Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NAMA NIM
1. RASMON 1910247692
2. RIZKI NASRULLAH S 1910247707
3. M. ARTHA SEPTIAWAN N 1910247712
4. ZULFAN HERI 1910247713
5. EM FIKRI ALFIANSYAH 1910247715
UNIVERSITAS RIAU
2020
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
Kode etik merupakan sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara
tegas menyatakan apa yang baik, benar, apa yang tidak baik atau benar bagi profesional.
Kode etik juga menerangkan perbuatan yang salah atau benar, perbuatan yang harus dihindari
ataupun dilakukan. Tujuan kode etik adalah agar seorang profesional nantinya dapat
memberikan jasa sebaik mungkin kepada konsumen atau pemakainya. Kode etik tersebut
diharapkan akan ditaati oleh setiap orang bukan karena paksaan. Dengan adanya kode etik
berperilaku yang baik dalam suatu profesi. Belakangan ini banyak sekali pelanggaran dan
kecurangan yang timbul akibat penerapan etika profesi yang tidak maksimal. Banyak
berperilaku.Disini akan diulas beberapa kasus tentang etika profesi khususnya bidang
akuntansi. Hal ini menjadi menarik karena bidang akuntansi menjadi pondasi ekonomi yang
Profesi akuntansi merupakan profesi yang erat kaitannya dengan dunia bisnis.
Akuntan internal bertugas menyediakan laporan finansial internal sebagai dasar pengambilan
wajar. Peran profesi akuntansi sangat krusial dalam dunia bisnis sebab laporan yang
dihasilkan oleh para akuntan menjadi dasar pengambilan keputusan ekonomi oleh
3
stakeholders. Oleh karena itu, nilai profesi akuntansi sangat berkaitan erat dengan ekspektasi
Amerika Serikat pada masa itu dan juga turut berdampak pada memburuknya citra profesi
akuntansi di mata publik dunia hingga sekarang. Hal ini merupakan salah satu alasan
mengapa di masa sekarang pengajaran terhadap etika bisnis dan profesi perlu diadakansejak
dini kepada para calon profesional. Selain itu, tuntutan zaman yang semakin dinamis
menuntut para pelaku bisnis dan profesional akuntansi untuk peka terhadap isu-isu etika yang
penting dalam dunia bisnis dan profesi akuntan agar tidak terjerumus ke dalam perilaku dan
tindakan yang tidak etis yang merugikan banyak pihak. Isu-isu etika yang penting saat ini
adalah mengenai konflik kepentingan, etika di tempat kerja akibat perbedaan budaya,
masalah akuntabilitas sosial, dan manajemen krisis bagi organisasi yang terkena dampak dari
tindakan yang tidak etis.Kecurangan (fraud) tidak terlepas dari perusahan-perusahaan besar
yang berada di Indonesia maupun luar negeri. Seperti hal nya skandal akuntansi yang terjadi
pada perusahaan Enron. Agar mendapatkan insentif yang besar dari hasil kerjanya, para
manajer Enron Corp memanipulasi angka yang menjadi dasar untuk memperoleh
penurunan harga yang sangat drastis., sehingga melibatkan banyak orang yang kehilangan
Adanya tindakan fraud tidak lepas dari adanya kesempatan dan peluang. Seseorang
akan melakukan fraud demi memperkaya diri, jika peluangnya sangat besar untuk melakukan
hal tersebut. Banyak cara yang dilakukan oleh seseorang demi mendapatkan apa saja yang
mereka inginkan, misalnya dalam perusahaan mereka memegang peranan penting seperti
menjabat sebagai manajer perusahaan tersebut. Seorang manajer ingin memperkaya dirinya
4
sendiri, sehingga menyalahgunakan jabatannya tersebut untuk melakukan fraud seperti
mengubah laporan keuangan yang awalnya mengalami penurunan, lalu mengubahnya dengan
menaikkan nilainya pada laba perusahaan, sehingga investor tetap menginvestasi pada
perusahaan tersebut.
Selain Kasus Enron yang melibatkan akuntan Arthur and Anderson.Sejarah juga
mencatat kasus Phar Mor Inc. sebagai kasus fraud yang melegenda dikalangan auditor
keuangan. Eksekutif di Phar Mor secara sengaja melakukan fraud untuk mendapatkan
keuntungan financial yang masuk ke pribadi individu di jajaran top manajemen perusahaan.
Phar Mor Inc, termasuk perusahaan retail terbesar di Amerika Serikat yang
Bangkruptcy Code.Pada masa puncak kejayaannya, Phar Mor mempunyai 300 outlet besar di
hampir seluruh negara bagian dan memperkerjakan 23,000 orang karyawan. Produk yang
dijual sangat bervariasi, dari obat-obatan, furniture, electronik, pakaian olah raga hingga
videotape. Dalam melakukan fraud, top manajemen Phar Mor membuat 2 laporan ganda.
Satu laporan inventory, sedangkan laporan lain adalah laporan bulanan keuangan (monthly
financial report). Satu set laporan inventory berisi laporan inventory yang benar (true report),
sedangkan satu set laporan lainnya berisi informasi tentang inventory yang di adjustment dan
merekrut staf dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Cooper & Lybrand. Staf-staf tersebut yang
kemudian dipromosikan menjadi Vice President bidang financial dan kontroler, yang
dikemudian hari ternyata terbukti turut terlibat aktif dalam fraud tersebut.
Dari penjelasan kasus diatas, penyebab terjadinya fraud pada Phar Mor Inc ini berasal
dari top manajemen perusahaan yang menyalahgunakan posisi atau jabatannya tersebut.
