Anda di halaman 1dari 32

BAB II

PENGOLAHAN AIR PROSES

By
Tri Hartono, M.Chem.Eng.

by Tri Hartono 1
TIK :

• Menjelaskan sumber-
sumber-sumber air.
• Menjelaskan skema dan proses
pengolahan air proses.
• Menjelaskan karakteristik air proses.

by Tri Hartono 2
2.1. Sumber-
Sumber-sumber Air
• Siklus air: penguapan,
penguapan, awan,
awan, hujan,
hujan, run off
water, dan laut.
laut.

• Air menutupi hampir 71% permukaan bumi.,


bumi., ±
97% berupa air laut (salt water) dan sisanya
ada alam bentuk air segar (fresh water). Namun
90% dari fresh water ini terperangkap dalam
bentuk es (glaciers and ice caps) dan hanya
0,014% air yang dalam bumi ini yang dapat
digunakan untuk berbagai keperluan seperti:
seperti:
pertanian,, industri,
pertanian industri, dan tujuan rumah tangga.
tangga.

by Tri Hartono 3
• Bermacam
Bermacam--macam sumber air: air tanah,
tanah,
air permukaan,
permukaan, air danau,
danau, air laut,
laut, air
sungai,, es,
sungai es, dll
dll..

• Sumber air ini disebut sebagai air baku,


baku,
memiliki karakteristik dan sifat2 yang
berbeda tergantung dari kuantitas
kandungan yang menyertai dalam air.

• Air dapat berwujud padatan (es), cairan


(air) dan gas (uap air).

by Tri Hartono 4
AIR BERSIH

• Definisi: Menurut Peraturan Menteri


Kesehatan (Permenkes) Nomor 416 tahun
1990, bahwa : “air bersih adalah air yang
digunakan untuk keperluan sehari-
sehari-hari
yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat diminum apabila
telah dimasak”

by Tri Hartono 5
• Air adalah substansi kimia dengan rumus
kimia H20 : satu molekul air tersusun atas
dua atom hidrogen yang terikat secara
kovalen pada satu atom oksigen. Air
bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan
tidak berbau pada kondisi standar (Allafa,
2008 dalam Putra, )

by Tri Hartono 6
Defenisikan air bersih (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia tahun 1991)

a. Dipandang dari sudut ilmiah, air bersih


adalah air yang telah bebas dari mineral,
bahan kimia jasad renik
b. Dipandang dari sudut program, air bersih
adalah air yang digunakan untuk
keperluan rumah tangga dan dapat
diminum setelah masak.

by Tri Hartono 7
Sumber Air
1. Air Tanah, yang terdiri dari :
a. Mata air Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya kepermukaan
tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh
musim dan kualitas/kualitasnya sama dengan keadaan air dalam.
b. Air tanah dangkal Terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan
tanah. Lumpur akan tetahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air
tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam – garam yang
terlarut) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur – unsur kimia tertentu
untuk masing – masing lapisan tanah. Lapis tanah disini berfungsi sebagai saringan.
c. Air tanah dalam Pengambilan air tanah dalam tak semudah pada air tanah
dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa
kedalamnyasehingga dalam suatu kedalaman (biasanya antara 100 – 300 m) akan
didapatkan suatu lapis air. Jika tekanan air tanah ini besar, maka air dapat
menyembur keluar dan dalam keadaan ini, sumur ini disebut dengan sumur artetis.
Jika air tak dapat keluar dengan sendirinya, maka digunakan pompa untuk
membantu pengeluaran air tanah dalam ini.

by Tri Hartono 8
2. Air permukaan
Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air
permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya
oleh lumpur, batang – batang kayu, daun – daun, kotoran industri kota dan
sebgainya. Air permukaan ada 2 macam, yaitu : a) Air Sungai b) Air
Rawa/danau.

3. Air Laut Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar
garam NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini maka air laut tidak
memenuhi syarat untuk air minum.
4. Air atmosfir Dalam keadaan murni, sangat bersih, Karena dengan adanya
pengotoran udara yang disebabkan oleh kotoran – kotoran industri/debu
dan lain sebagainya. Maka untuk menjadikan air hujan sebagai sumber air
minum hendaknya pada waktu menampung air hujan jangan dimulai pada
saat hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran.
by Tri Hartono 9
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Pencemaran Air

• 1. Mikroorganisme Salah satu indikator bahwa air tercemar adalah


adanya mikroorganisme patogendan non pathogen didalamnya.
Danau/sungai yang terkontaminasi/tercemar mempunyai spesies
mikroorganisme yang berlainan dari air yang bersih. Air yang
tercemar umumnya mempunyai kadar bahan organik yang tinggi
sehingga pada umunya banyak mengandung mikroorganisme
heterotropik.

by Tri Hartono 10
• 2. Curah Hujan Curah hujan disuatu daerah akan menentukan
volume dari badan air dalam rangka mempertahankan efek
pencemaran terhadap setiap bahan buangan didalamnya (deluting
effects). Curah hujan yang cukup tinggi sepanjang musim dapat
lebih mengencerkan air yang tercemar. 3. Kecepatan Aliran Air
(Stream Flow) Bila suatu badan air memiliki aliran yang cepat, maka
keadaan itu dapat memperkecil kemungkinan timbulnya
pencemaran air karena bahan polutan dalam air akan lebih cepat
terdispensi.
• 4. Kualitas Tanah Kualitas tanah (pasir atau lempung) juga
mempengaruhi pencemaran air, ini berkaitan dengan pencemaran
tanah yang terjadi di dekat sumber air. Beberapa sumber
pencemaran tanah dapat berupa bahan beracun seperti pestisida,
herbisida, logam berat dan sejenisnya serta penimbunan sampah
secara besar – besaran. by Tri Hartono 11
Syarat – syarat kualitas air
• 1. Syarat Fisik Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
416/Menkes/per/IX/1990, menyatakan bahwa air yang
layak dikonsumsi dan digunakan dalam kehidupan sehari
- hari adalah air yang mempunyai kualitas yang baik
sebagai sumber air minum maupun air baku (air bersih),
antara lain harus memenuhi persyaratan secara fisik,
tidak berbau, tidak berasa, tidak keruh, serta tidak
berwarna. Pada umunya syarat fisik ini diperhatikan
untuk estetika air. Adapun sifat-
sifat-sifat air secara fisik
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya
sebagai berikut :

by Tri Hartono 12
• 1) Suhu Temperatur air akan mempengaruhi penerimaan
masyarakat akan air tersebut dan dapat pula
mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahannya
terutama apabila temperatur sangat tinggi. Temperatur
yang diinginkan adalah ± 3 0C suhu udara disekitarnya
yang dapat memberikan rasa segar, tetapi iklim
setempat atau jenis dari sumber-
sumber-sumber air akan
mempengaruhi temperatur air. Disamping itu,
temperatur pada air mempengaruhi secara langsung
toksisitas banyaknya bahan kimia pencemar,
pertumbuhan mikroorganisme, dan virus.

by Tri Hartono 13
• 2) Bau dan Rasa Bau dan rasa biasanya terjadi secara bersamaan dan biasanya
disebabkan oleh adanya bahan-
bahan-bahan organik yang membusuk, tipe tipe--tipe tertentu
organisme mikroskopik, serta persenyawaan-
persenyawaan-persenyawaan kimia seperti phenol.
Bahan–
Bahan –bahan yang menyebabkan bau dan rasa ini berasal dari berbagai sumber.
Intensitas bau dan rasa dapat meningkat bila terdapat klorinasi. Timbulnya rasa yang
menyimpang biasanya disebabkan oleh adanya bahan kimia yang terlarut, dan rasa
yang menyimpang tersebut umunya sangat dekat dengan baunya karena pengujian
terhadap rasa air jarang dilakukan. Air yang mempunyai bau yang tidak normal juga
dianggap mempunyai rasa yang tidak normal (Moersidik, 1999)

by Tri Hartono 14
• 3) Kekeruhan Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak
partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang berlumpur
dan kotor. Bahan-
Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi tanah liat,
lumpur, bahan bahan organik yang tersebar dari partikel-
partikel-partikel kecil yang
tersuspensi. Kekeruhan pada air merupakan satu hal yang harus dipertimbangkan
dalam penyediaan air bagi umum, mengingat bahwa kekeruhan tersebut akan
mengurangi segi estetika, menyulitkan dalam usaha penyaringan, dan akan
mengurangi efektivitas usaha desinfeksi (Sutrisno, 2002). Tingkat kekeruhan air
dapat diketahui melalui pemeriksaan laboratorium dengan metode Turbidimeter.
Untuk standard air bersih ditetapkan oleh Permenkes RI No.
416/Menkes/per/IX/1990, yaitu kekeruhan yang dianjurkan maksimum 25 NTU
(Depkes RI, 1995 dalam Putra)

by Tri Hartono 15
• 4) Jumlah Zat Padat Terlarut atau Total Dissolved Solid/TDS Padatan
terlarut total (Total Dissolved Solid - TDS) adalah bahan – bahan terlarut
(diameter < 10-
10-6 ) dan koloid (diameter < 10-
10-6 – 10
10--3 mm) yang berupa
senyawa – senyawa kimia dan bahan – bahan lain. Bila TDS bertambah
maka kesadahan akan naik. Kesadahan yang tinggi dapat mengakibatkan
terjadinya endapan/kerak pada system perpipaan (Mulia, 2005).

by Tri Hartono 16
• 2. Syarat Kimia Air bersih yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan
oleh zat-
zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan antara lain Air raksa (Hg),
Aluminium (Al), Arsen (As), Barium (Ba), Besi (Fe), Flourida (F), Calsium (Ca),
Mangan ( Mn ), Derajat keasaman (pH), Cadmium (Cd), dan zat- zat-zat kimia lainnya.
Kandungan zat kimia dalam air bersih yang digunakan sehari-
sehari-hari hendaknya tidak
melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan seperti tercantum dalam Permenkes
RI 416/Menkes/per/IX/1990. Penggunaan air yang mengandung bahan kimia beracun
dan zat-
zat-zat kimia yang melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan berakibat tidak
baik bagi kesehatan dan material yang digunakan manusia. Contohnya pH; pH Air
sebaiknya netral yaitu tidak asam dan tidak basa untuk mencegah terjadinya
pelarutan logam berat dan korosi jaringan. pH air yang dianjurkan untuk air minum
adalah 6,5–
6,5–9. Air merupakan pelarut yang baik sekali maka jika dibantu dengan pH
yang tidak netral dapat melarutkan berbagai elemen kimia yang dilaluinya (Soemirat,
2000 dalam Putra).

by Tri Hartono 17
• 3) Kekeruhan Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu
banyak partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa
yang berlumpur dan kotor. Bahan-
Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini
meliputi tanah liat, lumpur, bahan bahan organik yang tersebar dari
partikel--partikel kecil yang tersuspensi. Kekeruhan pada air merupakan satu
partikel
hal yang harus dipertimbangkan dalam penyediaan air bagi umum,
mengingat bahwa kekeruhan tersebut akan mengurangi segi estetika,
menyulitkan dalam usaha penyaringan, dan akan mengurangi efektivitas
usaha desinfeksi (Sutrisno, 2002). Tingkat kekeruhan air dapat diketahui
melalui pemeriksaan laboratorium dengan metode Turbidimeter. Untuk
standard air bersih ditetapkan oleh Permenkes RI No.
416/Menkes/per/IX/1990, yaitu kekeruhan yang dianjurkan maksimum 25
NTU (Depkes RI, 1995 dalam Putra).

by Tri Hartono 18
• 4) Jumlah Zat Padat Terlarut atau Total Dissolved Solid/TDS
• Padatan terlarut total (Total Dissolved Solid - TDS) adalah bahan – bahan
terlarut (diameter < 10-
10-6 ) dan koloid (diameter < 10
10--6 – 10
10--3 mm) yang
berupa senyawa – senyawa kimia dan bahan – bahan lain. Bila TDS
bertambah maka kesadahan akan naik. Kesadahan yang tinggi dapat
mengakibatkan terjadinya endapan/kerak pada system perpipaan (Mulia,
2005).

by Tri Hartono 19
by Tri Hartono 20
• Secara umum sumber air dpt digolongkan sbb:
sbb:
– Air tanah:
tanah: Air tanah dihasilkan dari presipitasi air yang
terfiltrasi ke tanah dan masuk kedalam pori-
pori-pori
tanah dan bebatuan.
bebatuan.
– Air permukaan:
permukaan: Air permukaan dihasilkan dari
presipitasi yang tidak terserap oleh tanah atau tidak
terevaporasi ke atmosfir
atmosfir.. Air permukaan ini akhirnya
mengalir ke dalam danau,
danau, sungai,
sungai, dan penampungan.
penampungan.
– Air danau
– Air laut
– Air sungai
– Es

by Tri Hartono 21
Air laut,
laut, Es & Air Terjun

by Tri Hartono 22
• Dalam memenuhi kebutuhan airnya, suatu
industri menggunakan air sumur, air
sungai, air danau maupun air laut sbg
sumber untuk mendapatkan air. Semua air
ini selanjutnya disebut sebagai air baku.
• Pada umumnya industri mengg air sumur
yg berasal dari hasil pengeboran sbg air
baku untuk diolah menjadi air proses
dengan beberapa pertimbangan, antara
lain:

by Tri Hartono 23
– Dimungkinkan pada lokasi didirikannya
pabrik terdapat banyak air tanah sehingga
dapat diperoleh dengan cara pengeboran
– Sumur bor, merupakan sumber air yang
kontinuitasnya relatif tinggi sehingga
kekurangan air dapat dihindari
– Pengolahan air dari sumur bor relatif lebih
mudah dan sederhana dengan biaya yang
lebih murah.

by Tri Hartono 24
2.2. Karakteristik Air Proses
• Air proses dalam industri dig untuk kebutuhan air
sanitasi,, air pendingin,
sanitasi pendingin, dan air umpan boiler.

a. Air sanitasi:
sanitasi: selanjutnya dig untuk kebutuhan air
minum, laboratorium, kantor, dan perumahan
• Syarat
Syarat--syarat air sanitasi adalah:
1. Syarat fisika
- suhu di bawah suhu lingkungan
- warna jernih
- tidak mempunyai rasa
- tidak berbau
2. Syarat organik
- tidak mengandung zat organik/anorganik
- tidak beracun
by Tri Hartono 25
3. Syarat bakteriologis
– tidak mengandung bakteri-
bakteri-baktri, terutama bakteri
patogen
b. Air pendingin:
pendingin: dig sbg media pendingin pada alat
proses & pada kristalizer maupun pada barometrik
kondensor
Pada umumnya air dig sebagai media pendingin dg bbrp
pertimbangan, diantaranya adalah:
– Air merupakan materi yang dapat diperoleh dalam
jumlah besar
– Mudah dalam pengaturan dan pengolahannya
– Dapat menyerap sejumlah panas per satuan volume
yang tinggi
– Tidak terdekomposisi

by Tri Hartono 26
• Hal
Hal--hal yang perlu diperhatikan pada air
pendingin,, adalah:
pendingin adalah:
– Kesadahan (hardness), dapat menyebabkan
kerak
– Kadar besi,
besi, dapat menimbulkan korosi
– Minyak, merupakan penyebab terganggunya
film corrotion inhibitor, menurunkan heat
transfer coeffisient, dan dapat menjadi
makanan mikroba sehingga menimbulkan
endapan
– Alkalinitas, kandungan klorida, TDS, pH.
by Tri Hartono 27
• Air proses yg dig di hampir semua industri
dikategorikan sbg air pendingin, air ini tidak
dapat dikonsumsi langsung sbg air minum
namun hanya diperuntukkan sbg air pendingin
yg prosesnya berlangsung scr
berkesinambungan/bersirkulasi (recycle cooling
water).

• Air umpan boiler akan dijelaskan lebih rinci


dalam sub bab tersendiri (Bab 3).

by Tri Hartono 28
2.3. Pengolahan Air Proses
Saringan kasar
Flokulan & Koagulan

Pompa

Bak
Air sungai sedimentasi

Saringan
pasir

Klor jika
perlu

Pompa

Air proses

by Tri Hartono 29
• Screening: to remove large debris such as sticks, leaves,
trash and other large particles which may interfere with
subsequent purification steps.

• Sedimentation/Clarification: a wide range of techniques


that can be used to remove the fine solids, micro-
micro-
organisms and some dissolved inorganic and organic
materials are availlable.
availlable. The choice of method will
depend on the quality of the water being treated, the
cost of the treatment process and the quality standards
expected of the processed water . This includes: pH
adjustment, coagulation and flocculation (aluminum
(aluminum
sulfate , Iron(II) sulfate or iron (III) chloride).
chloride).

by Tri Hartono 30
• Filtration: the most common type of filter is a rapid sand
filter. Water moves vertically through sand which often
has a layer of activated carbon or anthracite coal above
the sand. The top layer removes organic compounds,
which contribute to taste and odour.
odour.

• Disinfection: possible pathogens include viruses


viruses,,
bacteria, including Escherichia coli, Campylobacter and
bacteria,
Shigella, and protozoans
protozoans,, including G. lamblia and other
Cryptosporidia
• he most common disinfection method is
Chlorination:: tthe
Chlorination
some form of chlorine or its compounds such as
chloramine or chlorine dioxide.
dioxide. Chlorine is a strong
oxidant that kills many micro-
micro-organisms.

by Tri Hartono 31
Diskusi

• Cari informasi lain dari web berkaitan


dengan sumber-
sumber-sumber air dan langkah
atau proses pengolahan air untuk
memperoleh air bersih.

by Tri Hartono 32

Anda mungkin juga menyukai