DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS AMBUNTEN
Jalan Raya Ambunten No. 45 Telpon. (0328) 6770397
E-mail : pusk.ambunten@gmail.com
AMBUNTEN
Kode Pos 69455
I. PENDAHULUAN
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya
Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran
masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni
masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator kecamatan sehat adalah: lingungan sehat, perilaku
sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Untuk mendukung kecamatan sehat salah satu upaya yang dikembangkan saat ini adalah dengan
adanya Desa Siaga, yang salah satu indikatornya adalah ada Pos Kesehatan Desa sebagai Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), dengan penggerakan masyarakat wilayah desa/
kelurahan, dan sebagai upaya pertolongan pertama pada penyakit (P3P) dan pertolongan pertama
pada kecelakaan (P3K).
Agar Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik,
baik kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupun sumber daya yang digunakan. Masyarakat
menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, serta dapat menjawab kebutuhan
mereka, oleh karena itu upaya peningkatan mutu, manajemen risiko dan keselamatan pasien
perlu diterapkan dalam pengelolaan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
komprehensif kepada masyarakat melalui upaya pemberdayaan masyarakat dan swasta.
Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan manajemen
risiko dilaksanakan secara berkesinambungan di Puskesmas, maka perlu dilakukan penilaian
oleh pihak eksternal dengan menggunakan standar yang ditetapkan yaitu melalui mekanisme
akreditasi. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Pasal 39 ayat (1) juga
mewajibkan Puskesmas untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali,
demikian juga akreditasi merupakan salah satu persyaratan kredensial sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang bekerjasama dengan BPJS, sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan
Nasional Pasal 6 ayat (2).Tujuan utama akreditasi Puskesmas adalah untuk pembinaan
peningkatan mutu, kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem
manajemen, sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan program, serta
penerapan manajemen risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat
akreditasi.
Pelaksanaan Kegiatan Program Promosi Kesehatan Dilaksanakan Sesuai Dengan Visi, Misi,
Tata Nilai Serta Motto Puskesmas Yaitu :
Kesehatan merupakan hak asasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat dan UU 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan) dan sekaligus sebagai intervensi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan
dan ditingkatkan oleh setiap individu dan oleh seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapat
menikmati hidup sehat, dan pada akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Undang undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2019 Pasal 17 dan 18 menyatakan bahwa
pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi,edukasi, dan fasilitas
pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi
tingginya.Pemerintah juaga bertanggung jawab untuk memberdayakan dan mendorong peran aktif
masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan. Hal ini perlu dilakukan karena, kesehatan bukan
tanggungjawab pemerintah saja, namun merupakan tanggung jawab bersama, pemerintah dan
masyarakat, termasuk swasta.
Dalam rencana startegis tahun 2015-2019 yang ditetapkan melalui keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor HK.0202/MenKes/52/2015, disebutkan bahwa salah satu acuan bagi arah
kebijakan Kementerian Kesehatan adalah penerapan pendekatan pelayanan kesehatan yang
terintegrasi dan berkesinambungan (continuum of care) untuk dapat melaksankan pelayanan
kesehatan yang holistik dan berkesinambungan terhadap seluruh tahapan siklus hidup manusia. Hal
ini berarti bahwa pelayanan kesehatan harus dilakukan terhadap seluruh tahapan siklus hidup
manusi (life cycle). Sejak masih dalam kandungan, sampai lahir menjadi bayi, tumbuh menjadi
anak balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa muda (usia produktif) dan akhirnya menjadi lanjut
usia.
Masa remaja merupakan masa storm and stress, karena remaja mengalami banyak
tantangan baik dari diri mereka sendiri (biopsychosical factors) ataupun lingkungan
(environmental factors). Apabila remaja tidak memiliki kemampuan menghadapi berbagai
tantangan, dapat berakhir pada remaja mendapat berbagai masalah kesehatan yang kompleks
akibat dari perilaku beresiko yang mereka lakukan.
Berdasar hasil Survei Kesehatan Berbasis Sekolah di Indonesia tahun 2015, dapat
terlihat gambaran faktor resiko kesehatan pada remaja secara nasional, yakni pelajar usia 12-18
tahun (SMP dan SMA). Menurut survei tersebut, 41,8% siswa dan 4,1% siswi mengaku pernah
merokok dan 32,82% merokok pertama kali sebelum usia 13 tahun. Dari survei yang sama, 14,4%
siswa dan 5,6% mengaku pernah mengkonsumsi alkohol. Bahkan juga didapatkan 2,6% siswa
mengkonsumsi narkoba. Gambaran faktor kesehatan lainnya adalah perilaku seksual, 8,26% siswa
dan 4,17% siswi mengaku pernah melakukan kegiatan seksual. Perilaku seksual pranikah memberi
dampak yang luas bagi remaja, berkaitan dengan penyakit menular serta kehamilan yang tidak
diinginkan hingga aborsi. Hamil di usia remaja tidak hanya berpengaruh terhadap kondisi fisik,
mental dan sosial remaja namun, juga dapat meningkatkan resiko kematian bayi/balita.
Kasus keshatan pada remaja lainnya adalah resiko cedera fisik. Menurut Riskedas tahun
2013 cdera fisik pada anak dan remaja, 40,9% disebabkan karena jatuh dan 40,6% karena
transportasi motor. Berdasar data sistem registrasi penyebab kematian (cause of death) tahun 2012,
penyebab kematian terbesar anak usia 13-15 tahun dari total 137 k3matian disebabkan keelakaan
transportasi dan berbagai penyakit seperti tuberkolosis, jantung iskemik, dan penyakit lainnya.
Sehingga, masalah gizi bagi remaja juga patut diberi perhatian khusus.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan peran remaja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi posyandu
remaja.
b. Meningkatkan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja tentang kesehatan reproduksi bagi
remaja.
d. Meningkatkan pengetahuan terkait kesehatan jiwa dan pencegahan penyalahgunaan Napza.
e. Mempercepat upaya perbaikan gizi remaja.
f. Mendorong remaja untuk melakukan aktivitas fisik.
g. Melakukan deteksi dini dan pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM).
h. Meningkatkan kesadaran remaja dalam pencegahan kekerasan.
1. Pembentukan Pos Posyandu Pembentukan pos ponsyandu remaja di desa sogian 2 pos
Remaja
Yaitu di Ponpes Dilyaut Thoilibin Putra dan Putri di desa
sogian
Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan
Pelayanan Kesehatan
- Menyiapa
kan alat
pemeriksa
an
kesehatan
- Menyiapk
an form
rujukan
- Mencatat
hasil
kegiatan
dalam
buku
register
Posyandu
Remaja
VI. SASARAN
1. Sasaran Kegiatan Posyandu Remaja:
Remaja usia 10-18 tahun, laki-laki dan perempuan, dengan tidak memandang status
pendidikan dan perkawinan, termasuk remaja dengan disabilitas.
2. Sasaran Petunjuk Pelaksanaan:
a. Petugas kesehatan.
b. Pemerintah desa/kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi
kemasyarakatan lainnya.
c. Pengelola program remaja.
d. Keluarga dan masyarakat.
e. Kader Kesehatan Remaja.
Ariyanis Rasdyahati