Anda di halaman 1dari 3

2 Jam, 2 Kali Lipat

Share on linkedin Share on facebook Share on twitter Share on email More Sharing Services 49

Redaksi – Selasa, 25 Safar 1434 H / 8 Januari 2013 16:57 WIB

Berita Terkait

 Cara Menahan Pandangan Buruk


 Efek Langsung Memandang Yang Haram
 Cegahlah Pandangan Yang Buruk, Itu Lebih Baik Dari Mengobati
 Para Ulama Sikapi Bahaya Pandangan Mata
 Penglihatan adalah Senjata Utama Iblis

“Allah selalu menolong hambaNya, selagi sang hamba suka menolong


saudaranya” (Muhammad Saw)

“Ma, tolong transfer uang satu setengah juta ke rekening adikku Arif ya…!” ucap Didik kepada
Feny istrinya melalui ponsel. “Buat apa, Pa?!” tanya Feny. “Pokoknya kamu kirim saja ke
rekening dia lewat sms banking. Hitung-hitung berbagi rezeki. Sepertinya sudah lama kita gak
bantu Arif sekeluarga” jelas Didik.

Didik yang sedang berada di atas mobilnya pagi itu tergerak untuk bersilaturahmi kepada Arif
adiknya di kampung yang sudah lama tidak ia hubungi. Ingin sekali ia menelpon adiknya sekedar
menanyakan kabar, namun ada sejumput rezeki yang ingin ia bagi kepada Arif yang menjadi
seorang PNS di Semarang.

Tak lama menunggu, hand phone Didik berbunyi menandakan ada sms masuk dari istrinya
mengabarkan bahwa dana Rp 1,5 juta telah ditransfer ke rekening Arif.

Didik membalas sms istrinya, lalu ia pun memutar telpon Arif untuk bersilaturahmi.
***

“Apa kabarmu, Dik?” tanya Didik kepada Arif. Perbincangan di menit-menit awal begitu akrab
antara dua orang saudara kandung yang lama tidak bertemu sebab terpisah jarak. “Oh ya…, baru
saja Feny istriku kirim dana satu setengah juta rupiah buat keponakan-keponakanku di
Semarang. Silakan dicek apa sudah sampai?!” jelas Didik. “Subhanallah, Alhamdulillah! Terima
kasih, Mas. Saya gak ngerti harus ngucap apa ya…?” sambut Arif. “Memangnya kenapa, Rif?”
tanya Didik. “Subhanallah… sudah beberapa hari ini saya bingung mau ngutang kemana untuk
bayar sekolah Danu. Dia diterima di SMP Negeri, tapi uang pendaftarannya Rp 1.5 juta.
Kemana-mana saya cari utangan, gak dapat-dapat. Tapi Alhamdulillah rupanya Allah gerakkan
hati mas Didik padahal saya belum cerita tentang hal ini.”

Dalam hati, Didik merasa kagum atas skenario Allah ini lalu ia menambahkan, “Sudahlah, itu
rupanya sudah Allah atur. Mudah-mudahan dana itu berguna untuk pendidikan Danu!”

Pembicaraan kedua saudara itu berakhir dengan kalimat syukur dan terima kasih yang berulang-
ulang dari Arif. Padahal, Didik pun turut bersyukur kepada Allah Swt Sang Maha Pengatur yang
sudah menggerakkan hatinya dan Feny untuk mudah membantu keperluan Arif sekeluarga yang
sedang dirundung masalah.

“Segala puji bagiMu, ya Allah!” gumam Didik

***

Hari itu Didik hendak memenuhi sebuah undangan rapat di kantor rekanan tentang proyek
pipanisasi gas yang akan dibangun. Sebagai seorang pengusaha pemilik perusahaan Oil & Gas
yang berkiprah belasan tahun, saran dan analisa Didik amat dibutuhkan.

Dalam rapat tersebut Didik mendapatkan porsi untuk menjelaskan hal-hal teknis yang pernah ia
jumpai di lapangan dalam hal sedemikian. Semua statementnya dicatat oleh seluruh yang hadir di
ruangan itu. Hampir 1 jam ia bicara, dan setelah ia memaparkan penjelasannya dan ditambah
dengan sedikit diskusi Didik pun berpamitan untuk meninggalkan ruangan rapat karena ada acara
yang harus ia hadiri.

***

Didik bergegas meninggalkan ruang rapat di kantor rekanannya itu. Terdengar oleh telinga Didik
ada hak sepatu wanita di belakangnya yang berlari cepat seperti mengejar sesuatu. Benar saja,
rupanya wanita itu kini sudah berada di sisi Didik. “Maaf pak Didik saya Amel. Boleh saya
minta tanda tangan pak Didik?!” “Tanda tangan untuk apa, Mel? ” Didik bertanya. “Ini ada uang
kehadiran rapat yang boss titipkan kepada saya untuk pak Didik” jelas Amel.

Didik pun menandatangani sebuah kwitansi berwarna hijau yang tertera nominalnya Rp 3 juta.
Setelah kwitansi itu ditandatangani, maka Amel pun menyerahkan selembar amplop yang berisi
cek senilai Rp. 3 juta.
***

Kini Didik sudah berada di atas mobilnya. Hatinya berbunga-bunga dan segera ia menelpon
istrinya. “Ma…, ingat gak 2 jam lalu aku memintamu transfer satu setengah juta ke rekening
Arif. Subhanallah, dalam tempo dua jam itu, Allah langsung membalas 2 kali lipat dari sedekah
kita!!!”

Feny pun berkali-kali berucap hamdalah tanda syukur. Pagi itu Didik & Feny menyaksikan
sebuah janji Allah yang nyata bahwa perniagaan di jalan Allah sedikit pun tidak mendatangkan
kerugian, akan tetapi malah bertambah, bertambah dan bertambah!

Saya yakin Anda juga pernah merasakannya….

Ustadz Bobby Herwibowo. Lc

Anda mungkin juga menyukai