Anda di halaman 1dari 28

0

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. R

DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

DI RUANG TERATAI RSUD ***

Makalah

Diajukan untuk memenuhi tugas early exposure I dalam mata kuliah KDK II

Disusun Oleh:

Alifya Sasmi

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI

TAHUN 2016
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spriritual memiliki banyak

kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan dari kebutuhan

yang paling dasar seperti makan, minum, bernapas, elimininasi, reproduksi

dan istirahat.

Manusia memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang

pada dasarnyamemiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya,

maka kebutuhan tersebutpun ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan

manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada. Jika gagal

memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir lebih keras dan

bergerak untuk berusaha mendapatkannya.

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh

manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis,

yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.

Berdasarkan teori Virginia Henderson ada 14 kebutuhan dasar manusia

dalam melakukan asuhan keperawatan yaitu 1)Bernapas secara normal;

2)Makan dan minum yang cukup; 3)Eliminasi (buang air besar dan kecil);

4)Bergerak dan mempertahankan postur yang diinginkan; 5)Tidur dan

istirahat; 6)Memilih pakaian yang tepat; 7)Mempertahankan suhu tubuh

dalam kisaran normal dengan menyesuaikan pakaian yang dikenakan dan

modifikasi lingkungan; 8)Menjaga kebersihan diri dan lingkungan;


9)Menghindari bahaya dari lingkungan dan menghindari yang

membahayakan orang lain; 10)Berkomunikasi dengan orang lain dalam

mengekspresikan emosi, kebutuhan, kekhawatiran dan opini; 11)Beribadah

sesuai dengan agama dan kepercayaan; 12) Bekerja sedemikian rupa sebagai

modal untuk membiayai kebutuhan hidup; 13)Bermain dan berpartisipasi

dalam berbagai bentuk rekreasi; 14)Belajar, menemukan atau memuaskan

rasa ingin tahu yang mengarah pada perkembangan yang normal, kesehatan,

dan penggunaan fasilitas kesehatan yang tersedia;

Oksigen (O2) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam

proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel

tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara

ruangan dalam setiap kali bernafas.

Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi sistem

respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologis. Adanya kekurangan O2

ditandai dengan keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut dapat

menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan.

Pemberian terapi O2 dalam asuhan keperawatan, memerlukan dasar

pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya O2 dari

atmosfir hingga sampai ke tingkat sel melalui alveoli paru dalam proses

respirasi. Berdasarkan hal tersebut maka perawat harus memahami indikasi

pemberian O2, metode pemberian O2 dan bahaya-bahaya pemberian O2.

Nn. R (22 tahun) merupakan salahsatu klien yang berada di Ruang

Teratai Putih RSUD R. Syamsudin, SH. Kronologis masuk rumah sakit


karena tertabrak sebuah angkutan umum pada saat klien menyebrang di jalan

raya. Diagnosa medis Nn. R yaitu CKR. Sudah dirawat di ruangan Teratai

putih atas selama 4 hari saat dilakukan pengkajian. Penampilan secara umum

klien terpasang nasal kateter (3 Lpm), terpasang infus RL (20 Tpm).

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengangkat kasus

kebutuhan dasar manusia sebagai sebuah laporan dengan judul Asuhan

Keperawatan pada Nn. R dengan gangguan kebutuhan oksigenasi di

Ruang Teratai RSUD ***

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Sebagai salahsatu tugas early exposure I dalam mata kuliah KDK II.

2. Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus dari penulisan tugas ini adalah sebagai berikut:

1) Mampu melakukan pengkajian pada Nn. R

2) Mampu membuat Diagnosa keperawatan menurut prioritas pada Nn. R

3) Mampu membuat rencana asuhan keperawatan pada pasien Nn. R

4) Mampu menerapkan tindakan keperawatan pada pasien Nn. R .

5) Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah di laksanakan

sesuai dengan tujuan yang telah diterapkan


C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Kelompok Penulis

a. Mengetahui labih jauh lagi tentang asuhan keperawatan pada klien

dengan gangguan kebutuhan dasar, khususnya kebutuhan oksigenasi.

b. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan

kebutuhan dasar secara baik dan benar.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai koleksi tambahan buku-buku diperpustakaan dan sebagai

kerangka acuan dalam pembuatan Asuhan Keperawatan.

D. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan tugas makalah ini

adalah metode Deskrisif dan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

2. Observasi

3. Studi Dokumentasi

4. Studi Kepustakaan

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan tugas makalah ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan meliputi Latar Belakang, Tujuan, Manfaat,

Metode Penulisan, Sistematika Penulisan


BAB II : Tinjauan Pustaka Meliputi Definisi, Etiologi, Patofisiologi,

Manifestasi Klinis, Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan

Penunjang, Penatalaksanaan.

BAB III : Tinjauan Kasus meliputi Pengkajian, Analisa Data, Diagnosa

Keperawatan, Intervensi Keperawatan, implementasi

keperawatan dan evaluasi

BAB IV : Penutup meliputi Kesimpulan


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi kebutuhan oksigenasi

Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang

digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup

dan aktivitas berbagai organ atau sel (Hidayat, 2009).

Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat

dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah

karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi

batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna

terhadap aktifitas sel (Mubarak, 2007).

Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses

metabolisme untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.

Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap

kali bernapas (Wartonah Tarwanto, 2006)

Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang

lebih tinggi dibandingkan dengan oksigen di atmosfer. Konsentrasi oksigen

dalam udara ruangan adalah 21%. Tujuan terapi oksigen adalah memberikan

transport oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya

bernafas dan mengurangi stres pada miokardium ( Mutaqqin, 2005 )


B. Etiologi

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami gangguan

oksigenasi menurut NANDA (2011), yaitu hiperventilasi, hipoventilasi,

deformitas tulang dan dinding dada, nyeri, cemas, penurunan energy atau

kelelahan, kerusakan neuromuscular, kerusakan muskoloskeletal, kerusakan

kognitif atau persepsi, obesitas, posisi tubuh, imaturitas neurologis kelelahan

otot pernafasan dan adanya perubahan membrane kapiler-alveoli.

C. Patofisiologi

Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi.

Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar

dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen

tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan

nafas sebagai benda asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses

difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke jaringan) yang terganggu akan

menyebabkan ketidakefektifan pertukaran gas. Selain kerusakan pada proses

ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi seperti perubahan volume

sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard juga dapat

mempengaruhi pertukaran gas (Brunner & Suddarth, 2002)

D. Manifestasi klinis

Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan

oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan


untuk bernafas, pernafasan nafas flaring (nafas cuping hidung), dispnea,

ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, posisi tubuh menunjukan posisi 3

poin, nafas dengan bibir, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior-

posterior, frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan

gejala adanya pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan

oksigenasi (NANDA, 2011).

Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi,

hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, AGS

abnormal, sianosis, warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman),

hipoksemia, hiperkarbia, sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama

dan kedalaman nafas (NANDA, 2011).

E. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen

1) Faktor fisiologis

a. Penurunan kapasitas membawa oksigen

b. Penurunan konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi

2) Faktor perkembangan

Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang

sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil

dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa

kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi

terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan

berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak
dan pola napas. Tahap perkembangan klien dan proses penuaan yang normal

mempengaruhi oksigenasi jaringan: Bayi Prematur, Bayi dan Todler, Anak

usia sekolah dan remaja, Dewasa muda dan dewasa pertengahan dan Lansia.

3) Faktor lingkungan

Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin

tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat

dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki

laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan

yang meningkat.

Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan

berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah

panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung

meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada

lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer,

akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-

kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.

4) Gaya hidup

Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan

dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan

pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi

penyakitparu.
5) Status kesehatan

Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat

menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan

tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada

terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-

penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap

oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi

oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan

karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas

tersebut ke dan dari sel.

6) Narkotika

Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam

pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila

memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan

kedalaman pernapasan.

7) Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan

Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat

mempengarhi pernapasan yaitu:

a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru

b. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru

c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan sel jaringan.
8) Perubahan pola nafas

Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini

sama jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit

disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena

usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu

ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri

seperti pada penderita asma.

9) Obstruksi jalan nafas

Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang

saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian

atas meliputi: hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena

adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang

(otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran

napas. Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau

lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan

jalan napas yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-

kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas

ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).

