Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FAESOLQ.@GMAIL.COM
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan suatu pembelajaran. Sedangkan menurut soekamto
dan Hamruni dalam Suyadi, Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Berdasarkan pengertian model pembelajaran yang diuraikan sebelumnya maka model
pembelajaran adalah perencanaan yang dilakukan oleh guru dimana didalamnya berisi
serangkaian kegiatan yang didesain secara sistematis untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, yaitu pembelajaran yang efektif dan efisien.
Pengajar dapat melihat dengan cepat siapa saja yang belum menyelesaikan
tugas, serta memberikan masukan dan nilai langsung di google classroom. Manfaat
google classroom yaitu, Pengajar dapat menambahkan siswa secara langsung atau
berbagi kode dengan kelasnya untuk bergabung. Hanya perlu beberapa menit untuk
menyiapkannya. Alur tugas yang sederhana dan tanpa kertas memungkinkan pengajar
membuat, memeriksa, dan menilai tugas dengan cepat, di satu tempat. Siswa dapat
melihat semua tugasnya di laman tugas, dan semua materi kelas secara otomatis
disimpan ke dalam folder di Google Drive. Google Classroom memungkinkan
pengajar untuk mengirim pengumuman dan memulai diskusi secara langsung. Siswa
dapat berbagi sumber daya satu sama lain atau memberikan jawaban atas pertanyaan
di aliran. Seperti layanan Google Apps for Education lainnya, Google Classroom tidak
mengandung iklan, tidak pernah menggunakan data siswa untuk iklan, dan gratis
untuk sekolah[2].
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut
dilakukan oleh guru yang selanjutnya siswa mendapatkan arahan dari guru untuk
bersama-sama melakukan tindakan tersebut.
Penelitian ini lebih menekankan kepada proses tindakan penelitian. Tujuan utama
dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan
profesionalisme pendidik dalam menangani proses pembelajaran serta kualitas
pendidikan di sekolah.
Penelitian terdiri dari beberapa siklus, dimana siklus itu sendiri memiliki arti yaitu
satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula.54 Setiap siklus dari
penelitian ini memiliki empat tahapan, yaitu:
Pada tahap ini, peneliti bekerjasama dengan guru bidang studi dalam
melaksanakan skenario pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai pelaku tindakan
sedangkan guru berlaku sebagai pengamat (observer).
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terjadi dalam 2 siklus. Hal ini
dimaksudkan untuk melihat bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa pada setiap siklus setelah diberikan tindakan. Jika pada penelitian siklus I
terdapat kekurangan maka pada siklus II diarahkan pada perbaikan dan jika pada
siklus I terdapat keberhasilan maka pada siklus II diarahkan pada pengembangan.
Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian akan disajikan sebagai berikut:
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan suatu pembelajaran
Subjek dalam penelitian ini adalah kelas seluruh siswa kelas VIII-4 SMP Al-
Hasra Depok yang berjumlah 40 orang. Seorang yang bertindak sebagai observer
terlibat dalam penelitian yaitu guru matematika kelas VIII-4, guru matematika
membantu peneliti mengamati aktivitas siswa dan peneliti selama proses pembelajaran
dengan menggunakan lembar observasi.
Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi atau kejadian yang
berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan sebagai berikut:
3.8.1. Validitas
Keabasahan data penelitian yang berbentuk data kualitatif dalam penelitian ini
akan diuji oleh peneliti dengan cara mengobservasi siswa dan mewawancarai siswa,
serta memberikan tes kepada siswa. Agar diperoleh data yang valid sebelum
digunakan dalam penelitian, instrumen tes terlebih dahulu diujicobakan untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran.
3.8.2. Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes. Tes dapat
dikatakan memiliki taraf kepercayaan tinggi apabila tes tersebut dapat memberikan
hasil yang tetap bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan
yang berbeda
Soal yang baik adalah soal yang memuat ketiga kriteria, yaitu: sukar, sedang dan
mudah. Bilangan yang menunjukan sukar, sedang dan mudahnya suatu soal disebut
tingkat kesukaran.
DAFTAR PUSTAKA
Adjie, Nahrowi dan Maulana. Pemecahan Masalah Matematika. Bandung: UPI PRESS.
cet.1, 2006.
Maskur, Ali, St. Budi Waluya, dan Rochmad. pembelajaran matematika dengan strategi
ICARE Beracuan konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kreatif kreatif Materi Dimensi tiga. Journal Of Primary Educational. ISSN 2252-
6404, 2012.
Mulhayati, Diah. Pendekatan Baru Dalam Pembelajaran Sains dan Matematika Dasar.
Ciputat:PIC UIN Jakarta, cet.1, 2007.
P, Heller dan K. Heller, Cooperative Group Problem Solving In Physics. Research Report :
University of Minosota, 1999.
Principles and Standards for School Mathematics. NCTM: USA, 2000. Purwosusilo,
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Dan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa SMK Melalui Strategi Pembelajaran REACT. Jurnal Pendidikan dan
Keguruan. Vol. 1, No. 2, artikel 4. ISSN : 2356-3915,2014.
Putra, I. B. Kt Dharma, I. Gst, Ngurah Japa, dan Nym. Kusmariyanti. Pengaruh Strategi
REACT Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas V. Jurnal Mimbar PGSD
Pendidikan Ganesha. vol.2, No.1, 2014.
Rahayu, Gelar Dwi dan Munasprianto ramli. pendekatan Baru Dalam Pembelajaran Sains
dan Matematika Dasar. Tangerang: PIC UIN Jakarta, 2007.