Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No.

2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357


E-ISSN 2655 - 2310

PENELITIAN
HUBUNGAN PEMAKAIAN DIAPERS SELAMA TOILET
TRAINING DENGAN KEJADIAN ENURESIS PADA ANAK
USIA 1-6 TAHUN
Ida Subardiah P*, Yuli Lestari**
* Rumah Sakit dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
**Program Studi Keperawatan Universitas Mitra Indonesia
E-mail: umiayuki@gmail.com

Kebiasaan mengompol (enuresis) pada tahap anak toddler membutuhkan peran orangtua dan latihan yang
optimal.Toilet training merupakan bentuk intervensi yang ditemukan memiliki hubungan dengan
keberhasilan anak mengontrol berkemih, namun maraknya penggunaan diapers menyebabkan anak sulit
untuk mengontrol berkemih. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pemakaian diapers selama
toilet training dengan kejadian enuresis pada anak usia 1-6 tahun. Desain penelitian menggunakan survei
analitik dengan pendekatan cross sectional. Total sampel sejumlah 39 responden yang dipilih
menggunakan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara pemakaian diapers dengan keberhasilan toilet training (p=0,012); tidak ada hubungan
yang bermakna antara toilet training dengan kejadian enuresis (p=0,718); tidak ada hubungan yang
bermakna antara penggunaan diapers dengan kejadian enuresis (p=0,623). Penggunaan diapers
berhubungan dengan keberhasilan toilet training namun tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
kejadian enuresis. Orang tua hendaknya mempertimbangkan penggunakaan diapers dan faktor
predisposisi lain dalam mengurangi kejadian enuresis anak dalam tahap usia perkembangannya.

Kata Kunci: diapers, toilet training, enuresis

LATAR BELAKANG 15 % anak masih mengompol pada malam


hari di usia 5 tahun dan hanya 5 % yang
Enuresis adalah ketidakmampuan berlanjut hingga usia 8 – 11 tahun (Franco
berkemih pada usia dimana kontrol et al., 2015). Selanjutnya menurut Ikatan
mikturisi seharusnya sudah dimiliki. Usia Dokter Anak Indonesia (IDAI) (2016),
ketika anak umumnya dapat mengontrol Usia 4 tahun sekitar 30%, usia 5 tahun 10
mikturisi adalah lebih dari 2 tahun. Anak- % dan usia 18 tahun sekitar 1% anak masih
anak belajar untuk tidak mengompol di mengompol.
siang hari pada usia 2 tahun dan di malam Toilet training merupakan suatu
hari pada usia 3 tahun. Pada usia 4 tahun usaha untuk melatih anak agar mampu
ditemukan sekitar 75% anak tidak mengontrol dalam melakukan buang air
mengompol pada siang dan malam hari. kecil dan buang air besar (Hidayat, 2005).
Faktor penyebab enuresis diantaranya Penelitian Arifin (2011) menemukan
yaitu genetik dengan riwayat keluarga adanya hubungan yang signifikan antara
yang sama, keterlambatan perkembangan, toilet training dengan kemampuan anak
stress, keluarga, kapasitas kandung kemih dalam melalukan eliminasi, sedangkan
yang kecil, keterlambatan perkembangan Kurniawan (2013) menemukan ada
neurologic, pola tidur, dan Hormon ADH hubungan antara stress, pelaksanaan toilet
(Anti Diuretic Hormon), konstipasi kronis training dan konstipasi dengan kejadian
serta toilet training (Umboh dkk., 2007; enuresis. Faktanya umumnya anak
Burns et al., 2004). menggunakan diapers mulai dari lahir.
Menurut The National Institutes of Berdasarkan riset Nielsen di Asia
Health di Amerika Serikat (2015), Tenggara pada tahun 2015 penjualan
nocturnal enuresis (mengompol) biasa popok bayi/diapers meningkat (Neira et
terjadi pada anak berusia 5 atau 6 tahun, al.,2009). Hasil riset Global Nielsen
dengan angka kejadian 5 juta anak di Consumer Panel Services hingga
seluruh dunia. Menurut situs Mayo Clinic, September 2012 mencatat konsumsi popok
[162]
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No. 2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357
E-ISSN 2655 - 2310
sekali pakai di Indonesia berkisar 26,2% HASIL
(Solo Pos, 2012). Pemakaian diapers
meningkat karena alasan kepraktisan dan Tabel 1: Analisis Hubungan Pemakaian
banyaknya iklan yang banyak dijumpai Diapers dengan Keberhasilan
diberbagai media sehingga ibu-ibu tertarik Toilet Training
untuk menggunakan diapers pada anaknya.
Keberhasilan toilet training Keberhasilan
dihubungkan dengan penggunaan diapers Pemakaian Toilet Training
Diapers Tdk Berhasil Berhasil p-
(Indanah dkk., 2014; Uyun dkk., 2016).
f % f % value
Pemakaian diapers menyebabkan anak Selalu 16 84.2 3 15.8
sulit untuk mengontrol buang air kecil atau Kadang-kadang 8 66,7 4 33.3
buang air besar. Anak yang memakai 0.012
Tidak pernah 2 25.0 6 75.0
diapers akan lebih sulit untuk tidak Jumlah 26 66.7 13 33.3
mengompol di malam hari (nocturnal
enuresis) (Wasitin, 2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Hasil pra survei di Desa Mulya Jaya pemakaian diapers berhubungan dengan
didapatkan 7 ibu yang mempunyai anak keberhasilan toilet training (p = 0.012).
toddler mengatakan bahwa anaknya masih
menggunakan diapers dan belum mampu Tabel 2: Analisis Hubungan Toilet
mengontrol buang air kecil atau buang air Training dengan Kejadian
besar, masih mengompol saat tidur dan Enuresis
tidak mau buang air besar atau buang air
kecil pada tempatnya. Tujuan penelitian ini Kejadian Enuresis
Tidak p-
adalah untuk mengetahui hubungan Toilet training Enuresis
Enuresis value
pemakaian diapers selama toilet training f % f %
dengan kejadian enuresis pada anak usia 1- Dilakukan 4 30.8 9 69.2
6 tahun. Tidak dilakukan 10 38.4 16 61.5 0.718
Jumlah 14 35.9 25 64.1

