Pengertian Translasi Translation adalah proses pernyataan kembali informasi laporan keuangan dari satu mata uang
ke mata uang lain. • Isu kurs dikombinasikan dengan berbagai methode translasi yang dapat digunakan dan
perlakuan “Laba/Rugi” translasi yang berbeda membuat perbandingan hasil-hasil laporan keuangan dari satu
perusahaan ke perusahaan lain atau perusahaan yang sama dalam periode yang berbeda menjadi hal yang sulit. Lana
Sularto
Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya.
Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan
pada pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan
keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.
Alasan translasi
Alasan translasi •Perusahaan dengan operasi luar negeri yaitu Perusahaan dengan operasi yang luas, tidak dapat
menyiapkan laporan keuangan konsolidasi jika akun-akun mereka dan akun-akun subsidiaries tidak diungkapkan
dalam satu mata uang. • Skala kegiatan investasi internasional yang meluas saat ini meningkatkan kebutuhan
penyampaian informasi kepada pembaca di negara lain yg signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang
memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik
domestic dan luar negeri . Lana Sularto.
Alasan translasi Alasan lain : • Mencatat transaksi valuta asing • Melaporkan aktivitas cabang internasional & anak
perusahaan • Melaporkan hasil operasi independen di luar negeri . Lana Sularto.
Transaksi mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap.
Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan tingkat inflasi antar negara, perbedaan pada
saham nasional, dan ekspektasi mengenai arah tingkat mata uang selanjutnya. Kurs ini bersifat langsung atau tidak
langsung.
Kurs pada pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan
untuk masa yang akan datang. Transaksi pada pasar forward mendapatkan potongan atau premi dari pasar spot,
atau sebagai tingkat palsu pasar forward.
Transaksi kurs swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward yang simultan, atau penjualan spot dan
pembelian forward mata uang.
Pada perspektif transaksi ganda, penerimaan piutang mempertimbangkan kejadian yang terpisah dari penjualan
yang memberikan tambahan pendapatan.
• Metode kurs berganda (Multiple Rate) * metode kini – non kini (current-non current) * metode moneter – non
moneter * metode temporal Lana Sularto.
Metode Current-Noncurrent
Metode Moneter-Nonmoneter
1) Penangguhan
3) Penangguhan Sebagian
Beberapa perspektif historis tentang akuntansi translasi mata uang asing di Negara Amerika, sebagai berikut:
1) Pra-1965
Praktik translasi mata uang asing masih dipandu oleh BAB 12 dari Accounting Research Bulletin No. 43.
2) 1965-1975
Translasi mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs saat ini diperbolehkan
setelah Accounting Principles Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965.
3) 1975-1981
4) 1981-Sekarang
1) Seluruh asset dan kewajiban asing yang ditranslasikan terhadap dolar menggunakan nilai tukar yang berlaku
pada tanggal neraca; akun modal ditranslasikan pada kurs historis.
2) Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada waktu transaksi, walaupun
nilai tukar rata-rata tambahan dapat digunakan untuk kelayakan.
3) Keuntungan dan kerugian dilaporkan dalam komponen ekuitas gabungan pemegang saham yang terpisah.
Penyesuaian nilai tukar tersebut tidak dimasukkan ke dalam laporan laba-rugi hingga operasional luar negeri telah
terjual atau investasi telah diputuskan tidak bernilai.
Translasi saat Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional
1) Aset dan kewajiban serta nonmoneter bernilai pada harga pasar saat itu ditranslasikan menggunakan nilai tukar
yang berlaku pada saat laporan keuangan; item nonmoneter lainnya dan modal ditranslasikan pada kurs historis.
2) Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar rata-rata untuk periode kecuali item yang
berhubungan dengan item nonmoneter (contoh: biaya penjualan dan beban depresiasi), yang ditranslasikan
menggunakan kurs historis.
3) Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing direfleksikan dalam pendapatan lancar.
FASB mengeluarkan Satetement of Financial Accounting Standards No. 52 pada tahun 1981.
1) Seluruh asset dan kewajiban asing yang ditranslasikan terhadap dolar menggunakan nilai tukar yang berlaku
pada tanggal neraca; akun modal ditranslasikan pada kurs historis.
2) Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar yang berlaku pada waktu transaksi, walaupun
nilai tukar rata-rata tambahan dapat digunakan untuk kelayakan.
3) Keuntungan dan kerugian dilaporkan dalam komponen ekuitas gabungan pemegang saham yang terpisah.
Penyesuaian nilai tukar tersebut tidak dimasukkan ke dalam laporan laba-rugi hingga operasional luar negeri telah
terjual atau investasi telah diputuskan tidak bernilai.
Translasi saat Mata Uang Induk Perusahaan adalah Mata Uang Fungsional
1) Aset dan kewajiban serta nonmoneter bernilai pada harga pasar saat itu ditranslasikan menggunakan nilai tukar
yang berlaku pada saat laporan keuangan; item nonmoneter lainnya dan modal ditranslasikan pada kurs historis.
2) Pendapatan dan beban ditranslasikan menggunakan nilai tukar rata-rata untuk periode kecuali item yang
berhubungan dengan item nonmoneter (contoh: biaya penjualan dan beban depresiasi), yang ditranslasikan
menggunakan kurs historis.
3) Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing direfleksikan dalam pendapatan lancar.
Usaha gabungan asing mungkin akan tetap mencatat pembukuannya dalam satu mata uang asing saat mata uang
fungsionalnya adalah mata uang asing lain. Dalam situasi ini, laporan keuangan akan dihitung ulang dari mata uang
local ke dalam mata uang fungsional (metode kurs sementara) lalu ditranslasikan ke dalam dolar AS menggunakan
metode kurs saat ini.
PERMASALAHAN PERHITUNGAN
Perspektif Laporan
Harga Perolehan
Konsep Pendapatan
Laba Terkelola
Hubungan terbalik antara tingkat inflasi sebuah negara dengan nilai eksternal mata uangnya telah ditunjukkan
secara empiris. Sehingga penggunaan kurs saat ini untuk mentranslasikan biaya asset nonmoneter yang bertempat
dalam kondisi yang cenderung berinflasi akan menghasilkan padanannya mata uang domestic jauh di bawah nilai
aslinya.
Evaluasi dan pemilihan metode translasi mata uang asing. Metode konversi mata uang
Diseluruh dunia setidaknya dikenal 4 jenis metode konversi mata uang, yaitu :
Metode ini merupakan metode yang paling tua di antara metode konversi mata uang. Dengan metode ini, semua
asset dan kewajiban lancer dari cabang-cabang perusahaan dikonversikan dalam mata uang Negara asal dengan kurs
saat ini, yaitu kurs pada saat neraca disusun. Sedang asset dan kewajiban yang tidak lancar (noncurrent),seperti
biaya depresiasi, dikonversikan pada kurs histories, yaitu kurs pada saat asset diperoleh ataupun pada saat
kewajiban terjadi. Oleh karena itu, cabang perusahaan di luar negeri yang memiliki modal kerja yang dinilai positif
dalam mata uang local akan meningkatkan resiko rugi (translation loss) akibat devaluasi dengan metode current/non
current. Sebaliknya bila modal kerja ternyata negative dinilai dalam mata uang local berarti terdapat keuntungan
(translation gain) akibat revaluasi dengan metode tersebut.
Namun demikian, metode ini tidak mempertimbangkan unsur ekonomis. Menggunakan kurs akhir tahun untuk
mentranslasikan aktiva lancar secara tidak langsung menunjukkan bahwa kas, piutang, dan persediaan dalam mata
uang asing sama-sama menghadapi risiko nilai tukar. Hal ini tentu tidak tepat. Sebaliknya, translasi utang jangka
panjang berdasarkan kurs histories mengalihkan pengaruh mata uang yang berfluktuasi kedalam tahun
penyelesaian.
Asset moneter (terutama kas, surat-surat berharga, piutang, dan piutang jangka panjang) dan kewajiban moneter
(terutama utang lancar dan utang jangka panjang) dikonversi pada kurs saat ini. Sedang pos-pos nonmoneter, seperti
stock barang, asset tetap, dan investasi jangka panjang, dikonversi pada kurs histories.
