Anda di halaman 1dari 6

SKENARIO SIMULASI PENANGANAN KEADAAN

DARURAT KEBAKARAN

1. Lokasi Kejadian
Gedung Pusat Jantung Terpadu (PJT)/Indraprastha Lantai 5

2. Penyebab Kebakaran
Kejadian kebakaran terjadi pada pagi hari pukul 08.00 WIB diakibatkan oleh arus
pendek atau konsleting listrik di pantry (kompartemen tengah)

3. Langkah-langkah penanganan keadaan darurat kebakaran


Setting 1 :
Digambarkan tentang situasi rawat inap di Gedung PJT Lantai 5
- Suasana saat perawat sedang melakukan pelayanan kepada pasien, perawat
dalam shift jaga saat itu 2 orang perawat dan dibantu 1 orang PH.
- Suasana saat dokter sedang melakukan pemeriksaan pasien
- Indraprastha 1 Gedung PJT Lantai 5 merawat 6 pasien, yaitu:
o Tn. N, 56 tahun, terdiagnosis Ca Paru stadium 4, brain metastasis, dan
penurunan kesadaran, pasien terpasang O2 NRM 8 lpm, NGT, DC. Pasien
menggunakan kasur decubitus.
o Ny. U, 38 tahun, dengan Tumor Cervix suspek malignancy, Obstruksi
Uropati, dan Efusi pleura. Pasien direncanakan operasi bersama oleh
Obsgyn dan Urologi. Pasien telah dilakukan pungsi pleura dan
pemasangan HD cath di V. Jugularis kanan. Kondisi pasien saat ini sesak,
terpasang O2 NRM 8 lpm dan sedang menanti jadwal cuci darah.
o Tn. D, 28 tahun, dengan closed fracture femoris sinistra. Pasien terpasang
skin traksi dan infus cairan. Pasien akan direncanakan ORIF besok.
(kuning)
o Ny. R, 46 tahun, terdiagnosis Ca Colon. Saat ini pasien sedang dilakukan
kemoterapi dengan regimen Avastin Xelox.
o Tn. U, 55 tahun, dengan NHL, rencana kemo RCHOP besok siang.
Kondisi pasien saat ini stabil.
o Tn. H, 57 tahun, dengan SNH recurrent hari ke-9, HCAP membaik,
pindahan dari unit stroke. Pasien mengalami kelumpuhan anggota gerak
kanan dan pelo. Pasien ditunggu oleh istrinya.
o Tn. X, shock septik penumonia (merah)
- Suasana cleaning servis sedang mengepel lantai

Setting 2 :
Digambarkan permulaan penanganan pasien dengan EWS untuk mengetahui time
respon EWS:
- Tn. X, shock septik penumonia, mengalami henti nafas
- Perawat segera memanggil EWS (666) dan menunggu kedatangan EWS untuk
mengetahui time respon EWS
Setting 3 :
Digambarkan tentang situasi terjadinya kebakaran
- Terjadi konsleting listrik sehingga memicu terjadinya kebakaran. Dimulai dengan
munculnya percikan api dan sedikit ledakan di Pantry diketahui pertama kali oleh
salah satu cleaning servis. Kemudian berteriak “CODE RED! CODE RED!
CODE RED” sambil meminta bantuan kepada petugas yang berjaga
- Petugas cleaning servis mencoba mematikan sumber aliran listrik agar api tidak
semakin menyebar tetapi api tidak padam
- Petugas di Gedung PJT Lantai X yang pada hari itu bertugas sebagai komando
Code Red (PJ Api) dengan sigap segera mengambil helm Code Red berwarna
merah dan APAR kemudian mencoba memadamkan api dengan APAR
- Pada semprotan APAR pertama api tidak berhasil dipadamkan hingga satu tabung
habis. Karyawan lain membantu mengambilkan APAR yang lain kemudian
komando Code Red mencoba memadamkan api lagi tetapi api tetap tidak berhasil
dipadamkan
- Komando Code Red memerintahkan kepada karyawan lain untuk melaporkan
kepada PJ Gedung dan menghubungi nomer telepon darurat kebakaran RSUP Dr.
Sardjito di pesawat 777 sambil mencoba memadamkan dengan APAR

