakan bahwa anak mengalami keadaan gizi kurang.Dan bila
pengukuran jatuh pada warna hijau maka keadaan gizi anak dalam keadaan
baik.
VII. Pencegahan kurang gizi
a. Timbang balita ke posyandu tiap bulan.
b. Lapor ke petugas kesehatan tentang perkembangan kesehatan anak maupun
berat badan anak.
c. Meningkatkan cakupan imunisasi untuk mencegah penyakit.
VIII. Penanggulangan kurang gizi
a. Ibu memberikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.
b. Berikan hanyan ASI, sampai bayi berumur 6 bulan.
c. Usahakan disapih setelah berumur 2 tahun.
d. Berikan makanan selingan dan buah- buahan diantara waktu makan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Data
Tanggal 6 November 2009 pukul 15.30
1. Biodata
Nama kepala keluarga : Tn “S”
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tukang
Penghasilan : 200.000-400.000 / bulan
Suku/Bangsa : Jawa
Alamat : RT 23 / RW 06, Dsn. Jarakan, Desa Donowarih,Kec. Karang
Ploso, Kab. Malang

Susunan Keluarga
No. Nama anggota Umur Status Hubungan Pendidikan Pekerjaan KB
keluarga Perkawinan dalam
L P
Keluarga
1. Tn Sumantri 35 th Menikah Suami SD Tukang -
2. Ny.Nur 32th Menikah Istri IRT PIL
3. Aditya 12 th Blm Mnkh Anak SMP -
4. Didik 2 th Blm Sekolah -

Tipe keluarga ini adalah keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang
terdiri dari ayah , ibu, dan anak. Dalam pengambilan keputusan keluarga ini mengadakan
musyawarah antara suami dan istri,Tetapi yang paling dominan dalam pengambilan
keputusan adalah ayah sebagai kepala keluarga. Hubungan dalam keluarga cukup
harmonis. Ibu dan bapak tinggal bersama anak mereka yang berusia 12 th dan 2 th.

2. Genogram
+ 60
55 50

35
35 30 29 39 32 30

12 th 2 th

Keterangan:
: Laki-laki

: Perempuan

+ : Meninggal
Tn. ”S” adalah anak 1 dari 4 bersaudara, orang tua ”S” meninggal karena sakit
darah tinggi. Ibu adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara,

3. Kebiasaan sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Frekwensi makan suami isteri 3x sehari dengan komposisi nasi, sayur, lauk pauk
(tahu, tempe, telur, ikan) garam yang digunakan beryodium.
Anak terkecil berumur 2 th masih minum ASI, makan2- 3 kali sehari terdiri dari nasi,
satu mangko kecil dengan lauk tahu 1 potong kecil kadang ikan.Makanan selingan
jarang diberikan.
b. Pola eliminasi dan personal hygiene
BAB : 1x / hari , di sungai
BAK : - suami isteri : 6-7x / hari, tidak ada keluhan
- anak pertama 12 th : 5-6x / hari, tidak ada keluhan
- anak terkecil 2 th : 5-6x / hari, tidak ada keluhan
Anggota keluarga mandi dan gosok gigi 2x sehari
c. Pola istirahat
suami tidak pernah tidur siang karena bekerja. Istri tidur siang disela sela
menidurkan anak terkecil. Anak pertama tidak pernah tidur siang. Suami isteri tidur
malam antara jam 21.00 – 04.30 WIB. Anak pertama tidur antara jam 21.00- 05.00
WIB dan untuk anak terkecil tidur siang 2 jam / hari, tidur malam jam 19.00 – 06.00
WIB.
d. Situasi social budaya dan ekonomi
 anggota keluarga yang mencari nafkah adalah suami sebagai tukang.
 Penghasilan suami Rp 200.000-400.000 / bulan
 Keluarga adalah suku jawa, tidak percaya takhayul namun masih tetap
menjalankan adapt seperti selamatan
 Hubungan keluarga dengan masyarakat baik. Terbukti dengan suami dan ibu
ikut kelompok taahlilan,selain itu suami terpilih menjadi ketua RT.
4. Situasi Lingkungan
a. Perumahan
Luas tanah 76 m2 milik sendiri, luas rumah 80 m2 terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar
tamu, dan 1 kamar makan + dapur. Ventilasi berupa candela terbuka, kamar mandi
ada tapi untuk WC tidak punya ( di sungai )
Denah rumah :