Pos-pos dalam laporan laba/rugi dikonversi pada kurs rata-rata pada periode tersebut, kecuali untuk pos penerimaan
dan biaya yang berkaitan dengan asset dan kewajiban non moneter. Biaya depresiasi dan biaya penjualan dikonversi
pada kurs yang sama dengan pos dalam neraca. Akibatnya, biaya penjualan bisa saja dikonversi dengan kurs yang
berlainan dengan kurs yang digunakan untuk mengkonversi penjualan. Perlu diperhatikan bahwa metode moneter-
non moneter bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat
menghasilkan hasil yang kurang tepat. Metode ini juga akan mendistorsikan marjin laba karena menandingkan
penjualan berdasarkan harga dan kurs translasi kini dengan biaya penjualan yang diukur sebesar biaya perolehan
dan kurs translasi histories.
3. Metode temporal
Dengan menggunakan metode temporal, translasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau
penyajian ulang nilai tertentu. Metode tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, malainkan hanya mengubah
unit pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi pos-pos
tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya.
Metode ini merupakan modifikasi dari metode moneter/non moneter. Perbedaannya, dalam metode moneter/non
moneter, persediaan (inventory) selalu dikonversi dengan kurs histories. Sedang dalam metode temporal,
persediaan umumnya dikonversi dengan kurs histories, namun bisa saja dikonversi dengan kurs saat ini apabila
persediaan tersebut dicatat dalam neraca dengan nilai pasarnya. Secara teoritis, metode temporal lebih
menekankan pada evalusai biaya (histories ataukah pasar).
Pos-pos dalam laporan laba/rugi umumnya dikonversi dengan kurs rata-rata pada periode laporan. Sedang biaya
penjualan, cicilan utang, dan depresiasi yang berkaitan dengan pos-pos dalam neraca dikonversi dengan kurs
histories (harga di masa lalu).
Metode ini merupakan metode yang paling mudah karena semua pos neraca dan laba/rugi dikonversi dengan kurs
saat ini. Metode ini direkomendasi oleh Ikatan Akuntan Inggris, Skotlandia, dan Wales, serta secara luas digunakan
oleh perusahaan-perusahaan Inggris. Dengan metode ini, bila asset yang didenominasi dalam valas melebihi
kewajiban dalam valas, suatu devalusai akan menghasilkan kerugian. Variasi dari metode ini adalah mengkonversi
semua asset dan kewajiban, kecuali asset tetap bersih yang dinyatakan dengan kurs saat ini.
Ciri utama yang istimewa dari sebuah transaksi mata uang asing adalah penyelesainnya dipengaruhi dalam suatu
mata uang asing. Jadi, transaksi dalam mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual
barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau
meminjamkan dalam mata uang asing.
Suatu transaksi mata uang asing dapat berdenominasi dalam satu mata uang, tetapi diukur atau dicatat dalam mata
uang yang lain. Untuk memahami mengapa hal ini terjadi, petimbangkanlah pertama-tama istilah mata uang
fungsional. Mata uang fungsional sebuah perusahaan diartikan sebagai mata uang lingkungan ekonomi yang utama
dimana perusahaan beroperasi dan menghasilkan arus kas. Jika suatu operasi anak perusahaan luar negeri relative
berdiri sendiri dan terintegrasi dalam Negara asing (yaitu sutau anak perusahaan yang menghasilkan produk untuk
distribusi setempat), umumnya akan menghasilkan dan mengeluarkan uang dalam mata uang local (Negara-negara
domisili). Dengan demikian mata uang local (contoh euro untuk anak perusahaandari suatu perusahaan AS yang
berada di Belgia) adalah mata uang fungsionalnya.