Setting 4 :
Digambarkan tentang situasi penginformasian saat terjadinya kebakaran
- Salah seorang karyawan melaporkan kepada PJ Gedung bahwa telah terjadi
kebakaran di pantry dan api tidak berhasil dipadamkan dengan menggunakan
APAR
- PJ Gedung melaporkan kepada Kepala Instalasi Gedung PJT, kemudian Kepala
Instalasi memerintahkan untuk segera menutup kompartemen dan melakukan
evakuasi seluruh pasien dan petugas, serta menghubungi nomer telepon darurat
kebakaran RSUP Dr. Sardjito di pesawat 777
- Kepala Instalasi menghubungi Ketua Tim HDP (Incident Commander)
melaporkan bahwa di Gedung PJT Lantai X terjadi kebakaran dan api tidak
berhasil dipadamkan dengan menggunakan APAR
- Incident Commander menghubungi pimpinan rumah sakit melaporkan bahwa di
Gedung PJT Lantai X terjadi kebakaran dan api tidak berhasil dipadamkan dengan
menggunakan APAR
- Pimpinan rumah sakit memberikan perintah kepada Incident Commander untuk
melakukan tindakan lebih lanjut
- Satpam Pos Induk yang bertugas di pesawat 777 mendapatkan informasi dari PJ
Gedung PJT bahwa di Gedung PJT Lantai X terjadi kebakaran dan api tidak
berhasil dipadamkan dengan menggunakan APAR
- Satpam Pos Induk memberikan komando kepada Regu Pemadam Kebakaran (Fire
Brigade untuk berkumpul dan segera menangani kebakaran yang terjadi di
Gedung PJT Lantai X dan memerintahkan kepada securitydi Gedung PJT untuk
mengamankan lokasi sekitar kebakaran
- Satpam Pos Induk menghubungi Tehnik untuk koordinasi pemadaman api dan
pengamanan listrik
Setting 5 :
Digambarkan tentang situasi sistem pengaman lokasi terjadinya kebakaran
- Security Gedung PJT (2 orang) yang bertugas di lantai dasar Gedung PJT
mendapat laporan dari Satpam Pos Induk bahwa di Gedung PJT Lantai X terjadi
kebakaran dan api tidak berhasil dipadamkan dengan menggunakan APAR segera
membagi tugas untuk mengamankan lokasi sekitar kebakaran. Satu orang bertugas
di lantai dasar agar tidak ada orang yang masuk ke Gedung PJT dan satu orang
lagi membantu mengamankan di lokasi kejadian melewati tangga darurat
- Ada beberapa orang yang ingin memasuki Gedung PJT melalui lift yaitu
karyawan dan beberapa keluarga pasien tetapi dihalangi oleh security yang
bertugas mengamankan lokasi kejadian karena terjadi kebakaran
- Keluarga pasien yang salah satu anggota keluarganya dirawat di Gedung PJT
panik dan berteriak-teriak saat mengetahui bahwa telah terjadi kebakaran di mana
salah satu anggota keluarganya dirawat
- Karyawan lain berusaha membantu security dan menenangkan keluarga pasien
- Petugas Tehnik yang mendapat laporan dari Satpam Pos Induk bahwa di Gedung
PJT Lantai X terjadi kebakaran dan api tidak berhasil dipadamkan segera
berkoordinasi dengan anggotanya untuk melakukan pengamanan listrik dan
pemadaman api

Setting 6 :
Digambarkan tentang situasi komando Regu Pemadam Kebakaran (Fire
Brigade)
- Tim Fire Brigade berkumpul di Pos Induk dan di-briefing oleh kepala regu bahwa
di Gedung PJT Lantai X terjadi kebakaran dan api tidak berhasil dipadamkan
dengan menggunakan APAR. Tim Fire Brigade segera meluncur ke lokasi
kejadian kebakaran di Gedung PJT dengan membawa peralatan yang dibutuhkan
untuk pemadaman api
- Tim Fire Brigade dibagi dalam beberapa tim. Tim yang bertugas membantu dalam
pemadaman kebakaran dan tim yang membantu dalam evakuasi pasien dan
petugas

Setting 7 :
Digambarkan tentang situasi koordinasi petugas Code Red dalam melakukan
evakuasi pasien, dokumen dan aset
- PJ Gedung melakukan koordinasi bersama Tim Code Red yang bertugas pada hari
itu untuk segera melakukan evakuasi kepada pasien (helm kuning), dokumen
(helm putih), aset (helm biru)
- Tim Code Red mengambil alih penanganan keadaan darurat sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya dibantu karyawan lainnya
- Dokter jaga melakukan triase dengan memberikan kertas merah, kuning, hijau,
ungu di bed pasien atau pada pasien (yang bisa berdiri/berjalan) untuk rencana
evakuasi keluar gedung
- PJ Api (helm merah) memanfaatkan APAR berusaha memadamkan api sambil
menunggu Tim Fire Brigade datang
- PJ Pasien memberikan komando kepada petugas lainnya dalam melaksanakan
evakuasi pasien sesuai urutan prioritas. Urutan prioritas adalah kelompok pasien
label merah,kemudian kuning kemudian ungu, sedangkan pasien dengan
kelompok hijau dapat melakukan evakuasi sendiri / mandiri tanpa bantuan orang
lain dapat melalui tangga darurat dengan didampingi petugas rumah sakit
- PJ Dokumen memberikan komando pada orang di sekitarnya untuk melakukan
upaya evakuasi dokumen sesuai prioritas dokumen warna merah kemudian kuning
kemudian hijau.
Pengelompokan Dokumen dibagi dalam :
a. Dokumen bersifat rahasia diberi label merah.
b. Dokumen bersifat internal, berisiko ada tuntutan ganti rugi keuangan atau
hukum diberi label kuning.
c. Dokumen bersifat publik dan tidak rahasia diberi label hijau.
- PJ Aset (helm biru) memberikan komando kepada orang di sekitarnya untuk
melakukan upaya evakuasi aset yang mampu untuk dievakuasi dengan berdasar
prioritas, pemberian tanda proritas harus dilakukan sebelum terjadi bencana
bekerja sama dengan PJ Logistik masing- masing satuan kerja.
Urutan prioritas aset dibagi dalam :
a. Aset yang mudah meledak / terbakar diberi penanda merah.
b. Aset yang berbahaya (mengandung radiasi, kontaminasi dan limbah bahaya)
diberi penanda kuning.
c. Aset yang berhubungan dengan upaya life saving (kegawat daruratan medis )
diberi penanda biru.
d. Aset yang memiliki nilai investasi tinggi dan mampu untuk dibawa diberi
penanda hijau.