5
Manajemen membuat dua laporan keuangan yang berupa laporan inventory dan laporan
bulanan keuangan. Pada kedua laporan tersebut, pihak manajemen menggandakan laporan
tersebut.
Pada laporan inventory berisi laporan inventory yang benar dan set laporan yang
lainnya berisi tentang informasi ditujukan untuk auditor eksternal. Sedangkan pada laporan
keuangan bulanan berisi tentang kerugian pada perushaan tersebut yang ditujukan hanya
Inti dari terjadinya fraud pada Phar Mor Inc ini adalah laporan keuangan perusahaan
ini sengaja dimanipulasi leh pihak manajemen. Para pihak menajemen melakukan pemalsuan
laporan keuangan ini agar seolah-olah perusahaan ini mendapat keuntungan yang berlimpah.
Karena dengan laporan yang telah d manipulasi tersebut dengan keuntungan yang berlimpah
bertujuan untuk menarik dan mempertahankan investor yang berinvestasi pada perusahaan
tersebut, sehingga pihak-pihak investor ingin menanamkan modalnya pada perusahaan ini.
Penyebab terjadinya fraud pada perusahaan ini berkaitan dengan farud triangle, yaitu:
1. Tekanan
melakukan fraud.
2. Peluang
Lemah ataupun tidak efektifnya internal control, peluang terjadinya fraud sangatlah
besar.
3. Attitude
Fraud terjadi akibat kondisi nilai-nilai etika lokal. Jika seseorang menjunjung tinggi
6
Banyak manajemen dalam suatu perusahaan yang bertindak curang karena sudah
memiliki jabatan yang cukup tinggi, misalnya dari kasus yang pertama, eksekutif di
perusahaan Phar Mor secara sengaja melakukan fraud untuk mendapatkan keuntungan
financial yang masuk ke saku pribadi individu di jajaran top manajemen perusahaan, sangat
disayangkan karena perusahaan Phar Mor ini termasuk dalam perusahaan retail terbesar di
Selain kasus enron, Phar Mor Inc, juga ada kasus yang terjadi di Indonesia yang
menyangkut mengenai akuntan publik di Indonesia pada tahun 2019 lalu terjadi kasus pada
PT. Garuda Indonesia, Tbk yang menyeret Kantor Akuntan Publik (KAP) Kasner Sirumapea
dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan karena
terbukti ada pelanggaran terkait kasus laporan keuangan dan laporan keuangan tahunan.
mengaudit laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tahun 2018. Hal itu
akhirnya berujung sanksi dari Pusat Pembinaan Profesi Keuangan (PPPK). Adapun, laporan
keuangan tersebut diaudit oleh AP Kasner Sirumapea dari Kantor Akuntan Publik (KAP)
Sebelumnya, laporan keuangan Garuda Indonesia menuai polemik. Hal itu dipicu oleh
penolakan dua komisaris Garuda Indonesia, Chairal Tanjung dan Dony Oskaria untuk
pendapat terkait pencatatan transaksi dengan Mahata senilai US$239,94 juta pada pos
pendapatan. Pasalnya, belum ada pembayaran yang masuk dari Mahata hingga akhir 2018.
Pertama, Akuntan Publik bersangkutan belum secara tepat menilai substansi transaksi untuk
kegiatan perlakuan akuntansi pengakuan pendapatan piutang dan pendapatan lain-lain. Sebab,
7
Akuntan Publik ini sudah mengakui pendapatan piutang meski secara nominal belum
diterima oleh perusahaan. Sehingga, Akuntan Publik ini terbukti melanggar Standar Audit
(SA) 315 (Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui
Kedua, akuntan publik belum sepenuhnya mendapatkan bukti audit yang cukup untuk
menilai perlakuan akuntansi sesuai dengan substansi perjanjian transaksi tersebut. Hal ini
Ketiga, Akuntan Publik juga tidak bisa mempertimbangkan fakta-fakta setelah tanggal
laporan keuangan sebagai dasar perlakuan akuntansi, di mana hal ini melanggar SA 560
(Peristiwa Kemudian). Tak hanya itu, Kantor Akuntan Publik (KAP) tempat Kasner bernaung
pun diminta untuk mengendalikan standar pengendalian mutu KAP. Sebelumnya, Kemenkeu
menjatuhkan dua sanksi kepada Akuntan Publik (AP) Kasner Sirumapea dan Kantor Akuntan
Publik (KAP) Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan terkait dengan polemik laporan
keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk untuk tahun buku 2018.Tak hanya itu, Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit laporan keuangan Garuda Indonesia juga dikenakan
Pengendalian Mutu KAP dan dilakukan review oleh BDO International Limited kepada KAP
Profesi akuntan merupakan profesi yang memiliki tanggung jawab besar kepada
publik. Oleh karena itu, para akuntan sangat dituntut untuk senantiasa bertindak etis demi
kepentingan publik. Dampak pemberian muatan etika akan semakin efektif jika para calon
akuntan juga dibekali dengan penguasaan standar dan teknik akuntan. Maka dari itu,
pemberian muatan etika yang diintegrasikan di dalam setiap mata kuliah akuntansi lainnya
seperti mata kuliah pengantar akuntansi, akuntansi intermediate, akuntansi keuangan lanjutan,
akuntansi manajemen dan akuntansi sektor publik dapat semakin meningkatkan kepekaan
8
para calon akuntan profesional terhadap isu-isu etika yang penting di dalam dunia bisinis dan
profesi akuntan. Oleh karena itu, kurikulum pendidikan akuntansi perlu mengintegrasikan
isu-isu etika yang relevan secara nyata di dalam setiap mata kuliah inti akuntansi.