Keterangan :
R. Tamu Luas kamar
2 x 2.5 m2.
R. Tidur

R. Makan
R. Tidur

Dapur K. Mandi

Jenis bangunan : lantai rumah berupa tegel, dindingnya tembok, ventilasi jendela
tertutup, penerangan dari listrik, cahaya matahari kurang.

b. Sumber air bersih


Menggunakan air ledeng, keadaan air jernih, tidak berbau dan tidak berasa mengalir
dar jam 06.00 – 13.00 WIB ( secara bergilir ).
c. Jamban keluarga
Keluarga tidak punya jamban. Kalau BAB di sungai.
d. Pembuangan air limbah dan sampah
Air limbah dibuang melalui paralon ke selokan belakang. Sampah dibuang di sungai.
e. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Bila dalam keluarga ada yang sakit maka dibawa berobat ke Puskesmas dan ibu
melahirkan ke dua anaknya di bidan. Status Kesehatan Keluarga
Tn. “S”
Tidak pernah menderita penyakit menular seperti (TBC, penyakit kuning) penyakit
menurun seperti (asma, kencing manis), penyakit kronis (jantung).
Pernah diare tapi setelah di bawah Puskesmas sembuh.
Sakit yang biasa diderita adalah sakit panas, batuk, pilek, pusing.
Ny. “K”
Tidak pernah menderita penyakit menular seperti, (TBC, penyakit kuning) penyakit
menurun seperti (asma, kencing manis) penyakit kronis (jantung)
Tidak pernah MRS dan tidak pernah operasi
Sakit yang biasa diderita batuk, pilek, pusing
Melahirkan kedua anaknya di Bidan.
Anak “A”
Anak tidak pernah MRS
Sakit yang biasa diderita batuk ,pilek, panas.
Anak ”D”
Imunisasi anak saat bayi lengkap yaitu Hepatitis,BCG,DPT,POLIO dan CAMPAK.
Sakit yang biasa diderita batuk,pilek.
Bulan yang lalu anak sakit diare dan muntah tapi tidak sampai MRS.
BB/ TB sekarang 9,3kg(pada KMS berada dibawah garis titik-titik) / 77 cm
Lila 16 cm
B. ANALISA DATA
Data Dasar Rumusan Masalah
1. Keluarga Tn. “S” yang mempunyai 1. Anak “D” dengan gizi kurang.
Balita dengan : 2. Ketidaktahuan keluarga
 Dengan gizi kurang yaitu usia 2 tentang pentingnya nutrisi
tahun dengan berat badan 9,3kg. bagi Balita.
 Dalam 1 hari anak “D” makan 3. Potensial terjadinya gizi
kadang 2-3x/ hari. buruk.
 Jarang diberikan makanan
selingan diantara waktu makan.
 Sampai sekarang masih
minumASI.
 Riwayat kesehatan 1bulan yang
lalu anak ”D” mengalami diare
dan muntahtapi tidak sampai
MRS.
 Penghasilan keluarga 1bulan
200.000-400.000 rupiah.

Prioritas Masalah
Untuk mengatasi masalah keluarga Tn. “S” secara keseluruhan tidak mungkin,
oleh karena itu perlu dilakukan prioritas masalah kesehatan, masalah mana yang harus
mendapatkan intervensi terlebih dahulu dan dapat mengancam kesehatan keluarga yang
menjadi prioritas utama. Agar dapat menentukan prioritas utama maka perlu dilakukan
scoring.

