Anda di halaman 1dari 26

BAB V

RENCANA PENAMBANGAN

Sebelum dilakukan penentuan tata cara kegiatan penambangan ini, terlebih dahulu
dilakukan pengkajian dan pertimbangan dari berbagai aspek, antara lain: aspek teknis, aspek
keekonomian, aspek lingkungan dan aspek sosial budaya. Tujuan dari kajian ini adalah untuk
memperoleh tata cara pelaksanaan kegiatan penambangan yang efektif, aman, ekonomis dan
berwawasan lingkungan.
5.1 Sistem / Metoda dan Tata Cara Penambangan
Faktor – faktor yang diperhatikan dalam penentuan metode / sistem penambangan
batuandesit adalah sebagai berikut :
1) Kondisi Endapan Batu andesit
Endapan batu andesit di Dusun Kalisonggo, Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo,
Kabupaten Kulon Progo, D.I.Yogyakarta, secara umum berada didekat permukaan, sehingga
menguntungkan apabila dilakukan kegiatan penambangan dengan sistem tambang terbuka,
Tetapi diperlukan memerlukan biaya untuk pengupasan lapisan tanah penutup (overburden).
Parameter yang digunakan untuk membuat desain penambangan diperoleh dari hasil
studi geoteknik. Lereng keseluruhan (overall slope) didesain menurut perhitungan analitik
geoteknik yang dibuat dengan faktor keamanannya > 2,011 dan untuk single slope dibuat
dengan faktor keamanannya > 1,3.
2) Kondisi Material Penutup
Material Penutup terdiri atas soil dan overburden. Overburden sendiri merupakan hasil
pelapukan batuandesit dan tanah, dan ketebalannya bervariasi antara 0 sampai 13 meter.
Parameter yang digunakan untuk membuat desain penambangan diperoleh dari hasil studi
geoteknik. Lereng keseluruhan (overall slope) didesain menurut perhitungan analitik
geoteknik yang dibuat dengan faktor keamanannya > 1,6 dan untuk single slope dibuat
dengan faktor keamanannya > 2,09.
Berdasarkan faktor-faktor di atas dan pertimbangan bahwa endapan andesit dekat
dengan permukaan tanah, peningkatan produksi andesit dengan teknologi tambang terbuka
lebih mudah untuk dilaksanakan, biaya modal dan operasi tambang terbuka lebih murah dari
pada tambang bawah tanah, melihat dari bahan galian yang akan ditambang yaitu bahan
galian industri batuanandesit maka PT. Andesite Nusantara Sejatera melakukan proses
penambangan dengan sistem tambang terbuka kuari, yang pertama yaitu metode Open Cast,

V-1
untuk yang kedua yaitu menggunakan metode Open Pit. Produksi batu andesit sebanyak
216,388 balok/hari (2m x 2m x 1m) pada umur tambang 9 tahun dengan total cadangan batu
andesit sebesar 2.837.196,99 m3 dilakukan untuk memenuhi target produksi sebesar
315.244,11 m3/tahun.

5.1.1 Operasi Penambangan

Land Clearing
(Pembabatan dan pembersihan)
lahan

Stripping
(Pengupasan tanah penutup)

Mining
(Penambangan atau
penggalian bahan galian)

Pembongkaran dan
penggalian, Pemuatan,
Pengangkutan

Gambar 5.1 Diagram Alir Penambangan Batuandesit pada PT. Andesite Nusantara Sejahtera
1) Land Clearing
Proses pembersihan lahan sebelum aktivitas penambangan dimulai. Land Clearing
Tahapan pekerjaan penambangan umumnya diawali dengan mempersiapkan lahan, yaitu

V-2
mulai dari pemotongan pepohonan hutan, pembabatan sampai ke pembakaran hasilnya, yang
dinamakan land clearing. Jadi land clearing dapat diartikan sebagai suatu aktivitas
pembersihan material hutan yang meliputi pepohonan, hutan belukar sampai alang-alang.
Variabel yang mempengaruhi pekerjaan land clearing yaitu : Pepohonan yang tumbuh
Kondisi dan daya dukung tanah Topografi Hujan dan perubahan cuaca spesifikasi pekerjaan
data yang diperlukan untuk menganalisis produksi, kebutuhan alat dan akhirnya ke biaya
meliputi : spesifikasi pekerjaan (proyek), kondisi lapangan biaya alat (beli atau sewa). Untuk
selanjutnya pembahasan akan difokuskan pada masalah teknis dan tidak akan menyinggung
masalah biaya. Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan Bulldozer, yang menjalankan
fungsi gusur – dorong dengan memanfaatkan blade dan tenaga dorong yang besar. Semak dan
perdu yang menutupi area penambangan didorong ke daerah - daerah pembuangan.
2) Pengupasan Topsoil dan Overburden
Pengertian kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup yaitu pemindahan suatu
lapisan tanah atau batuan yang berada diatas cadangan bahan galian, agar bahan galian
tersebut menjadi tersingkap. Untuk mewujudkan kondisi kegiatan pengupasan lapisan tanah
penutup yang baik diperlukan alat yang mendukung dan sistimatika pengupasan yang baik.
Pekerjaan pengupasan lapisan tanah penutup merupakan kegiatan yang mutlak harus
dikerjakan pada pertambangan terutama pada kegiatan penambangan yang menggunakan
sistem tambang terbuka. Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup ditentukan oleh rencana
target produksi, semakin baik rancangan pada pengupasan lapisan tanah penutup maka
rencana target produksi semakin baik. Untuk mewujudkan kondisi tersebut diperlukan metode
dan alat yang mendukung pengupasan lapisan tanah penutup. Jenis alat yang digunakan yaitu
Bulldozer Komatsu D40A-1, Backhoe Komatsu PC200-6, dan Dump Truck Hino FG 235 JJ.
3) Penambangan
Merupakan suatu kegiatan pengambilan bahan galian yang mengandung nilai
ekonomis sehingga menguntungkan untuk dilakukan kedalam pengolahan hingga ke
pemasaran produk hasil penambangan tersebut. Dalam kegiatan penambangan pada umumnya
dibagi tiga kegiatan yaitu gali, muat, dan angkut. Tambang terbuka adalah metode
penambangan yang segala kegiatan penambangan dilakukan diatas permukaan bumi/
berhubungan dengan udara luar. Open pit / Open cut / Open cast adalah tambang terbuka
yang diterapkan untuk menambang endapan – endapan bijih (ore) namun biasanya juga pada
bahan galian industri seperti batuandesit bisa diterapkan, perbedaan open pit dengan open
cut / opencast adalah arah penggaliannya. Disebut open pit apabila penambangannya
dilakukan dari permukaan relatif datar menuju ke arah bawah di mana endapan bijih / bahan

