Anda di halaman 1dari 6

.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian.

1. Identitas.

Penyakit ini sebagian besar ditemukan pada bayi cukup bulan dan merupakan kelainan tunggal. Jarang
pada bayi prematur atau bersamaan dengan kelainan bawaan lain. Pada segmen aganglionosis dari anus
sampai sigmoid lebih sering ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Sedangkan
kelainan yang melebihi sigmoid bahkan seluruh kolon atau usus halus ditemukan sama banyak pada anak
laki-laki dan perempuan (Ngastiyah, 1997).

2. Riwayat Keperawatan.

a. Keluhan utama.

Obstipasi merupakan tanda utama dan pada bayi baru lahir. Trias yang sering ditemukan adalah
mekonium yang lambat keluar (lebih dari 24 jam setelah lahir), perut kembung dan muntah berwarna
hijau. Gejala lain adalah muntah dan diare.

b. Riwayat penyakit sekarang.

Merupakan kelainan bawaan yaitu obstruksi usus fungsional. Obstruksi total saat lahir dengan muntah,
distensi abdomen dan ketiadaan evakuasi mekonium. Bayi sering mengalami konstipasi, muntah dan
dehidrasi. Gejala ringan berupa konstipasi selama beberapa minggu atau bulan yang diikuti dengan
obstruksi usus akut. Namun ada juga yang konstipasi ringan, enterokolitis dengan diare, distensi
abdomen, dan demam. Diare berbau busuk dapat terjadi.

c. Riwayat penyakit dahulu.

Tidak ada penyakit terdahulu yang mempengaruhi terjadinya penyakit Hirschsprung.

d. Riwayat kesehatan keluarga.

Tidak ada keluarga yang menderita penyakit ini diturunkan kepada anaknya.

e.. Imunisasi.

Tidak ada imunisasi khusus untuk bayi atau anak dengan penyakit Hirschsprung.

f. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.

Terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan

g. Nutrisi.

Nutrisi kurang dari kebutuhan karena anak malas makan, mual dan muntah
3. Pemeriksaan fisik.

a. Sistem kardiovaskuler.

Tidak ada kelainan.

b. Sistem pernapasan.

Sesak napas, distres pernapasan.

c. Sistem pencernaan.

Umumnya obstipasi. Perut kembung/perut tegang, muntah berwarna hijau. Pada anak yang lebih besar
terdapat diare kronik. Pada colok anus jari akan merasakan jepitan dan pada waktu ditarik akan diikuti
dengan keluarnya udara dan mekonium atau tinja yang menyemprot.

e. Sistem saraf.

Tidak ada kelainan.

f. Sistem lokomotor/muskuloskeletal.

Gangguan rasa nyaman.kelemahan, kekuatan otot menurun.

g. Sistem endokrin.

Tidak ada kelainan.

h. Sistem integumen.

Gangguan integritas, karena luka terutama pada pasien dengan post op.

i. Sistem pendengaran.

Tidak ada kelainan.

C. Diagnosa Keperawatan pada Askep Hisprung

Pre Operatif

1. Gangguan eliminasi BAB : obstipasi berhubungan dengan spastis usus dan tidak adanya daya dorong.

2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang inadekuat.

3. Kekurangan cairan tubuh berhubungan muntah dan diare.

4. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya distensi abdomen.

5. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan keadaan status kesehatan anak.
Post Operatif

1. Ganggau rasa nyaman :Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan berhungungan
dengan luka post op

2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka post op

3. Resiko komplikasi pascapembedahan

D. Perencanaan Keperawatan pada Askep Hisprung

Pre Operatif

1. Gangguan eliminasi BAB : obstipasi berhubungan dengan spastis usus dan tidak adanya daya dorong.

Tujuan : klien tidak mengalami ganggguan eliminasi dengan kriteria defekasi normal, tidak distensi
abdomen

Intervensi :

lakukan Wash out

Monitor cairan yang keluar dari kolostomi.

Pantau jumlah cairan kolostomi.

Pantau pengaruh diet terhadap pola defekasi.

Untuk mengencerkan feses sehingga feses dapat keluar

Rasional : Mengetahui warna dan konsistensi feses dan menentukan rencana selanjutnya

Rasional : Jumlah cairan yang keluar dapatdipertimbangkan untuk penggantian cairan

Rasional : Untuk mengetahui diet yang mempengaruhi pola defekasi terganggu.

2.Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang inadekuat.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria dapat mentoleransi diet sesuai kebutuhan secara
parenteal atau per oral.

Intervensi :

Berikan nutrisi parenteral sesuai kebutuhan.