Dari kasus - kasus diatas, baik yang terjadi diluar Indonesia maupun diIndonesia
mengenai akuntan publik penyaji mengamati apakah ada kode etik dan standar yang
mengatur mengenai keprofesian akuntan public tersebut, jika organisasi keprofesian akuntan
telah mengaturnya mengapa hal ini bias terjadi. Dari isu – isu yang terkait dengan akuntan
public baik yang ada diIndonesia maupun diluar Indonesia, maka penyaji makalahakan
membahas mengenai hal – hal yang terkait tentang etika, serta keprofesian akuntan publik
baik secara teori dari para ahli akuntan maupun dari regulator pemerintah dan Standar
professional Akuntan Publik.Dimana tujuan makalah ini agar penyaji dan pembaca
akuntannya, agar publik dapat mempercayai seluruh akuntan publik merupakan mereka yang
bersertifikat resmi dan setiap Akuntan Publik memberikan kualitas audit sesuai dengan
9
BAB II
2.1. Pengertian Etika
Menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder, dan Rekan – rekan didalam bukunya
Auditing And Assurance Services (2014) Edisi Ke 16. Etika dapat didefinisikan secara luas
sebagai seperangkat prinsip atau nilai moral. Masing-masing dari kita memiliki prinsip dan
nilai moral, meskipun kita mungkin atau tidak menganggapnya secara eksplisit. Para Fisolofi,
seperangkat prinsip moral yang ditentukan dari nilai – nilai seperti hukum, peraturan,
keagamaan, maupun nilai – nilai yang diatur dalam keprofesionalan suatu profesi seperti
akuntan. Perilaku yang beretika sangat diperlukan dalam kegiatan social bermasyarakat
ketika dalam lingkungan sosial seseorang tidak mempunyai etika tentu seseorang tersebut
tidak akan dipercaya, tidak mendapatkan empati sosial dari lingkungan masyarakat sekitar
bahkan akan dijauhi atau dimusuhi. Nilai – nilai kejujuran, kedisiplinan, tenggang rasa,
tanggung jawab dan nilai nilai positif merupakan suatu hal yang sangat penting dimiliki oleh
seorang individu dalam hal beragama, sosial dan bahkan memangku suatu jabatan atau
keprofesian dengan gelar tertentu. Tentu jika nilai tersebut yang diterapkan akan menjadikan
pribadi yang disenangi lingkungan, menjadi individu yang menjunjung nilai – nilai moral
positif sehingga lingkungan sekitar akan menjadi yakin dan percaya terhadap individu
Etika secara umum dapat didefiniskan sebagai nilai-nilai tingkah laku atau aturan-
aturan tingkah laku yang diterima dan digunakan oleh suatu golongan tertentu atau individu.
Menurut Sukrisno Agoes (2012 : 42) bahwa etika profesi adalah sebagai berikut: “Etika
mengikat kepada anggota kompartemen dan merupakan produk rapat anggota kompartemen
10
Sehingga secara umum etika profesi merupakan Standar-standar, prinsip-pirinsip,
interprestasi atas peraturan etika, dan kaidah etika yang harus dilakukan seorang auditor
keseksamaan dan lingkup dan sikap jasa dalam memeriksa laporan keuangan.
Dalam hal keprofesian seorang akuntan public diIndonesia, Institut Akuntan Publik
Indonesia menerbitkan Standar Profesional Akuntan Publik yang harus dipatuhi dan seluruh
akuntan public di Indonesia harus tunduk dan memperhatikan standar – standar yang telah di
tetapkan dalam standar tersebut. Seorang akuntan yang menjaga indenpendesi serta
Selain etika seorang akuntan yang perlu diperhatikan, maka hal lain yang perlu
diperhatikan adalah Independensi. Independensi mencerminkan sikap tidak memihak serta
tidak dibawah pengaruh atau tekanan pihak tertentu dalam mengambil tindakan dan
keputusan.Menurut ahli pakar akuntan public Independensi dalam audit berarti mengambil
sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan pengujian audit, evaluasi atas hasil
pengujian, dan penerbitan laporan audit. Sedangkan menurut MulIndependensi merupakan
salah satu karakteristik terpenting bagi auditor dan merupakan dasar dari prinsip integritas
dan objektivitas.
Terdapat tiga dimensi dari independensi, menurut R.K. Mautz (1961:206- 207) dalam
Lauw Tjun Tjun (2012:54) ketiga dimensi tersebut adalah:
11
1. Independensi Program Audit Bebas dari kontrol atau pengaruh yang tidak semestinya
dalam pemilihan teknik dan prosedur audit dan sejauh mana penerapannya. Ini
mensyaratkan bahwa auditor memiliki kebebasan untuk mengembangkan program
sendiri, baik dalam menetapkan langkah-langkah untuk dimasukkan dan jumlah
pekerjaan yang harus dilakukan, dalam batas-batas perikatan. Berikut indikator untuk
mengukur independensi program audit:
Bebas dari intervensi manajerial dalam menentukan, mengeliminasi atau
memodifikasi bagian-bagian tertentu dalam audit.
Bebas dari intervensi pihak lain untuk menyusun prosedur yang dipilih.
Bebas dari usaha-usaha pihak lain untuk menentukan subjek pemeriksaan
2. Independensi Investigatif Bebas dari kontrol atau pengaruh yang tidak semestinya
dalam pemilihan daerah, aktivitas, hubungan pribadi, dan kebijakan manajerial dalam
pemeriksaan. Berikut indikator untuk mengukur independensi investigatif:
Dapat langsung dan bebas mengakses informasi yang berhubungan dengan
kegiatan, kewajiban, dan sumber-sumber bisnis auditee.