V-3
galian tersebut berada. Disebut open cut / open cast apabila penggalian endapan bijih
dilakukan pada suatu lereng bukit. Perbedaan open pit dan open cast juga dilihat dari
pemindahan tanah penutupnya. Pada open pit, tanah penutup dikupas dan dipindahkan ke
suatu daerah pembuangan yang tidak ada endapan di bawahnya, sedangkan pada open cast
tanah penutup tidak dibuang kedaerah pembuangan, tetapi dibuang ke daerah bekas tambang
yang berbatasan. Penambangan dengan cara open pit adalah penambangan terbuka yang
dilakukan untuk menggali endapan-endapan bijih metal seperti endapan bijih nikel, endapan
bijih besi, endapan bijih tembaga, dan sebagainya, namun pada tambang Quarry open pit juga
tidak terlepas dalam pemilihan metode penambangan yang juga bernilai ekonomis.
Penambangan dengan cara open pit biasanya dilakukan untuk endapan bijih atau mineral yang
terdapat pada daerah datar atau daerah lembah. Tanah akan digali ke bagian bawah sehingga
akan membentuk cekungan atau pit.
4) Metode Pembongkaran
Secara umum kegiatan pembongkaran adalah suatu proses pemisahan material batuan
dari batuan induknya. Sesuai dengan hasil produk yang akan dihasilkan yaitu menjadi Blok-
blok (Dimensional stone) batuan yang sudah terancang ukuran Bloknya (2m x 2m x 1m), agar
kemudian dapat dimanfaatkan untuk keperluan bahan baku industri dan dapat bernilai
ekonomis.
Dalam suatu proses penambangan bahan galian, kegiatan pembongkaran batuan
termasuk kedalam salah satu unsur penting, dimana kegiatan ini merupakan bagian dari proses
untuk pengadaan bahan baku untuk diolah. Pada tambang kami ini metode pembongkarannya
yaitu menggunakan Cracked Expansive Mortar.
5.1.2. Pelaksana kegiatan penambangan
Untuk kegiatan penambangan pada PT. Andesite Nusantara sejahtera dikerjakan
sendiri dengan alat milik sendiri, sedangkan untuk pengupasan tanah penutup juga dikerjakan
sendiri dengan alat yang digunakan yaitu kita sewa.
Dalam menyusun perencanaan tambang perlu direncanakan kebutuhan peralatan, baik
itu tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Secara garis besar peralatan yang harus di
perhatikan terbagi menjadi dua yaitu peralatan utama dan peralatan penunjang. Peralatan
utama adalah peralatan-peralatan yang di gunakan untuk kegiatan pengupasan tanah penutup
dan kegiatan penambangan bahan galian sedangkan peralatan penunjang adalah peralatan
yang digunakan untuk menunjang kegiatan penambangan .
Untuk menentukan peralatan utama yang akan di gunakan perlu diketahui target
produksi suatu perusahaan tambang agar memenuhi permintaan dari konsumen. Selain itu

V-4
daya dukung tanah yang akan di lewati oleh alat-alat berat perlu diperhatikan agar tidak
menggangu kegiatan dari penambangan.

Gambar 5.2 Bagan Alir Tahapan Kegiatan Penambangan Batuandesit Pada


PT. Andesite Nusantara sejahtera

Penambangan bahan galian Batuandesit direncanakan menggunakan metode kuari


dengan sistem tambang terbuka yang mempunyai satu front penambangan, yaitu sistem
penambangan yang banyak diterapkan pada bahan galian industri. Penambangan dilakukan
pada tiap-tiap level dengan membuat jenjang pada tiap levelnya. Metode ini dipilih dengan
pertimbangan bahwa kondisi bahan galian yang letaknya didekat permukaan tanah sehingga
sangat efektif jika menggunakan tambang terbuka.
 Tahap Kegiatan Persiapan Penambangan terdiri atas :
Sebelum dilakukan kegiatan operasi penambangan adapaun tahapan kegiatan persiapan
penambangan terdiri atas:
1) Perizinan
Tahap pertama dari kegiatan penambangan adalah pengurusan surat-surat izin dengan
pihak-pihak terkait seperti:
 Surat Izin Gangguan

