Anda di halaman 1dari 14

r

g. Type VII - Fluoride releasing

Banyak laboratorium percobaan telah mempelajari fluorida yang dihasilkan SIK


dibandingkan dengan bahan lainnya. Hasil dari satu percobaan, dengan salah satu
tindak lanjut periode terpanjang, menemukan bahwa SIK konvensional
menghasilkan fluorida lima kali lebih banyak daripada kompomer dan 21 kali
lebih banyak dari resin komposit dalam waktu 12 bulan (Craig, 2004).

h. Type VIII - ART (atraumatic restorative technique)

Sebagai bahan restorasi adhesif yang mampu melepaskan ion fluour. ART adalah
metode manajemen karies atau merupakan bagian minimal intervensi meliputi komponen
restorasi dan pencegahan karies. (Craig, 2004).
i. Type IX - Deciduous teeth restoration

Restorasi gigi susu berbeda dari restorasi di gigi permanen karena kekuatan
kunyahdan usia gigi. Pada awal tahun 1977, disarankan bahwa semen ionomer
kaca dapat memberikan keuntungan restoratif bahan dalam gigi susu karena
kemampuan SIK untuk melepaskan fluor dan untuk menggantikan jaringan keras
gigi, serta memerlukan waktu yang cepat dalam mengisi kavitas. Hal ini dapat
dijadikan keuntungan dalam merawat gigi pada anak-anak (Craig, 2004).

D. Komposisi Semen Ionomer Kaca

a. Komposisi Bubuk

Bubuk Semen Ionomer Kaca adalah kaca alumina-silikat. Walaupun memiliki


karakteristik yang sama dengan silikat tetapi perbandingan alumina-silikat lebih
tinggi pada semen silikat (Anusavice, 2003).

b. Komposisi Cairan
4

Cairan yang digunakan semen Ionomer Kaca adalah larutan dari asam poliakrilat
dalam konsentrasi kira-kira 50%. Cairan ini cukup kental cenderung membentuk
gel setelah beberapa waktu. Pada sebagian besar semen, cairan asam poliakrilat
adalah dalam bentuk kopolimer dengan asamitikonik, maleic atau asam
trikarbalik. Asam-asam ini cenderung menambah resktifitas dari cairan,
mengurangi kekentalan dan mengurangi kecenderungan membentuk gel
(Anusavice, 2003).

Ketika bubuk dan cairan semen ionomer kaca dicampurkan, cairan asam akan
memasuki permukaan partikel kaca kemudian bereaksi dengan membentuk
lapisan semen tipis yang akan mengikuti inti. Selain cairan asam, kalsium,
aluminium, sodium sebagai ion-ion fluoride pada bubuk semen ionomer kaca
akan memasuki partikel kaca yang akan membentuk ion kalsium (Ca2+)
kemudian ion aluminium (Al3+) dan garam fluor yang dianggap dapat mencegah
timbulnya karies sekunder. Selanjutnya partikel-partikel kaca lapisan luar
membentuk lapisan (Anusavice, 2003).

E. Sifat semen ionomer Kaca

a. Sifat Fisis

1) anti karies ion fluor yang dilepaskan terus menerus membuat gigi lebih
tahan terhadap karies.
2) Termal ekspansi sesuai dengan dentin dan enamel
3) Tahan terhadap abrasi, ini penting khususnya pada penggunaan dalam
restorasi dari groove (Power, 2008).
b. Sifat Mekanis
1) Compressive strength: 150 Mpa, lebih rendah dari silikat
2) Tensile strength : 6,6 Mpa, lebih tinggi dari silikat
3) Hardness : 4,9 KHN, lebih lunak dari silikat
4) Frakture toughness : beban yang kuat dapat terjadi fraktur (Power, 2008).

c. Sifat Kimia
5

semen ionomer kaca melekat dengan baik ke enamel dan dentin, perlekatan ini
berupa ikatan kimia antara ion kalsium dari jaringan gigi dan ion COOH dari
semen ionomer kaca. Ikatan dengan enamel dua kali lebih besar daripada
ikatannya dengan dentin. Dengan sifat ini maka kebocoran tepi tambalan dapat
dikurangi. Semen ionomer kaca tahan terhadap suasana asam, oleh karena adanya
ikatan silang diantara rantai-rantai semen ionomer kaca. Ikatan ini terjadi karena
adanya polyanion dengan berat molekul yang tinggi ( Anusavice, 2003).

d. Biologis

Restorasi GIC memiliki bikompatibilitas terhadap jaringan gigi yang baik


karena dapat melekat dengan enamel dan dentin dengan baik.