1.Bayi “D” dengan Gizi Kurang


No. Kriteria Perhitungan Skore Pembenaran
1 Sifat masalah 3 1 Kurang sehat :Dengan keadaan gizi
x1
3 kurang bila tidak tertangani dengan baik
dapat menyebabkan gizi buruk,sehingga
daya tahan tubuh menjadi lemah dan
memudahkan kuman/virus masuk ke
dalam tubuh.
2. Kemungkinan Hanya sebagian: Sumber dan tindakan
1 x2 1
masalah dapat tindakan untuk mencegah masalah
2
diubah agak sulit dijangkau keluarga.
3. Potensi masalah Tinggi : Keadaan gizi kurang bisa
3 1
untuk diubah x1 menjadi buruk karena karena
3
terkendala faktor ekonomi.

4. Menonjolnya 2 Masalah berat harus ditangani :


x1 1
masalah 2 keluarga menyadari dan perlu segera
mengatasi masalah tersebut
Total skor 4

2. Ketidaktahuan keluarga tentang pentingnya nutrisi bagi pertumbuhan dan perkembangan


Balita.
No Kriteria Perhitungan Skore Pembenaran
1 Sifat masalah 3 1 Ancaman kesehatan :
x1
3
kurangnya pengetahuan
keluarga tentang pentingnya
nutrisi.
2. Kemungkinan 2 2 Dengan mudah : Tindakan
x2
2
masalah dapat untuk memecahkan masalah
diubah dapat dilakukan keluarga.
2
3. Potensi x1 2 Rendah : Kebingungan ibu atas
3
masalah untuk 3 masalah yang dihadapi dapat
diubah diatasi dengan menambah
pengetahuan tentang menu
seimbang untuk anak dengan
gizi kurang.
4. Menonjolnya 1 Masalah berat yang harus
masalah 2 ditangani : keluarga menyadari
x1
2
dan perlu segera mengatasi
masalah tersebut.
Total skor 2
3
3

3. Potensial gizi buruk


No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah 2 2 Ancama kesehatan : Karena
x1
3 3
nutrisi anak kurang dan bila
tidak di tindak lanjuti akan
menjadi gizi buruk.
2 1
2. Kemungkinan x2 Hanya sebagian: tindakan untuk
2
masalah dapat memecahkan masalah terkendali
diubah dengan faktor ekonomi.
Rendah : Nutrisi yang terpenuhi
3. Potensi 1 pada anak dapat diberikan
x2 1
2
masalah untuk keluarga dengan makanan
diubah selingan dengan menu seimbang
.

Masih tidak dirasakan :


0
4. Menonjolnya x1 Keluarga tidak menyadari
2 0
masalah bahwa gizi kurang merupakan
masalah yang serius.

Total 2
2
3

Penyusunan masalah kesehatan berdasarkan prioritas :


1. Anak “D” dengan gizi kurang.
2. Ketidaktahuan keluarga tentang pentinganya nutrisi bagi pertumbuhan dan
perkembangan Balita.
3. Potensial terjadinya gizi buruk.
C. INTERVENSI
Masalah I : Anak “D” dengan gizi kurang
Sasaran : Ibu dan keluarga
Tujuan : Keluarga dapat memberikan asuhan pada anak dengan gizi kurang.
KH : -Setiap bulan keluarga datang ke posyandu untuk menimbang BB anak
- Berat badan anak meningkat sesusai usia

- Keluarga memberikan makanan sesuai peyunjuk.