V-5
 Surat Izin Pemakaian Jalan
 Surat Izin Usaha Pertambangan
 Surat Izin Pengajuan Tenaga Kerja
 Surat Izin Perdagangan
 Surat Izin Pengangkutan dan Penggunaan Alat
 Surat Izin Membangun Bangunan
 Surat Izin Tempat Usaha
2) Pendekatan Masyarakat dan Pembebasan Lahan
Setelah semua izin diberikan maka dilakukan pendekatan kepada masyarakat,
tujuannya ialah untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat sekitar mengenai adanya
kegiatan penambang yang akan dibuka didaerah tersebut serta untuk memudahkan proses
pembebasan lahan..
3) Perekrutan Tenaga Kerja
Perekrutan tenaga kerja dilakukan bersamaan dengan kegiatan pendekatan masyarakat
dan pembebasan lahan. Perekrutan ini bertujuan untuk mencari tenaga ahli untuk menunjang
kegiatan penambangan di PT. Andesite Nusantara sejahtera.
4) Pembangunan Sarana dan Prasarana (Konstruksi)
Pada tahap konstruksi dilakukan pembangunan sarana dan prasarana seperti
Pengolahan, stockpile, genset, bengkel alat, kantin, mushola, kantor, pos satpam, parkiran
karyawan, mess karyawan, office. Luasan areal bangunan dapat di lihat pada tabel 5.1 berikut:
Tabel 5.1 Luas areal sarana dan prasarana
Luas Areal
No Sarana dan Prasarana
(m²)
1. Stockyard 1241,5
2. Pengolahan 1118,22
3. Stockpile 2677,5
4. Bengkel 408,29
5. Parkir Alat Berat 867,33
6. Kantor dan Pemasaran 461,84
7. Parkir Umum 436,51
8. Rumah Ibadah 86,92
9. Kantin 337,09
10. Gudang umum 336,98
11. Mes Karyawan 330,37
12. Tempat Pengisian Bahan Bakar 165,96
13. Gudang Mortar 332,20
14. Gudang Bengkel dan Operasional 399,46
15. Klinik 83
16. Pos Security 36,12

V-6
17. Sumur Bor dan Tandon Air 63,37

5) Land Clearing atau Pembabatan semak dan perdu


Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunaka Bulldozer, yang menjalankan fungsi
gusur – dorong dengan memanfaatkan blade dan tenaga dorong yang besar. Semak dan perdu
yang menutupi area penambangan di muat dengan alat Back hoe lalu diangkut dengan Dump
truck menuju Disposal Area. Waktu yang diperlukan untuk Land Clearing atau Pembabatan
semak dan perdu yaitu bertahap.
6) Pengadaan dan Persiapan Peralatan Mekanis
Tahap selanjutnya adalah pengadaan peralatan mekanis untuk menunjang kegiatan
penambangan. Alat yang digunakan adalah alat pemboran, Mortar Cracked Expansion, Dump
truck, bulldozer, excavator, backhoe, crane, pompa air, dll.
7) Pembuatan Jalan Tambang
Tahap pembuatan jalan tambang ini bertujuan untuk mempermudah akses dari jalan
desa / jalan sekitar menuju tempat pembongkaran material. Kegiatan ini dilakukan dengan
alat-alat mekanis seperti, Dump Truck, Bulldozer dan compactor.
Berdasarkan alat angkut yang digunakan dan faktor keamanan dalam transportasi
pengangkutan hasil bongkaran material maka desain jalan yang digunakan adalah:
 Lebar jalan angkut minimum :9m
 Lebar alat angkut :2m
8) Pengadaan dan Persiapan Alat-alat Pengolahan
Tahap selanjutnya adalah pengadaan peralatan pengolahan dan peralatan pendukung
pengolahan, kemudian melakukan penyesuaian (setting) dan uji coba penggunaan alat.
 Tahapan Kegiatan Operasi Penambangan
Kegiatan penambangan oleh PT. Andesite Nusantara sejahtera yang mempunyai satu
front penambangan diawali di pit 1 menggunakan metode open cast (elevasi 175 – 135 mdpl)
dan dilanjutkan di pit 2 dengan metode open pit kemudian dilanjutkan dengan open cast
(elevasi 135 – 100 mdpl). Adapun serangkaian kegiatan meliputi:
1) Pembersihan Lahan (Land Clearing)
Pada operasi pembebasan lahan dilakukan pada lokasi-lokasi yang akan ditambang.
Beberapa kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan operasi ini adalah:
a. Pembabatan semak

V-7
Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan Bulldozer , yang menjalankan fungsi gali-
dorong dengan memanfaatkan Blade dan tenaga dorong yang besar. Semak yang menutupi
area penambangan didorong ke daerah-daerah pembuangan.
b. Penebangan pohon dan pemotongan kayu
Penebangan pohon-pohon dan pemotongan kayu-kayu yang ada dilakukan sebelum
operasi pembersihan lahan penambangan. Untuk pohon yang berukuran besar perlu dilakukan
pemotongan dengan mesin pemotong (chainsaw). Pohon yang telah dipotong, kayunya akan
dimanfaatkan untuk keperluan lain. Dalam operasi pemindahan kayu-kayu, digunakan alat-
alat pengangkut beban berat dan rantai besi untuk pengikat dan penarik kemudian diangkut
dengan truk.
c. Operasi pengupasan tanah pucuk (top soil)
Lapisan tanah pucuk dikupas dengan menggunakan Bulldozer. Lapisan top soil didorong
dan dikumpulkan pada lokasi tertentu dekat dengan daerah operasi Bulldozer, kemudian
dimuat menggunakan Excavator dan diangkut dengan Dump Truck ke tempat penyimpanan
top soil (di lokasi yang sudah terbuka pada proses penambangan sebelumnya) dengan jumlah
Top Soil pada tahun pertama sebesar 196.026,374 m3 kemudian jumlah Top Soil pada tahun
kedua sebesar 342.806,796 m3. Timbunan tanah subur ini nantinya dimanfaatkan pada saat
melakukan pekerjaan reklamasi.
d. Operasi pengupasan Overburden
Lapisan tanah pucuk dikupas dengan menggunakan Excavator. Lapisan Overburden
didgali dan dikumpulkan pada lokasi tertentu dekat dengan daerah operasi Back Hoe,
kemudian dimuat menggunakan Back Hoe dan diangkut dengan Dump Truck ke tempat
penyimpanan Overburden (Disposal Area) dengan jumlah Overburden 120.297,167 m3
Timbunan Overburden ini nantinya dimanfaatkan pada saat melakukan pekerjaan reklamasi.
2) Kegiatan Pembongkaran, Pemuatan, dan Pengangkutan.
Pada kegiatan pembongkaran dilakukan dengan mortar dan pemuatan andesit dilakukan
menggunakan Forclift sebagai alat muat, sedangkan Dump Truck sebagai alat angkut.
PT. Andesite Nusantara sejahtera akan melakukan pembongkaran batuandesit dengan cara
Cracked Expansive Mortar.