F. Pemeriksaan fisik

1. Mata

a. Konjungtiva pucat (karena anemia)

b. Konjungtiva sianosis (karena hipoksemia)


c. konjungtiva terdapat pethechia (karena emboli lemak atau

endokarditis)

2. Kulit

a. Sianosis perifer (vasokontriksi dan menurunnya aliran darah perifer)

b. Penurunan turgor (dehidrasi)

c. Edema.

d. Edema periorbital.

3. Jari dan kuku

a. Sianosis

b. Clubbing finger.

4. Mulut dan bibir

a. membrane mukosa sianosis

b. bernapas dengan mengerutkan mulut.

5. Hidung

a. Pernapasan dengan cuping hidung.

6. Vena leher

a. Adanya distensi / bendungan.

7. Dada

a. retraksi otot Bantu pernapasan (karena peningkatan aktivitas

pernapasan, dispnea, obstruksi jalan pernapasan)

b. Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan.

c. Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara melewati

saluran/rongga pernapasan
d. Suara napas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial) atau

Suara napas tidak normal (creklerlr/rales, ronkhi, wheezing, friction

rub/pleural friction), Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan, dullness)

8. Pola pernapasan

a. pernapasan normal (eupnea)

b. pernapasan cepat (tacypnea)

c. pernapasan lambat (bradypnea)

H. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mengetahui

adanya gangguan oksigenasi yaitu:

1) EKG: menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi

transmisi impuls dan posisi listrik jantung.

2) Pemeriksaan stres latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond jantung

terhadap stres fisik. Pemeriksaan ini memberikan informasi tentang

respond miokard terhadap peningkatan kebutuhan oksigen dan

menentukan keadekuatan aliran darah koroner.

3) Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi ;

pemeriksaan fungsi paru, analisis gas darah (AGD).

I. Penatalaksanaan

1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif

a. Pembersihan jalan nafas


b. Latihan batuk efektif

c. Suctioning

d. Jalan nafas buatan

2. Pola Nafas Tidak Efektif

a. Atur posisi pasien ( semi fowler )

b. Pemberian oksigen

c. Teknik bernafas dan relaksasi

3. Gangguan Pertukaran Gas

a. Atur posisi pasien ( posisi fowler )

b. Pemberian oksigen

c. Suctioning
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. R


DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
DI RUANG TERATAI RSUD ***

A. Pengkajian

1. Tanggal Pengkajian : 25 April 2016


2. Data Demografi
a. Data Klien
Nama : Nn. R
Umur : 22 thn
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/ Indonesia
Pendidikan : Mahasiswa
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : ***
No. RM : ***
Diagnosa Medik : CKR
Tanggal MRS : 22 April 2016

b. Data Penanggung Jawab


Nama : Tn. A
Umur : 48 thn
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/ Indonesia
Pekerjaan : PNS
Alamat : ***
Hubungan Dengan Klien : Ayah Kandung
3. Riwayat Kesehatan Sekarang

1) Alasan Masuk Rumah Sakit

Pada tanggal 22 april 2016 klien tertabrak sebuah angkutan umum

di jalan raya pada saat menyebrang, kemudian klien dibawa ke RSUD

*** oleh keluarganya untuk mendapatkan perawatan.

2) Keluhan Utama

Klien mengatakan pusing, nyeri kepala, penglihatan kabur, sesak

napas serta nyeri pada daerah dada.

3) Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada saat dikaji, Klien mengatakan sesak nafas, nyeri di area dada

dengan skala 1 (0-5) sesak yang dirakan seperti terhimpit suatu benda.

Sesak bertambah jika klien bergerak dan sesak berkurang jika

dibaringkan.

4) Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Klien mengatakan bahwa klien mempunyai riwayat penyakit asma

1 tahun yang lalu.

5) Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan di keluarganya tidak ada yang mempunyai

penyakit keturunan seperti Jantung, Hipertensi, dan TBC.


4. Pemeriksaan Fisik

1. Penampilan Umum

Klien terlihat lemas, terpasang infus RL (20 Tpm) di tangan sebelah

kanan.