Untuk menggambarkan perbedaan antara suatu transaksi yang berdenominasi dalam suatu mata uang tetapi diukur
dalam mata uang lainnya, misalkan sebuah anak perusahaan AS di Hong Kong membeli persediaan barang dagangan
dari Republik Rakyat Cina yang dibayarkan dalam renmimbi. Mata uang fungsional anak perusahaan adalah dollar
AS. Dalam kasus ini, anak perusahaan akan mengukur transaksi mata uang asing yang berdenominasi dalam
renmimbi ke dalam dollar AS, mata uang yang digunakan dalam catatan bukunya. Dari sudut pandang induk
perusahaan, kewajiban anak perusahaan berdenominasi dalam renmimbi, tetapi diukur dalam dollar AS, mata uang
fungsionalnya, untuk keperluan konsolidasi
Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan
berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah dari
pada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar
sehubungan dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih
menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya
merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian
atas investasi yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas
keuntungan masa depan.
FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan
kerangka dasar penilaian biaya historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No
52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili
dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam
mata uang asing, karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan kerugian translasi
atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang
signifikan terhadap rasio keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah akuntansi
untuk inflasi asing.
Perkembangan Pengungkapan
Pelaporan adalah Proses mengidentifikasi, mengelompokkan dan menghitung aktivitas ekonomi dan transaksi,
memberikan masukan mendalam mengenai profitabilitas dan operasi. Sedangkan Pengungkapan adalah Proses
mengomunikasikan kepada para pengguna . Praktek pengungkapan sangat berkaitan dengan system akuntansi.
Standar dan Praktek pengungkapan dipengaruhi oleh sumber sumber keuangan, system hukum , ikatan politik dan
ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan, budaya dan lain lain.
Perkembangan sistem pengungkapan sangat berkaitan dengan perkembangan sistem akuntansi. Standar dan praktik
pengungkapan dipengaruhi oleh sumber-sumber keuangan, sistem hukum, ikatan politik dan ekonomi, tingkat
pembangunan ekonomi, tingkat pendidikan, budaya, dan pengaruh lainnya.
Perbedaan nasional dalam pengungkapan umumnya didorong oleh perbedaan dalam tata kelola perusahaan dan
keuangan. Di Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara Anglo Amerika lainnya, pasar ekuitas menyediakan
kebanyakan pendanaan yang dibutuhkan perusahaan sehingga menjadi sangat maju. Di pasar-pasar tersebut,
kepemilikan cenderung tersebar luas di antara banyak pemegang saham dan perlindungan terhadap investor sangat
ditekankan. Investor institusional memainkan peranan yang semakin penting di negara-negara ini, menuntut
pengembalian keuangan dan nilai pemegang saham yang meningkat.
Di kebanyakan negara-negara lain (seperti Prancis, Jepang dan beberapa negara pasar yang berkembang),
Kepemilikan saham masih masih tetap sangat terkonsentrasi dan bank (dan atau pemilik keluarga) secara tradisional
menjadi sumber utama pembiayaan perusahaan. Bank-bank ini, kalangan dalam dan lainnya memperoleh banyak
informasi mengenai posisi keuangan dan aktivitas perusahaan.
Praktik pengungkapan dan pelaporan berbeda di seluruh dunia seperti laporan arus kas dan perubahan ekuitas,
transaksi pihak terkait, pelaporan segmen, nilai wajar aktiva, dan kewajiban keuangan dan laba per saham.
Pengungkapan informasi progresif adalah pertimbangan tinggi yang relevan di dalam kesetaraan pasar dunia.
Pengungkapan informasi yang melihat masa depan dianggap sangat relevan dalam pasar ekuitas di sekuruh dunia.
Informasi yang melihat masa depan mencakup ramalan pendapatan, laba rugi per saham, pengeluaran modal dan
pos keuangan lainnya, informasi prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu
pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos periode fiscal dan proyeksi jumlah, dan laporan rencana manajemen
dan tujuan operasi di masa depan.
a. Ramalan pendapatan, laba rugi, laba rugi persaham (EPS), pengeluaran modal, dan pos
keuangan lainnya.
b. Informasi prospektif mengenai kinerja atau posisi ekonomi masa depan yang tidak terlalu
pasti bila dibandingkan dengan proyeksi pos, periode fiscal, dan proyeksi jumlah.