Pantau pemasukan makanan selama perawatan.


Pantau atau timbang berat badan. mbang berat badan. mentoleransi diet sesuai kebutuhan secara
parenteal atau per oral.

Rasional : Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan

Rasional : Mengetahui keseimbangan nutrisi sesuai kebutuhan

Rasional : Untuk mengetahui perubahan

3.Kekurangan cairan tubuh berhubungan muntah dan diare

Tujuan : Kebutuhan cairan tubuh terpenuhi dengan kriteria tidak mengalami dehidrasi, turgor kulit
normal

Intervensi :

Monitor tanda-tanda dehidrasi.

Monitor cairan yang masuk dan keluar.

Berikan caiaran sesuai kebutuhan dan yang diprograrmkan. Rasional : Mengetahui kondisi dan
menentukan langkah selanjutnya

Rasional : Untuk mengetahui keseimbangan cairan tubuh

Rasional : Mencegah terjadinya dehidrasi

4. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya distensi abdomen.

Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria tenang, tidak menangis, tidak mengalami
gangguan pola tidur.

Intervensi :

Kaji terhadap tanda nyeri.

Berikan tindakan kenyamanan : menggendong, suara halus, ketenangan.

Berikan obat analgesik sesuai program. Rasional : Mengetahui tingkat nyeri dan menentukan langkah
selanjutnya

Rasional : Upaya dengan distraksi dapat mengurangi rasa nyeri

Rasional : Mengurangi persepsi terhadap nyeri yamg kerjanya pada sistem saraf pusat

5.Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan keadaan status kesehatan anak

Tujuan : koping keluarga efektif dengan criteria keluarga mengetahu kondisi klien dan program serta
informasi penngobatan dan perawatan klien
Intervensi :

Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang status kesehatan klien.

Berikan informasi yang tepat tentang konsisi serta program pengobatan dan perawatan klien

Berikan motivasi pada keluarga.

Rasional : Mengetahui tingkat pengetahuandan menentukan langkah selanjutnya

Rasional : memberikan koping yang kua

Rasional : meningkatkan koping klien

Post Operatif

1.Gangguan rasa nyaman :Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan berhungungan
dengan luka post op

Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria tidak nyeri, tanda vital dalam batas normal

Intervensi :

1.Lakukan observasi atau monitoring tanda skala nyeri.

2.Lakukan teknik pengurangan nyeri seperti teknik pijat punggung (back rub), sentuhan.

3.Pertahankan posisi yang nyaman bagi pasien.

4.Kolaborasi dalam pemberian analgesik apabila dimungkinkan.

Rasional : Mengetahui tingkat nyeri dan menentukan langkah selanjutnya

Rasional : Upaya dengan distraksi dapat mengurangi rasa nyeri

Rasional : Mengurangi nyeri , memberikan kenyamanan pada pasienRasional : Mengurangi nyeri

2.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka post op

Tujuan : Tidak terjadi infeksi dengan criteria tidak terdapat tanda – tanda infeksi

Intervensi :

1.Monitor tempat insisi.

2.Ganti popok yang kering untuk menghindari konstaminasi feses.

3.Lakukan keperawatan pada kolostomi atau perianal.4.Kolaborasi pemberian antibiotik dalam


penatalaksanaan pengobatan terhadap mikroorganisme. Rasional : untuk mengetahui ada atau
tidaknya tanda – tanda infeksi
Rasional : mencegah terjadinya iritasi akibat dari fesesRasional : Mencegah terjadiya infeksi

Rasional : mencegah terjadinya infeksi dengan membunuh mikroorganisme

3.Resiko komplikasi pasca pembedahan

Tujuan : tidak terjadi komplikasi pembedahan dengan kriteria tidak terjadi striktur ani, adanya perforasi,
obstruksi usus, kebocoran,denganmempertahankan status pascapembedahan agar lebih baik dan tidak
terjadi komplikasi lebih lanjut.

Intervensi

1.Monitor tanda adanya komplikasi seperti: obstruksi usus karena perlengketan, volvulus, kebocoran
pada anastomosis, sepsis, fistula, enterokolitis, frekuensi defekasi, konstipasi, pendarahan dan lain-
lain.2.Monitor peristaltik usus.3.Monitor tanda vital dan adanya distensi abdomen untuk
mempertahankan kepatenan pemasangan naso gastrik. Rasional :Mengetahui adanya komplikasi

Rasional : peristaltic yang baik menunjukan tidak adanya komplikasi

Rasional : perubahan TTv akan menujnukan adanya proses peradangan sebagai respon dari komplikasi
yang terjadi

Anda mungkin juga menyukai