2. Tingkat kesadaran

Compos Mentis; E : 4 ; M: 6 ; V: 5

3. TTV

TD: 110/80 mmHg

N : 80X/M

S : 35,98

R : 35 X/M

4. Pemeriksaan Fisik Head to Toe

a. Kepala : Bentuk simetris, tidak ada benjolan, tidak ada

lesi, distribusi rambut merata, warna rambut hitam,

rambut lengket, .

b. Wajah : Bentuk simetris, kulit kering, tampak lemah dan

pucat.

c. Mata : Bentuk simetris, pergerakan bola mata normal,

konjungtiva merah, kelopak mata bengkak,

distribusi bulu mata merata, reflek pupil terhadap

cahaya miosis, terdapat luka di atas alis sebelah

kanan.
d. Hidung : Bentuk simetris, distribusi bulu hidung merata,

tidak ada lesi, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan

pada pada area sinus, mukosa lembab, terpasang

oksigen nasal kanul (3 Lpm).

e. Mulut : Bentuk simetris, mukosa bibir kering, gigi

kuning, tidak ada pembengkakan gusi, reflex

menelan normal.

f. Telinga : Bentuk simetris, tidak terdapat nyeri tekan, tidak

terdapat peradangan.

g. Leher : Bentuk simetris, tidak terdapat luka trakeostomi,

tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid.

h. Dada : Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada jaringan

parut, terdapat nyeri tekan, suara paru ronchy,

ronchy akumulasi secret, pola nafas cepat.

i. Abdomen : Bentuk datar, tidak ada ascites, tidak ada jaringan

parut, tidak ada lesi, bising usus 8x / menit, nyeri

tekan di ulu hati.

j. Ekstermitas atas: Bentuk simetris, jari lengkap, kulit lengket, tidak

ada edema, tangan kanan terpasang Infus RL

(20 Tpm), vaskularisasi hangat, tidak ada

clubbing finger, kekuatan otot

5 3
k. Ekstermitas Bawah : Bentuk simetris, jari lengkap, tidak ada

edema, vaskularisasi hangat, kekuatan otot

5 0

l. Genetalia : Terpasang popok

9. Data Biologis
Pola Sebelum Keluhan &
No Setelah Masuk RS
Aktivitas Masuk RS Kemandirian
1 Nutrisi
a. Makanan:
Frekuensi 2 x 1 hari 3 x 1 hari Mual
Porsi 1 porsi habis 1/2 porsi tidak habis
Jenis Nasi+ lauk pauk Bubur+sayur+lauk
b. Minuman:
Frekuensi 6 gelas 5 gelas
-
Jenis Air Mineral Air Mineral
2 Eliminasi
a. BAK
Frekuensi 5 x 1 hari Tidak Terukur Terpasang
Warna Kuning jernih Kuning Pekat popok
b. BAB
Frekuensi 2 x 1 hari 1 x 1 hari Terpasang
Konsentrasi Lembek cair popok
3 Pola istirahat dan tidur
Klien
Lamanya 8 jam 6 jam mengeluh
Kualitas Nyenyak Gelisah gelisah ketika
tidur malam
4 Personal Hygine
Mandi 2x1 hari Dilap 1x sehari -
Keramas 4x seminggu Belum pernah -
Sikat gigi 3x 1 hari Belum pernah -
Gunting kuku 1 x seminggu Dilakukan -
5 Dibantu total oleh
Aktivitas Mandiri keluarga dan -
perawat
10. Data Spiritual

Klien beragama islam, klien tidak melaksanakan shalat 5 waktu, dengan

alasan klien sulit untuk melakukannya.

11. Manajemen Medik

1. Farmakologi
No Nama Obat Rute Dosis
1 Terpacef IV 1x1
2 Rimpisel IV 1x1
3 Metronidazole (100 ml) IV 2X1
4 Asam Tranexamat (5 ml) IV 1X1
5 Ranitidine (2 ml) IV 2X1
6 Infus RL (500 ml) IV 20 Tpm

