Muhamad Ansori
IAI Al-Qodiri Jember
email: sori_h2o14@yahoo.co.id
Abstract:
This article describe s the discourse of multicultural edu ca- tion, which some experts views as
the best suited concept of education for Indonesia. This concept reflects the nature of the Indonesian
nation as a multicultural country . But on the other hand, it raises disagreement among communities of
Indonesia, known as a muslim majority country , to carry out multi cultural education as that it is not
derived from the teachings of Islam. To meet the a descri ption on the development model of multi
cultural educational from Islamic theology base, this research is conducted through library research
where sources of data were taken from primary and se cundary data sources.
1
Multikulturalisme merupakan paham yang memandang
Pada ayat tersebut
bahwa pluralisme meru pa- kan keniscayaan, bukan digambarkan penciptaan manusia
hanya mengakui adanya kemajmukan melainkan
memberi - kan ruang sama terhad ap keberagaman
untuk berkembang . Lihat Ngainun Naim dan Ahmad Toleransi, Pluralisme dan Multikulturalisme
Syauqi, Pendidikan Multikultural Konsep dan Aplikasi Keniscayaan Peradaban (Malang: Madani Media,
(Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2010), hlm. 126. Lihat 2011), hlm. 22.
2
juga Moh Yamin dan Vivi Aulia, Meretas Pendidikan Q.S. al-Hujurat: 13.
119
dalam diversitas (keragaman), kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam
membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada
pluralitas terdiri dari bangsa -bangsa
pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian
dan sukusuku, harus dibingkai dengan (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.3
sikap saling mengenali melalui
komunikasi lintas budaya, untuk bisa
Firman Allah dalam Surat Yunus : 99
saling mengisi dalam mencapai puncak
prestasi amal. Derajat manusia tidak ÇÚö‘F{$# ’Îû tΒ ztΒUψ y7•/u‘ u!$x© öθs9uρ
փωs% &óx« Èe≅ä. 4’n?tã ©!$# ¨βÎ) 4 $èŠÏϑy_ utama Islam diturunkan.
Keharmonisan dalam
∩⊇⊆∇∪ kehidupan, akan tercapai apabila
agama -agama terletak pada agama karena itu, peran guru hanya sebagai
123
dalam memandang plura litas. Dalam tersebut menurut James A. Beane,
konteks ini pengembangan dapat dilihat antara lain dari aspek self
pendidikan Islam multikultural, actualization (aktualisasi diri),
memiliki tempat penting untuk development tasks (tugas perkem bangan),
mengarahkan perkembangan individu
dan aspek the needs theory (teori
peserta didik dalam memandang
kebutuhan) .13
pluralitas dalam kehidupannya,
Dari aspek aktualisasi diri,
menyiapkan mental peserta didik
masing-masing peserta didik
untuk bersedia menerima keberadaan
memiliki potensi diri beragam yang
yang ada dan berkembang di luar
perlu mendapat bantuan dalam
dirinya. Dalam konteks
menggali, menemukan,
multikultralisme, keberagaman dalam
mengembangkan dan mewuju
masyarakat tidak dilebur dalam satu
dkannya dalam proses pendidikan.
wadah dengan identitas baru (melting
Karena itu, pengembangan
pot), melainkan masing-masing Pendidikan Islam Multikultural,
individu yang berbeda diberi dapat menyediakan banyak alternatif
kesempatan yang sama untuk (keragaman) kegiatan yang dapat
berekspresi, berkembang, dan membantu aktualisasi diri peserta
berinteraksi di tengah masyarakat ( didik dengan minat dan bakat yang
12
salad bowl) , dalam suatu ikatan beragam. Guru berfungsi sebagai
komitmen moral untuk saling fasilitator dalam menggali dan
menghargai dan toleransi. penemukan potensi diri peserta didik,
kemudian mengembangkannya, dan
5. Landasan Psikologis mewujudkan aktualiswasi dirinya
Dalam prespektif psikologis, melalui berbagai kegiatan yang
peserta didik memiliki kondisi disediakan baik dalam kegiatan intra
psikologis yang berbeda, baik sekolah maupun ekstra sekolah.
karena perbedaan tahap perkem Dari aspek tugas
bangannya, perbedaan latarbelakang perkembangan, masing-masing peserta
sosial budayanya, maupun perbedaan didik sesuai dengan fase
faktor-faktor yang dibawa dari perkembangannya memiliki
kelahirannya. Perbedaan-perbedaan kebutuhan untuk mampu
12
Abdullah Ali, Pendidikan Islam Multikultural di 13
James A. Beane, et al, Curriculum Planning and
Pesantren , Telaah terhadap Kurikulum Pondok Development (USA : McGraw Hill Book Company,
Pesantren Modern Islam as -Salam Surakarta 1991), hlm. 100-106.
(Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 56.
124
memecahkan problema yang muncul samping berbagai persamaan.
dalam setiap fasenya. Karena itu Pendidikan multikultural
pengembangan Pendidikan Islam dapat pula diartikan sebagi sebuah
Multikultural, harus memperhatikan strategi pendidikan yang
fase perkembangan pes erta didik dan diaplikasikan pada semua jenis mata
memfasilitasi untuk meningkatkan pelajaran dengan cara mengunakan
kemampuannya dalam memecahkan perbedaan-perbedaan kultural yang
problema dalam setiap fase tersebut. ada pada siswa seperti perbedaan
etnis, agama, bahasa, gender, kelas
B. Konsep Dasar Pendidikan Multikultural sosial, ras, kemampuan, dan umur agar
1. Pengertian Pendidikan Multikultural supaya proses belajar menjadi efektif
Pendidikan multikultural dan mudah serta sekaligu s untuk
merupakan proses pengembangan melatih dan membangun karakter
seluruh potensi manusia yang siswa agar mampu untuk selalu
menghargai pluralitas dan bersikap demokratis, humanis dan
heteroginitasnya sebagai konsekwensi pluralis dalam keberagaman yang ada
keragaman budaya, etnis, suku, dan di lingkungannya baik di sekolah
aliran (agama).14 Dengan demikian, maupun di luar sekolah.15
pendidikan multikultural Menurut H.A.R Tilaar,
menghendaki penghormatan dan pendidikan multikultural berawal
penghargaan setinggi-tingginya dar i berkembangnya gagasan dan
terhadap harkat dan martabat kesadaran tentang interkulturalisme
manusia dari mana pun datangnya dan yang disebabkan oleh perkembangan
apa pun budayanya. Pendidikan politik internasional menyangkut
multikultural merupakan pendidikan HAM, kemerdekaan dari
nilai-nilai dasar kemanusiaan untuk kolonialisme, dan diskriminasi rasial.
perdamaian, kemerdekaan dan Di samping itu , terkait pula dengan
solidoritas, dengan membuka visi meningkatnya pluralitas keh idupan
cakrawala semakin luas melintasi di negara-negara barat akibat
16
batas kelomp ok etnis, tradisi , budaya peningkatan migrasi. Diharapkan
dan agama, sehingga mampu melihat “ dengan pendidikan mutikultural,
kemanusiaan” sebagai sebuah komunitas mayoritas dapat menerima
keluarga yang memiliki perbedaan di
15
M. Ainul Yaqin, Akademika Multikultural
14
(Yogyakarta:UIN Suka Press, tt), hlm. 14.
Ainurrafiq Dawam, Emoh Sekolah (Yogyakarta : 16
Chairul Mahfud, Pendidikan Multikultural
Inspeal ahisma Karya Press, 2003), hlm. 100. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 178.
125
komunitas baru yang minoritas, menerima, dan menghargai keragaman
sehingga tercipta kehidupan yang budaya.18
damai dan dinamis dalam suatu int
eraksisosial yang dapat melahirkan 2. Tujuan Pendidikan Multikultural
energi positif untuk kesejah teraan Pada dasarnya tujuan
bersama. pendidikan multikulutral selaras
Pendidikan multikulturalisme dengan tujuan pendidikan secara
memiliki ciri-ciri : umum, yaitu mencetak peserta didik
a. Tujuannya membentuk manusia tidak hanya mampu mengembangkan
berbudaya dan menciptakan potensi dirinya dalam penguasaan
masyarakat berbudaya. ilmu pengetahuan, seni dan teknologi,
b. Materinya mengajarkan nilai-nilai melainkan sekaligus mampu
luhur kemanusiaan, nilai-nilai mengembangkan dan menerapkan
bangsa, dan nilai -nilai kelompok nilai-nilai universal dalam kehidupan.