Manajerial dapat bekerja sama secara aktif dalam proses pemeriksaan.
Bebas dari upaya manajerial perusahaan untuk menetapkan kegiatan apa saja
yang akan diperiksa.
Bebas dari kepentingan pribadi maupun pihak lain yang dapat membatasi
kegiatan pemeriksaan.
3. Independensi Pelaporan Bebas dari kontrol atau pengaruh yang tidak semestinya
dalam menyatakan fakta-fakta yang diungkapkan dalam pemeriksaan atau dalam
memberikan rekomendasi dan pendapat sebagai hasil dari pemeriksaan. Berikut
indikator untuk mengukur independensi pelaporan:
Bebas dari kepentingan pihak lain untuk memodifikasi pengaruh fakta-fakta
yang dilaporkan.
Menghindari praktik yang dapat menghilangkan kejadian yang penting dalam
laporan formal.
Pelaporan hasil audit bebas dari bahasa yang dapat menimbulkan multi tafsir.
Tidak ada usaha pihak lain yang dapat mempengaruhi pertimbangan
pemeriksaan terhadap isi laporan.
Tahun 2018 lalu Institut Akuntan Publik Indonesia menerbitkan keputusan dewan
pengurus No. 4 tahun 2018 tentang “ Panduan Indikator Kualitas Audit pada Kantor Akuntan
12
Publik”. Dalam keputusan ini dinyatakan bahwa pada paragraph 15. Etika dan indenpendesni
auditor merupakan salah satu factor yang sangat penting dan mendasar bagi auditor dalam
melaksanakan suatu perikatan audit. Ketentuan independen berlaku bagi setiap auditor, KAP,
ketentuan etika dan independensi dalam suatu perikatan audit memerlukan pemahaman yang
memadai setiap auditor terhadap ketentuan etika dan idenpedensi, serta komitmen dan
Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and
report on the degree of correspondence between the information and established criteria.
(Audit adalah akumulasi dan evaluasi bukti tentang informasi untuk menentukan
Bukti adalah setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah
informasi yang diaudit dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Bukti memiliki
Untuk memenuhi tujuan audit, auditor harus mendapatkan kualitas dan kuantitas bukti
yang cukup. Auditor harus menentukan jenis dan jumlah bukti yang diperlukan dan
13
mengevaluasi apakah informasi tersebut sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Ini adalah
Types of audits
1. Operational audit
2. Compliance audit
Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur
dan metode operasi organisasi. Pada penyelesaian audit operasional, manajemen
biasanya mengharapkan rekomendasi untuk meningkatkan operasi.
Audit kepatuhan dilakukan untuk menentukan apakah pihak yang diaudit mengikuti
prosedur, aturan, atau peraturan khusus yang ditetapkan oleh otoritas yang lebih
tinggi. Berikut ini adalah contoh audit kepatuhan untuk bisnis pribadi.
• Periksa perjanjian kontraktual dengan bankir dan pemberi pinjaman lain untuk memastikan
perusahaan mematuhi persyaratan hukum.
Kode Etik Profesi Akuntan Publik Berlaku Efektif 1 Juli 2019, adapun kode etik
Salah satu hal yang membedakan profesi akuntan publik dengan profesi lainnya
adalah tanggung jawab profesi Akuntan Publik dalam melindungi kepentingan publik. Untuk
dapat memperoleh izin Akuntan Publik, seseorang harus memiliki sertifikat tanda lulus ujian
profesi Akuntan Publik dan memiliki pengalaman praktik sehinggamendapatkan sebutan
Certified Public Accountant(CPA).
Prinsip-prinsip Dasar Etika Profesi Setiap praktisi wajib mematuhi prinsip dasar etika
profesi di bawah ini :
a. Prinsip Integritas Setiap praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan
professional dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya.
e. Prinsip Perilaku Profesional Setiap praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan
yang berlaku dan harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi.
Prinsip Integritas mewajibkan setiap Praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam
hubungan professional dan hubungan bisnisnya.Praktisi tidak boleh terkait dengan laporan,
komunikasi, atau informasi lainnya yang diyakininya terdapat:
16
4. Seksi 130 Prinsip Kompetensi Serta Sikap Kecermatan dan kehati-
hatianProfesional.
Setiap Praktisi harus tetap menjaga prinsip kerahasiaan, termasuk dalam lingkungan
sosialnya. Setiap praktisi harus wasada terhadap kemungkinan pengungkapan yang tidak
disengaja, terutama dalam situasi yangmelibatkan hubungan jangka panjang dengan rekan
bisnis maupun anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekatnya.
Dalam memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaannya, setiap Praktisi tidak
boleh merendahkan martabat profesi. Setiap praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh
bersikap atau melakukan tindakan sebagai berikut:
Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh berbagai situasi .ancaman-
ancaman tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Sebelum menerima suatu klien baru, setiap Praktisi harus mempertimbangkan potensi
terjadinya ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi yang diakibatkan
oleh diterimanya klien tersebut. Ancaman potensial terhadap integritas atau perilaku
professional antara lain dapat terjadi dari isu-isu yang dapat dipertanyakan yang terkait
Jika benturan kepentingan menyebabkan ancaman terhadap satu atau lebih prinsip
dasar etika profesi (termasuk prinsip objektivitas, kerahasiaan, atau perilaku professional)
yang tidak dapat dihilangkan atau dikurangi ke tingkat yang dapat diterima melalui penerapan
pencegahan yang tepat, maka Praktisi harus menolak untuk menerima perikatan tersebut atau
bahkan mengundurkan diri dari satu atau lebih perikatan yang berbenturan kepentingan
tersebut.
komunikasi dengan Praktisi yang memberikan pendapat pertama, maka Praktisi yang diminta
untuk memberikan pendapat kedua tersebut harus mempertimbangkan seluruh fakta dan
18
5. Seksi 240 Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya.
Dalam melakukan negoisasi mengenai jasa professional yang diberikan, Praktisi dapat
mengusulkan jumlah imbalan jasa professional yang dipandang sesuai. Fakta terjadinya
jumlah imbalan jasa professional yang diusulkan oleh Praktisi yang lain bukan merupakan
pelanggaran terhadap Kode etik profesi. Namun demikian, ancaman terhadap kepatuhan pada
prinsip etika profesi dapat saja terjadi dari besaran imbalan jasa professional yang diusulkan.
