Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Teori
1. Anatomi Fisiologi Hepar

Hepar merupakan organ terbesar dalam rongga perut, hepar terletak pada bagian superior
dari rongga perut. Terletak pada regio hipokondrium kanan, epigastrium dan terkadang bisa
mencapai regio hipokondrium kiri. Hepar pada orang dewasa memiliki berat sekitar 2% berat
badan. Hepar besarnya kurang lebih menyerupai buah pepaya. Manusia tidak dapat bertahan
hidup apabila fungsi hepar tidak dapat berfungsi dengan baik. Dikarenakan fungsi hepar
manusia sebagai saringan dan gudang dalam tubuh (Septivita, 2018).

Gambar 1. Anatomi hepar


Hepar dibagi menjadi 4 lobus, yaitu lobus dextra, lobus caudatus, lobus sinistra dan
quadratus. Memiliki lapisan jaringan ikat tipis yang disebut kapsula Glisson, dan pada bagian
luarnya ditutupi oleh peritoneum. Daerah tempat keluar masuk pembuluh darah pada hepar
dikenal dengan nama hilus atau porta hepatis. Pembuluh yang terdapat pada daerah ini antara
lain vena porta, arteri hepatika propria, dan terdapat duktus hepatika dextra dan sinistra. Vena
pada hepar yang membawa darah keluar dari hepar menuju vena cava inferior adalah vena
hepatika. Sedangkan, pembuluh darah vena porta dan arteri hepatika alirannya menuju pada
porta hepatika. Persarafan pada hepar dibagi 2 yaitu bagian parenkim dan permukaan hepar.
Pada bagian parenkim, persarafan dikelola oleh N. hepatikus yang berasal dari plexus
hepatikus. Mendapatkan persarafan simpatis dan parasimpatis dari N. X, Sedangkan pada
bagian permukaanya mendapatkan persarafan dari nervi intercostalis inferior (Vinary &
Abdul, 2013).
Hepar menghasilkan empedu setiap harinya. Empedu penting dalam proses absorpsi dari
lemak pada usus halus. Setelah digunakan untuk membantu absorpsi lemak, empedu akan di
reabsorpsi di ileum dan kembali lagi ke hepar. Empedu dapat digunakan kembali setelah
mengalami konjugasi dan juga sebagian dari empedu tadi akan diubah menjadi bilirubin.
Metabolisme lemak yang terjadi di hepar adalah metabolisme kolesterol, trigliserida,
fosfolipid dan lipoprotein menjadi asam lemak dan gliserol. Selain itu, hepar memiliki fungsi
untuk mempertahankan kadar glukosa darah selalu dalam kondisi normal. Hepar juga
menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen. Metabolisme protein di hepar antara lain adalah
albumin dan faktor pembekuan yang terdiri dari faktor I, II, V, VII, VIII, IX, X. Selain
metabolisme protein tadi, juga melakukan degradasi asam amino, yaitu melalui proses
deaminasi atau pembuangan gugus NH2.

Tabel 1. Fisiologi Fungsi Hepar

FUNGSI HEPAR

Metabolisme
Masa absortif Mengubah glukosa menjadi glikogen dan
trigloserida: menyimpan glikogen.
Mengubah as amino menjadi asam lemak
atau simpanan asam amino. Membuat
lipoprotein dari trigliserida dan kolesterol

Masa pasca absortif Menghasilkan glukosa dari glikogen


(glikogenolisis) dan asam lemak serta asam
amino (glikoneogenesis). Mengubah lemak
menjadi keton. Menghasilkan urea dari
katabolisme protein.
Imunologik Menyerap darah yang disaring
Perubahan metabolik Detoksifikasi atau menyatukan produk sisa,
hormon, obat-obatan

Fungsi pembekuan Menghasilkan beberpaa faktor pembekuan


esensial.
Protein plasma Mensintesis albumin dan protein plasma
lain.
Fungsi eksokrin MEnsintesis garam empedu.
Fungsi endokrin Terlibat dalam aktifasi vit D. Menghasilkan
angiotensin. Mensekresi faktor
pertumbuhan seperti insulin (somatomedin)