Setting 8 :
Digambarkan kedatangan Tim Fire Brigade
- Tim Fire Brigade segera melakukan persiapan pemadaman kebakaran dan
membantu petugas melakukan evakuasi pasien, keluarga pasien dan karyawan.
Memeriksa kamar mandi dan ruangan lainnya, memastikan pasien, keluarga
pasien dan karyawan yang dievakuasi berada menuju titik kumpul dengan aman
- Tim Fire Brigade yang bertugas melakukan pemadaman api berusaha
memadamkan api yang semakin membesar dengan menggunakan hydrant outdoor
(ada upaya pemadaman api menggunakan hydrant).
Setting 9 :
Digambarkan tentang situasi kepanikan dan evakuasi saat terjadinya kebakaran
- Kebakaran semakin membesar hingga menimbulkan asap tebal di kompartemen
tengah
- Keluarga pasien mulai panik saat alarm otomatis tanda darurat kebakaran (smoke
detector) tiba-tiba berbunyi dan memanggil-manggil petugas untuk mengetahui
apa yang terjadi. Demikian juga pasien-pasien berhamburan keluar saat
mengetahui bahwa telah terjadi kebakaran di gedung tempat mereka dirawat
- Seluruh petugas berusaha menenangkan dengan memberikan pengertian kepada
pasien dan keluarga pasien mengenai situasi darurat yang terjadi dan segera
melakukan evakuasi kepada pasien dan keluarga pasien
- Dikarenakan kebakaran terjadi di kompartemen tengah, seluruh pasien, keluarga
pasien dan petugas diamankan menuju kompartemen kanan dan kiri. Pintu
kompartemen yang tidak tertutup rapat membuat asap kebakaran dapat menembus
celah pintu kompartemen. Petugas berusaha menutup celah pintu kompartemen
tersebut dengan menggunakan kain basah untuk menutup jalan asap agar tidak
dapat menembus ke area evakuasi
- Salah seorang keluarga pasien yang panik pingsan dan mengalami sesak nafas
akibat asap kebakaran yang memenuhi ruangan. Keluarga pasien yang lain panik
dan memanggil-manggil petugas untuk meminta pertolongan. Perawat berusaha
memberikan pertolongan dengan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Setelah sadar
digendong oleh salah satu perawat melalui jalur evakuasi dikarenakan keluarga
pasien masih lemas dan tidak bisa berjalan
- Tim Fire Brigade yang bertugas membantu evakuasi melakukan evakuasi kepada
pasien dengan menggunakan alat bantu angkat pasien dikarenakan tangga darurat
tidak bisa dilalui apabila menggunakan bed
- Ditemukan salah seorang perawat terluka kakinya akibat terpeleset saat membantu
melakukan evakuasi tetapi perawat tersebut masih bisa berjalan kemudian
dibimbing oleh salah satu Tim Fire Brigade melalui jalur evakuasi
- Seluruh pasien dan keluarga pasien dievakuasi oleh petugas dibantu Tim Fire
Brigade. Untuk pasien yang dapat berdiri dan berjalan dipersilahkan melalui
tangga darurat dengan didampingi keluarga atau pasien. Pasien yang tidak dapat
berjalan dievakuasi menggunakan alat angkut pasien dibantu oleh petugas dan
Fire Brigade
Setting 10 :
Digambarkan tentang situasi di titik berkumpul
- Seluruh pasien dan petugas sudah berada di titik kumpul
- Tetap dilanjutkan penanganan medis kepada pasien yang dievakuasi di tempat
berkumpul
- Tim Medis Emergency (EWS) dan langsung menuju titik kumpul menggantikan
Code Blue Primer untuk memberikan pertolongan lanjutan kepada korban henti
nafas
- PJ Gedung mengambil alih Tim Code Red dengan melakukan penghitungan dan
pencatatanpasien, keluarga pasien, petugas, dokumen dan aset yang berhasil
terevakuasi

Setelah upaya evakuasi dan pemadaman api selesai dilaksanakan maka simulasi dinyatakan
selesai dan akan dilakukan evaluasi singkat.

Anda mungkin juga menyukai