F. Indikasi, kontraindikasi serta kelebihan dan kekurangan semen ionomer


kaca:

a. Indikasi dan kontraindikasi

Indikasi :

1) Restorasi pada lesi erosi/abrasi tanpa preparasi kavitas


2) Penumpatan pit dan fisura oklusal
3) Restorasi gigi sulung
4) Restorasi lesi karies kl. V
5) Restorasi lesi karies kl. III lebih diutamakan yang pembukaannya arah
lingual
6) Reparasi kerusakan tepi restorasi mahkota (Craig, 2004).
Kontraindikasi :

1) Kavitas-kavitas yang ketebalannya kurang


2) Kavitas-kavitas yang terletak pada daerah yang menerima tekanan tinggi
3) Lesi karies kelas IV atau fraktur insisal
4) Lesi yang melibatkan area luas pada email labial yang mengutamakan
faktor estetika (Craig, 2004).
b. Kelebihan dan Kekurangan
6

kelebihan:

1) Potensi antikariogenik
2) Translusen
3) Biokompatibel
4) Melekat secara kimia dengan struktur gigi
5) Sifat fisik yang stabil
6) Mudah dimanipulasi (Craig, 2004).
Kekurangan :

1) Compressive strenght kurang baik


2) Resistensi terhadap abrasi menurun
3) Estetik kurang baik
4) Warna tambalan lebih opaque, sehingga dapat dibedakan secara jelas
antara tambalan dengan gigi asli (Craig, 2004).

G. Manipulasi Semen Ionomer Kaca


• Powder dan liquid dikeluarkan dengan jumlah yang tepat pada paper pad
• Bubuk dibagi menjadi 2 bagian dan salah satu bagian dicampur dengan
liquid
• Manipulasi dilakukan dengan gerakan melipat searah. Hal ini dikarenakan
bentuk molekul GIC yang kotak dan hanya bisa tercampur dengan cara
melipat
• Sisa powder ditambahkan dan total waktu yang digunakan untuk
mencampur adalah 30 – 40 detik, dengan setting time 4 menit.
• Setelah restorasi ditempatkan dan diukur konturnya dengan benar,
permukaan harus dilindungi dari kontaminasi saliva dengan menggunakan
varnish
• Kelengkapan dan finishing akan selesai setelah 24 jam

H. Tatalaksana Restorasi Semen Ionomer Kaca


1. Preparasi gigi yang akan di tambal (mengalami karies)
7

2. Aplikasikan dentin conditioning dengan cairan glass ionomer yang


diencerkan, aplikasikan pada kavitas selama 10-15 detik
3. Bersihkan kavitas dan keringkan
4. Manipulasi Glass ionomer
5. Aplikasikana ke dapam tumpatan dengan menggunakan plastis instrumen
6. Oleskan varnis di atas tumpatan, biarkan 1-2 menit

I. Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi pengerasan


Beberapa faktor kimia dan fisik mempengaruhi karakteristik pengerasan
bahan semen ionomer kaca. Meskipun telah disepakati bahwa setting semen
ionomer kaca dengan reaksi asam-basa namun sebenarnya begitu kompleks. Hal
ini berpengaruh kepada pelepasan dan pengendapan ion-ion kalsium dan
aluminium dikarenakan ion-ion fluorida dan tartar. Sedangkan beberapa faktor
lainnya seperti temperatur, ukuran partikel dari powder, hanya mempercepat atau
memperlambat reaksi, tentu saja bahan kimia sangat memberikan pengaruh dan
memiliki peranan penting dalam memodifikasi reaksinya sendiri. Bahan kimia
yang sangat berpengaruh penting adalah fluorida dan asam tartar (Anusavice,
2003).

