Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KOMPREHENSIF

PADA BAYI NY.”R” DENGAN BBLR


DI KAMAR BERSALIN RSI MALANG ”UNISMA”

TANGGAL,20 JULI 2009

Oleh :

Restu Widyarini
NIM. 0702100107

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
PRODI KEBIDANAN MALANG
2009
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penurunan mortalitas perinatal yang terjadi dengan perbaikan perawatan
obstetrik dan neonatus disertai pengurangan jumlah anak cacat. Sebagian besar BBLR
diharapkan dapat bertahan hidup sebagai individu yang normal tetapi sebagian besar
dari mereka tidak dapat bertahan hidup karena faktor biaya. Antara 10-30% bayi yang
dapat bertahan hidup berat badan < 1 kg saat lahir menderita cacat besar.
BBLR sangat membutuhkan penanganan khusus karena bayi BBLR sangat
rentan terhadap infeksi maupun hipotermi. Banyak kasus-kasus yang ada
berhubungan dengan bayi BBLR ini maupun bayi-bayi bermasalah lainnya dan ini
sangat utama sekali karena dapat berakibat pada bayi itu sendiri yaitu kematian.
Angka BBLR di Indonesia tinggi sekitar 17-25% kelahiran hidup (30-40% adalah
kecil masa kehamilan)
Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memperluas wawasan di bidang neonatus mengenai bayi
dengan BBLR.
b. Tujuan khusus
- Untuk memenuhi dan melengkapi laporan praktek klinik kebidanan
- Mengumpulkan data tentang BBLR
- Mengidentifikasi diagnosa dan masalah BBLR
- Mengidentifikasi masalah potensial pada bayi BBLR
- Mengidentifikasi kebutuhan segera
- Mengembangkan rencana tindakan pada bayi BBLR
- Mengevaluasi tindakan
1.2 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep BBLR pada Bayi
2.2 Konsep Asuhan Kebidanan pada Bayi
2.2.1 Pengumpulan Data
2.2.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
2.2.3 Identifikasi Masalah Potensial
2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
2.2.5 Intervensi
2.2.6 Implementasi
2.2.7 Evaluasi
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
3.3 Identifikasi Masalah Potensial
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5 Intervensi
3.6 Implementasi
3.7 Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Menurut WHO
Bayi prematur adalah bayi baru lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu ke-37
(dihitung dari HPHT)
Bayi prematur atau bayi preaterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu
tanpa memperhatikan berat badan sebagian besar bayi lahir dengan berat badan <
2500 gr.
Klasifikasi bayi baru lahir berdasarkan umur kehamilan atau masa gestasi :
 Pre-aterminpartu atau bayi premature
Yaitu bayi yang lahir pada umur kehamilan tidak mencapai 37 minggu
 Aterm inpartu atau bayi cukup bulan (matur/ aterm)
Yaitu bayi yang lahir pada umur kehamilan 37-42 minggu.
 Postaterm inpartu atau bayi lahir lebih bulan (postaterm/ postmatur)
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya, pada saat kelahiran < 2500 gr.
(Ilmu kesehatan anak jilid 3 hal 105)
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat lahirnya kurang dibandingkan dengan berat
badan seharusnya.
(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal)
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang < 2500 gr sampai
dengan 2499 gr. Berkaitan dengan penanganannya dan harapan hidupnya BBLR
dibedakan :
 BBLR dengan berat lahir 1500-2500 gr
 BBLR sangat rendah dengan berat lahir < 2500 gr
 BBLR aterm rendah dengan berat lahir < 1000 gr
(Pelayanan Maternal dan Neonatal tahun 2002)
Berdasarkan pengelompokkan diatas bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dapat
dikelompokkan menjadi prematuritas dan dismaturitas. Prematuritas murni adalah
bayi masa kehamilan < 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk
usia kehamilan.
Dismaturitas adalah bayi dengan berat badan < berat badan yang seharunya untuk
usia kehamilan, ini menunjukkan bayi mengalami retardasi intrauterine.