Pengungkapan Segmen
Investor dan analisis menuntut informasi hasil perusahaan industri dan segmen geografis usaha dan keuangan
signifikan dan berkembang. Pengungkapan segmen membantu para pengguna laporan keuangan untuk memahami
secara lebih baik bagaimana bagian-bagian dalam sutu perusahaan berpengaruh terhadap keseluruhan perusahaan.
Beberapa studi menunjukkan bahwa manajer memiliki dorongan untuk mengungkapkan informasi mengenai kinerja
perusahaan saat ini dan saat mendatang secara sukarela. Dalam laporan terakhir, Badan Standar Akuntansi
Keuangan (FASB) menjelaskan sebuah proyek FASB mengenai pelaporan bisnis yang mendukung pandangan bahwa
perusahaan akan mendapatkan manfaat pasar modal dengan meningkatkan pengungkapan sukarelanya. Laporan ini
berisi tentang bagaimana perusahaan dapat menggambarkan dan menjelaskan potensi investasinya kepada para
investor.
Sejumlah aturan, seperti aturan akuntansi dan pengungkapan, dan pengesahan oleh pihak ketiga (seperti auditing)
dapat memperbaiki berfungsinya pasar. Aturan akuntansi mencoba mengurangi kemampuan manjer dalam
mencatat transaksi-transaksi ekonomi dengan carayang tidak mewakili kepentingan terbaik pemegang saham.
Aturan pengungkapan menetapkan ketentuan-ketentuan untuk memastikan bahwa para pemegang saham
menerima informasi yang tepat waktu, lengkap dan akurat.
Saat ini perusahaan dituntut untuk menunjukan tanggung jawab kepada sekelompok besar yang disebut pihak pihak
yang berkepentingan (stakeholders), karyawan, pelangan, pemasok, pemerintah, kelompok aktifis dan masyarakat
umum
Laporan pertanggungjawaban sosial mengacu pada pengukuran dan komunikasi informasi tentang pengaruh
perusahaan terhadap kemakmuran pegawai, komunitas sosial dan lingkungan.
Pengungkapan Khusus bagi Pengguna Laporan Keuangan Non-Domestik dan Prinsip Akuntansi yang Digunakan
Laporan keuangan dapat berisi pengungkapan khusus untuk mengakomodasi para pengguna laporan keuangan non
domestik, meliputi :
(1) “Laporan ulang yang mudah” tentang informasi keuangan ke dalam mata uang asing;
(2) pembahasan perbedaan antara prinsip akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan utama dan beberapa
ketetapan prinsip akuntansi lainnya;
(3) posisi laporan keuangan ulang terbatas di ketetapan prinsip akuntansi kedua;
(4) sebuah laporan keuangan lengkap disiapkan yang berhubungan dengan ketetapan prinsip akuntansi kedua.
Pengelolaan perusahaan adalah sistem dimana perusahaan diarahkan dan dikendalikan. Diantara permasalahan
pengelolaan perusahaan adalah hak dan perlakuan pemegang saham, pertanggungjawaban direksi, pengungkapan
dan transparansi, dan peran pemegang saham.
World Wibe Web terus digunakan sebagai sebuah ruang penyebaran informasi, dengan media cetak yang selalu
mendapat peran kedua.
Sebuah perkembangan penting yang akan memfasilitasi pelaporan bisnis melalui Web adalah eXtensible Bussiness
Reporting Language (XBRL) yaitu sebuah sistem penamaan informasi atau data.
Para manajer dari banyak perusahaan terus-menerus sangat dipengaruhi oleh biaya pengungkapan informasi yang
bersifat wajib, tingkat pengungkapan wajib maupun sukarela semakin meningkat di seluruh dunia. Manajer di
negara-negara yang secara tradisional memiliki pengungkapan rendah harus mempertimbangkan apakah
menerapkan kebijakan peningkatan pengungkapan dapat memberikan manfaat dalam jumlah yang signifikan bagi
perusahaan mereka. Lagipula, para manajer yang memutuskan untuk memberikan pengungkapan yang lebih banyak
dalam bidang-bidang yang dipandang penting oleh para investor dan analis keuangan, seperti pengungkapan segmen
dan rekonsiliasi, dapat memperoleh keunggulan kompetitif dari perusahaan lain yang memiliki kebijakan
pengungkapan yang ketat.