J. Pengerasan berdasar tipe semen ionomer kaca


TIPE MIXING TIME WORKING TIME SETTING TIME

Luting dan lining 20 detik 2 menit 4 menit 30 detik

Restorasi 25-30 detik 2 menit 2 menit 30 detik

Restorasi Posterior 25-30 detik 2 menit 2 menit 30 detik

2.8 Semen ionomer kaca modifikasi logam


A. Definisi
Semen ionomer kaca kurang kuat dan karenanya, tidak dapat menahan
tekanan kunyah yang besar. Semen ini juga tidak tahan terhadap keausan
penggunaan dibandingkan bahan restorasi estetik lainnya, seperti komposit dan
8

keramik. Semen ionomer kaca telah dimodifikasikan dengan mengikutkan


partikel-partikel logam sebagai bahan pengisi sebagai usaha untuk meningkatkan
kekuatan, ketahanan terhadap fraktur, dan ketahanan terhadap keausan. Ada dua
metode modifikasi yang telah dilakukan. Metode pertama adalah mencampur
bubuk logam campur amalgam yang berpartikel sferis dengan bubuk ionomer
kaca Tipe II. Semen ini disebut sebagai gabungan logam campur perak. Metode
kedua adalah mencampur bubuk kaca dengan partikel perak dengan menggunakan
pemanasan yang tinggi. Semen ini sering disebut Cermet (Anusavice, 2003).
B. Sifat Umum
Pengisi logam hanya sedikit atau sama sekali tidak berpengaruh terhadap
sifat mekanis dari semen ionomer kaca tipe II. Bahan Cermet jauh lebih tahan
terhadap keausan dari luncuran dibandingkan semen ionomer kaca tipe II.
Peningkatan ketahanan terhadap keausan berkaitan dengan penambahan bahan
pengisi logam.
Pelepasan Fluorida
Jumlah fluorida yang dilepaskan dari kedua sistem modifikasi logam ini cukup
besar. Namun, fuorida yang dilepaskan dari semen Cermet lebih sedikit daripada
yang dilepaskan dari semen ionomer kaca Tipe II. Pada awalnya, semen gabungan
melepas lebih banyak fluorida daripada semen Tipe II. Tetapi besarnya pelepasan
ini menurun dengan berjalannya waktu (Anusavice, 2003).
C. Pertimbangan Klinis
Dengan meningkatnya daya tahan terhadap keausan dan potensi anti-
kariesnya, semen-semen dengan modifikasi logam ini telah dianjurkan
untukpenggunaan yang terbatas sebagai alternatif dari amalgam atau komposit
untuk restorasi gigi posterior. Meskipun demikian bahan ini masih dikategorikan
sebagai bahan yang rapuh. Karena alasan inilah penggunaan bahan tersebut
umumnya terbatas pada restorasi konservatif dan umumnya kelas I. Bahan
tampaknya mempunyai kinerja yang relatif baik pada situasi seperti itu dan
terutama cocok untuk pasien muda yang rentan terhadap karies.
Semen-semen ini mengeras dengan cepat sehingga dapat menerima tindakan
penyelesaian dalam waktu yang realatif singkat. Dibarengi dengan potensi adhesi
dan daya tahannya terhadap karies, sifat-sifat ini telah mendorong semen tersebut
9

digunakan untuk membangun badan inti untuk gigi yang akan diperbaiki dengan
mahkota cor penuh. Namun, karena rendahnya kekuatan terhadap fraktur dan
sifatnya yang rapuh, sebaiknya dilakukan pendekatan yang konservatif. Bahan ini
sebaiknya tidak digunakan jika bagian yang akan dibangun dengan semen adalah
lebih besar dari 40% dari keseluruhan badan inti. Untuk kasus seperti ini
sebaiknya digunakan pasak atau bentuk retensi lainnya (Anusavice, 2003).