2. Data Laboratorium
No Jenis pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi

11.2 p. 12-14
1 Hemoglobin
L. 14-16

2 Leukosit 12.300 4000 - 11.000

3 Trombosit 233.000 150 - 400.000

4 Hematokrit 35 40 - 45 %

5 Eritrosit 3.9 3.8 - 5.2


B. Diagnosa Keperawatan
1) Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Ds : Bersihan
Invasi microorganism pada jalan nafas
-klien mengeluh sesak saluran pernafasan tidak efektif
nafas
Do :
Respon inflamasi
-klien terpasang oksigen
nasal kanul 3 Lpm
-suara paru ronchi Peningkatan pembentukan mucus

-pola nafas cepat


TTV : Terjadi penumpukan mucus
disaluran pernafasan
N : 80x/menit
RR 35x/menit
Bersihan jalan nafas tidak efektif

2 DS: ketidak mampuan/keterbatasan Gangguan


untuk menggerakan anggota kebutuhan
- Klien tubuh mobilisasi
mengatakan
anggota tubuh
bagian kanannya
terasa kebas Kehilangan sebagian besar
- Klien mengatakan kekuatan dan fungsi normalnya
sulit untuk berbicara

DO: Atrofi otot

- Klien Nampak
lemah
- Klien tidak dapat Intoleransi aktivitas
menggerakan
tangan dan kaki
kanannya Keterbatasan mobilisasi fisik
- Kekuatan otot
5 3
5 0
3 DS: Keterbatasan mobilisasi fisik Defisit
perawatan
- Klien mengatakan diri
belum mandi selama
dirawat (4 hari) Keterbatasan untuk
- Klien hanya dilap menggerakan tubuh
saja (tanpa
memakai sabun)
Kelemahan sendi dan otot
DO:
- Kulit teraba lengket
- Rambut terlihat Klien Bed rest
lepek dan kotor
- Gigi terlihat kotor
- Kuku terlihat Defisit perawatan diri
panjang

2) Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan

secret berlebih ditandai dengan sesak nafas dan RR 35X/ menit

2. Gangguan kebutuhan mobilisasi berhubungan dengan kelemahan otot

ditandai dengan klien tidak dapat menggerakan kaki bagian kanan

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan mobilitas


C. Intervensi Keperawatan

No
Tujuan Intervensi Rasional
Dx
1 Tupan : 1. Observasi TTV 1. mengetahui
keadaan umum klien
Dalam masa perawatan
2 x 24 jam kebutuhan 2. aukultrasi paru- 2. mengetahui
oksigen klien dapat paru setiap 2 jam akumulasi secret
terpenuhi sekali
Tupen : 3. berikan posisi 3. oksigen lebih
semi fowler banyak masuk
Dalam masa perawatan
1x 24 jam kebutuhan 4. ajarkan 4. Membantu
oksigen klien dapat klien nafas mengurangi sesak dan
terpenuhi dengan dalam melebarkan jalan
kriteria: nafas

- sesak berkurang 5. mengurangi sesak


5. ajarkan cara nafas, member
- suara paru normal batuk efektif kenyamanan
- pola nafas normal

2 Tupan: Dalam masa 1. Obsevasi TTV 1. Untuk mengetahui


perawatan 2 x 24 jam keadaan umum
kebutuhan mobilisasi 2. Latih klien untuk klien
klien dapat terpenuhi melakukan ROM 2. Untuk melatih
secara perlahan- pergerakan agar
Tupen: Dalam masa lahan tidak kaku
perawatan 1x 24 jam
kebutuhan mobilisasi 3. Melakukan mika- 3. Untuk mencegah
klien dapat terpenuhi miki terjadinya
dengan kriteria: decubitus
- Klien mampu
menggerakan
tangan dan kaki
kanannya
- Klien mampu
beraktivitas
secara mandiri
- Klien tidak lemas
3 Tupan: Dalam masa 1. Observasi TTV 1. Untuk mengetahui
perawatan 2 x 24 jam keadaan umum
kebutuhan perawatan diri 2. Bantu klien untuk klien
klien dapat terpenuhi. melakukan 2. Memberikan rasa
perawatan diri: segar dan
Tupen : Dalam masa mandi, keramas, mencegah
perawatan 1 x 24 jam gosok gigi, berkembangnya
kebutuhan perawatan diri gunting kuku mikroorganisme
klien dapat terpenuhi
dengan kriteria: 3. Berikan penkes 3. Memberikan
tentang personal pengetahuan
- Klien tampak segar
hygine kepada tentang pentingnya
- Kulit tidak lengket
klien perawatan diri
- Rambut, kuku dan
gigi bersih