Implementasi:
1. Menginformasikan pada ibu tentang pentingya menimbang BB anak tiap bulan agar
dapat terpantau status gizi anak.
2. Menjelaskan pada ibu bahwa status gizi anak dapat dipantau melalui BB anak setiap
bulan dan dapat dilihat melalui KMS.
3. Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang gizi dan akibatnya bila seseorang
kekurangan gizi dengan memberikan informasi tentang peranan penting makanan
dalam tumbuh kembang anak ,karena anak sedang tumbuh sehingga kebutuhanya
berbeda dengan orang dewasa dan kekurangan makanan bergizi menyebabkan
kemunduran pertumbuhan pada anak sehingga anak mudah terserang penyakit.
4. Menginformasikan pada keluarga perlunya pemberian makanan tambahan pada anak
terutama di sela waktu makan misalnya : kacang hijau,biskuit.
5. Menjelaskan pada ibu tentang waktu penyapihan karena saat ini anaknya sudah
berumur 2th dan perlunya pemberian susu selain asi.
6. Menjelaskan pada ibu tentang menu seimbang bagi keluarga diantaranya tersiri dari
makanan pokok (nasi,jagung,dll),sayur,lauk pauk(tahu/ tempe 1
potong,ikan1potong,telor) buah (pisang,pepaya),maupun susu.
7. Memberikan contoh menu seimbang dengan memberikan leaflet pada keluarga dan
memberikan kesempatan pada ibu untuk bertanya bila tidak mengerti.
8. Menyarankan pada ibu dan keluarga untuk mencuci tangan sebelum menyiapkan
makanan pada anak.
9. Menyarankan pada ibu untuk menggunakan bahan makanan yang baik,aman( tidak
mengandung bahan pengawet) dan peralatan makan yang bersih.
10. Menjelaskan pada ibu tentang cara memasak yang benar dengan mencuci terlebih
dahulu sayuran sebelum dipotong sehingga kandungan vitamin tidak berkurang dan
mencuci ikan pada air mengalir serta pentingnya penggunaan garam beryodium.
11. Menyarankan pada ibu dan keluarga untuk membawa ke tenaga kesehatan jikadalam
waktu 2 bulan berturut-turut tidak mengalami peningkatan.

E. EVALUASI
Tanggal 6 November 2009 jam 17.00WIB
Dx : Anak “D” dengan gizi kurang
S : ibu mengatakan sudah mengerti tentang penjelasan-penjelasan yang diberikan dan
bisa mengulanginya
Ibu mengatakan akan melakukan anjuran-anjuran yang telah diberikan tersebut.
O : Anak dalam gendongan ibu dan tampak sedang menetek.
A : Anak “D” dengan gizi kurang.
P : Mengingatkan kembali agar ibu melakukan anjuran-anjuran yang diberikan.
Mengingatkan ibu untuk datang ke posyandu tanggal 14-nov-2009.
Melakukan kunjungan ulang tanggal 17-Nov-2009.
Catatan Perkembangan Tanggal 17-Nov-2009 jam:15.30WIB
S : ibu mengatakan bahwa sekarang ia sudah melaksanakan anjuran yang telah
diberikan dengan memberikan anaknya makanan selingan diantara waktu
makan.Selain itu ibu juga sudah membawa anaknya ke posyandu.
O : ibu mampu mengulangi menyebutkan tindakan yang bisa dilakukan ibu agar
anaknya mau makan dan nutrisinya terpenuhi dan ibu dapat menyebutkan kembali
tentang contoh makanan selingan untuk Balita dan dapat menybutkan beberapa
contoh menu seimbang.
Pada saat dilakukan kunjungan ulang tampak anak sedang disuapi kacang hijau dan
tampak lahap.
BB anak sudah meningkat dari 9,3kg menjadi 10kg.
Anak tampak aktif bermain dengan teman sebaya.
Pada kartu KMS terlihat sudah ada peningkatan tetapi masih berada di garis titik-
titik.
A : Anak ”D” dengan gizi kurang.
Pengetahuan ibu tentang kebutuhan nutrisi anak meningkat
P : Mengingatkan ibu untuk selalu menimbangkan anaknya ke Posyandu setiap bulan
sehingga ibu bisa mengetahui pertumbuhan anaknya melalui BB anak.
Menyarankan pada ibu untuk selalu membuat menu yang bervariasi dengan menu
gizi seimbang.
Mengingatkankan ibu untuk melakukan penyapihan karena anak sudah berumur
2tahun.