2.9 Semen Resin


A. Komposisi
 Matriks resin
 Bahan pengisi anorganik
 Organo fosfonat
 Hidroksietil metakrilat (HEMA)
 4-metakriletil trimellitik anhidrat (4-META)

B. Sifat mekanis
 Kekuatan
 Kekakuan
 Compressive strenght
 Modulus elastisitas
 Kelarutan dan disentrigasi dalam H2O
 Setting time
 Mengurangi pengerutan sewaktu mengeras
 Merendahkan koefesien muai panas
C. Sifat biologi
 Mengiritasi pulpa
 Tidak toksik
D. Sifat fisik
 Ketebalan

E. Cara manipulasi
10

A. Manipulasi secara kimia

Terdiri dari bubuk dan cairan yang mengandung inisiator


peroksida dan aktivator amina. Kedua komponen digabungkan dengan
mengaduknya diatas kertas aduk khusus selama 20-30 detik. Jika
terdapat kelebihan semen segera dilakukan pengambilan pada tahap
seperti karet (Anusavice, 2003).

B. Semen dengan pengerasan cahaya

Adalah sistem komponen tunggal. Semen ini banyak


digunakan untuk menyemen porselen dan restorasi kaca keramik, serta
untuk ikatan langsung dari bracket ortodonti keramik. Waktu
penyinaran tergantung pada sinar yang dipancarkan melalui restorasi
keramik / bracket dan lapisan semen polimerik penyinaran tidak boleh
lebih dari 40 detik (Anusavice, 2003).

C. Semen dengan pengerasan ganda

Adalah sistem dua komponen (bubuk dan cairan) dan


memerlukan pengadukan yang sama dengan sistem semen yang
diaktifkan secara kimia. Aktivasi kimianya berjalan lambat dan
memberikan waktu kerja yang panjang sampai adukan semen dikenai
sinar, pada saat mana semen akan memadat dengan cepat (Anusavice,
2003).

G. Aplikasi
 Jembatan berikatan-resin
 Bracket ortodontik
 Restorasi kaca keramik
H. Indikasi
 bahan perekat untk restorasi
 peralatan ortodontik, dan
 restorasi sementara (Anusavice, 2003).
11

2.10 Semen Kalsium Hidroksida

A. Definisi Kalsium Hidroksida


Kalsiumhidroksida merupakan basis semen saluran akar yang diyakini
memiliki beberapa keunggulan dalam hal dapat terjadi efek terapi yang dapat
merangsang terbentuknya jaringan keras gigi (Gutman,1996). Kalsium hidroksida
dapat merangsang penutupan biologis pada daerah apikal sehingga menghasilkan
penutupan apeks yang lebih dapat meningkatkan keberhasilan perawatan. Kalsium
hidroksida adalah senyawa kimia denganrumus Ca(OH)2. Kalsium hidroksida
dapat berupa kristal tidak berwarna atau bubuk putih. Kalsium hidroksida dapat
dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida (CaO) dengan air.

Cao + H2O (Ca(OH)2)


Kalsium hidroksida adalah suatu bahan yang bersifat basa kuat dengan pH 12-13.

B. Sifat bahan Kalsium Hidroksida


 Biokompatibilitas = baik, karena menimbulkan reaksi respon saluran akar
yang baik dengan sedikit mengiritasi pulpa. Ini di dasari karena gambaran
histologis pulpa, yang menunjukkan penyembuhan awal dari
pembentukkan jembatan dentin konsisten yang lengkap.
 Celah mikro= tujuan perawatan saluran akar, untuk menutup akar dgn
rapat agar terhindar dari masukny bakteri, tidak mengalami pengerutan,
kalsium hidroksida sama seperti ZOE, untuk sifat celah mikro.
 Perubahan pH= memiliki sifat alkalis/ basa, kalsium hodroksida brsifat
basa sehingga dapat menghalangi dan menghambat pertubuhan bakteri
terutama disekitar pulpa dengan ion hidroksil dan merangsang
pertumbuhan dentin reparatif.
 Merangsang perbaikan apikal= dapat menstimulasi perbaikan jaringan
keras gigi dalam banyak keadaan dan dapat berkontak lansgsung dengan
jaringan periapikal.
 Perlekatan/ adesif= ada dua merek kalsium hidroksid, scalapeks memiliki
kekuatan perlekatan yang lemah, sedangkan calciobiotik lebih baik.
12