B. Etiologi
1) Faktor Ibu
- Toksemiagravidarum, yaitu preeklamsi dan eklamsi
- Kelainan bentuk uterus
- Tumor
- Usia ibu dibawah 20 tahun dan pada multi gravida dengan jarak kelahiran
terlalu dekat.
- Ibu yang menderita penyakit antara lain :
a. Penyakit akut dengan gejala panas tinggi misalnya : tifus abdominalis,
malaria
b. Penyakit kronis misalnya : TBC, penyakit jantung
- Trauma pada masa kehamilan antara lain :
a. Fisik
b. Psikologis
2) Faktor janin
- Kehamilan ganda
- Hidramnion
- Ketuban pecah dini
- Cacat bawaan
- Infeksi
3) Faktor Plasenta
- Plasenta previa
- Solusio plasenta

C. Gejala Klinis
- Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
- Berat badan sama atau kurang dari 2500 gr
- Karakteristik fisik sama dengan bayi premature
- Kemungkinan terjadi retardasi pertumbuhan.

D. Komplikasi
 Sindrom respirasi mekonium
Yaitu kesulitan pernafasan yang sering ditemukan pada bayi akibat cairan yang
mengandung mekonium yang lengket masuk ke dalam paru-paru janin.
 Hipoglikemia sintiomatik
Terutama pada bayi laki-laki penyebabnya belum jelas tetapi mungkin disebabkan
oleh glikogen yang kurang
 Asfiksia neonatorum
 Penyakit membran hialin
Disebabkan oleh surfaktan paru-paru belum cukup sehingga alveoli selalu kolaps
 Hiperbilirubin, hialin mungkin disebabkan gangguan pertumbuhan hati.

E. Penatalaksanaan
a. Pengaturan suhu
Bayi premature mudah dan cepat terkena hiptermibila berada di lingkungan yang
dingin disebabkan oleh permukaan tubuh bayi, kurangnya jaringan lemak
dibawah kulit dan kekurangan lemak coklat (brown fat)
Untuk mencegah hipotermi :
- Usahakan lingkungan yang cukup hangat dan dalam keadaan istirahat
konsumsi oksigen paling sedikit sehingga suhu tubuh bayi tetap hangat.
- Bila bayi dirawat dalam incubator maksimal suhu untuk bayi dengan BB <
2000 gr adalah 35 0C dan untuk bayi dengan berat badan 2000-2500 gr 34 0C
- Bila incubator tidak ada pemasangan dapat dilakukan dengan membungkus
bayi dan meletakkan botol-botol hangat disekitarnya atau dengan memasang
lampu pada bayi didalam incubator.
b. Makanan bayi
Pada bayi premature reflek isap, telan dan batuk belum sempurna kapasitas
lambung masih sedikit dan daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang
disamping itu kebutuhan protein 3-5 gram/ hari dan tinggi kalori (110 kal/ hari)
agar berat badan bertambah sebaik-baiknya. Pemberian minum dimulai pada
waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita hipoglikemi dan
hiperbilirubinemi.
c. Bayi premature
Mudah sekali diserang infeksi, disebabkan karena daya tahan tubuh terhadap
infeksi berkurang, relatif belum sanggup membentuk antibody dan daya
fagosiosis serta reaksi terhadap peradangan belum naik. Oleh karena itu perlu
dilakukan tindakan pencegahan yang dimulai dari masa perinatal dan masa
postnatal.
KONSEP ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI ........ DENGAN BBLR
I. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subyektif
a. Biodata (Bayi dan Orang tua)
b. Keluhan utama
Ibu mengatakan bayinya lahir dengan berat badan rendah yaitu < 2500
kg.
c. Riwayat prenatal, natal, postnatal
 Riwayat prenatal
Trimester I : ANC 1 x, keluhan : mual, muntah atau tidak, TT I
Trimester II : ANC 1 x, Fe, TT II
Trimester III : ANC 2 x, Fe
 Riwayat natal
UK : < 37 minggu
Kehamilan tunggal/ ganda : biasanya ganda, hidramnion
Air ketuban : jernih/ keruh/ ketuban pecah dini
Cara persalinan : spontan / buatan
BB : < 2500 gram
PB : 35 – 48 cm
 Riwayat Postnatal
A-S : 0-10
PB : 35-48 cm
BB : < 2500 gram
d. Kebutuhan dasar
a) Pola nutrisi
BB saat dikaji x kebutuhan cairan
Kebutuhan nutrisi BBLR =
12
b) Pola eliminasi
BAB : ± 3 x/hari konsistensinya kuning, berbiji
BAK : ± 8 x/hari
c) Pola aktivitas
Bayi menangis lemah/ kuat
d) Pola istirahat
Setiap tidur, menangis pada saat BAB dan BAK, lapar (normal kuat dan
lama)
e) Riwayat Penyakit keluarga
Dalam keluarga ada/ tidak punya penyakit kronis dan menahun seperti
DM, jantung, asma, Tifus abdomeninalis, malaria, TBC.
f) Riwayat KB

g) Riwayat Psikososial

B. Data obyektif
1. Pemeriksaan umum
KU : lemah
Kesadaran : composmentis
Nadi : 120 – 160 x/menit
RR : 30 – 40 x/menit
Suhu : 35 – 36 0C
BB : < 2500 gram
PB : 35 – 48 cm
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : adakah caput/ cephal haimatoma, adakah kelainan lain
Muka : tampak pucat, kulit keriput, merah muda warnanya
Mata : adakah icterus pada sklera, adakah kelainan lain
Hidung : adakah pernafasan cuping hidung, pernafasan teratur
Telinga : adakah kelainan lain
Mulut : bibir tampak pucat dan sianosis
Leher : adakah pembesaran kelenjar tiroid
Dada : apakah terdapat retraksi dinding dada
Abdomen : tali pusat masih basah, warna kulit merah muda
Genetalia : labia mayora menutupi labia minora
Anus : terdapat lubang anus
Ekstremitas : tonus otot lemah, tampak kebiruan.
3. Pemeriksaan Neurologis
a) Reflek Moro
Saat bayi diberi sentuhan mendadak dingin jari dan tangan, bayi bergerak
lemah.
b) Reflek menggenggam
Saat bangun bayi disentuh jarinya berusaha menggenggam (+) lemah.
c) Reflek rooting
Saat pipi bayi disentuh dengan jari bayi menoleh lemah.
d) Reflek menghisap
Masih belum sempurna
e) Glabella reflek
Saat disentuh pangkal hidung dengan jari tangan bayi mengedipkan mata
lemah, bayi mengangkat kedua pahanya saat disentuh.
4. Pemeriksaan antropometri
a. BB : < 2500 gram
b. PB : 35-48 cm
c. Lingkar kepala : 32-35 cm
d. Lila : 8-10 cm
II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx : Bayi “...” Umur ...... dengan BBLR
Ds : Ibu mengatakan bayi lahir dengan berat badan < 2500 dan PB < 48 cm
Do : KU : lemah
Kesadaran : composmentis
Nadi : 120 – 160 x/menit
RR : 30 – 40 x/menit
Suhu : 35 – 36 0C
BB : < 2500 gram
PB : 35-48 cm
III.Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
- Hipotermi
- Asfiksia berat
- Hipoglikemia
- Hipokalsemia
- Hiperbillirubinia
- Syndrom gangguan pernafasan

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


- Pertahankan suhu tubuh bayi dengan dimasukkan incubator/ cuve
- Pantau nadi, pernafasan, serta suhu tubuh bayi
- Penuhi kebutuhan nutrisi sesuai BB dengan pemberian ASI/ susu formula.

V. Intervensi
Dx : Bayi “....” umur ....... dengan BBLR
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan :
- Bayi dalam keadaan normal
- Kebutuhan nutrisi terpenuhi
- Bayi dapat kontak langsung dengan ibu.
Kriteria hasil : - Keadaan umum baik
- Tidak terjadi komplikasi lebih lanjut
- Tidak terjadi hiptermia
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ ibu dan keluarga lebih kooperatif dalam melaksanakan tindakan.
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
R/ mencegah terjadinya infeksi dengan cuci tangan dapat membunuh kuman 80%.
3. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi bayinya.
R/ menambah pengetahuan ibu dan keluarga dan mengetahui tentang keadaan
umum bayinya.
Lakukan observasi TTV dan keadaan umum tiap 30 menit.
R/ dengan observasi TTV dan keadaan umum merupakan paramter deteksi dini
adanya komplikasi.
4. Lakukan observasi BAB dan BAK pada bayi
R/ dengan observasi BAB dan BAK merupakan deteksi keseimbangan elektrolit
dalam tubuh.
5. Pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap stabil dengan dimasukkan dalam
incubator/ cuve/ tempat yang hangat.
R/ dengan mempertahankan suhu tubuh dapat mencegah terjadinya hipogermia.
6. Lakukan perawatan bayi baru lahir dengan metode kanguru
R/ dengan kontak kulit secara langsung dengan ibu maka dapat mencegah
terjadinya hipotermia.
7. Ganti popok setiap selesai BAK dan BAB.
R/ mencegah hipotermia.
8. Lakukan perawatan tali pusat dengan cara kering
R/ dengan perawatan tali pusat dapat mencegah terjadinya infeksi.
9. Anjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin.
R/ kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi dan BB bayi bertambah.
10. Berikan KIE tentang cara menyusui yang benar dan ASI eksklusif
R/ menambah pengetahuan ibu tentang ASI
11. Lakukan perawatan bayi dengan aseptik
R/ dengan perawatan bayi secara aseptik dapat mencegah terjadinya infeksi
nosokomial.
12. Anjurkan pada ibu agar bayinya diimunisasi lengkap.
R/ bayinya sehat dan tumbuh dengan normal.
13. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak
R/ melakukan fungsi dependent.
VI. Implementasi
Dilakukan sesuai dengan intervensi.

VII. Evaluasi
Dilakukan sesuai dengan perkembangan bayi.
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 20 Juli 2009 jam 07.00 WIB
A. Data Subyektif
1 ) Biodata
Biodata Orang Tua
Nama : Ny Reni Nama : Tn Udin
Umur : 20 Tahun Umur : 25 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : - Pekerjaan : Tani
Alamat : Sumber Arum RT 22 RW 05 Dau
2 ) Riwayat kehamilan , Persalinan dan Nifas sekarang
- Kehamilan : - Ibu mengatakan selama halim ibu mengalami mual muntah
sampai usia kehamilan 4 bulan dan sampai opname di RSI
Unisma selama 2 minggu.
Ibu periksa di bidan 2 x , ke dokter 4 x dan ibu mendapat
vitamin dan tablet tambah darah.
- Ibu merasakan gerakan anak pada saat hamil 5 bln dan pada
saat usia kehamilan 8 bln ibu merasa kencang-kencang
dan datang ke RSI Unisma.
- Persalinan : - Ibu melahirkan usia kehamilan 32-34 minggu bayi lahir tgl 17-7-
2009 jam 05.25 WIB secara normal dengan ditolong dokter
kandungan by lahir langsung menangis
BBL : 2100 gr PBL 40 cm cacat Θ, anus +
- Nifas : - Ibu tidak pendarahan banyak, tidak demam dan colostrum sudah
keluar pada hari ke 2 ibu pulang dari RSI Unisma tgl 18-7-2009
ibu mengatakan bayi malas menetek
B. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik
Kesadaran : Compomentis
BB 2100 gr PB 40 cm RR 40 x/mt HR 120 x/mt suhu 36,7˚C LL 31 cm LD 30
cm LP 29 cm
2) Pemeriksaan Fisik
- Kepala : Bentuk bulat tidak ada luka , tidak ada caput succadeneum,
tidak ada cephal nematum
- Wajah : Tidak pucat tidak kuning tidak oedem
- Mata : Simetris bersih konjungtiva merah, sklera putih
- Hidung : Bersih tidak ada pernafasan cuping hidung lubang hidung
simetris , tidak ada sekret, terpasang NGT
- Mulut : Bibir merah tidak ada monolions, gumon + 1 x
- Dada : Simetris , tidak ada retraksi intercosta , tidak ada ronchi , tidak ada
utresing
- Perut : Distensi abdomen tidak ada tali pusat terbungkus kasa betadin
- Genetalia : Scotum sudah turun
- Anus : Lubang anus ada
- Extrinutas: Atas simetris , tonus otot kuat
Bawah simetris , tonus otos kuat
- Integumen: Ada lemak subcutan
- Reflek moro ada
- Roting ada tapi kurang
Swalowing ada
Pemeriksaan Penunjang
Lab Darah tanggal 18-7-2009 Lab Darah tanggal 20-7-2009
DL : HB : 17,1 Billirubin total : 8,7 mg/dl
Leko : 8500 Direct : 1,3 mg/dl
LED : 7 Indirect : 7,4 mg/dl
Trombo : 256000 Golongan darah : AB
PCV : 51,4 Rhesus + positif
Eritrosit : 4,90
Segmen : 41
Lyniposit : 52
Monosit :7
CRP : Negatif

3) Terapi
- Minum drip per sonde 8 x 40 cc
- Pedimin drop 1 x 3 HS
- Puyer racian 3 x 1 bks (Encephabol, santa E , Enziplek )
II. Identifikasi Dianogsa dan masalah
DX : By Ny Reni dengan BBLR
DS : Ibu mengatakan bayi lahir tgl 17-7-2009 saat UK 8 bln dan lahir secara normal
DO : BBL : 2100 gr RR : 40 x/mt
PB : 40 cm Suhu : 36ْ ˚C
LK : 30 Cm HR : 120 x/mt
LD : 31 Cm
LP : 29 Cm
Roting reflek : kurang kuat
Minum perspin malas
Masalah
1). Potensial gangguan pemenuhan nutrisi
DS: Ibu mengatakan anaknya males menetek
DO: Rooting reflek : kurang kuat
- Pada saat diteteki ibu, bayi lebih banyak tidur
- Hidung terpasang sonde untuk drip pasi/asi
- Pada saat dicoba perspin/personde reflek menelan dan reflek hisap kurang
kuat
2). Potensial terjadinya aspirasi
DS : -
DO: - Pada mulut terdapat gumoh
- Pada hidung terpasang sonde
- Pada saat dicoba perspin/personde reflek menelan dan reflek hisap bayi kurang
kuat

III. INTERVENSI
DX : By. Ny. Reny dengan BBLR
Tujuan : Tidak terjadi komplikasi pada BBLR
Keb : - BB naik
- TTV dalam batas normal ( RR: 40-50 x/mnt, S: 36-37,5 C)
- Minum 50-60cc/kg BB

Intervensi
1). Observasi TTV
R/ TTV merupakan parameter proses dalam tubuh sehingga apabila terjadi
kelainan dapat segera diketahui dan dapat segera diatasi.
2). Rawat bayi dalam covvus
R/ Thermoregulasi bayi BBLR belum sempurna
3). Jaga bayi dan lingkungan tetap kering
R/ Mencegah seminimal mungkin melalui evaporasi

Masalah
1). Potensial gangguan pemenuhan nutrisi
Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Keb : KU baik
BB meningkat sesuai umur 20 gr/hr
Bayi bisa minum tanpa sonde
Reflek menelan dan menghisap bayi kuat

Intervensi
1). Beri bayi minum sesuai dengan jadwal (40 cc tiap 5 jam)
R/ Upaya pemenuhan nutrisi pada bayi
2). Observasi input dan output pada bayi
R/ Deteksi dini terjadinya dehidrasi
3). Timbang BB bayi tiap hari
R/ BB dapat digunakan sebagai tolok ukur status gizi

2). Potensial terjadinya aspirasi


Tujuan : Tidak terjadi aspirasi
Keb : Pemberian asi/pasi personde dapat dilakukan tanpa mengalami aspirasi
Bayi nafas normal, ronchi tidak ada.

Intervensi
1). Periksa dan pastikan letak selang sonde pada tempat yang semestinya secara berkala.
R/ Merupakan tindakan preventif,meminimalkan resiko aspirasi
2). Periksa residu lambung setiap kali sebelum pemberian asi/pasi
R/ Untuk menilai tingkat kemampuan absorbsi saluran cerna.
3). Tinggikan kepala bayi selama dan sampai 1 jam setelah pemberian asi/pasi.
R/ Mencegah refluks yang dapat menyebabkan aspirasi
4). Sendawakan bayi setiap kali selesai pemberian asi/pasi
R/ Menghindari muntah

IMPLEMENTASI
DX : By. Ny. Reny dengan BBLR UK : 32-34 mgg hari k III
1). Mengobservasi TTV
2). Merawat bayi dalam cuvus agar suhu bayi tetap terjaga
3). Menjaga bayi dan lingkungan tetap kering, dengan cara segera mengganti
pakaian/popok bayi yang basah/kotor.
4). Merawat tali pusat dengan kassa steril.
Masalah
A). Potensial gangguan pemenuhan nutrisi
1) Memberi minum sesuai dengan jadwal 40cc tiap 3 jam dengan cara perdripsonde
2). Mengobservasi input dan output
3). Menimbang bayi setiap hari
4). Memberikan roborans sesuai program therapy

B). Potensial terjadinya aspirasi


1). Memeriksa dan memastikan letak selang sonde pada tempat yang semestinya secara
berkala
2). Memeriksa residu lambung setiap kali sebelum pemberian asi/pasi
3). Tinggikan posisi kepala bayi selama dan sampai 1 jam setelah pemberian asi/pasi
4). Menyendawakan bayi setiap habis memberikan asi/pasi

EVALUASI
Tanggal 20-7-2009 jam 10.00 WIB
DX : By .Ny. Reny dengan BBLR
DS : -
DO : BB 2100 gr, RR: 40 x/mnt, Suhu: 36,8 C. Terpasang sonde pada hidung
Reflek menelan dan menghisp pada bayi kurang kuat
A : By. Ny. Reny dengan BBLR
P : Rawat bayi dalam covus
Jaga bayi dan lingkunganya tetap kering
Rawat tali pusat dengan mengganti kassa kering steril
Timbang BB bayi tiap hari
Masalah
1). Potensial gangguan pemenuhan nutrisi
Ds : -
DO : Minum asi/pasi setiap 1 setengah jam 20 cc (tiap 3 jam 40 cc) tidak tumpah lewat
dripsonde
- Bayi masih belum bisa minum perspin
- Reflek menelan dan menghisap bayi kurang kuat
- BAK 3 x, BAB 2x ampas, warna kuning
A : Potensial gangguan pemenuhan nutrisi
P : Beri minum sesuai jadwal
Observasi intake dan output
Timbang BB setiap hari
Berikan therapy roboran sesuai jadwal
2). Potensial terjadi aspirasi
DS : -
DO : Pada hidung terpasang sonde
Pada saat dicoba persendok asi/pasi masih didalam mulut lama tidak segera ditelan.
Pemberian asi/pasi masih lewat drip sonde
A : Potensial terjadinya aspirasi
P : Sendawakan bayi setelah diberi asi/pasi
Periksa letak selang sonde pada tempat semestinya secara berkala.
Observasi tanda-tanda aspirasi

VI. CATATAN PERKEMBANGAN


Tgl 21-7-2009 jam 07.00 WIB
S:-
O : BB 2200 gr
HR : 120 x/mnt
RR : 40 x/ mnt
S : 37 C
A : By. Ny Reny dengan BBLR hari k III
P : Observasi TTV
Timbang BB tiap hari
Berikan therapy sesuai jadwal
Beri minum sesuai jadwal dan coba pemberian perspin semampu dan sebisa bayi dan
sisanya secara drip sonde.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan analisa penulis mengenai kesenjangan atau kesamaan


yang terjadi antara teori dan kasus.
Dan setelah melakukan pengkajian didapatkan data bahwa Ny. R melahirkan bayinya
pada saat UK 32-34 mgg dengan BBL 2100 gr, sehingga didapatkan diagnosa By. Ny. R
dengan BBLR UK 32-34 mgg, dan didapatkan masalah potensial terjadinya aspirasi dan
potensial gangguan pemenuhan nutrisi.
Pada teori disebutkan bahwa BBLR merupakan bayi dengan berat badan lahir
sama atau kurang dari 2500 gr. Atau bayi yang dilahirkan pada kehamilan kurang dari 37
mgg.(Manuaba, 1998)
Dan hal ini sudah sesuai dengan kasus pada By. Ny. R dengan BBLR UK 32-34 mgg.
Dalam teori juga disebutkan tentang masalah-masalah pada bayi dengan BBLR, yaitu :
Suhu tubuh, pernafasan, alat pencernaan makanan, hepar yang belum matang, perdarahan
dalam otak,(Sarwono, 2003)
Dari teori dan kasus yang terjadi pada By. Ny. R tidak ditemukan kesenjangan.
Intervensi yang diberikan secara umum, yaitu : timbang BB setiap hari, jaga suhu
bayi agar tetap hangat 36,5- 37,5 C, beri intake asi/pasi, rawat bayi dalam covus,
observasi intake dan output, pemberian asi/pasi 8x40 cc atau setiap 3 jam sekali dan hal
ini sesuai dengan teori yaitu By BB < 2 kg suhu 35 C. Bayi BB 2-2,5 kg suhu 34 C. Bayi
dimasukkan inkubator dan penberian minum tiap 3 jam. Permulaan cairan yang diberikan
sekitar 50-60 cc/ kg BB /hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cc/ kg
BB /hari. (Sarwono, 2005) Dalam hal ini antara teori dan kasus sama.(dalam rencana
tindakan perawatan).
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi. Hampir semua intervensi dapat
dilaksanakan dengan baik. Dan dari implementasi dilakukan evaluasi dan didapatkan
hasil bahwa bayi Ny. R dalam keadaan baik dan tidak ada masalah hipotermi karena suhu
bayi 36,8 C atau masalah gangguan pemenuhan nutrisi karena bayi bisa menerima
pasi/asi perdrip sonde 40 cc tanpa tumpah selain itu bayi juga tidak mengalami aspirasi
karena setiap kali selesai memberi minum bayi selalu disendawakan, dan mengatur posisi
bayi miring dengan kepala ditinggikan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tanggal 20-7-2009 telah dilakukan asuhan pada By. Ny. R
Saat dilakukan pengkajian dapat dilakukan dengan lancar, karena ibu dan keluarga
kooperatif
Dalam menentukan diagnosa dan masalah dilakukan dengan mudah karena data
yang didapatkan ada dan lengkap
Intervensi yang diberikan sesuai dengan diagnosa dan masalah yang ada,
intervensi antara kasus dan teori sama.
Implementasi dapat dilakukan semua sesuai intervensi dan tidak ada kesulitan,
karena keluarga menyetujui setiap tindakan dan prasarana yang ada memadai
Dalam evaluasi didapatkan hasil bahwa By. Ny R dalam keadaan baik dan
masalah gangguan pemenuhan nutrisi dan aspirasi tidak terjadi.

B. Saran
Agar perawatan BBLR optimal, pengetahuan petugas harus ditingkatkan.
c) Riwayat penyakit dahulu
Anak tidak pernah menderita penyakit yang parah,dan tidak pernah diopname
hanya mengalami batuk, pilek, dan demam biasa. Setelah dibawa ke PKM dan
diberi obat anak akhirnya sembuh.Ibu mengatakan kalau anaknya sakit
biasanya diberi obat yang dijual dipasaran seperti Paratusin atau Thymsal.
d) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan saat ini anak batuk, pilek, dan demam sejak Sabtu malam
( tanggal 3 Januari 2009 ) dan hari Rabu dibawa ke Puskesmas dan diberi
obat. Setelah diberi obat, demamnya tidak reda namun batuk dan pileknya
masih belum sembuh.Saat ini anak sudah tidak demam, namun batuk pileknya
masih belum sembuh.
e e ) Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular, kronis maupun
menurun seperti : kencing manis, hepatitis, batuk-batuk kronis.
f f ) Riwayat imunisasi
Imunisasi yang didapatkan oleh anak tidak lengkap yaitu anak tidak
mendapatkan imunisasi polio 3 karena saat itu anak demam.Sedangkan
imunisasi yang lain seperti DPT,BCG,HB,Campak,dan Polio 1,2,4 diberikan
sesuai dengan jadwal.Namun saat itu Ibu tidak membawa KMS sehingga tidak
bisa mengetahui apakah imunisasi yang diberikan sesuai waktunya atau tidak
g g ) Pola kebiasaan sehari-hari
1. Pola nutrisi
- Sebelum sakit,anak makan 3x sehari dengan porsi makan : 11/2 entong nasi,
sayur, lauk(daging, telur, tahu, tempe)
- Nafsu makan berkurang saat anak sakit. Tiap kali makan bila disaat makan
ia batuk,maka ia tidak mau makan lagi. Porsi : nasi 1 piring kecil, sayur,
lauk (tempe, telur, daging).
- Minum air putih 5-6 gelas belimbing / hari. Namun sejak anak sakit hanya
minum sekitar 3-4 gelas belimbing / hari.
2. Pola eliminasi
- BAB 1 x sehari, konsistensi: lembek, warna : kuning. Saat sakit anak BAB
tidak tiap hari bahkan Ibu mengatakan bahwa anaknya belum BAB 3 hari
terakhir.
- BAK 3-4 x sehari, warna kuning jernih. Saat sakit, anak BAK ± 2 x /
hari
3. Pola istirahat
- Tidur siang ± 2 jam, tidur malam ± 8 jam.
- Selama sakit anak tidur siang ± 1 jam, dan tidur malam ± 6 jam sebab
anak sering terbangun bila batuk. Sehingga anak mengalami gangguan
tidur.
4. Personal hygiene
Saat anak sakit :
- Anak diseka 2x sehari dengan air hangat.
- Gosok gigi 2 x sehari / setiap kali diseka
- Ganti pakaian dan celana dalam setiap kali diseka
5. Pola aktivitas
- Saat tidak sakit, sehabis pulang sekolah anak langsung main. Selama sakit
anak hanya berbaring di tempat tidur.
h ) Data psikososial
Psikologi
- Orang tua cemas dengan keadaan anaknya yang sedang sakit saat ini
Sosial
- Hubungan anak dengan orang tua, teman sekolah baik. Anak paling dekat dengan
ibunya.
2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB sebelum sakit : -
BB sekarang : 17 kg
Suhu : 36 ° C
Nadi : 100 x / menit
Pernafasan : 24 x / menit
b. Pemeriksaan Fisik
Rambut : bersih, kepala tidak tampak sesuatu yang abnormal
Wajah : agak pucat, terlihat lesu.
Mata : sklera tidak kuning,konjungtiva tidak pucat,agak cekung,penglihatan
normal.
Hidung : simetris,tidak tampak sekret
Telinga : simetris, bersih, tidak ada sekret.
Mulut : bibir kering, lidah tidak kotor, tidak ada stomatitis dan karies gigi..
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid
Dada : simetris, tidak ada retraksi, ronchii (-)
Perut : tidak kembung,tidak ada benjolan abnormal.
Ektremitas : odem -/-,gerak aktif,cacat (-)
Integumen : cyanosis (-), turgor baik.

Anda mungkin juga menyukai