Hepar memiliki fungsi untuk menskresikan dan menginaktifkan aldosteron,


glukokortikoid, estrogen, testosteron dan progesterone. Bila terdapat zat toksik, maka akan
terjadi trasnformasi zat-zat berbahaya dan akhirnya akan diekskresi lewat ginjal. Proses yang
dialami adalah proses oksidasi, reduksi, hidrolisis dan konjugasi. Pertama adalah jalur
oksidasi yang memerlukan enzim sitokrom P-450. Selanjutnya akan mengalami proses
konjugasi glukoronide, sulfat ataupun glutation yang semuanya merupakan zat yang
hidrofilik. Zat-zat tersebut akan mengalami transport protein lokal di membran sel hepatosit
melalui plasma, yang akhirnya akan diekskresi melalui ginjal atau melalui saluran
pencernaan. Fungsi hepar yang lain adalah sebagai tempat penyimpanan vitamin A, D, E, K,
dan vitamin B12. Sedangkan mineral yang disimpan di hepar antara lain tembaga dan besi
(Kasper, et al. 2015).
2. Definisi Penyakit
Hepatitis merupakan penyakit menular dalam bentuk peradangan hati yang disebabkan
oleh virus (Kemenkes, 2015). Hepatitis adalah kelainan hati berupa peradangan (sel) hati.
Peradangan ini ditandai dengan meningakatan kadar enzim hati. Peningkatan ini disebabkan
adanya gangguan atau kerusakan membran hati. Ada dua faktor penyebabnya yaitu faktor
infeksi dan faktor non infeksi. Faktor penyebab infeksi antara lain virus hepatitis dan bakteri.
Selain karena virus Hepatitis A,B,C, DE E dan G masih banyak lain yang berpotensi
menyebabkan hepatitis misalnya adenoviruses, CMV, Herpes simplex, HIV, rubella, varicella
dan lain-lain. Sedangkan bakteri jyang menyebabkan hepatitis antara lain misalnya bakteri
Salmonella typhi, Salmonella paratyphi, tuberkulosis, leptospira. Faktor non infeksi misalnya
karena obat (Alamudi, dkk, 2018). Antara hepatitis yang satu dengan yang lain tidak saling
berhubungan (Kementerian Kesehatan, 2014).
Hepatitis A merupakan penyakit hati akibat virus hepatitis A (HAV) yang dapat
menyebabkan kesakitan ringan sampai berat (Laila, dkk. 2018). Penyakit hepatitis A erat
kaitannya dengan kurangnya air bersih dan sanitasi yang kurang memadai dan kebersihan
pribadi yang buruk.

3. Epidemiologi
Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi penyakit hepatiti yang
cukup tinggi. Berdasarkan data Riser Keasehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 sebesar
0,39% penduduk Indonesia menderita hepatitis. Kondisi ini menurun tiga kali lipat
dibandingkan tahun 2013 (1,2%). Diperkirakan HAV penyebab 1,5 juta kasus secara global
per tahun. Dampak ekonomi dari wabah tersebut seperti epidemi Shanghai pada tahun 1988
yang menyerang sekitar 300.000 orang. Di negaranegara berkembang dengan kondisi sanitasi
yang buruk dan praktek-praktek higienis, kebanyakan anakanak (90%) telah terinfeksi hepatitis A
virus sebelum usia 10 tahun. Dinegara maju wabah sering berjalan dengan sangat lambat, wabah
dengan pola “Common source” dapat meluas dengan cepat. KLB karena pola penularan “ Common
source” berkaitan dengan makanan yang terk ontaminasi oleh penjamah makanan dan produk
makanan yang terkontaminasi. Pada daerah dengan sanitasi lingkungan yang rendah, infeksi
terhadap virus ini umumnya menyerang anak-anak sekolah hingga dewasa muda dengan jalur
penularan melalui fecal-oral.4 Timbulnya penyakit ini berhubungan erat dengan sanitasi yang
buruk dan rendahnya kebiasaan higiene personal, seperti cuci tangan. Seperti umumnya penyakit
akibat virus, penderita hepatitis A sebagian besar mengalami penyembuhan sendiri (self limiting
diseases), dengan kematian sangat kecil 0.1-0.3 %. Di Indonesia Hepatitis A sering muncul dalam
Kejadian Luar Biasa (KLB). Tahun 2010 tercatat 6 KLB dengan jumlah penderita 279, sedangkan
tahun 2011 tercatat 9 KLB, jumlah penderita 550. Tahun 2012 sampai bulan juni telah terjadi 4 KLB
dengan jumlah penderita 204 (Laila, dkk, 2018).

Anda mungkin juga menyukai