V-8
Gambar 5.3 Tahapan Proses Pembongkaran
5.2. Rencana Produksi
Rencana produksi penambangan yang ditargetkan oleh PT. Andesite Nusantara
sejahtera adalah 315.244,11 m³/tahun, didasarkan atas perhitungan cadangan Batu andesit,
dan target produksi tiap tahun sesuai permintaan konsumen sebagai pembeli batu andesit.
Penambangan pada batu andesit ini menggunakan Mortar, lalu batu andesit tersebut di muat
menggunakan Wheel Loader Forklift serta di angkut menggunakan Flatbed Truck menuju ke
stockyard.Pada Rencana Produksi batu andeit dapat di hitung dengan mengetahui luasan
setiap elevasi dengan melihat di software 3D Mine, kalau memakai cara manual dengan
rumus mengkalikan panjang kali lebar dan hasilnya luas areal. Setelah itu ditambah dengan
elevasi bawahnya dan di bagi dua, lalu dikalikan dengan beda ketinggian elevasi di bawahnya.
Perhitungan luas menggunakan program 3D Mine dan AutoCAD 2007, metode yang
digunakan dalam menghitung luas adalah metode koordinat dan untuk menghitung volume
menggunakan metode kontur. Sehingga diperoleh umur tambang yaitu 10 tahun sesuai dengan
cadangan. Untuk mencapai target produksi tahunan sampai akhir tahun penambangan, maka
jadwal produksi andesit PT. Andesite Nusantara sejahtera.
Komoditas andesit dari hasil kegiatan penambangan PT. Andesite Nusantara Sejaterah
akan dipasarkan dalam bentuk ornament dengan ukuran panjang 2 m, lebar 2 m, tinggi 1m
atau blok berukuran = 4 m³.
5.2.1. Jadwal Rencana Produksi

Sejak tahun pertama dilakukan persiapan dengan pembangunan fasilitas, jalan


tambang dan kelengkapan lainnya, sedangkan penambangan juga sudah dapat dilakukan
secara bersamaan. PT. Andesite Nusantara Sejaterah merencanakan produksi batu andesit
yang tertambang (mineable) setiap tahunnya.

Tabel 5.2 Jadwal Rencana Produksi

V-9
Perhitungan Waktu Kerja Tambang
Jumlah Hari /Tahun 52 Minggu, 7 hari/Minggu 365 Hari
Jumlah Hari Libur Nasional Hari / Tahun 69
& Hari Minggu
Jumlah Hari Kerja / Tahun 296 Hari 296
Shift / Hari 1 Shift / Hari
Jam / Shift 8 Jam / Shift
Total Jam Kalender / Tahun 8 Jam / Shift x 296 = 2368 2368 Jam / Tahun
Kehilangan Jam Kerja Direncanakan
Persiapan Alat & Akhir 0.5 Jam x 296 148 Jam
Kerja
Ishoma 1 Jam / Hari 296 Jam
Jam Perbaikan Alat 96jam/tahun
Total Kehilangan Jam / 540 Jam
Tahun
Total Jam Kerja Yang 1828 Jam
Direncanakan / Tahun

 Faktor Kehilangan Produksi


Rencana produksi penambangan yang ditargetkan oleh PT. Andesite Nusantara
Sejaterah adalah 851.159,097 ton/tahun, didasarkan atas perhitungan cadangan batu andesit,
dan target produksi tiap tahun sesuai permintaan konsumen sebagai pembeli batu andesit. PT.
Andesite Nusantara Sejaterah memproduksi batu andesit sebesar 851.159,097 ton/tahun,
sehingga produksi batu andesit pada proses penambangan menjadi 808.601,143 ton/tahun
dengan rincian faktor kehilangan sebagai berikut :
a. Proses Penambangan..
Pada proses penambangan dari persen kehilangan sebesar 5 %. Sehingga sisa setelah
dilakukan pengangkutan sebesar 808.601,143 ton/tahun.
b. Proses Pengolahan.
Pada proses pengolahan persen kehilangan sebesar 5 %. Sehingga sisa produksi setelah
dilakukan pengolahan sebesar 768.171,086 ton/tahun.
Permintaan dari perusahaan pembeli 95343,6611 m³/tahun untuk ornament batu andesit
Produksi per tahun = 315.244.11 m3/tahun
= 2.837.196,99 m³
Produksi per hari = 911,110 m³/hari
= 911,110 m³/1 shift
Produksi per jam = 165,656 m³/jam
Jumlah blok yang akan ditambang per hari = 216,388 blok / hari
Umur Tambang = Jumlah cadangan : tonase tertambang
= 2.837.196,99 m3 : 315.244,11 m³/tahun

V - 10
= 9 tahun
 Produksi (Pembongkaran)
Jam kerja efektif 5,5 jam/hari
Target Produksi :
Produksi batuandesit pertahun = 315.224,99 m3/tahun : 296
911,110 m3/hari x 95 % (loose material)
Target Block Perhari =
2 m x 2m x 1 m
= 216,388
= 216 Block/hari

165,656 m3/hari x 95 % (loose material)


Target Block Perjam =
2 m x 2 m x 1m
= 39,34
= 39 Block/jam

5.2.2 Sekuen Penambangan Dan Penimbunan


Tabel 5.3 Rencana Produksi Pertahun (m3)
TAHUN
ANDESIT SOIL PIT
KE
1 46506.363 19924.36 1
1 47845.0733 6064 1
2 94351.4363 3928 1
3 94351.4363 3928 1
4 94351.4363 6036 1
5 94351.4363 4332 1
6 94351.4363 - 1
7 94351.4363 - 1