Sebagai praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh melakukan tindakan-tindakan
sebagai berikut :
Praktisi maupun anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekatnya mungkin
saja ditawari suatu hadiah atau bentuk keramahtamahan lainnya (hospitally) oleh
prinsip dasar etika profesi, sebagai contoh, ancaman kepentingan pribadi terhadapobjektivitas
dapat terjadi ketika hadiah dari klien diterima, atau ancaman intimidasi terhadap objektivitas
tersebut.
Setiap praktisi tidak boleh mengambil tangggung jawab penyimpanan uang atau aset
milik klien, kecuali jika diperbolehkan oleh ketentuan hukum yang berlaku dan jika
19
demikian, Praktisi wajib menyimpan aset tersebut sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku.
tidaknya ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar objektivitas yang dapat terjadi dari
adanya kepentingan dalam, atau hubungan dengan, klien maupun direktur, pejabat,
ataukaryawannya. Sebagai contoh, ancaman kedekatan terhadap kepatuhan pada prinsip dasar
objek objektivitas dapat terjadi dari hubungan keluarga, hubungan kedekatan pribadi, atau
hubungan bisnis.
pekerjaan perikatan assurance atas hasil pengevaluasian atau hasil pengukuran yang
dilakukan atas hal pokok berdasarkan suatu kriteria tertentu. Dalam perikatanassurance.
pengguna hasil pekerjaan perikatan assurance yang dituju, selain pihak yang bertanggung
jawab atas hal pokok, mengenai hasil pengevaluasian atau hasil pengukuran yang dilakukan
Banyak profesional akuntansi dan hukum percaya bahwa penyebab utama tuntutan hukum
terhadap kantor akuntan publik adalah kurangnya pemahaman pemakai laporan keuangan
tentang perbedaan antara kegagalan bisnis dan kegagalan audit, dan antara kegagalan audit
serta risiko audit.Berikut ini defenisi mengenai kegagalan bisnis, kegagalan audit dan risiko
audit :
20
a. Kegagalan bisnis adalah kegagalan yang terjadi jika perusahaan tidak mampu membayar
kembali utangnya atau tidak mampu memenuhi harapan para investornya, karena kondisi
ekonomi atau bisnis, seperti resesi, keputusan manajemen yang buruk, atau persaingan
b. Kegagalan audit adalah kegagalan yang terjadi jika auditor mengeluarkan pendapat audit
yang salah karena gagal dalam memenuhi persyaratan-persyaratan standar auditing yang
berlaku umum.
c. Risiko Audit adalah risiko dimana auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan
Bila di dalam melaksanakan audit, akuntan publik telah gagal mematuhi standar
profesinya, maka besar kemungkinannya bahwa business failure juga dibarengi oleh audit
failure. Dalam hal yang terakhir ini, akuntan publik harus bertanggung jawab. Sementara,
dalam menjalankan tugasnya, akuntan publik tidak luput dari kesalahan. Kegagalan audit
yang dilakukan dapat dikelompokkam menjadi ordinary negligence, gross negligence, dan
fraud.
menjalankan tugas audit, dia tidak mengikuti pikiran sehat (reasonable care). Dengan kata
lain setelah mematuhi standar yang berlaku ada kalanya auditor menghadapi situasi yang
belum diatur standar. Dalam hal ini auditor harus menggunakan “common sense” dan
mengambil keputusan yang sama seperti seorang (typical) akuntan publik bertindak.
profesional dan standar etika. Standar ini minimal yang harus dipenuhi. Bila akuntan publik
gagal mematuhi standar minimal (gross negligence) dan pikiran sehat dalam situasi tertentu
21
(ordinary negligence), yang dilakukan dengan sengaja demi motif tertentu maka akuntan
publik dianggap telah melakukan fraud yang mengakibatkan akuntan publik dapat dituntut
Sebagian besar profesional akuntan setuju bahwa bila suatu audit gagal
mengungkapkan kesalahan yang material dan oleh karenanya dikeluarkan jenis pendapat
yang salah, maka kantor akuntan publik yang bersangkutan harus diminta mempertahankan
kualitas auditnya. Jika auditor gagal menggunakan keahliannya dalam pelaksanaan auditnya,
berarti terjadi kegagalan audit, dan kantor akuntan publik tersebut atau perusahaan
asuransinya harus membayar kepada mereka yang menderita kerugian akibat kelalaian
auditor tersebut.Kesulitan timbul bila terjadi kegagalan bisnis, tetapi bukan kegagalan audit.
Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan bangkrut, atau tidak dapat membayar
hutangnya, maka umumnya pemakai laporan keuangan akan mengklaim bahwa telah terjadi
kegagalan audit, khususnya bila laporan audit paling akhir menunjukkan bahwa laporan itu
dinyatakan secara wajar. Lebih buruk jika terdapat kegagalan bisnis dan laporan keuangan
yang kemudian diterbitkan salah saji, para pemakai akan mengklaim auditor telah lalai
sekalipun telah melaksanakannya sesuai dengan standar auditing yang berlaku umum.