METODE Hasil analisis hubungan toilet


training dengan kejadian enuresis
Desain Penelitian ini menggunakan diperoleh bahwa ada sebanyak 16 (61.5%)
desain survey analitik dengan pendekatan anak yang tidak di toilet training tidak
cross sectional yang menggambarkan mengalami enuresis. Sedangkan diantara
hubungan variabel pemakaian diapers anak yang dilakukan toilet training, ada 9
selama toilet training dengan kejadian (69.2%) anak yang tidak mengalami
enuresis. Sampel penelitian adalah ibu enuresis.Hasil uji statistik diperoleh nilai
dengan anak usia 1-6 tahun sejumlah 39 p-value sebesar 0.718 yang berarti tidak
orang. Teknik pengambilan sampel ada hubungan antara toilet training dengan
menggunakan teknik consecutive kejadian enuresis.
sampling. Alat pengumpul data
menggunakan kuesioner. Analisis data Tabel 2: Analisis Hubungan Penggunaan
menggunakan Uji Chi Square. Diapers dengan Kejadian
Enuresis

Kejadian Enuresis
Pemakaian p-
Tidak Ya
Diapers value
f % f %
Selalu 11 57.9 8 42.1
Kadang-kadang 9 75.0 3 25.0 0.623
Tidak pernah 5 62.5 3 37.5
Jumlah 25 64.1 14 35.9