Bab VI
Translasi Mata Uang Asing
Alasan Translasi Mata Uang Asing.
Translasi mata uang asing adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata
uang lainnya. Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang
memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai oprasional perusahaan secara global, dengan
memperhitungkan laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk
perusahaan.
Tiga alasan tambahan dilakukannya translasi mata uang asing yaitu:
1. Mencatat translasi mata uang asing
2. Memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang asing, dan
3. Berkomunikasi dengan peminat saham asing
Latar Belakang dan Terminologi
Translasi mata uang asing tidak sama dengan konversi, yaitu translasi mata uang secara fisik.
Translasi mata uang asing merupakan translasi sederhana dalam ekspresi moneter, seperti saat neraca
menggunakan poundsterling Inggris kemudian disajikan ulang dalam pedanannya dolar AS. Tidak terjadi
translasi secara fisik dan tidak ada transaksi yang dapat dihitung seperti pada konversi.
Transaksi mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward atau pasar swap.
Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai factor, termasuk juga perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan
pada saham nasional dan espektasi mengenai arah tingkat mata uang selanjutnya, kurs ini bersifat langsung
atau tidak langsung.
Kurs pada pasar forward adalah persetujuan untuk mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan
untuk masa yang akan dating. Transaksi pada pasar forward mendapatkan potongan atau premi dari pasar
spot atau sebagai tingkat pasar forward.
Transaksi kurs swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward yang simultan atau penjualan forward
yang simultan atau penjualan spot dan pembelian forward mata uang.
Masalah
Jika nilai tukar mata uang asing relatif stabil. translasi mata uang asing keuangan tidak akan sulit
daripada mentranslasikan perinchi atau kaki terhadap pedanannya metric tersebut. Bagaimanapun, nilai
tukar tidak pernah stabil. Sistem keuangan pada kebanyakan negara industri sangat bebas dalam menentukan
nilai mereka sendiri pada pasar saham.
Efek Laporan Keuangan Terhadap Kurs Alternatif Translasi Mata Uang Asing
Tiga kurs translasi yang digunakan untuk mentranslasikan maraca mata uang asing terhadap mata
uang domestik yaitu:
Kurs saat ini, kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan.
Kurs historis, translasi mata uang yang berlaku saat aseets dengan mata uang pertama kali didapatkn atau
saat kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul.
Lurs rata rata, nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan baik pada kurs historis atau saat ini.
Permasalahan Perhitungan
1. Perspektif Laporan
2. Harga Perolehan
3. Konsep Pendapatan
4. Laba Terkelola
Jepang telah merubah standard mereka untuk menggunakan metode kurs saat ini pada semua kondisi
dengan penyesuaian translasi mata uang asing yang diperlihatkan pada neraca dalam ekuitas pemegang
saham.
TRANSAKSI
Transaksi dalam mata uang asing adalah suatu transaksi yang didenominasi atau membutuhkan
penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi yang timbul karena :
a. Membeli atau menjual barang yang harganya di denominasi dalam suatu mata uang asing;
b. Meminjam (hutang) atau meminjamkan (piutang) dana yang di denominasi salam suatu mata
uang asing;
c. Menjadi suatu pihak untuk suatu perjanjian dalam suatu mata uang asing;
d. Menjadi suatu pihak untuk perjanjian dalam valuta asing yang belum terlaksana;
e. Memperoleh atau melepaskan aktiva, menimbulkan atau melunasi kewajiban yang
didenominasi dalam suatu mata uang asing.
Kas tunai yang berlaku pada saat transaksi disebut kurs spot.
Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang
rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam menentukan
kurs pada tanggal nerca, maka digunakan kurs tengah BI sebagai indicator yang obyektif.
Pos non moneter dilaporkan dengan kurs tanggal transaksi.
Pos non moneter dilaporkan dengan kurs tanggal transaksi dan dinilai dengan nilai wajar dalam
mata uang asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai
tersebut ditentukan.
SWAP merupakan transaksi pertukaran dua valuta asing melalui pembelian tunai dengan
penjualan kembali secara berjangka atau penjualan tunai dengan pembelian kembali secara
berjangka.
