Sebagai bahan restorasi adhesif yang mampu melepaskan ion fluour. ART adalah
metode manajemen karies atau merupakan bagian minimal intervensi meliputi komponen
restorasi dan pencegahan karies. (Craig, 2004).
i. Type IX - Deciduous teeth restoration
Restorasi gigi susu berbeda dari restorasi di gigi permanen karena kekuatan
kunyahdan usia gigi. Pada awal tahun 1977, disarankan bahwa semen ionomer
kaca dapat memberikan keuntungan restoratif bahan dalam gigi susu karena
kemampuan SIK untuk melepaskan fluor dan untuk menggantikan jaringan keras
gigi, serta memerlukan waktu yang cepat dalam mengisi kavitas. Hal ini dapat
dijadikan keuntungan dalam merawat gigi pada anak-anak (Craig, 2004).
a. Komposisi Bubuk
b. Komposisi Cairan
4
Cairan yang digunakan semen Ionomer Kaca adalah larutan dari asam poliakrilat
dalam konsentrasi kira-kira 50%. Cairan ini cukup kental cenderung membentuk
gel setelah beberapa waktu. Pada sebagian besar semen, cairan asam poliakrilat
adalah dalam bentuk kopolimer dengan asamitikonik, maleic atau asam
trikarbalik. Asam-asam ini cenderung menambah resktifitas dari cairan,
mengurangi kekentalan dan mengurangi kecenderungan membentuk gel
(Anusavice, 2003).
Ketika bubuk dan cairan semen ionomer kaca dicampurkan, cairan asam akan
memasuki permukaan partikel kaca kemudian bereaksi dengan membentuk
lapisan semen tipis yang akan mengikuti inti. Selain cairan asam, kalsium,
aluminium, sodium sebagai ion-ion fluoride pada bubuk semen ionomer kaca
akan memasuki partikel kaca yang akan membentuk ion kalsium (Ca2+)
kemudian ion aluminium (Al3+) dan garam fluor yang dianggap dapat mencegah
timbulnya karies sekunder. Selanjutnya partikel-partikel kaca lapisan luar
membentuk lapisan (Anusavice, 2003).
a. Sifat Fisis
1) anti karies ion fluor yang dilepaskan terus menerus membuat gigi lebih
tahan terhadap karies.
2) Termal ekspansi sesuai dengan dentin dan enamel
3) Tahan terhadap abrasi, ini penting khususnya pada penggunaan dalam
restorasi dari groove (Power, 2008).
b. Sifat Mekanis
1) Compressive strength: 150 Mpa, lebih rendah dari silikat
2) Tensile strength : 6,6 Mpa, lebih tinggi dari silikat
3) Hardness : 4,9 KHN, lebih lunak dari silikat
4) Frakture toughness : beban yang kuat dapat terjadi fraktur (Power, 2008).
c. Sifat Kimia
5
semen ionomer kaca melekat dengan baik ke enamel dan dentin, perlekatan ini
berupa ikatan kimia antara ion kalsium dari jaringan gigi dan ion COOH dari
semen ionomer kaca. Ikatan dengan enamel dua kali lebih besar daripada
ikatannya dengan dentin. Dengan sifat ini maka kebocoran tepi tambalan dapat
dikurangi. Semen ionomer kaca tahan terhadap suasana asam, oleh karena adanya
ikatan silang diantara rantai-rantai semen ionomer kaca. Ikatan ini terjadi karena
adanya polyanion dengan berat molekul yang tinggi ( Anusavice, 2003).
d. Biologis
Indikasi :
kelebihan:
1) Potensi antikariogenik
2) Translusen
3) Biokompatibel
4) Melekat secara kimia dengan struktur gigi
5) Sifat fisik yang stabil
6) Mudah dimanipulasi (Craig, 2004).
Kekurangan :
digunakan untuk membangun badan inti untuk gigi yang akan diperbaiki dengan
mahkota cor penuh. Namun, karena rendahnya kekuatan terhadap fraktur dan
sifatnya yang rapuh, sebaiknya dilakukan pendekatan yang konservatif. Bahan ini
sebaiknya tidak digunakan jika bagian yang akan dibangun dengan semen adalah
lebih besar dari 40% dari keseluruhan badan inti. Untuk kasus seperti ini
sebaiknya digunakan pasak atau bentuk retensi lainnya (Anusavice, 2003).
B. Sifat mekanis
Kekuatan
Kekakuan
Compressive strenght
Modulus elastisitas
Kelarutan dan disentrigasi dalam H2O
Setting time
Mengurangi pengerutan sewaktu mengeras
Merendahkan koefesien muai panas
C. Sifat biologi
Mengiritasi pulpa
Tidak toksik
D. Sifat fisik
Ketebalan
E. Cara manipulasi
10
G. Aplikasi
Jembatan berikatan-resin
Bracket ortodontik
Restorasi kaca keramik
H. Indikasi
bahan perekat untk restorasi
peralatan ortodontik, dan
restorasi sementara (Anusavice, 2003).
11
utama adalah berupa kunci mekanis pada pertemuan kedua permukaan dan bukan
oleh interaksi kimia (Anusavice, 2003).
Oleh karena itu , diberikan acidic cleaning agent. Dan larutan FeCl3 untuk
meningkatkan perlekatan pada dentine. GIC mengalami ekspansi jika dalam
keadaan yang basah(lembab) dan akan mengkerut dalam keadaan yang terlalu
kering. GIC mengalami perubahan dimensi jika berada pada lingkungan dengan
kelembaban relatif sebesar 80%. GIC dapat menempel dengan baik pada enamel,
stainless steel , tin oxide- plated platinum dan gold alloy (Anusavice, 2003).
1). Zinc Phosphat Cement, selain dapat dipakai sebagai tumpatan sementara,
pemakaian yang umum adalah sebagai basis tumpatan dan juga untuk
melekatkan pekerjaan logam pada gigi (misalnya inlay).
2). Zink Oksida Eugenol memiliki fungsi : Bahan perekat smntara dan permanen
restorasi, digunakan sebagai tambalan sementara, sebagai bahan pelapik,
bahan pengisi saluran akar, pembalut periodontal dan pada perawatan
pulpotomi, restorasi sementara dan menengah.
3). Silikat, pada dasarnya digunakan sebagai restorasi anterior, kemudian
berkembangnya semen ionomer kaca menyebabkan semen silikat tidak
digunakan sebagai tumpatan tetap, namun tetap digunakan sebagai tumpatan
sementara, karena memiliki sifat anti karies dari kandunga fluor (Anusavice,
2003).
1). Amalgam adalah bahan tambal berbakan dasar logam dimana komponen
utamanya liquid yaitu logam merkuri, dimana bubuk yaitu logam paduan yng
kandungan utamanya terdiri dari perak , timah dan tembaga.
2). Resin komposit, adalah bahan tambal sewarna gigi, dengan bahan dasar
polimer dan ditambahkan dengan partikel anorganiksebagai penguat. Bahan
tambal ini umumnya mengalami reaksi pengerasan dengan bantuan sinar
(sinar UV, atau bisa juga dengan visible light).
16
3). Glass Ionomer Cement (GIC) adalah bahan tambal sewarna gigi yang
komponen utamanya adalah: a). Liquid yang merupakan gabungan air dengan
polyacid (asam poliakrilat, maleat, itakonat, tartarat). b). Bubuk yang berupa
fluoroaluminosilicate glass (Anusavice, 2003).