[163]
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No. 2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357
E-ISSN 2655 - 2310
Hasil analisis hubungan penggunaan Hasil penelitian ini ditemukan tidak
diapers dengan kejadian enuresis diperoleh ada hubungan antara toilet training dengan
bahwa ada sebanyak 11 (57.9%) anak yang kejadian enuresis; serta tidak ada
selalu menggunakan diapers tidak hubungan antara pemakaian diapers selama
mengalami enuresis. Hasil uji statistik toilet training dengan kejadian
diperoleh nilai p-value sebesar 0.623 yang enuresis.Hasil penelitian bertentangan
berarti tidak ada hubungan yang bermakna dengan teori yang menyatakan bahwa
antara penggunaan diapers dengan Toilet training merupakan salah satu faktor
kejadian enuresis. yang mempengaruhi terjadinya enuresis
pada anak.Toilet training pada anak
merupakan suatu usaha untuk melatih anak
PEMBAHASAN agar mampu mengontrol dalam buang air
kecil dan air besar (Hidayat, 2009).Salah
Hasil penelitian ini diketahui adanya satu tugas mayor masa toddler adalah
hubungan yang signifikan antara toilet training. Kontrol volunter sfingter
pemakaian diapers dengan keberhasilan anal dan uretra terkadang dicapai kira-kira
toilet training. Wasitin (2015).menyatakan setelah anak berjalan, antara usia 18-24
anak yang memakai diapers setiap hari bulan, namun diperlukan faktor psikologis
menyebabkan anak sulit untuk mengontrol kompleks untuk kesiapan. Anak harus
buang air kecil atau besar. Pendapat mampu mengenali urgensi untuk
Hidayat (2009) selain pemakaian diapers mengeluarkan dan menahan eliminasi serta
ada hal lain yang perlu diperhatikan untuk mampu mengkomunikasikan sensasi ini
keberhasilan toilet training yaitu melatih kepada oang tua (Wong et al., 2009).
anak dalam toilet training dengan cara Anak yang tidak dilakukan toilet
memberikan instruksi dan memberikan training namun masih mengalami enuresis
contoh buang air kecil atau besar dengan kemungkinan hal ini dikarenakan kedua
benar. orang tuanya tidak memiliki riwayat
Hasil penelitian ini sejalan dengan enuresis, kondisi faktor sosial dan
penelitian Indanah dkk (2014) psikologis dalam keadaan baik, sehingga
menunjukkan adanya hubungan signifikan tidak terjadi enuresis pada anak.Sebaliknya
antara frekuensi pemakaian diapers dan anak yang di toilet training tetapi terjadi
lama pemakaian diapers dengan enuresis, hal ini disebabkan oleh berbagai
kemampuan toilet training. Pernyataan faktor diantaranya faktor predisposisi yaitu
tersebut juga dikuatkan oleh penelitian genetik dan Keterlambatan
Fitrianingsih (2016) yang menunjukkan perkembangan. Faktor lain yang juga dapat
adanya pengaruh pola asuh orangtua menjadi penyebab enuresis adalah: stress
terhadap tingkat kesiapan toilet training dan keluarga, kapasitas kandung kemih
dan adanya pengaruh intensitas yang kecil, atau konstipasi. Hal tersebut
penggunaan diapers terhadap tingkat sejalan dengan teori yang dikemukakan
kesiapan toilet training. oleh training Umboh dkk (2007); Burns et
Penelitian ini menunjukkan bahwa al (2004) yang menyatakan bahwa faktor
anak toddler yang selalu memakai diapers, predisposisi genetik dengan riwayat
banyak yang tidak berhasil dalam toilet keluarga yang sama merupakan penyebab
training dibandingkan dengan anak yang yang paling sering, keterlambatan
kadang-kadang dan tidak pernah memakai perkembangan juga dapat menjadi faktor
diapers. Sehingga dapat disimpulkan penyebab anak enuresis, pada anak yang
bahwa semakin sering atau semakin lama terlambat berjalan biasanya juga
anak memakai diapers dapat menyebabkan mengalami keterlambatan belajar
kemungkinan besar anak tidak berhasil mengontrol mikturisi. Faktor lain yang
dalam toilet training. juga dapat menjadi penyebab : stres dan
keluarga, kapasitas kandung kemih yang
kecil, keterlambatan perkembangan