BAB IV
PEMBAHASAN
Kurang gizi adalah penyakit yang disebabkan kekurngan sumber makanan,sumber
energi secara umum dan kekurangan sumber protein(Almatzier,2005:45).penyakit gizi
kurang terutama diderita oleh anak-anak yang sedang tumbuh pesat,atau yang disebut
kelompok anak balita( Achmad Jaeni,2006:23)
Asuhan Kebidanan pada keluarga Tn.”S” saat pengkajian ditemukan adanya anak
berumur 2 tahun yang mengalami gizi kurang, yang diketahui melalui KMS. Pada bulan
Oktober BB anak hanya 9,3kg yang berada di bawah garis titik-titik, sehingga dapat
ditentukan diagnosa yang ada pada Tn.”S” adalah anak ”D” dengan gizi kurang.hal ini sesuai
dengan teori yang menyebutkan bahwa status gizi kurang bila, BB anak antara 80%- 90%
dari BB standar atau pada KMS posisi BB berada di bawah Garis Titik-Titik
( Nursalam,2005:64 ).Selain itu pada keluarga Tn.”S” juga ditemukan masalah yaitu
ketidaktahuan keluarga tentang pentingnya nutrisi bagi Balita.Dan pada teori disebutkan
salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya gizi kurang adalah pengetahuan orang tua.
Dari diagnosa dan masalah diatas dilakukan intervensi dan implementasi yang lebih
banyak pada anjuran dan saran serta pemberian contoh variasi menu dengan gizi seimbang
melalui pemberian leaflet.
Dari implementasi yang dilakukan didapatkan evaluasi bahwa ibu telah melaksanakan
anjuran dan saran dari penulis diantaranya adalah ibu telah memberikan makanan selingan
diantara waktu makan dan pada saat ada sisa uang belanja ibu berusaha memberi buah selain
itu ibu sudah berusaha membuat varisi menu setiap harinya disesuaikan dengan keadaan
ekonomi keluarganya.Ibu juga telah membawa anaknya ke posyandu dan dari hasil
penimbangan berat badan anak didapatkan adanya kenaikan sebesar 7 ons, dan ini merupakan
suatu keberhasilan dari intervensi yang telah diberikan walaupun dalam KMS masih berada
pada Garis Titik-Titik.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menyusun asuhan keluarga pada anak “D” usia 2 tahun dengan gizi kurang,
penulis dapat menyimpulkan antara lain :
o Asuhan ini dimulai dengan melakukan anamnese pada ibu pasien dan melihat secara
langsung keadaan klien.
o Dari hasil pengkajian yang didapatkan baik secara subyektif maupun obyektif dapat
ditegakkan suatu diagnosa bahwa anak “D” dengan Gizi Kurang, selain itu juga
didapatkan masalah ketidaktahuan keluarga tentang pentingnya nutrisi bagi Balita.
Dari hasil penegakan diagnosa tersebut penulis dapat memberikan intervensi-intervensi
misalnya :
- Memberi informasi pada ibu tentang pentingnya menimbang Berat Badan anak
setiap bulan.
- Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa status gizi anak dapat dipantau melalui
KMS anak dan memberi informasi pada ibu tentang cara melihat BB anak melalui
KMS.
- Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang pentingnya nutrisi bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak Balita,dan memberi tahu pada keluarga tentang dampak anak
bila kekurangan nutrisi.
- Memberikan contoh menu seimbang dengan memberikan leaflet tentang variasi
menu dan pengolahan makanan.
Dari implementasi didapatkan evaluasi bahwa ibu telah melaksanakan anjuran dan
saran penulis,dan ibu sangat kooperatif.
1. Ibu dan keluarga
- Diharapkan pada keluarga untuk selalu memberikan selingan makanan diantara
waktu makan dan selalu memberikan buah pada menu keluarga, dan selalu
membuat variasi menu sehingga dapat menambah selera makan anak.
- Untuk selalu lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya baik
yang menuju masa remaja dan Balita.
2. Tenaga kesehatan
Diharapkan lebih proaktif dalam mengatasi anak dengan gizi kurang dengan
memberikan informasi tentang status gizi anak.

DAFTAR PUSTAKA
Achmad Djaeni,2006.Penilaian Status Gizi Anak,Jakarta EGC
Almatsier.2001.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta EGC
Depkes RI, 1999. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas Berdasarkan Gejala.
Surabaya : Tim Janin Obat Jatim
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC
FKUI, 1985. Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta : InforMedika
Ngastiyah, 2002. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC
Nursalam,2003.Buku Ajar Perawatan Anak.Jakarta : Salemba Medika.
Supriasa,dkk,2002.Penilaian Status Gizi.Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai