TRAUMA DADA
Disusun Oleh :
1. JELVIN DEY GRATSYIA PAERUNG
2. JAMALUDDIN MUCHTAR
3. AGISTA
C. Patofisiologi
Utuhnya suatu dinding Toraks sangat diperlukan untuk sebuah
ventilasi pernapasan yang normal. Pengembangan dinding toraks ke arah luar
oleh otot -otot pernapasan diikuti dengan turunnya diafragma menghasilkan
tekanan negative dari intratoraks. Proses ini menyebabkan masuknya udara
pasif ke paru – paru selama inspirasi. Trauma toraks mempengaruhi strukur -
struktur yang berbedadari dinding toraks dan rongga toraks. Toraks dibagi kedalam 4
komponen, yaitudinding dada, rongga pleura, parenkim paru, dan
mediastinum.Dalam dindingdada termasuk tulang - tulang dada dan otot - otot yang
terkait (Sudoyo, 2009).
Rongga pleura berada diantara pleura viseral dan parietal dan dapat terisi oleh
darah ataupunudara yang menyertai suatu trauma toraks. Parenkim paru termasuk
paru – parudan jalan nafas yang berhubungan, dan mungkin dapat mengalami
kontusio, laserasi, hematoma dan pneumokel.Mediastinum termasuk jantung,
aorta/pembuluh darah besar dari toraks, cabang trakeobronkial dan esofagus. Secara
normal toraks bertanggung jawab untuk fungsi vital fisiologi kardiopulmonerdalam
menghantarkan oksigenasi darah untuk metabolisme jaringan pada tubuh. Gangguan
pada aliran udara dan darah, salah satunya maupun kombinasi keduanya dapat timbul
akibat dari cedera toraks (Sudoyo, 2009).
Secara klinis penyebab dari trauma toraks bergantung juga pada beberapa
faktor, antara lain mekanisme dari cedera, luas dan lokasi dari cedera, cedera lain
yang terkait, dan penyakit - penyakit komorbid yang mendasari. Pasien – pasien
trauma toraks cenderung akan memburuk sebagai akibat dari efek pada fungsi
respirasinya dan secara sekunder akan berhubungan dengan disfungsi jantung
(Sudoyo, 2009).
D. Pathway
E. Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala pada pasien trauma thorax menurut Hudak, (2009)
yaitu :
1. Temponade jantung
a. Trauma tajam didaerah perikardium atau yang diperkirakan menembus
jantung
b. Gelisah
c. Pucat, keringan dinginPeninggian TVJ (9Tekanan Vena Jugularis)
d. Pekak jantung melebar
e. Bunyi jantung melemah
f. Terdapat tanda-tanda paradoxical pulse pressure
g. ECG terdapat low Voltage seluruh lead
h. Perikardiosentesis kuluar darah (FKUI:2005)
2. Hematothorax
a. Pada WSD darah yang keluar cukup banyak dari WSD
b. Gangguan pernapasan (FKUI:2005)
3. Pneumothoraks
a. Nyeri dada mendadak dan sesak napas
b. Gagal pernapasan dengan sianosis
c. Kolaps sirkulasi
d. Dada atau sisi yang terkena lebih resonan pada perkusi dan suara napas yang
terdapat jauh atau tidak terdengar sama sekali
e. Pada auskultasi terdengar bunyi klik
F. Komplikasi
Trauma toraks memiliki beberapa komplikasi seperti pneumonia 20%,
pneumotoraks 5%, hematotoraks 2%, empyema 2%, dan kontusio pulmonum 20%.
Dimana 50-60% pasien dengan kontusio pulmonum yang berat akanmenjadi ARDS.
Walaupun angka kematian ARDS menurun dalam decadeterakhir, ARDS masih
merupakan salah satu komplikasi trauma toraks yang sangat serius dengan angka
kematian 20-43% (Nugroho, 2015).
Kontusio dan hematoma dinding toraks adalah bentuk trauma toraks
yangpaling sering terjadi.Sebagai akibat dari trauma tumpul dinding
toraks,perdarahan masif dapat terjadi karena robekan pada pembuluh darah
pada kulit,subkutan, otot dan pembuluh darah interkosta.
Fraktur kosta terjadi karena adanya gaya tumpul secara langsung maupuntidak
langsung. Gejala yang spesifik pada fraktur kosta adalah nyeri, yang
meningkat pada saat batuk, bernafas dalam atau pada saat bergerak.
Flail chest adalah suatu kondisi medis dimana kosta - kosta yang berdekatan
patah baik unilateral maupun bilateral dan terjadi pada daerah kostokondral.
Fraktur sternum terjadi karena trauma tumpul yang sangat berat sering
kalidisertai dengan fraktur kosta multipel.
Kontusio parenkim paru adalah manifestasi trauma tumpul toraks yang
palingumum terjadi.
Pneumotoraks adalah adanya udara pada rongga pleura. Pneumotoraks pada
trauma tumpul toraksterjadi karena pada saat terjadinya kompresi dada tiba -
tiba menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intraalveolar yang dapat
menyebabkan rupture alveolus..Gejala yang paling umum pada Pneumotoraks
adalah nyeri yang diikuti oleh dispneu.
G. Penatalaksanaan
Manajemen awal untuk pasien trauma toraks tidak berbeda dengan pasien
trauma lainnya dan meliputi ABCDE, yaitu A: airway patency with
care ofcervical spine, B: Breathing adequacy, C: Circulatory support, D:
Disabilityassessment, dan E: Exposure without causing hypothermia (Nugroho,
2015).
Pemeriksaan primary survey dan pemeriksaan dada secara keseluruhan harus
dilakukan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan menangani kondisi yang
mengancam nyawa dengan segera, seperti obstruksi jalan napas,
tension Pneumotoraks, pneuomotoraks terbuka yang masif, hemotoraks masif,
tamponade perikardial, dan flail chest yang besar (Nugroho, 2015).
Apnea, syok berat, dan ventilasi yang inadekuat merupakan indikasi utama
untuk intubasi endotrakeal darurat.Resusitasi cairan intravena merupakan terapiutama
dalam menangani syok hemorhagik.Manajemen nyeri yang efektif merupakan salah
satu hal yang sangat penting pada pasien trauma toraks. Ventilator harus digunakan
pada pasien dengan hipoksemia, hiperkarbia, dan takipnea berat atau ancaman gagal
napas (Hudak, 2011).
Pasien dengan tanda klinis tension Pneumotoraks harus segera menjalani
dekompresi dengan torakosentesis jarum dilanjutkan dengan torakostomi tube. Foto
toraks harus dihindari pada pasien - pasien ini karena diagnosis dapat ditegakkan
secara klinis dan pemeriksaan x - ray hanya akan menunda pelaksanaan tindakan
medis yang harus segera dilakukan (Hudak, 2011).
H. Pencegahan
Pencegah trauma thorax yang efektif adalah dengan cara menghindari faktor
penyebabnya, seperti menghindari terjadinya trauma yang biasanya banyak dialami
pada kasus kecelakaan dan trauma yang terjadi berupa trauma tumpul serta
menghindari kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang
biasanya disebabkan oleh benda tajam ataupun benda tumpul yang menyebabkan
keadaan gawat thorax akut (Patriani, 2012) .
ASUHAN KEPERAWATAN
Contoh Kasus :
Tn. D (30 tahun) dibawa penolong dan keluarganya ke rumah sakit M.Yunus
bengkulu pada tanggal 01 Januari 2019 karena mengalami kecelakaan bermobil. Dari
pengkajian pasien mengalami penurunan kesadaran. Penolong mengatakan dada
korban membentur stir mobil, setelah kecelakaan pasien muntah darah lalu kemudian
pasien tidak sadar. Keaadaan pasien saat di IGD klien mengalami penurunan
kesadaran, napas cepat dan dangkal, auskultasi suara napas ronchi, dan pasien
ngorok. Terdapat bengkak dan jejas di dada sebelah kiri. Hasil pemeriksaan GCS
8(E2V2M4) kesadaran sopor, hasil pemeriksaan TTV, TD : 120/80 mmHg, nadi :
110x/menit, RR : 35x/menit, suhu : 38,7oC, akral teraba dingin, tampak sianosis,
penggunaan otot-otot pernapasan, dan napas cuping hidung.
A. Pengkajian
Pengkajian Primer
A. Airway : Pernapasan ada , napas ronchi, cepat dan dangkal dengan RR
35x/menit, tampak gelisa dan sesak, ketidakefektifan bersihan jalan napas.
B. Breathing : Pernapasan cuping hidung, pasien ngorok, penggunaan otot –
otot pernapasan, pasien sesak dengan RR 35x/menit, gangguan pola napas.
C. Circulation: Ada nadi, nadi 110x/menit, TD : 120/80 mmHg, akral teraba
dingin dan tampak sianosis, gangguan perfusi jaringan.
D. Disability : Penurunan kesadaran, kesadaran sopor GCS 8 (E2V2M4)
E. Exposure : Terdapat bengkak dan jejas di bagian dada sebelah kiri, akral
teraba dingin, tampak sianosis dan bagian tubuh lain nya baik.
Pengkajian Sekunder
1. Anamnesis
a) Identitas klien
Nama : Tn. D
Jenis kelamin : Ny.A
Umur : 25 tahun
Alamat : Pagar dewa
Agama : Islam
Bahasa : Melayu
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Sopir travel
Golongan darah :B
No. register :
Tanggal MRS : 21 Mei 2018
Diagnosa medis : Pulmonalis embolus
b) Identitas penanggung jawab :
Nama : Ny. D
Jenis kelamin : Prempuan
Alamat : Pagar dewa
Agama : Islam
Hubungan dengan pasien : Istri
c) Keluhan utama Pasien datang ke RSUD Dr. M. Yunus kota bengkulu,
dengan kecelakaan bermobil, pasien mengalami penurunan kesadaran dan
ada bengkak dan jejas di bagian dad sebelah kiri.
d) Riwayat kesehatan
1. Riwayat penyakit sekarang Tn. D (30 tahun) dibawa penolong dan
keluarganya ke rumah sakit karena mengalami kecelakaan bermobil.
Pasien mengalami penurunan kesadaran. Penolong mengatakan dada
korban membentur stir mobil, setelah kecelakaan pasien muntah darah
lalu kemudian pasien tidak sadar. Keaadaan pasien saat di IGD klien
mengalami penurunan kesadaran, napas cepat dan dangkal, auskultasi
suara napas ronchi, dan pasien ngorok. Terdapat bengkak dan jejas di
dada sebelah kiri. Hasil pemeriksaan GCS 8(E2V2M4) kesadaran
sopor, hasil pemeriksaan TTV, TD : 120/80 mmHg, nadi : 110x/menit,
RR : 35x/menit, suhu : 38,7oC, akral teraba dingin, tanpak sianosis,
penggunaan otot-otot pernapasan, dan napas cuping hidung.
2. Riwayat penyakit dahulu Keluarga mengatakan pasien sudah
berberapa kali mengalami kecelakaan tetapi belum perna separah ini
sampai mengaami penurunan kesadaran serta pasien tidak memiliki
riwayat penyakit apapun
B. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Penurunan kesadaran dan sesak
Kesadaran : Sopor
TTV : Tekanan Darah :120/80 mmHg
Frekuensi Nadi : 110x/menit
Pernapasan : 35x/menit
Suhu : 38,7oC
a) Kepala Inspeksi : Distribusi rambut baik, bentuk kepala simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
b) Mata Inspeksi : Anemis, skelera dan ikterik, bentuk simetris.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c) Hidung Inspeksi : Bentuk simetris, pernapasan cuping hidung,
penggunaan otototot pernapasan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
d) Telinga Inspeksi : Bentuk simetris, terdapat darah
Palpasi : Ada lesi dan nyeri tekan
e) Mulut Inspeksi : Bentuk simetris, sianosis, serta keluarnya
darah segar dan lendir
f) Leher Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada pembengkakan
kelenjar tiroid, tidak dicurigai fraktur cervikal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembenkakan
g) Toraks Inspeksi : Bentuk tidak simetris, terdapat jejas dan
bengkak, pergerakan dinding dada tidak simetris, terdapat otot bantu
pernapasan.
Palpasi : Terdapat nyeri tekan dan ada pembengkakan
Auskultasi : Bunyi napas ronchi, suara ngorok, frekuensi
napas 30x/menit
Perkusi : Snoring
h) Abdomen Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada jejas
Palpasi : ada nyeri tekan pada supra pubik
Auskultasi : Bising usus normal 12x/menit
Perkusi : Tympani
i) Genetalia Inspeksi : Bersih, tidak ada kelainan, terpasang kateter
spool blase
j) Ekstremitas - Atas :Inspeksi : Simetris, tidak ada pembengkakan dan
terpasang ada jejas ditangan kanan, terpasang infus ditangan kiri,
fleksi dan ekstensi (-)
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan - Bawah :
Inspeksi : Simetris, tidak ada pembengkakan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
k) Data tambahan pasien
1. Data psikologi Keluarga bisa di ajak bekerja sama dengan baik dalam
proses keperawatan
2. Data social Hubungan keluarga dan klien baik, terlihat dari keluarga
yang selalu menunggu klien.
3. Data spiritual Klien beragama islam, keluarga selalu berdoa untuk
kesembuhan klien.
C. Analisa data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 Ds :- Penolong mengatakan pasien Hematoraks Ketidakefek
muntah darah tifan bersihan
Do : - suara napas ngorok - jalan napas
Terdapat lendir dan gumpalan Ekspensi paru
darah di mulut pasien - Frekuensi
napas 35x/menit
Gangguan ventilasi
paru Gangguan
ventilasi
3 Ds : rauma thorak Nyeri dada
- Penolong mengatakan ada
bengkak dan jejas di bagian dada
pasien Perdarahan jaringan
- Penolong mengatakan dada pasien intersitium
membentur stir
Do :
- Tampak ada bengkak dan jejas di Reabsorsi darah
dada pasien
- Pengkajian PQRST
Region : Tampak ada bengkak dan Hemathorak
jejas didada pasien sebelah kiri. Merangsang reseptor
nyeri dada pleura
viseralis dan
perientalis
Diskontinuitas
jaringan
D. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan secret yang
berlebih, gumpalan darah yang menghalangi pernapasan
2. Gangguan pola napas, dispneu berhubungan dengan penurunan kemampuan
paru
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi
dan perfusi
4. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan terjadi sumbatan dan suplai
oksigen turun dalam jaringan
5. Nyeri dada berhubungan dengan bengkak, jejas dan infark paru-paru
E. Tindakan keperawatan
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
O keperawatan (Noc) (Nic)
Analgesic
administration
- Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas
dan derajat nyeri
sebelum pemberian
obat
- Cek intruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih dari
satu
-Kolaborasi pemberian
analgesik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
-Kolaborasi pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur.
Pain management
- Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi
- Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
- Gunakan tehnik komunikasi teraupetik
untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
- Kaji kultur yang mempengaruhi respon
nyeri
- Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
- Evaluasi bersama pasien dan tim
kesehatan lain tentang ketidakefektifan
kontrol nyeri masa lampau
Analgesic administration
- Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas
dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
- Cek intruksi dokter tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
- Cek riwayat alergi
- Pilih analgesik yang diperlukan atau
kombinasi dari analgesik ketika pemberian
lebih dari satu
-Kolaborasi pemberian analgesik
tergantung tipe dan beratnya nyeri
-Kolaborasi pemberian secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Http://www.researchgate.net/publication/330357547_ASKEP_TRAUMA_THORAK
S_HEMATHORAKS (Diakses 03 Maret 2020)
https://www.slideshare.net/mobile/yusrendra/trauma-thoraks-75810439 (Diakses 06
Maret 2020)
Aru W, Sudoyo. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta:
Interna Publishing
Hudak dan Gallo. (2011). Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik. Edisi -
VIII Jakarta: EGC
Nugroho, T. Putri, B.T, & Kirana, D.P. (2015). Teori asuhan keperawatana gawat
darurat. Padang : Medical book
Nurarif, A.H, dan Kusuma, H. (2015). APLIKASI Asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa medis & NANDA NIC-NOC , jilid 1. jogjakarta : penerbit buka Mediaction.
Patriani. (2012). Asuhan Keperawatan pada pasien trauma dada.
http://asuhankeperawatan-patriani.pdf.com/2008/07/askep-trauma-dada.html. Diakses
pada tanggal 02 Januari 2019
Rendy , M.C, & Th, M. (2012). Asuhan keperawatan medikal bedah penyakit dalam .
yogjakarta : Nuha medika