Perlakuan akuntansi transaksi valuta berjangka untuk tujuan hedging hutang adalah sebagai
berikut :
A. Selisih kurs tunai (spot rate) dan kurs masa depan (forward rate) dicatat sebagai diskonto
atau premi yang harus di amortisasi selama jangka waktu kontrak valuta berjangka.
B. Setiap akhir periode harus dihitung selisih kurs untuk hutang dalam maya uang asing yang
diperoleh melalui hedging, forward receivable dan forward payable. pengertiannya cari disini
TRANSLASI
Merupakan proses untuk menyatakan jumlah-jumlah yang berdenominasi/diukur dalam suatu
mata uang kedalam mata uang yang lain dengan menggunakan kurs nilai tukar diantara dua
mata uang tersebut.
Konversi adalah pertukaran dari suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang secara fisik.
Penyesuaian Translasi adalah penyesuaian yang timbul dari proses translasi laporan keuangan
dari mata uang fungsional suatu perusahaan menjadi mata uang pelaporannya.
KEUNTUNGAN/KERUGIAN NILAI TUKAR
TRANSAKSI TRANSLASI
1. Keuntungan/Kerugian Keuntungan / kerugian translasi :
a. Tanggal Transaksi a. Tanggal laporan keuangan awal
b. Tanggal laporan b. Tanggal laporan keuangan berikutnya
c. Tanggal penyelesaian
2. Untuk point a dan b merupakan
transaksi yang belum terselesaikan
3. Transaksi terselesaikan
Soal :
Pada tanggal 1 Desember 1984 PT. AKYU menjual 1 juta krona (SEK)
Kurs 0.20 (SEK I)
Jatuh tempo piutang 90 hari
Tanggal 31 Desember 1984 terjadi perubahan kurs menjadi 0.19 (SEK I)
Tanggal 1 Maret 1985 terjadi perubahan kurs kembali menjadi 0.17 (SEK I)
JURNAL :
A. SUDUT PANDANG TRANSAKSI TUNGGAL
CONTOH TRANSLASI
SOAL :
Tanggal 1 Desember 1984 Eksportir USA menjual secara kredit kepada importer Indonesia senilai
1 juta kurs USD 0.20 (SEK I)
Jangka waktu piutang 90 (3 bulan), hari untuk menghindari resiko menerima < USD 200.000 (0.2
x 1juta), eksportir USD membeli kontrak forward tanggal 31 Desember 1984 untuk mengirim SEK
1.000.000 untuk USD 0.19, pada tanggal 1 Maret 1985 pada kurs USD 0.17 (SEK I)
JURNAL :
TANGGAL TRANSAKSI D K
1/12/’84 Piutang Kontrak >190.000
Diskon yang ditunda >10.000
Hutang Kontrak SEK >>200.000
Perhitungan :
(0.2-0.19) x 1juta = 10.000
0.2 x 1 juta = 200.000
0.19 x 1 juta = 190.000
31/12/’84 Hutang Kontrak SEK >10.000
Keuntungan Transaksi >>10.000
Note : Untuk mencatat keuntungan transaksi tambahan dengan menyesuaikan kontrak
forward dengan kurs USD 0.19
31/12/’84 Beban DIskon >3.333
Diskon yang ditunda >>3.333
Perhitungan :
Amortisasi diskon yang
tertunda untuk 1 bulan
10.000 / 3 = 3.333
1/3/’85 Hutang kontrak SEK >20.000
Keuntungan Transaksi >>20.000
NOTE : Untuk mencatat keuntungan transaksi tambahan dengan menyesuaikan kontrak
forward dengan kurs yang berlaku (0.19-0.17) x 1 juta
1/3/’85 Beban Diskon 6.667
Diskon yang ditunda 6.667
(10.000-3.333)
1/3/’85 Hutang Kontrak SEK 170.000
Valas 170.000
(mencatat pengiriman SEK 1
juta kepada Indonesia)
1/3/’85 Kas 190.000
Piutang Kontrak 190.000
(Untuk mencatat
penerimaan kas USD
190.000/kontrak forward)