Akuntan publik bertanggung jawab atas setiap aspek tugasnya, termasuk audit, pajak,
konsultasi manajemen, dan pelayanan akuntansi, sehingga jika benar-benar terjadi kesalahan
yang diakibatkan oleh pihak akuntan publik dapat diminta pertanggungjawabannya secara
hukum. Beberapa faktor utama yang menimbulkan kewajiban hukum bagi profesi audit
diantaranya adalah :
a. Meningkatnya kesadaran pemakai laporan keuangan akan tanggung jawab akuntan public
d. Kesediaan kantor akuntan publik untuk menyelesaikan masalah hukum diluar pengadilan,
menuntut suatu kesadaran dari perilaku-perilaku yang terlibat di dalamnya dan juga adanya
Hal ini juga yang terjadi pada profesi akuntan publik di mana perilaku-perilaku yang
terlibat terkadang kurang memahami secara benar apa yang telah menjadi kewajiban yang
nantinya akan mempunyai konsekuensi terhadap hukum. Suatu pemahaman yang baik
terhadap hukum akan membawa profesi akuntan publik minimal ke dalam praktek-praktek
yang sehat, yang dapat meningkatkan performance dan kredibilitas publik yang lebih baik.
era reformasi seperti sekarang ini maka akan dapat membawa perkembangan fenomena ke
dalam konteks yang lebih luas pada publik yang sudah mulai berani melakukan tuntutan
Kewajiban Hukum Bagi Auditor secara umum sama dengan profesi lainnya
merupakan subjek hukum dan peraturan lainnya. Auditor akan terkena sanksi atas
Profesi ini sangat rentan terhadap penuntutan perkara (lawsuits) atas kelalaiannya yang
digambarkan sebagai sebuah krisis.Litigasi terhadap kantor akuntan publik dapat merusak
citra atau reputasi bagi kualitas dari jasa-jasa yang disediakan kantor akuntan publik tersebut.
23
Tanggung jawab profesi akuntan publik di Indonesia terhadap kepercayaan yang
diberikan publik seharusnya akuntan publik dapat memberikan kualitas jasa yang dapat
obyektif dan independen dalam setiap melakukan analisa serta berkompeten dalam teknis
pekerjaannya.
a. Kewajiban kepada klien (Liabilities to Client) Kewajiban akuntan publik terhadap klien
karena kegagalan untuk melaksanakan tugas audit sesuai waktu yang disepakati,
pelaksanaan audit yang tidak memadai, gagal menemui kesalahan, dan pelanggaran
b. Kewajiban kepada pihak ketiga menurut Common Law (Liabilities to Third party)
Kewajiban akuntan publik kepada pihak ketiga jika terjadi kerugian pada pihak
c. Kewajiban Perdata menurut hukum sekuritas federal (Liabilities under securities laws)
Kewajiban hukum yang diatur menurut sekuritas federal dengan standar yang ketat.
d. Kewajiban kriminal (Crime Liabilities) Kewajiban hukum yang timbul sebagai akibat
undang.
Sedangkan kewajiban hukum yang mengatur akuntan publik di Indonesia secara eksplisit
memang belum ada, akan tetapi secara implisit hal tersebut sudah ada seperti tertuang dalam
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Peraturan-
24
Peraturan mengenai Pasar Modal atau Bapepam, UU Perpajakan dan lain sebagainya yang
dibutuhkan oleh masyarakat termasuk kalangan profesi untuk melengkapi aturan main yang
sudah ada. Hal ini dibutuhkan agar disatu sisi kalangan profesi dapat menjalankan tanggung
jawab profesionalnya dengan tingkat kepatuhan yang tinggi, dan disisi lain masyarakat akan
mempunyai landasan yang kuat bila sewaktu-waktu akan melakukan penuntutan tanggung
jawab profesional terhadap akuntan publik.Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
kewajiban hukum bagi seorang akuntan publik adalah bertanggung jawab atas setiap aspek
tugasnya sehingga jika memang terjadi kesalahan yang diakibatkan oleh kelalaian pihak
auditor, maka akuntan publik dapat dimintai pertanggung jawaban secara hukum sebagai
Profesi Akuntan Publik merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa
asurans dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik sebagai salah satu
25
pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian, profesi Akuntan
Publik memiliki peranan yang besar dalam mendukung perekonomian nasional yang sehat
dan efisien serta meningkatkan transparansi dan mutu informasi dalam bidang keuangan.
Akuntan Publik tersebut mempunyai peran terutama dalam peningkatan kualitas dan
kredibilitas informasi keuangan atau laporan keuangan suatu entitas. Dalam hal ini Akuntan
Publik mengemban kepercayaan masyarakat untuk memberikan opini atas laporan keuangan
suatu entitas.
Sesuai Undang – undang No. 5 Tahun 2011 (Akuntan Publik) tanggung jawab
AkuntanPublik terletak pada opini atau pernyataan pendapatnya atas laporan atau informasi
keuangan suatu entitas, sedangkan penyajian laporan atau informasi keuangan tersebut
merupakan tanggung jawab manajemen. Sebagai salah satu profesi pendukung kegiatan dunia
usaha, dalam era globalisasi perdagangan barang dan jasa, kebutuhan pengguna jasa Akuntan
Publik akan semakin meningkat, terutama kebutuhan atas kualitas informasi keuangan yang
agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa dan mengemban kepercayaan publik.
terjadinya kegagalan dalam pemberian jasa Akuntan Publik akan tetap ada. Untuk melindungi
kepentingan masyarakat dan sekaligus melindungi profesi Akuntan Publik, diperlukan suatu
26
Undang-Undang tentang Akuntan Publik yang mengatur berbagai hal mendasar dalam
5. Melindungi kepentingan profesi Akuntan Publik sesuai dengan standar dan kode etik
profesi.