8 94351.4363 - 1
9 94351.4363 - 1
10 94351.4363 - 1
TOTAL 943514.363 44212.36 1

5.2.3 Peledakan, Geometri dan Dimensi Pengeboran, Desain Peledakan, Fragmentasi

V - 11
Hasil Peledakan
Kegiatan Operasi Penambangan bertujuan memenuhi permintaan perusahaan akan
batuandesit tersebut, dengan umur tambang diperkirakan selama 9 Tahun. Dengan Geometri
jenjang tunggal (single slope) dan jenjang keseluruhan (overall slope) akhir penambangan :
- Tinggi jenjang single slope : 20 m
- Kemiringan Single Slope : 85°
Kegiatan penambanganbatuandesit meliputi kegiatan pembongkaran, pemuatan dan
pengangkutan.
Pada kegiatan pembongkaran dilakukan dengan Champ Crack Expansive Mortar dan
pemuatan batu andesit dilakukan menggunakan mobil Wheel Loader Forklift sedangkan
Dump Truck sebagai alat angkut.
5.2.3.1 Pembongkaran
PT. Andesite Nusantara Sejaterah melakukan pembongkaran batuandesit dengan
Champ Crack Expansive Mortar. Hasil pembongkaran yang diharapkan adalah 315.244,11
m3/tahun.
Champ Crack Expansive Mortar sendiri ialah agen penghancur non- eksplosif dimana
merupakan alternatif baru dalam proses pembongkaran batuan dan memanfaatkan tekanan gas
dalam proses penghancurannya.
Bahan ini berbentuk seperti powder (bubuk) di mana cara penggunaan nya ialah
dengan di tambah air sebanyak perbandingan yang di perlukan. Dan bahan ini menawarkan
banyak keuntungan termasuk di antaranya tdak menimbulkan suara (diam) serta tidak
menimbulkan getaran.
Banyak negara yang telah memanfaatkan agen peledak non – eksplosif ini, karena
agen peledak non-eksplosif ini jauh lebih aman di bandingkan peledak pada umumnya, tetapi
dalam penggunaannya harus juga di awasi dan di arahkan sesuai prosedur untuk menghindari
ledakan uap selama beberapa jam pertama setelah di tempatkan.

V - 12
Gambar 5.4 Champ Crack Expansive Mortar
Keuntungan Champ Crack Expansive Mortar:
1. 2 tahun umur simpan
2. Untuk berbagai suhu
3. Gunakan dengan aman
4. ekonomis
5. tidak berbahaya
5.2.3.2 Geometri dan Dimensi Pengeboran
a. Parameter Rancangan:
Rencana produksi batuandesit = 315.244,11 m3/tahun
Tinggi jenjang maksimum = 20 m
Kemiringan jenjang = 85°
Diameter lubang = 1,5 Inci / 3,81cm/ 0,0381meter
Dibongkar antar baris dengan pola pemboran sejajar, dengan membentuk pola belok
segiempat.
b. Parameter Batuan
Massa Jenis = 2,7 m3/ton
c. Perhitungan Geometri Pembongkaran :
1) Burden (B) = 0,5 m
2) Spasi (S) = 0,5 m
3) Kedalaman lubang (H) = Vertikal = 1,0 m
Horizontal = 2,0 m

V - 13
2m
Free Face 0,3 m

0,3m
1 m

Gambar 5.5 Geometri Pembongkaran Menggunakan Champ Crack Expansive Mortar

Gambar 5.6 Dimensi Pemboran


Dengan volume lubang bor :
*Untuk kedalaman (1 m) = 0,0011395138 m3
*Untuk kedalaman (2 m) = 0,0022790276 m3

d. Produksi Champ Crack Expansive Mortar


Produksi per tahun = 315.244,11 m3/tahun
Produksi per hari = 911,110 m3/hari : (2 x 2 x 1) m3

V - 14
= 874,2774 m3/hari : 4 m3
Target blok batuandesit = 216 blok/hari
Luas effisien untuk alat bor = panjang x lebar x tinggi
= 21.85693 m x 20 m x 1 m
= 874,2774 m3
Dalam pemboran menggunakan alat bor dengan merk Atlas Copco Flexiroc T15 R
Avo11j1019, dengan diameter lubang bor ialah 1,5 inci / 3,81 cm / 0,0381 m dan spesifikasi
lainnya dapat di lihat di dalam lampiran.
e. Perhitungan Powder Factor
Dalam penghitungan powder factor di dapatkan penggunaan 100 kg Mortar Expansive
Powder memerlukan 30 liter air sebagai campuran jadi hasilnya 130 kg larutan, dengan
asumsi air memiliki massa jenis 1000 kg/m3 artinya setiap 1 m3 (=1000 dm3 = 1000 L)
memiliki massa 1000 kg. Jadi, kalau 1 liter =1 kg. Dan untuk perhitungan seberapa banyak
powder yang di butuhkan dapat di lihat dalam lampiran.
5.3.3 Rencana Pengangkutan Material
Pemilihan Jenis Peralatan
Beberapa hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan spesifikasi teknis peralatan
adalah:
a) Karakteristik dan tingkat produksiendapanbatuandesit
b) Aspek teknis dan ekonomis
c) Jarak angkut
d) Kapasitas alat yang akan digunakan
e) Kemudahan mendapatkan peralatan – peralatan tersebut
f) Pelayanan pasca pembelian alat atau perawatan alat.
Berdasarkan pertimbangan diatas maka peralatan di bagi menjadi 3 jenis yaitu
peralatan utama dan peralatan pendukung :
1. Peralatan Utama
Dasar dalam pemilihan peralatan utama yang harus diperhatikan adalah tingkat
produksi yang ingin dicapai, jumlah tanah penutup yang akan dipindahkan, kesampaian
daerah, keadaan tumbuhan, cuaca, ketinggian, temperatur, keadaan jalan angkut yang meliputi
kemiringan dan jarak angkut, siklus produksi, macam-macam material dan perubahan volume
material,dasar itu harus diperhatikan sehingga peralatan dapat bekerja secara optimal.
Pemilihan alat teknis utama dan alat teknis pendukung ada pada tabel berikut ini:

V - 15
Tabel 5.4 Peralatan UtamaTeknis Penambangan dalam pembongkaran
pemuatan dan pemuatan
No Jenis Alat Fungsi Alat
1 Mortar Cracked - Pemotongan batu andesit pada batuan induknya
Expansive
2 Mobil Crane - alat muat batu andesit
3 Dump truck - Melakukan pengangkutan batu andesit

 Tahap Pembongkaran
Setelah dilakukan pengeboran terhadap batuan sesuai geometeri dan dimensi yang
telah di pilih. Kemudian bahan Champ Crack Expansive Mortar di masukkan ke
dalam lubang bor sampai cairan memenuhi lubang bor baik lubang bor dari vertikal
blok atau dari bagian bawah horizontal blok, kemudian tinggal kita tunggu sampai
batuan mengalamai retakan di masing bagian dari lubang sampai bawah. Sehingga
pada retakan akan tersambung ke retakan yang lainnya.
Secara garis besar proses pembuatan seperti gambar berikut:

Gambar 5.7 Tahap proses pembuatan Champ Crack Expansive Mortar


sampai mendapat blok batuan

V - 16
 Tahap Pemuatan
Setelah blok batuan andesit mengalami retakan dan sudah tidak terikat lagi dengan
batuan induk kemudian blok andesit di garpu dengan Wheel Loader Forklift kemudian
di angkat dan di bawa ke Dump Truck.

Gambar 5.8 Pemuatan menggunakan Wheel Loader Forklift


 Tahap Pengangkutan
Setelah blok di di angkat oleh Wheel Loader Forklift, lalu blok di masukkan ke dalam
alat angkut yaitu Dump Truck untuk kemudian blok batu andesit di angkut ke
pengolahan untuk selanjutnya di lakukan proses pengolahan.
Jarak jalan tambang dari penambangan sampai stockyard di perhitungan dari tahun
pertama hingga tahun ke tujuh. Dengan itu di buat penentuan dimensi atau geometeri jalan
tambang untuk mengangkut blok batu andesit
 Dimensi Jalan Tambang
Salah satu kegiatan yang penting dalam usaha pertambangan adalah pengangkutan.
Pengangkutan dimaksudkan untuk mengangkut hasil penambangan, penyediaan peralatan
penambangan maupun pengolahan dan tenaga kerja. Kelancaran target produksi per tahun
tergantung pada pengangkutan Batu Andesit dari tambang menuju ke stockyard / pabrik
pengolahan dengan alat angkut Dump Truck.
Adapun jenis proses pengangkutan yang akan ditempuh dalam kegiatan penambangan
PT. Andesit Nusantara Sejaterah meliputi pengangkutan Batu Andesit dari daerah
penambangan (ROM) ke pabrik pengolahan.
Jalan angkut yang direncanakan merupakan jalan tambang yang digunakan hanya
untuk kegiatan penambangan, yaitu pengangkutan Batu andesit ke pabrik pengolahan dengan
serta kecepatan alat angkut yang direncanakan ± 25 km/jam.

V - 17
Pada kegiatan penambangan terutama dalam proses pemilihan alat ada beberapa
geometri yang perlu diperhatikan dan dipenuhi terhadap jalan angkut supaya tidak
menimbulkan hambatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan operasi kegiatan
pengangkutan. Dalam hal ini berkaitan dengan target produksi yang direncanakan, karena
fungsi jalan angkut adalah untuk menunjang kelancaran kegiatan dalam pengangkutan. Dalam
mendesain suatu jalan angkut, geometri jalan angkut harus diperhatikan meliputi:
1) Lebar Jalan Angkut
Semakin lebar jalan angkut maka akan semakin aman dan lancar lalu lintas alat angkut
dalam kegiatan pengangkutan. Lebar jalan angkut minimum yang diperlukan hendaknya
disesuaikan dengan lebar daripada alat angkut terbesar yang akan melintas pada jalan tersebut.
Untuk menghitung lebar jalan angkut pada jalan lurus dan lebar jalan angkut pada belokan.
a. Lebar jalan angkut pada jalan lurus
Penentuan lebar jalan angkut minimum untuk jalan lurus didasarkan pada Rule of
Thumb yang dikemukakan oleh AASHTO Manual Rural High-way Design, dengan Lebar
jalan angkut minimum direncanakan dengan dua arah jalur yang berlawanan adalah 8,7 m
b. Lebar jalan angkut pada tikungan
Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar dari pada lebar jalan pada jalan
lurus. Perhitungan untuk jalur ganda terhadap lebar jalan angkut pada tikungan atau belokan,
berdasarkan Spesifikasi Dump Truck HINO 500 Series FL 245 JN maka lebar jalan
minimum pada tikungan adalah 13,384 m

Gambar 5.9 Sketsa lebar jalan pada tikungan (Kaufman, 1977)


2) Superelevasi
Superelevasi merupakan kemiringan jalan pada tikungan yang terbentuk oleh batas
antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam karena perbedaan ketinggian. Bagian
tikungan jalan diberi ”superelevasi” dengan cara meninggikan jalan pada sisi luar tikungan.

V - 18
Hal ini bertujuan untuk memperoleh komponen berat kendaraan guna mengimbangi gaya
sentrifugal guna menghindari dan mencegah kendaraan agar tidak tergelincir keluar jalan atau
terguling dan dapat untuk mempertahankan kecepatan saat melewati tikungan.
3) Kemiringan Jalan Angkut (Grade)
Kemiringan jalan berhubungan langsung dengan kemampuan kendaraan dalam
pengereman ataupun dalam mengatasi tanjakan, karena akan mempengaruhi kinerja alat
angkut yang melaluinya. Secara umum kemiringan jalan dinyatakakan dalam persen (%).
Dalam pengertiannya kemiringan 1% berarti jalan tersebut naik atau turun sebesar 1 m untuk
setiap jarak mendatar sejauh 100 m. Kemiringan maksimum jalan angkut yang mampu diatasi
Dump Truck ialah 10%
4) Cross Slope (Kemiringan Melintang)
Cross slope merupakan sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan terhadap
bidang horizontal. Pada umumnya jalan angkut mempunyai bentuk penampang melintang
seperti kerucut (bagian tengah jalan lebih tinggi dari bagian tepi jalan). Pembuatan cross
slope dimaksudkan agar saat turun hujan air tidak menggenangi badan jalan dan segera masuk
dalam parit yang berada di samping kiri dan kanan jalan, karena air yang menggenang pada
permukaan jalan menyebabkan jalan menjadi becek dan akan mempercepat kerusakan jalan.
Selain itu juga dapat membahayakan kendaraan yang melewatinya.
 Jalur Pengangkutan Batuandesitdari Daerah Penambangan ke Pengolahan
Pengangkutan Batuandesitdari kuari menggunakan jalan angkut utama yang dibangun
untuk menghubungkan lokasi penambangan dengan lokasi pengolahan dibangun dengan
ukuran lebar 8,7 m dan kemiringan maksimum 10 %. Dimensi jalan angkut dapat dilihat pada
Gambar di bawah ini:

Gambar 5.10 Dimensi Jalan Angkut

V - 19
Rumus : Lmin = n.Wt + (n+1) (0,5 Wt)
Ket: Lmin = Lebar minimum Jalan (m)
Wt =Lebar alat (m)
N = jumlah jalur
Dan di dapat dalam perhitungan lebar jalan sebesar 8,7 m.
Sistem pengangkutan dari Kuari ke Stockpile dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Alat angkut yang digunakan adalah Dump Truck HINO 500 Series FL 245 JN
Jalur pengangkutan Batuandesitmelalui jalan tambang dan selanjutnya dibawa ke
lokasi pengolahan
2) Jalan tempuh pengangkutan sejauh
Tabel 5.5 Jarak angkut Dump Truck ke pengolahan
PUSHBACK UMUR TAMBANG JARAK (Meter)
9 TAHUN

Tahun 1 798,257

Tahun 2 664,553

Tahun 3 694,477

Tahun 4 729,254

Tahun 5 779,027

Tahun 6 828,794

Tahun 7 888.302

Tahun 8 947.736

Tahun 9 1026.687

Rata-rata = 743,665

3) Alat yang di butuhkan di lapangan sebanyak 6 alat dan 1 cadangan


5.3 Peralatan Penambangan
Untuk menunjang kegiatan penambangan andesit diperlukan beberapa peralatan
produksi yang harus dipersiapkan. Penentuan kapasitas dan jumlah alat yang dibutuhkan
tergantung pada sasaran produksi, jam kerja efektif alat per tahun, produktivitas alat per tahun
serta kepadatan lalu lintas jalan tambang.

5.3.1 Jenis dan Spesifikasi alat


a. Untuk Pengupasan Tanah Penutup
1. Rencana Pengupasan

V - 20
Luas front penambangan untuk memenuhi target produksi dengan perkiraan tebal
tanah penutup 3 meter didapatkan volume yang yang harus dikupas sebesar 99,50 BCM/Jam
BCM/Jam. (Lampiran E2).
a. Alat Pengupasan Tanah
Alat yang digunakan untuk kegiatan land clearing adalah Bulldozer Komatsu D40A-
1.Produksi Bulldozer Komatsu D40A-1 adalah 54 LCM/Hari (Lampiran E.2).

Gambar 5.11
Bulldozer Komatsu D40A-1 pada kegiatan land clearing
b. Alat Muat
Untuk memuatkan tanah penutup ke alat angkut menggunakan Backhoe. Dari hasil
pengamatan cycle time untuk memuat tanah ke alat angkut yaitu 20 detik, yang terdiri dari 10
detik untuk muat tanah, 5 detik untuk swing dan 5 detik untuk dump (menumpahkan) tanah ke
alat angkut (Dump truck). Kemampuan maksimum Backhoe Komatsu PC200-6 dapat memuat
sekitar 0,9 m3/bucket. Alat muat ini digunakan untuk melayani 1 unit Dump truck. Untuk
memenuhi bak Dump truck sampai penuh, total cycle time adalah 20detik/bucket, dengan
Waktu pengisin Dump Truck = banyak bucket x cycle time = 14 bucket x 20 detik/bucket =
280 detik = 4,6 menit (Lampiran E.2)
c. Alat Angkut
Direncanakan alat angkut yang digunakan yaitu. Dump truck HINO FG 235 JJ. Dengan
spesifikasi alat diketahui bahwa kemampuan bak sebesar 15 m3 dengan sasaran produksi
315.244,11 m3/tahun. Jalan tempuh 0,45 km pada pekerjaan pengangkutan tanah penutup
Dump truck tersebut berjalan dengan kecepatan rata-rata 32,80 km/jam pada saat bermuatan,
sedangkan pada saat kosong truck berjalan dengan kecepatan 42,25 km/jam sehingga waktu
tempuhnya adalah 1,17 menit. Jadi total cycle time Dump truck keseluruhannya 12,2 menit,
sehingga jumlah Dump truck yang diperlukan adalah sebanyak 3 unit, yaitu 2 unit yang
disediakan dan 1 unit cadangan (Lampiran E.2).

V - 21
Gambar 5.12 Dump Truck HINO FG 235 JJ
b. Untuk Produksi Penambangan Andesit
1. Rencana Produksi
Diperoleh cadangan andesit 2.837.196,99 m3 dengan sasaran produksi andesit yang akan
ditambang direncanakan sebesar 315.244,11 m3/tahun. Dengan
Produksi per tahun = 315.244,11m3/tahun
315.244,11 m3/hari x 95 % (loose material)
=
2m x 2m x1m
= 74.870,47
= 74.870 Block/pertahun

315.244,11 m3/hari x 95 % (loose material)


Produksi perhari =
2m x 2m x1m
= 216,388
= 216 Block/hari

165,656 m3/hari x 95 % (loose material)


Produksi perjam =
2 m x 2 m x 1m

= 39,34

= 39 Block/jam

a. Alat Muat

V - 22
Untuk memuatkan andesit ke alat angkut menggunakan Forklift. Kemampuan
maksimum Forklift Wheel Loader Xianjin XJ976-32D dapat mengangkat seberat 33,5
ton.. Untuk memuat blok ke truck, total cycle time adalah 3 menit/blok ( Lampiran E.2).