etnis, Kemudian secara spesifik tujuan
c. Metodenya demokratis, yang pendidikan multikultural dapat
menghargai aspek-aspek perbedaan dijelaskan sebagai berikut :19
dan keberagaman budaya bangsa Pertama, membangun wawasan
dan kelompok etnis (multikul atau cakrawala pandang para
turalis), pengambil kebijakan pendidikan dan
d. Evaluasinya ditentukan pada praktisi pendidikan dalam memahami
penilaian terhadap tingkah laku konsep pendidikan yang
anak didik yang meliputi p ersepsi, komprehensip berbasis multi kul tural,
apresiasi, dan tindakan terhadap sehingga dalam pengembangan
budaya lainnya.17 pendidikantidak hanya diarahkan
Abdullah Ali merumuskan untuk membangun kecakapan dan
tiga karakteristik pendidikan keahlian peserta didik dalam suatu
multikul tural, yaitu: Pertama, disiplin ilmu, malainkan sekaligus
berprinsip pada demokrasi, melakukan transformasi dan
kesetaraan dan keadilan. Kedua, penanaman nilai-nilai pluralisme,
berorientasi pada kemanusiaan, humanisme dan demokrasi kepada
18
Ali, Pendidikan Islam , hlm. 109.
17 19
Ibid, hlm . 187. Yaqin, Akademika, hlm. 15.
126
memiliki kecakapan dan keahlian tumbuh sikap untuk mensinergikan
sesuai dengan disiplin ilmu yang potensi diri dengan potensi orang lain
dipelajari, sekaligus memiliki dalam kehidupan yang demokratis
karakter yang kuat untuk selalu dan humanis, sehingga terwujudlah
bersikap demokratis, pluralis dan suatu kehidupan yang damai,
humanis, sehingga output pendidikan berkeadilan dan sejahtera.
diharapkan disamping memili ki Untuk mewujudkan
kompetensi keil muan, sekaligus pendidikan multikultural, komunitas
memiliki komitmen dalam menjun pendidikan perlu memperhatikan
jung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, konsep unityin deversity dalam proses
dapat menghargai perbedaan, dan pendidikan, disertai suatu sikap
senantiasa berusaha untuk dengan tidak saja mengandaikan
menegakkan demokrasi dan keadilan suatu mekanisme berfikir terhadap
baik bagi dirinya maupun orang lain. agama yang tidak monointerpretable
Dengan cara pandang (ditafsir tunggal) atau menanamkan
multikultural yang dida sarkan pada kesadaran bahwa keragaman dalam
nilai dasar toleransi, empati, simpati hidup sebagai suatu kenyataan, tetapi
dan solidaritas sosial, maka hasil dari juga memerlukan kesadaran bahwa
proses pendidikan multikultural moralitas dan kebajikan bisa saja lahir
diharapkan dapat mendorong dalam konstruk agama-agama lain.
terhadap penciptaan perdamaian dan Tentu saja pen anaman konsep seperti
upaya mencegah dan menanggulangi ini dengan tidak mempengaruhi
konflik etnis, konflik umat beragama, kemurnian masing-masing agama yang
radikalisme agama, separatisme dan diyakini kebenarannya oleh peserta
disintegrasi bangsa. Pendidikan didik.21
multikulural tidak dimaksudkan Keberhasilan pendidikan
untuk menciptakan keseragaman cara multikultural dapat dilihat apabila
20
pandang, akan tetapi mem bangun dalam penyelenggaraan pendidikan
kesadaran diri terhadap keniscayaan berhasil membentuk sikap siswa atau
pluralitas sebagai sunnah Allah, mahasiswa saling toleran, tidak
mengakui kekurangan di samping bermusuhan dan tidak berkonflik yang
kelebihan yang dimiliki baik diri disebabkan oleh perbedaan budaya,
sendiri maupun orang lain, sehingga suku, bahasa, adat istiadat / lainnya.22
20 21
Syamsul Maarif, Pendidikan Pluralisme di Indonesia Ibid ., hlm. 94.
22
(Yogyakarta: Logung Pustaka, 2005), hlm. 95. Mahfud, Pendidikan Multikultural , hlm. 217.
127
3. Kurikulum Pendidikan Multikultural melainkan diintegralkan dalam semua
a.Kompetensi mata pelajaran, karena materi
Kompetensi pendidikan pendidikan multikultural berupa nilai -
multikultural, dapat dibedakan dalam nilai yang menjadi essensi dari proses
tiga macam kompetensi. Pertama, pendidikan untuk ditransformasikan
kompetensi attitude. Dalam sikap, pada peserta didik, sehingga dapat
peserta didik memiliki kesadaran dan mempengaruhi pola fikir, pola sikap,
26 28
Ali, Pendidikan Islam , hlm. 138. Ibid, hlm. 142-147.
27
Ibid, hlm. 141.
129
manajemen yang memberi peluang sehari-hari baik dalam hubungannya
terhadap berkembangnya nilai-nilai dengan Allah maupun dengan
demokrasi, keadilan, dan toleransi. Di manusia dan alam lingkungannya.
samping berorientasi pada pencapaian 2) Materi PAI
tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan a) Al -Qur an dan Sunnah
konsensus, m anajemen lembaga juga harus b) Aqidah
tetap memperhatikan keberagaman tuju an c) Fiqh
masing -masing individu yang terlibat d) Akhlak-Tasawuf
dalam lembaga tersebut, sehingga semua e) Sejarah Peradaban Islam
elemen dalam pengelolaan pendidikan f) Pandangan Dunia Islam
merasa diapresiasi kepentingan dan - Islam dan Pluralisme
tujuannya di lembaga tersebut. - Islam dan Demokrasi
Visi lembaga dirumuskan dengan - Islam dan Pengarusutamaan Gender
memperhatikan nilai-nilai - Islam dan HAM, dan isu kontemporer
multikulturalisme, misalnya: Mencetak lainnya
Generasi Cendekia Religius, Inklusif,
Demokratis, Toleran, Inovatif, Mandiri 3) Proses Pembelajaran
dan Berkarakter. Dengan visi tersebut Pembelajaran berorientasi pada
mencerminkan bahwa lembaga pendidikan peserta didik, dengan memberi kan
Islam tersebut berwawasan peluang yang sama kepada seluruh
multikulturalisme. peserta didik yang plural untuk
mengembangkan potensi dirinya dan
b. Aspek Kurikulum berprestasi. Pendidik, memfasilitasi
1) Standar Kompetensi terciptanya iklim demokratis, dan
Standar Kompetensi materi toleransi. Kelas dikelola secara
Pendidikan Agama Islam meliputi: dinamis, yang memungkinkan
Peserta didik memahami al -Qur’an, terciptanya situasi yang nyaman
Sunnah dan ajaran yang dalam berinteraksi dan berkomunikasi
dikandungnya secara benar, antar peserta didik dan antara
memahami sejarah Islam dan makna peserta didik dengan pendidik.
yang dikandungnya, memiliki sikap Prinsip syûrâ, musâwah, ‘adalah,
keta kwaan, inklusif, dan toleran tasâmuh, tawâsuth, dan tawâzun dijadikan
terhadap perbedaan, serta mampu sebagai kerangka dasar dalam proses
menjalankan ajaran agama secara pembelajaran.
baik dan benar dalam kehidupan
130
4) Sumber Belajar dilakukan juga di luar sekolah.
Sumber belajar dirancang
variatif yang mencerminkan c. Aspek Ketenagaan
keragaman, dan memungkinkan Rekrutmen tenaga pendidik,
peserta didik memahami ker agaman dilakukan secara selektif dengan
pendapat ahli dan keyakinan yang mempertimbangkan kompetensi
plural. Dalam konteks pluralitas keilmuannya, komitmennya terhadap
keyakinan dan agama, peserta didik etika profesi, dan kom itmennya
memperoleh peluang untuk belajar terhadap nilai-nilai multikulturalisme.
dari sumber aslinya, memahami
lambang-lambang keagamaan yang C. Kesimpulan
plural dan segala aktifitasnya.29 Pendidikan multikultural adalah
sebuah model pendidikan yang
5) Evaluasi dilaksanakan untuk menghasilkan output
Dalam melakukan evaluasi pendidikan yang memiliki kesadaran
terhadap pencapaian kompetensi dasar toleransi tinggi, menerima perbedaan yang
pada masing materi dan standart terjadi di masyar akat dan pengagum hak
kompetensi PAI, dibutuhkan asasi manusia. Pendidikan multikultural
instrumen evaluasi yang dapat secara konseptual dapat dilaksanakan
mencakup terhadap tiga ranah sebagaimana sistem pendidikan lainnya.
pengetahuan; koginitif, afektif dan Melalui perubahan dimensi kurikulum,
psikomotorik, dalam hal ini dapat pola pengajaran dan sistem evaluasi.
digunakan tes prestasi melalui teknik Pendidikan multikultural seyogyanya juga
studi kasus dan observasi. Dengan tes diikuti dengan kebijakan sosial yang
prestasi ini, maka keterlibatan seluruh inklusif terhadap perbedaan.Pendidikan
unsur, pendidik, pimpinan lembaga, multikultural tidak perlu dihadapkan
dan orang tua sangat penting, karena kepada realitas-realitas keaga maan yang
observasi non akademik tidak cukup jauh dari nilai-nilai nasionalisme.
di lingkungan sekolah melainkan Dalam konteks pendidikan Islam,
29
pendidikan Multikulturalisme bisa
Contoh dalam pembelajaran al -Qur an, peserta didik
tidak hanya dikenalkan pada satu metode saja, begitu diimplementasikan dengan syarat
pula dalam kajian tafsir tidak hanya dikenalkan pada
satu kitab tafsir saja, melainkan dikenalkan dengan kesadaran masyarakat Islam akan
banyak sumber. Begitu pula dalam pembelajaran fiqh,
peserta didik tidak hanya diaja rkan fiqh dari satu
multikulturalisme lebih awal tumbuh.
mazhab melainkan dikenalkan pula pada pendapat Hingga saat ini, kesadaran
mazhab yang lain, sehingga tidak terjadi fanatisme
mazhab. multikulturalisme masyarakat Islam
131
hanya terjalin dalam kaitan etnisitas dan DAFTAR PUSTAKA
kebudayaan, tidak pernah mengawinkan
aspek kebe ragamaan dan keberagaman Ali Maksum, Pluralisme dan Multikul
turalisme Paradigma Baru Pendidikan
ritus keagamaan. Pendidikan Islam
Agama Islam di Indonesia (Malang:
berbasis multikulturalisme, berarti Aditya Media Publishing, 2011), hlm. 75.
mengembalikan sejarah Nabi Muhammad Ali, Abdullah . Pendidikan Islam Multikultural di
Pesantren , Telaah terhadap Kurikulum
yang mau merangkul seluruh suku, Pondok Pesantren Modern Islam as -Salam
golongan, dan agama melalui ‘Piagam Surakarta. Yogyakarta, Pustaka Pelajar,
2011 .
Madinah”, sebuah Undang-Undang Islam
Bahri , Media Zainul . Satu Tuhan Banyak Agama
kedua setelah al-Qur’an. Karena piagam Pandangan Sufistik Ibnu ’Arabi, Rumi, dan Al -
tersebut hasil dari dialektika Nabi dengan Jili . Jakarta: Mizan Publika , 2011 .
Banks, James A. Multikulturalism’s
kondisi suatu zaman. Five Dimension, dalam http:/ /
www.leaner.org/ chanel/ whorkshop/
socialstudies/ pdf/ s esion3/
3.Multikulturalism.pdf , 1.
Beane, James A. et al, Curriculum Planning and
Development . USA : McGraw Hill Bo ok
Company, 1991.
Bhikhu Parekh, Rethinking Multikulturalism,
Keberagaman Budaya dan Teori Politik
(Yogyakarta: Kanisius, 2008), hlm. 299.
Dawam, Ainurrafiq. Emoh Sekolah. Yogyakarta :
Inspeal ahisma Karya Press, 2003.
Muhaimin, “ Urgensi Pe ndidikan Islam
Multikultural Untuk Menciptakan
Toleransi dan Perdamaian di Indonesia ”
dalam Ali Maksum, Pluralisme, hlm. xiv.
.
.
132