D. Implementasi Keperawatan

Tanggal : 26 April 2016


No Diagnosa
Implementasi Respon
Keperawatan
1 Bersihan jalan Pukul 08.00 WIB TD : 110/80 mmHg
nafas tidak 1. Observasi TTV S : 36,9 C
efektif N : 80 X/ Menit
berhubungan R : 29 X/ Menit
dengan
penumpukan Pukul 08.15 WIB
secret berlebih 2. Aukultrasi paru-paru Suara paru Ronkhy
ditandai dengan setiap 2 jam sekali
sesak nafas dan
RR 35X/ menit Pukul 09.30 WIB
3. Berikan posisi Klien mengatakan sesak
semi fowler bekurang
Pukul 09.45 WIB
4. Ajarkan klien nafas Klien mengatakan sesak
dalam berkurang
Pukul 09.55 WIB
5. Ajarkan cara batuk Klien mengeluarkan
efektif secret
Tanggal : 26 April 2016
Diagnosa
No Implementasi Respon
Keperawatan
2 Gangguan Pukul 08.00 WIB TD : 110/80 mmHg
kebutuhan 1. Obsevasi TTV S : 36,7 C
mobilisasi N : 80 X/ Menit
berhubungan R : 29 X/ Menit
dengan
kelemahan otot Pukul 10.30 WIB
ditandai dengan 2. Latih klien untuk Klien dapat
klien tidak dapat melakukan menggerakkan kakinya
menggerakan ROM secara secara perlahan
kaki bagian kanan perlahan- lahan Kekuatan otot kaki
meningkat

5 3
5 1

Pukul 10.45 WIB Tidak ada gejala


3. Melakukan Mika- decubitus pada area
Miki punggung klien

Tanggal : 26 April 2016


Diagnosa
No Implementasi Respon
Keperawatan
3 Defisit perawatan Pukul 08.00 WIB TD : 110/80 mmHg
diri berhubungan 1. Observasi TTV S : 37,0 C
dengan N : 80 X/ Menit
keterbatasan R : 29 X/ Menit
mobilitas
Pukul 08.30 WIB
2. Bantu klien untuk Klien mengatakan lebih
melakukan perawatan nyaman dengan
diri: mandi, keramas, rambutnya yang bersih,
gosok gigi, gunting kulit tidak lengket serta
kuku kuku pendek dan gigi
bersih
Pukul 11.30 WIB
3. Berikan penkes Pengetahuan klien dan
tentang perawatan keluarga meningkat
diri kepada klien tentang perawatan diri
E. Evaluasi

No
Tanggal Catatan Perkembangan TTD
DX
26-04-2016 1 Pukul 14.00 WIB

S = Klien mengatakan sesak berkurang


O = Klien tampak lebih santai
Suara paru ronkhi
TD 110/80
N 80 X/ menit
S 36,8
R 29 X/ menit
A = Masalah teratasi sebagian
P = Lanjutkan intervensi
Observasi TTV
Menganjurkan klien untuk nafas dalam
Menganjurkan klien untuk batuk efektif

26-04-2016 2 Pukul 14.00 WIB


S = klien bisa menggerakan kaki dan tangannya
secara perlahan
O = kekuatan otot
meningkat A = masalah
tertasi sebagian P =
Lanjutkan intervensi
Latih klien untuk melakukan ROM pasif
26-04-2016 3 Pukul 14.00 WIB
S = klien mengatakan lebih nyaman dengan
kondisinya
O = Klien tampak lebih segar dan nyaman
A = masalah teratasi
P = Hentikan intervensi
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan

manusia. Dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam metabolism sel

tubuh. Kekurangan oksigen dapat menyebabkan hal yang berarti bagi

tubuh, salahsatunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu

dilakukan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut agar

terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanaannya pemenuhan oksigen

merupakan garapan perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat

harus paham dengan manifestasi tingkat pemenuhan oksigen pada kliennya

serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan

kebutuhan oksigen.

Anda mungkin juga menyukai