Gambar 5.13
Forklift Wheel Loader Xianjin XJ976-32D
b.Alat Angkut
Direncanakan alat angkut yang digunakan yaitu truck Tipe HINO 500 Series FL 245
JN. Spesifikasi alat angkut dapat dilihat pada lampiran C. Dari spesifikasi alat diketahui
bahwa kemampuan bak sebesar 29,94 ton. Jarak dari pit ke stockyard  798,26 m,
diperkirakan Flatbed truck tersebut berjalan dengan kecepatan rata-rata 25 km/jam pada saat
bermuatan dari Kuari ke stockyard dan akan memakan waktu  1,8 menit, sedangkan pada
saat kosong truck berjalan dengan kecepatan 30 km/jam sehingga waktu tempuhnya adalah
1,56 menit. Jadi total cycle time truck keseluruhannya 14,36 menit, sehingga jumlah truck
adalah sebanyak 7 unit (Lampiran E.2).

V - 23
Gambar 5.14
HINO 500 Series FL 245 JN

5.3.2 Peralatan Penambangan


Tabel 5.6 Jumlah Alat
Nama Alat Jumlah
Bulldozer Komatsu D40A-1 3 unit
Backhoe Komatsu PC200-6 2 unit
Dump Truck HINO FG 235 JJ 3 unit
Forklift Wheel Loader Xianjin XJ976-32D 3 unit
HINO 500 Series FL 245 JN 7 unit

5.3.3 Unjuk Kerja Alat (availability and Utilization) dan Produktivitas Alat

Untuk menentukan faktor kesiapan alat dapat dihitung dengan memperhatikan segi
mekanik (mechanically Availability), fisik (physical Availability), maupun penggunaannya (
use of availiability ).
a. Produktivitas Alat Berat
Dalam melaksanakan proyek-proyek yang dikerjakan dengan alat berat. Pada saat
suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih alat berat yang akan digunakan di proyek
tersebut. Tujuan penggunaan alat–alat berat tersebut untuk memudahkan pekerja dalam
mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan mudah pada
waktu yang relativ lebih singkat menurut Rostianti (2006).
b. Mechanical Availibility, Physical Availibility, Use of Availability dan Effective
Utilization
1. Kesediaan Mekanis (Mechanical Availibility)
Adalah faktor yang menunjukkan kesediaan alat dalam melakukan pekerjaan dengan
memperhatikan kehilangan waktu yang digunakan untuk memperbaiki mesin, perawatan dan
alasan mekanis lainnya. Jika kesediaan mekanis kecil maka kondisi mekanis alat kurang baik,
jam perbaikan tinggi sehingga hanya digunakan sebagai cadangan.
Jk
Rumus: KM = ×100 %
Jk + Jr
Keterangan: Jk = Jam kerja
Jr = Jam perawatan
2. Kesediaan Fisik (Physical Availibility)
Adalah faktor yang menunjukan kesediaan alat untuk melakukan kerja dengan
memperhitungkan waktu yang hilang karena rusaknya jalan, faktor cuaca dan lain-lain.

V - 24
Kesediaan fisik selalu lebih besar dari kesediaan mekanis, berarti bahwa alat belum digunakan
sesuai dengan kemampuannya
Jk +Js
Rumus: KF = ×100 %
Jk + Js+ Jr
Keterangan: KF = Kesediaan Fisik,
Js = Standby hours,
Jk = Jam kerja ,
Jr = Jam perawatan
3. Pemakaian Kesediaan (Use of Availability)
Adalah faktor yang menunjukkan effisiensi kerja alat selama waktu kerja yang tersedia
dimana kondisi alat tidak rusak. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa efektif alat
yang tidak rusak dimanfaatkan dan menjadi ukuran seberapa baik pengelolaan peralatan yang
digunakan. Persentase rendah menunjukkan bahwa pengoperasian alat tidak maksimal.
Jk
Rumus: PK = ×100 %
Jk + Js
Keterangan: PK = Pemakaian Kesediaan
Js = Standby Hours
4. Penggunaan Efektif (Effective Utilization)
Adalah faktor yang menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia
dapat dimanfaatkan untuk bekerja atau persen waktu yang dimanfaatkan oleh alat untuk
bekerja dari sejumlah waktu kerja yang tersedia.
Jk
Rumus: WE= × 100 %
Jk + Js+ Jr
Keterangan: We = Penggunaan Efektif
Js = Standby hours
Jk = Jam kerja
Jr = Jam perawatan
Dari pengamatan ditentukan untuk satu tahun :

1) Jumlah jam kerja ( W ) = 1917,5 Jam


2) Jumlah jam untuk perbaikan ( R ) = 96 Jam
3) Jumlah Jam Standby ( S ) = 144 Jam
4) Jumlah jam yang dijadwalkan = W + R + S
= 2157,5 jam
a) Mechanical Availability
Mechanical Availability ( % ) = W x 100 %

V - 25
W + R

Mechanical Availability ( % ) = 1917,5 x 100 %

1917,5 + 96

= 95,23%
b) Phisical Availability
Phisical Availability ( % ) = W + S x 100 %
W + R+ S
Phisical Availability ( % ) = 1917,5 + 144 x 100 %
1917,5 + 96 + 144
= 95,5%
c) Use of Availability
Use of Availability ( % ) = W x 100 %
W + S
Use of Availability ( % ) = 1917,5 x 100 %
1917,5 + 144
= 93%
d) Effective Utilization
Effective Utilization (%) = W x 100%
W+R+S

Effective Utilization (%) = 1917,5 x100%


1917,5 + 96 + 144
= 88,87 %

V - 26

Anda mungkin juga menyukai