1. Pengertian Asfiksia adalah suatu keadaanbayi tidak bernafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir
Umum :
2. Tujuan
Melakukan penilaian, klasifikasi pada bayi baru lahir untuk mencegah
terjadinya asfiksia bayi baru lahir
Khusus :
Mencegah terjadinya asfiksia bayi baru lahir
Melakukan penatalaksanaan asfiksia bayi baru lahir
3. Kebijakan a. Keputusan Kepala Puskesmas Cidahu No. 440/093/PKM.CDH/I/2017 tgl.
05-01-2017 tentang Pendelegasian wewenang
1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentag kesehatan Masyarakat
4. Referensi
bahwa tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban
untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien
2. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang
standar pelayanan minimal bidang kesehatan di Kabupaten/Kota
3. Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
4. UU no 22 tahun 2003 tentang perlindungan anak
5. UU no 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah
6. KEPMENKES RI no 284/Menkes/SK/VII/2006 tentang Pedoman Buku
Kesehatan Ibu dan Anak
7. Perda no 5 tahun 2006 tentang perlindungan anak
8. KEPMENKES RI no 564/Menkes/SK/VII/2006 tentang pedoman
pelaksanaan pengembangan desa siaga
2). Menyiapkan tempat resusitasi yang datar, rata, keras, bersih, kering
dan hangat
C. Persiapan alat resusitasi
1. Menyiapkan alat lengkap yaitu :
a. Kain 2 helai
b. Alat penghisap lendir de lee yang steril atau balon karet di
dalam box
c. Menyediakan tabung dan sungkup atau balon di dalam box
d. Jam atau pencatat waktu (stop watch) untuk mencatat waktu
e. Sarung tangan untukmencegah infeksi
2. Meletakkan kain 1 diperut ibu atau kira-kira 45 cm dari perinium
ibu
3. Menggelar kain ke 2 menutupi tempat resusitasi
4. Menggulung kain ke 3 untuk ganjal bayi
5. Meletakkan kotak alat dekat tempat resusitasi
D. Persiapan diri
1). Mengenakan alat pelindung diri pada persalinan
2). Mencuci kedua tangan dengan air mengalir dan sabun lalu
keringkan
3). Mengenakan kedua sarung tangan menjelang kelahiran
b. Langkah – Langkah Prosedur :
2. PENILAIAN KEPUTUSAN TINDAKAN BBL
A. Penilaian resusitasi BBL
Penilaian resusitasi BBL sebelum lahir
1. Apakah kehamilan cukup bulan?
Sebelum bayi lahir, sesudah ketuban pecah
Penilaian resusitasi sesudah bayi lahir
1. Menilai apakah menangis atau bernafas / megap-megap
2. Menilai apakah tonus otot baik / tidak baik
B. Keputusan resusitasi BBL
1. Memutuskan resusitasi bila air ketuban bercampus mekonium
2. Memutuskan resusitasi bila kehamilan tidak cukup bulan dan atau
bayi megap-megap / tidak bernafas dan atau tonus otot tidak baik
C. Tindakan resusitasi BBl
1. Memotong tali pusat dengan cepat, tidak diikat atau dibubuhi
apapun
2. Memberi tahu keluarga minta jaga ibu, dan siap memulai
resusitasi
3. TINDAKAN RESUSITASI BBL : LANGKAH AWAL
Bila bayi tidak bernafas atau megap-megap lakukan langkah berikut :
A. Jaga bayi tetap hangat
1. Menyelimuti bayi dengan kain kering
2. Memindahkan bayi terselimuti ke tempat resusitasi yang disiapkan
B. Atur posisi bayi
1. Meletakkkan bayi terlentang dengan ganjal kain di bawah
bahunya
2. Mengatur posisi kepala bayi sedikit ekstensi agar jalan nafas
terbuka
Puskesmas Cidahu ASFIKSIA BAYI No. Dokumen : No. Revisi : 0 Halaman :2/6
BARU LAHIR SOP/PND/PC/001
Puskesmas Cidahu ASFIKSIA BAYI No. Dokumen : No. Revisi : 0 Halaman :2/6
BARU LAHIR
C. Isap lendir
1. Menghsap lendir dengan alat penghisap lendir de lee atau bola
karet
2. Melakukan penghisapan lendir pada mulut dulu sedalam 5cm
Melakukan hisap lendir pada hidung sampaibatas cuping hidung
3. Menhisap lendir saat ujung khateter didalam mulut dan saat
menarik khateter keluar, tidak waktu memasukannya
4. Menhisap lendir saat ujung khateter didalam mulut dan saat
menarik khateter keluar, tidak waktu memasukannya
D. Keringkan dan rangsang bayi
1. Mengeringkan bayi mulai muka, kepala, tubuh dengan sedikit
tekanan
2. Menepuk atau menyentil telapak kaki bayi atau menggosok
punggung atau perut / dada / tungkai bayi dengan telapak tangan
3. Menyelimuti bayi dengan kain kering, muka dan dada terbuka
E. Atur posisi kepala bayi
1. Mengatur kembali posisikepala bayi agar sedikit ekstensi
2. Seluruh kegiatan langkah awal dilakukan dalam 30 detik
F. Lakukan penilaian – keputusan – tindakan BBL
1. Menilai apakah bayi bernafas normal, megap-megap, atau tidak
bernafas
2. Melakukan asuhan pasca resusitasi jika bernafas normal
3. Memulai ventilasi jika megap-megap atau tak bernafas
Bila air ketuban bercampur mekonium lakukan langkah berikut :
Setelah seluruh badan bayi lahir
4. Menilai apakah menangis atau bernafas / bernafas normal /
megap-megap / tak bernafas
Jika menangis atau bernafas normal
5. Memotong tali pusat dengan cepat, tidak diikat dan dibubuhi
apapun dilanjutkan dengan langkah awal
Jika bayi megap-megap atau tidak bernafas
6. Membuka lebar mulut bayi, usap mulut bayi, isap lendir,
memotong tali pusat dengan cepat
7. Langkah awal
4. VENTILASI
A. Pasang sungkup
1. Memasang sungkup pada muka bayi, menutup hidung, mulut,
dagu
B. Lekukan ventilasi 2x
1. Meniup udara melalui alat tabung dan sungkup atau memompa
alat balon dan sungkup ke mulut dan hidung bayi 2 x (dengan
tekanan 30cm air)
2. Melihat apakah dada bayi mengembang saat ditiup atau dipompa,
jika dada bayi tidak berkembang
3. Memeriksa posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara bocor
4. Memeriksa posisi kepala dan membetulkan agar posisi sedikit
ekstensi
5. Memeriksa apakah ada cairan / lendir dimulut dan menghisap bila
ada
6. Meniup udara melalui alat tabung dan sungkup / memompa alat
balon dan sungkup ke mulut dan hidung bayi 2 x dengan tekanan
30 cm air. Jika dada bayi mengembang :
7. Melanjutkan langkah ventilasi jika dada bayi mengembang
Puskesmas Cidahu ASFIKSIA BAYI No. Dokumen : No. Revisi : 0 Halaman :2/6
BARU LAHIR