[164]
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No. 2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357
E-ISSN 2655 - 2310
neurologic, pola tidur, Hormon ADH (Anti Burns, C. E., Barber, N., Brady, M., &
Diuretic Hormon), serta konstipasi kronis. Dunn, A. (2004).Pediatric primary
Berdasarkan pembahasan di atas care: A handbook for nurse
peneliti menyimpulkan bahwa toilet practitioners. W.B. Saunders
training bukan merupakan satu-satunya Company.
faktor yang mempengaruhi terjadinya Fitrianingsih, N., 2013. Pengaruh pola
enuresis, terdapat faktor lain yang juga asuh orang tua dan intensitas
dapat mempengaruhi seperti tersebut di penggunaan diapers terhadap
atas. Namun setiap anak harus di toilet tingkat kesiapan toilet training pada
training karena merupakan tugas anak usia toddler di little care stikes
perkembangan anak usia toddler yang surya global Yogyakarta (Doctoral
harus diberikan oleh orang tua terhadap dissertation, UNS (Sebelas Maret
anaknya, tujuannya agar anak tidak University)).
mengompol lagi pada usia 4 tahun Hidayat, A. A. (2009). Pengantar ilmu
selambat-lambatnya pada usia 5 tahun. keperawatan anak 1.Jakarta:
Dalam proses pemberian toilet training Salemba Medika.
diharapkan terjadi pengaturan impuls atau Indanah, I., Azizah, N., & Handayani, T.
rangsangan ketika anak ingin buang air (2014).Pemakaian Diapers dan Efek
kecil, sehingga anak akan terbiasa untuk Terhadap Kemampuan Toilet
mengontrol dalam berkemih. Dengan Training pada Anak Usia Toddler.
diberikannya toilet training kepada anak, Jurnal Ilmu Keperawatan dan
maka enuresis cenderung tidak terjadi pada Kebidanan, 5(3).
anak, sebaliknya jika anak tidak diberikan Kurniawan, A., (2013). Hubungan Faktor
toilet training maka anak memiliki resiko Psikologis, Toilet Training, dan
yang besar untuk terjadi enuresis. Konstipasi dengan Kejadian
Enuresis pada Anak Usia Prasekolah
di TK ABA Poncol Kecamatan
KESIMPULAN Pekalongan Timur Kota Pekalongan.
Tidak dipublikasikan
Pemakaian diapers selama toilet Neira, E., Castillo, M., & Lesmes, D.
training memiliki hubungan yang (2009). Analytic network process
signifikan dengan keberhasilan toilet (ANP): an approach to estimate the
training, dimana nilai statistik lebih kecil Colombian baby diapers market
dari pada alpha. Hubungan toilet training share. In proceedings of the
dengan kejadian enuresis ditemukan nilai international symposium on the
statistik lebih besar dari alpha yang berarti analytical hierarchical
tidak ada hubungan. Analisis hubungan process/network process multi
penggunaan diapers selama toilet training criteria Decision Making,
dengan kejadian enuresis didapatkan nilai Pittsburgh, Pennsylvania.
lebih besar dari alpha yang berarti tidak Umboh, A., Malonda, A. A., & Sudjono,
ada hubungan. T. A. (2007).Enuresis profile in 6-7
year-old children at five elementary
schools in Sario district,
DAFTAR PUSTAKA Manado.Paediatrica Indonesiana,
47(6), 261-4.
Arifin, R. S. (2011). Hubungan Toilet Uyun, K., Arifah, S., Kp, S., Ke, M., &
Training Terhadap Kemampuan Dian Nur, W. (2016). Hubungan
Anak Dalam Melakukan Penggunaan Diapers Dengan
Eliminasi.Hubungan Toilet Training Kemampuan Toilet Training Pada
Terhadap Kemampuan Anak Dalam Anak Toddler Di Desa Jrahi Pati
Melakukan Eliminasi. (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).

[165]
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No. 2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357
E-ISSN 2655 - 2310
Wasitin, L.F., 2015. Pengaruh Pola Wong, D.L., Hockenberry, M., Willson,
Penggunaan Diapers terhadap D., Winkelstein, M. and Schwartz,
Kemampuan Eliminasi pada Anak P., 2009.Buku ajar keperawatan
Prasekolah(Doctoral dissertation, pediatrick (Agus Sutarna, Neti
University of Muhammadiyah Juniarti, & HY Kuncara,
Malang). Penerjemah).Jakarta: EGC.

[166]

Anda mungkin juga menyukai