KLIMATOLOGI PERTANIAN
“PENGENALAN PERALATAN AGROKLIMATOLOGI”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Klimatologi Pertanian.
Disusun oleh:
Nama : Putri Syafiqah Rizqi
NIM : 4442180038
Kelas :4B
Kelompok : 6 (Enam)
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
DAFTAR TABEL
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat
memperkirakan salah satu data anasir iklim berdasarkan data meteorologi
yang tersedia.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
pertanian. Di dalam pengelolaan cuaca (iklim) untuk bidang pertanian
memerlukan data cuaca yang benar. Data yang benar tentunya dihasilkan dari
peralatan yang baku, cara, dan waktu pengamatan yang mengikuti aturan
yang disepakati secara nasional. Peralatan meteorologi haruslah dapat
menghasilkan data yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Kemudian data ini dapat dibandingkan dengan data di tempat
lain, sehingga kita dapat menilai cuaca dan ilklim.
3
pengukuran anasir iklim, maka para petani dapat memperkirakan seberapa
besar hama atau penyakit yang akan menyerang tanaman yang akan
ditanam, dengan itu para petani akan lebih mempersiapkan supaya
tanamannya tidak rusak fatal akibat terserang hama atau penyakit, maka
kemungkinan gagal panen pun dapat dihindarkan.
4. Penanganan Pasca Panen. Pada umumnya dalam penanganan pasca panen
para petani masih bergantung secara alamiah misalnya proses pengeringan
dilakukan melalui pengangingan, penjemuran dengan cahaya matahari,
dan pemeraman pada atmosfer terbuka. Dengan adanya pengukuran anasir
iklim, maka dapat ditentukan bagaimana intensitas cahaya, kecepatan
angin, suhu udara, kelembaban, dan curah hujan pada suatu waktu, maka
jika suatu waktu terjadi anasir iklim yang kurang sesuai, dengan mudah
para petani dapat mengambil langkah tertentu dalam penanganan pasca
panen. Oleh sebab itu pengukuran anasir iklim sangat berpengaruh
terhadap bidang pertanian, karena dapat menentukan kualitas dan kuantitas
hasil pertanian.
4
3% pada 30 0C (86 0F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 0C (32 0F).
Kelembapan udara ditentukan oleh banyaknya uap air dalam udara. Kalau
tekanan uap air dalam udara mencapai maksimum, maka mulailah terjadi
pengembunan. Temperatur di mana terjadi pengembunann disebut titik
embun. Kelembapan mutlak adalah massa uap air dalam udara per satuan
volume (Tjasyono, 1999).
5
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel 1. Hasil Lama Penyinaran dalam Bulan
Bulan Jumlah Hari % Penyinaran Hasil % Penyinaran
Hujan Pengamatan Perhitungan
Januari 25 45,9 33,75
Februari 19 43,1 47,25
Maret 18 59,5 49,50
April 11 60,0 65,25
Mei 4 63,9 81,00
Juni 2 61,9 85,50
Juli 1 64,4 87,75
Agustus 5 88,1 78,75
September 0 72,3 90,00
Oktober 14 46,9 58,50
November 18 45,3 49,50
Desember 19 57,8 47,25
7
10 611,82 0, 230 0,480 0,90
11 656,18 0, 230 0,480 1,00
12 611,82 0, 230 0,480 0,90
13 611,82 0, 230 0,480 0,90
14 545,27 0, 230 0,480 0,75
15 301,28 0, 230 0,480 0,20
16 523,09 0, 230 0,480 0,70
17 589,63 0, 230 0,480 0,85
18 523,09 0, 230 0,480 0,70
19 611,82 0, 230 0,480 0,90
20 523,09 0, 230 0,480 0,70
21 611,82 0, 230 0,480 0,90
22 523,09 0, 230 0,480 0,70
23 545,27 0, 230 0,480 0,75
24 656,18 0, 230 0,480 1,00
25 656,18 0, 230 0,480 1,00
26 589,63 0, 230 0,480 0,85
27 656,18 0, 230 0,480 1,00
28 656,18 0, 230 0,480 1,00
29 567,45 0, 230 0,480 0,80
30 656,18 0, 230 0,480 1,00
31 434,37 0, 230 0,480 0,50
8
11 26,800 23,400 1012,47 29,11 80
12 26,800 24,000 1012,47 30,07 82
13 27,500 25,200 1012,47 31,99 82
14 27,900 24,800 1012,47 31,35 80
15 26,800 23,000 1012,47 28,47 84
16 26,500 22,400 1012,47 27,51 82
17 25,900 20,800 1012,47 24,95 78
18 25,100 21,000 1012,47 25,27 78
19 25,700 22,000 1012,47 26,27 75
20 26,800 21,600 1012,47 26,23 76
21 26,500 24,200 1012,47 30,39 75
22 27,500 24,200 1012,47 30,39 79
23 27,600 23,000 1012,47 23,47 74
24 26,800 23,600 1012,47 29,43 75
25 27,300 24,400 1012,47 30,71 75
26 27,400 23,800 1012,47 29,75 75
27 27,000 23,800 1012,47 29,75 79
28 27,300 24,600 1012,47 31,03 79
29 27,600 24,000 1012,47 30,07 76
30 27,100 23,600 1012,47 29,43 75
31 26,700 23,800 1012,47 29,75 80
4.2 Pembahasan
Dalam pembahasan kali ini akan di uraikan beberapa hasil praktikum
yang telah dilakukan di laboratorium Bioteknologi Agroekoteknologi,
Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Praktikum kali ini
membahas tentang rumus empiris dalam perkiraan anasir iklim yang dalam
pengamatannya kita dibantu oleh asisten laboratorium untuk agar mahasiswa
dapat memperkirakan salah satu data anasir iklim berdasarkan data
meteorologi yang tersedia. Adapun beberapa alat yang digunakan pada
saat praktikum yaitu termometer air raksa, termometer alkohol, termometer
minimum dan maksimum, termometer tanah, termometer ruang, sling
psychometer, termohidrograf, termohydrometer, solarimeter, hand
anemometer, dan lux meter, juga beberapa alat bantu yang disediakan di
laboratorium untuk melancarkan keberhasilan dalam melakukan praktikum.
9
Tetapi tidak lupa juga mahasiswa di haruskan memakai jaslab pada saat
berlangsungnya praktikum.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah Klimatologi
adalah Ilmu yang mempelajari tentang iklim. Menelaah tentang karakteristik
iklim antar wilayah. Kajiannya ditekankan pada arah rata-rata dari unsur-
unsur iklim yang menjadi ciri dari suatu wilayah. Iklim merupakan
karakteristik cuaca pada suatu wilayah yang didasarkan atas data yang
terkumpul selama kurun waktu yang lama. Sedangakan cuaca adalah kondisi
atmosfer yang dinamis, dan dapat berubah-ubah dalam waktu yang singkat.
Salah satu hal yang penting untuk memperkirakan unsur cuaca pada satu
10
wilayah yang mempunyai data terbatas adalah dengan menggunakan rumus
empiris. Rumus empiris digunakan karena adanya keterbatasan dalam
penyediaan data pada suatu daerah seperti di Kabupaten atau Kecamatan,
data meteorologinya sangat kurang atau belum ada. Oleh karena itu semua
hubungan antar unsur cuaca yang satu dengan yang lainnya adalah penting
untuk memperkirakan salah satu data meteorologi apabila data tersebut belum
diamati. Rumus empiris yang digunakan dalam perikiraan anasir iklim
diantaranya adalah rumus empiris prosentase lama penyinaran bulanan
berdasrkan jumlah hari hujan bulanan, rumus empiris untuk menentukan
energy radiasi matahari, dan rumus untuk menentukan tekanan uap air
berdasarkan wet bulb dan dry bulb.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum kali ini adalah sebaiknya
pada saat praktikum sedang berjalan, praktikan tetap menjaga kekondusifitas
dan mendengarkan secara baik-baik apa yang dibicarakan oleh aslab agar
praktikum berjalan dengan aman dan lancar juga memperoleh hasil yang
maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
11
Sabaruddin, Laode. 2014. Agroklimatologi Aspek-Aspek Klimatik Untuk Sistem
Budidaya Tanaman. Alfa Beta. Bandung.
12