C. Aplikasi Kalsium Hidroksida


 Kalsium hidroksida dapat diaplikasikan sebagai kaping pulpa langsung
dan tidak langsung ,sebagai basis kekuatan rendah dibagian bawahnya
restorasi silikat dan komposit untuk perlindungan pulpa, dan untuk
prosedur apeksifikasi pada gigi permanen muda yang pembentukan
akarnya tidak lengkap.
 Kaping pulpa/pulp capping didefinisikan sebagai aplikasi dari satu atau
beberapa lapis bahan pelindung diatas pulpa vital yang terbuka. Pulp
capping ada 2 jenis:
 Pulp capping tidak langsung
 Pulp capping langsung

D. Manipulasi dan waktu setting Kalsium Hidroksida


Kalsium hidroksida dimanipulasi dengan cara mencampur pasta base dan
katalis diatas paperpad dengan menggunakan metal spatel atau ball-ended
instrument ukuran kecil. Base dan katalis dibagi dalam porsiyang sama dan
dicampur sekitar 10 detik dengan waktu setting dari 2-7menit. Waktu setting
bervariasai antara 2,5-5menit.

E. Faktor yang mempengaruhi reaksi setting Kalsium Hidroksida


 Menambahkan rasio katalist ke dalam pasta base dapat mempercepat
waktu setting khusus akselerator pada katalist
 Kelembapan dan panas dapat mempercepat setting
 Setting time diperlambat dengan pengeringan dan perlindungan
(Hussain,2004).
F. Keuntungan Kalsium Hidroksida
 Mempunyai efek bersifat bakterisidal dan desinfektan. Konsentrasi ion
hidroksil yang tinggi dapat membunuh mikroorganismedi dalam saluran
akaryang tidak terjangkau oleh instrumentasi dan irigasi.
 Merangsang pembentukan jaringan keras
 Mencegah resorpsi tulang
13

 Tidak menyebabkan perubahan warna gigi,bukan konduktor panas


yangbaik , manipulasi mudah dan stabil.
 Mengurangi kepekaan rasa nyeri dentin terhadap rangsangan dari luar
dan dari dalam
 Daya iritasi ringan
 Menghambat fagositas mikrofag sehingga dapat menurunkan reaksi
inflamasi pada periapikal.

G. Kerugian Kalsium Hidroksida


 Tidak dapat menutup permukaan fraktur pada kasus injury traumatik pada
gigi vital.
 Dapat menghambat perlekatan fungsi sel-sel ligamen periodontal serta
menghambat proses penyembuhan permukaan akar .
H. Indikasi dan Kontra indikasi
Indikasi :
1. Pulpa yang tebuka dalam pulp capping dan pulpotomy
2. Leakage canal
3. Apexification, merangsang pembentukan apex
4. Membentuk jaringan keras gigi
5. Bahan tambalan sementara untuk infeksi saluran akar
Kontra-Indikasi :
1. Peradangan pulpa (pulpitis)
2. Kasus gangren pulpa, seperti: abses. (harty, 2012)

2.11 Mekanisme Perlekatan

A. Mekanisme perlekatan semen zync fosfat terhadap gigi

Pengerasan semen zinc fosfat tidak melibatkan reaksi apapun dengan


jaringan keras di sekitarnya atau bahan restorasi lainnya. Oleh karena itu, ikatan
14

utama adalah berupa kunci mekanis pada pertemuan kedua permukaan dan bukan
oleh interaksi kimia (Anusavice, 2003).

B. Perlekatan glass ionomer cement


Mekanisme perekatan antara GIC dengan dentine atau enamel melibatkan
ion polyrcrylate dari GIC dengan struktur apatit pengganti kalsium dan ion fosfat
sehingga menghasilkan intermediate layer dari polycrylate, ion fosfat dan kalsium
atau dapat langsung melekat pada kalsium dari struktur apatit gigi. Kekuatan
perlekatan GIC pada dentine atau enamel berkisar antara 1 hingga 3 Mpa. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kekuatan perlekatan GIC kurang baik jika
dibandingkan dengan semen zink polycrylate. Yang mungkin disebabkan oleh
sensitivitas GIC terhadap kelembaban selama setting.

Oleh karena itu , diberikan acidic cleaning agent. Dan larutan FeCl3 untuk
meningkatkan perlekatan pada dentine. GIC mengalami ekspansi jika dalam
keadaan yang basah(lembab) dan akan mengkerut dalam keadaan yang terlalu
kering. GIC mengalami perubahan dimensi jika berada pada lingkungan dengan
kelembaban relatif sebesar 80%. GIC dapat menempel dengan baik pada enamel,
stainless steel , tin oxide- plated platinum dan gold alloy (Anusavice, 2003).

C. Ikatan dengan Struktur Gigi Semen Seng Polikarboksilat.

Seperti telah dinyatakan sebelumnya, sifat yang menonjol dari semen


polikarboksilat adalah bahwa semen ini terikat secara kimiawi dengan struktur
gigi. Mekanismenya belum dimengerti sepenuhnya, tetapi mungkin mirip dengan
reaksi pengerasan.

D. Ikatan dengan Struktur Gigi Semen Silikat

Terikat secara kimiawi dengan struktur gigi karena adanya fluoride


(kekuatan ikatan denngan email akan lebih besar daripada dengan dentin) Ion –
ion florida yang dilepaskan dari bahan restorasi bergabung dengan kristal- kristal
hidrosiapatit dari struktur gigi didekatnya, untuk membentuk suatu struktur seperti
flouroapatit yang sedikit lebih tahan lama terhdap dekalsifikasi karena asam
(Martin, 2011).
15

E. Ikatan dengan Struktur Gigi Semen Silikofosfat

Semen silikofosfat memiliki sifat adhesif yaitu silikofosfat secara mekanis


tidak mempunyai perlekatkan atau ikatan dengan enamel dan dentin tapi
merekatkan antara kekasaran permukaan kavitas dengan bahan restorasi (Combe
dalam Hermanto, L.FM. 2007).

2.12 Macam Tumpatan

A. Macam bahan semen untuk tumpatan sementara adalah:

1). Zinc Phosphat Cement, selain dapat dipakai sebagai tumpatan sementara,
pemakaian yang umum adalah sebagai basis tumpatan dan juga untuk
melekatkan pekerjaan logam pada gigi (misalnya inlay).
2). Zink Oksida Eugenol memiliki fungsi : Bahan perekat smntara dan permanen
restorasi, digunakan sebagai tambalan sementara, sebagai bahan pelapik,
bahan pengisi saluran akar, pembalut periodontal dan pada perawatan
pulpotomi, restorasi sementara dan menengah.
3). Silikat, pada dasarnya digunakan sebagai restorasi anterior, kemudian
berkembangnya semen ionomer kaca menyebabkan semen silikat tidak
digunakan sebagai tumpatan tetap, namun tetap digunakan sebagai tumpatan
sementara, karena memiliki sifat anti karies dari kandunga fluor (Anusavice,
2003).

B. Macam bahan untuk tumpatan tetap adalah:

1). Amalgam adalah bahan tambal berbakan dasar logam dimana komponen
utamanya liquid yaitu logam merkuri, dimana bubuk yaitu logam paduan yng
kandungan utamanya terdiri dari perak , timah dan tembaga.

2). Resin komposit, adalah bahan tambal sewarna gigi, dengan bahan dasar
polimer dan ditambahkan dengan partikel anorganiksebagai penguat. Bahan
tambal ini umumnya mengalami reaksi pengerasan dengan bantuan sinar
(sinar UV, atau bisa juga dengan visible light).
16

3). Glass Ionomer Cement (GIC) adalah bahan tambal sewarna gigi yang
komponen utamanya adalah: a). Liquid yang merupakan gabungan air dengan
polyacid (asam poliakrilat, maleat, itakonat, tartarat). b). Bubuk yang berupa
fluoroaluminosilicate glass (Anusavice, 2003).

Anda mungkin juga menyukai