Selain undang – undang No. 5 Tahun 2011, tanggung jawab seorang auditor (Akuntan
Publik) diatur didalam Standar Profesional Akuntan Publik yaitu pada SA 240 (Tanggung
Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan).
a. Auditor yang melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit bertanggung jawab untuk
memperoleh keyakinan memadai apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari
kesalahan penyajian material, yang disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan. Karena
keterbatasan bawaan suatu audit, maka selalu ada risiko yang tidak terhindarkan bahwa
beberapa kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan mungkin tidak akan
terdeteksi, walaupun audit telah direncanakan dan dilakukan dengan baik berdasarkan
Standar Audit.
b. Jika terjadi suatu kecurangan yang material tingkat tinggi, serta frekuensi manipulasinya
terjadinya kecurangan sulit bagi auditor untuk menentukan kesalahan penyajian dalam
area pertimbangan seperti estimasi akuntansi disebabkan oleh kecurangan atau kesalahan.
Dalam hal auditor memperoleh keyakinan yang memadai, auditor wajib menjaga
27
skeptisisme professional selama audit, mempertimbangkan potensi terjadinya pengabaian
pengendalian oleh manajemen, dan menyadari adanya fakta bahwa prosedur audit yang
efektif untuk mendeteksi kesalahan mungkin tidak akan efektif dalam mendeteksi
kecurangan. Standar Audit ini dirancang untuk membantu auditor dalam menilai risiko
kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan dan dalam merancang
28
2.6. Standar Audit Berbasis ISA
Pada tahun 2013 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) telah mengeluarkan
Standar Profesional Akuntan Publik dalam bentuk Standar Audit (SA), yang berlaku untuk
audit atas laporan keuangan tahun 2013 (untuk emiten) tahun 2014 (untuk non-emiten).
Standar Audit tersebut merupakan adopsi dari ISA karena Indonesia merupakan
Profesi Akuntan Publik dan Standar Profesional Akuntan Publik yang Ditetapkan oleh
(Kode Etik)
(SPM 1)
(Kerangka)
29
Standar Audit Baru yang Ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia Yaitu :
SA200 (Tujuan Keseluruhan Auditor Independe dan Pelaksanaan Suatu Audit Berdasarkan
Standar Audit).
SA 240 (Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangandalam Suatu Audit atas
Laporan Keuangan).
SA 260 (Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola).
SA 320 ( Materialitas dalam Tahap Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan).
C. Bukti Audit.
30
SA 520 (Prosedur Analitis).
SA 540 ( Audit atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar,
dan Pengungkapan yang Bersangkutan).
E. Kesimpulan Audit.
SA 706 (Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal lain dalam Laporan Audit
Independen).
SA 720 (Tanggung Jawab Auditor atas Informasi Lain dalam Dokumen yang Berisi
Laporan Keuangan Auditan).
F. Area Khusus.
SA 800 (Pertimbangan Khusus – Audit atas laporan keuangan yang Disusun Sesuai
dengan Kerangka Bertujuan Khusus).
SA 805 (Pertimbangan Khusus – Audit atas laporan keuangan tunggal dan unsur,
akun, atau pos spesifik dalam suatu laporan keuangan).
31
2.7. Pembahasan Kasus
Pada Bab I telah dijelaskan bahwa ada beberapa kasus besar pada entitas
publik menseret nama nama akuntan publik yang besar, dimana pada Bab II telah
dijelaskan mengenai etika professional akuntan, namun seolah akuntan public tidak
berikut akan disajikan contoh kasus berkaitan dengan akuntan publik yang terjadi baik
34
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
berikut:
Dukungan stakeholders di dalam dunia bisnis dan profesi akuntan sangat bergantung
kepada komitmen perusahaan dan para profesional akuntansi dalam memastikan dirinya
untuk selalu bertindak etis dalam mencapai tujuan perusahaan dan profesionalnya. Oleh
karena itu, para direktur, eksekutif, dan akuntan perlu peka terhadap isu-isu etika yang
penting di dalam dunia bisnis dan profesi akuntan agar tidak terjebak dalam tindakan-
Etika di tempat kerja adalah memastikan diri bertindak sesuai dengan prinsip benar-
salah yang berlaku umum di tempat kerja. Hal ini menjadi isu penting karena prinsip benar-
salah di tempat kerja dipengaruhi oleh budaya organisasi yang berbeda satu sama lain dan
norma yang berlaku di daerah tempat kerja. Oleh karena itu, pemahaman yang baik terhadap
etika di tempat kerja oleh direktur, eksekutif dan akuntan sangat diperlukan untuk menjaga
situasi bisnis dan profesi tetap kondusif demi pencapaiaan tujuan organisasi.
Akuntabilitas sosial hadir sebagai kesadaran para pelaku dunia bisnis dan profesi
akuntan bahwa keuntungan yang terbaik itu adalah bukan keuntungan yang besar dan sesaat
tapi keuntungan yang terus berlanjut (sustainability profit). Oleh karena itu, para direktur,
pekerjaannya terhadap masyarakat atau sering disebut juga dengan tanggung jawab sosial.
Isu-isu etika yang tidak mampu dikelola dengan baik oleh para direktur, eksekutif dan
akuntan dapat berakibat pada terjadinya krisis di dalam dunia bisnis dan profesi akuntan.
35
Manajemen krisis menjadi isu penting di dalam dunia bisnis dan profesi akuntan disebabkan
oleh banyaknya perusahaan besar dan kantor akuntan publik besar yang mengalami krisis dan
cepat dan tepat. Oleh karena itu, para direktur, eksekutif dan akuntan perlu memahami sejak
3.2. Saran
Berdasarkan simpulan pada makalah ini maka dapat dirumuskan bebarapa saran dan
rekomendasi kepada para pelaku dunia bisnis dan profesi akuntan dan pihak-pihak lain yang
terkait dalam menghadapi isu-isu etika yang penting di dalam dunia bisnis dan profesi
Profesi akuntan merupakan profesi yang memiliki tanggung jawab besar kepada publik. Oleh
karena itu, para akuntan sangat dituntut untuk senantiasa bertindak etis demi kepentingan
publik. Dampak pemberian muatan etika akan semakin efektif jika para calon akuntan juga
dibekali dengan penguasaan standar dan teknik akuntan. Maka dari itu, pemberian muatan
etika yang diintegrasikan di dalam setiap mata kuliah akuntansi lainnya seperti mata kuliah
manajemen dan akuntansi sektor publik dapat semakin meningkatkan kepekaan para calon
akuntan profesional terhadap isu-isu etika yang penting di dalam dunia bisinis dan profesi
akuntan. Oleh karena itu, kurikulum pendidikan akuntansi perlu mengintegrasikan isu-isu
etika yang relevan secara nyata di dalam setiap mata kuliah inti akuntansi.
Perilaku etis seseorang dipengaruhi oleh aspek individual dan lingkungan. Maka dari itu,
dunia pendidikan akuntansi memiliki pengaruh terhadap perilaku etis para calon akuntan
profesional. Berdasarkan beberapa hasil penelitian ditemukan bahwa aspek individual seperti
36
perilaku etis seseorang. Selama ini di dunia pendidikan hanya fokus pada pengembangan
kecerdasan intelektual yang berakibat pada perilaku etis mahasiswa hanya didasarkan pada
rasionalitas saja yang mana cenderung menekankan pada hal-hal yang menguntungkan
pribadi dan mengabaikan kepentingan publik. Oleh karena itu, pengembangan kecerdasan
intelektual di dalam dunia pendidikan dan profesi akuntan juga perlu diselaraskan dengan
ESQ bagi mahasiswa dan akuntan dalam rangka membentuk calon-calon akuntan dan
Kode etik sebagai pedoman beretika dibuat untuk menghasilkan kinerja etis yang memadai
dan menjadi landasan bagi citra positif profesi dan kepercayaan publik akan profesi akuntan.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Institut Akuntan Publik Indoneisa telah merumuskan
sejumlah prinsip etika beserta kode etiknya yang harus dipedomani oleh semua anggota
dengan cara mengadopsi kode etik yang dikembangan oleh ikatan akuntan Amerika Serikat.
Akan tetapi, dimensi budaya yang berbeda antara Indonesia dan Amerika Serikat
menyebabkan kurang efektifnya kode etik tersebut. Hal ini dikarenakan nilai-nilai kehidupan
di kedua negara yang berbeda sehingga membuat kode etik tersebut kurang kompatibel di
Indonesia. Oleh karena itu, perlunya pengkajian secara mendalam yang dilakukan oleh IAI
dalam rangka merumuskan kode etik akuntan profesional yang sesuai dengan budaya dan
Akuntabilitas sosial merupakan salah satu isu penting di dalam dunia bisnis dan profesi
akuntan yang baru-baru ini menjadi sorotan penting. Kesadaran akan keuntungan jangka
panjang lebih baik daripada keuntungan jangka pendek membuat perusahaan mulai
memperhatikan nilai tambahnya bagi lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. Oleh karena
itu, perguruan tinggi hendaknya menjadikan isu akuntabilitas sosial sebagai pengajaran dan
37
yang peka terhadap isu-isu sosial karena isu ini merupakan isu penting di dalam dunia bisnis
Budaya organisasi atau etika di tempat kerja berkaitan erat dengan prinsip benar-salah yang
berlaku di tempat kerja tersebut. Budaya organisasi juga turut mempengaruhi tindakan etis
internal juga membuka kesempatan bagi para direktur, manajer dan profesi akuntan untuk
berperilaku tidak etis. Oleh karena itu, masing-masing perusahaan dan kantor akuntan publik
harus memiliki standar dan pedoman etika tersendiri yang lebih rinci dan tidak hanya
mengandalkan peraturan dan regulasi yang telah dibuat oleh organisasi profesi. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan sensitivitas dan kesadaran pelaku dunia bisnis dan profesi
akuntan mengenai isu-isu etika di dalam dunia bisnis dan profesi akuntan.
38
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A, Elder, Randal J, Beasly, Mark S. Beasley. 2017. Auditing and Assurance
Service, An Integrated Service. 16th Edition, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.
Agoes, Sukrisno. 2017. Auditing. Buku 1 Edisi 5.Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Institut Akuntan Publik Indonesia, 2017. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta :
Penerbit Salemba Empat.
Tjun Tjun Law, Elyzabeth I. M., & Santy Setiawan. 2012. “Pengaruh Kompetensi dan
Independensi Terhadap Kualitas Audit”. Jurnal Akuntansi vol 4 no.1 Mei 2012. Bandung:
Program Studi Akuntansi, Universitas Kristen Maranata.
http://lauramichelia.wordpress.com/2013/01/23/kasus-kasus-dalam-etika-profesi-akuntansi/
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190628124946-92-407304/kemenkeu-beberkan-
tiga-kelalaian-auditor-garuda-indonesia
39