Anda di halaman 1dari 2

Alasan Orang Masuk Kristen dalam Perjalanan Sejarah Gereja di Indonesia

Masuknya orang Eropa yang semula berkaitan dengan persoalan perdagangan dan perluasan
wilayah kekuasaan atau jajahan, rupanya berlanjut dengan misi pekabaran Injil. Perasaan
sebagai bangsa berkelas lebih tinggi derajatnya dari bangsa lain yang mereka jumpai dan
panggilan mentobatkan adalah kepentingan yang mengikuti.
Apakah dengan cara seperti yang mereka lakukan, mudah membuat orang masuk Kristen atau
menjadi orang Kristen dan benar-benar menjadi Kristen? Sedangkan pada sisi lain, orang-orang
di nusantara yang menjadi Kristen dianggap atau bahkan disadari sebagai "kelas dua atau kelas
bawah" dalam pergaulan dengan orang Eropa. Dan apakah itu semua menjadi jaminan
kekuatan iman Kristen dipegang teguh oleh orang Kristen setempat ?
- Kristen masuk seiring kekuatan perdagangan dan politis. Hal ini nampak dari bagaimana
keberhasilan orang Eropa menguasai perdagangan yang disertai pula para prajurit atau
tentara dengan senjata modern pada masa itu. Bila suatu daerah tertentu ada kelompok
suku atau masyarakat memiliki pemimpin atau raja dan sedang dalam kepentingan tertentu
hingga bermusuhan, maka yang merasa kecil akan mencari perlindungan atau bahkan
pertolongan pada orang Eropa sebagai pendatang (Portugis atau Belanda - ingatan sejarah
pada politik pecah belah dan kuasai). Bila raja atau pemimpin sudah dikuasai akan mudah
agama pendatang juga diterima.
- Kedatangan orang Eropa dengan penampilan dan kekayaan harta serta senjata bahkan
agama, bisa menjadikan penduduk setempat merasa kurang atau bahkan tidak percaya diri
dengan keadaannya sendiri, sehingga merasa perlu untuk menjadi orang yang ingin sama
dengan agama orang pendatang (ingatan pada kekuatan pendatang dengan ajaran kasih dan
lagu-lagu gerejawi).
- Kaum pendatang sebagai saudagar, penguasa perkebunan, tuan-tuan tanah dan pengajar
serta tenaga kesehatan merekrut penduduk setempat atau membawa orang lain yang
menjadi pembantu atau pekerja. Status sosial menjadikan orang yang bekerja pada orang
Eropa berusaha agar ada perubahan menjadi sama derajatnya dalam hal agama Kristen.
Sehingga banyak pekerja menjadi Kristen, bahkan pere^touan setempat mau menikah
dengan pria Eropa hingga menjadi Kristen juga.
- Peran pengajaran agama Kristen atau katekisasi melalui pengajar katekisasi atau pun guru-
guru Injil juga memiliki andil masuknya penduduk setempat menjadi Kristen. Pengajaran itu
menyangkut hal-hal dasariah tentang Tuhan Tritunggal, Dasa Titah, Hukum Kasih, Pengakuan
Iman Rasuli, Gereja, Baptisan dan Perjamuan Kudus serta Doa Bapa Kami. Setelah itu masuk
dalam proses pembaptisan.
- Ada kalanya penerimaan menjadi Kristen dilakukan oleh rohaniwan yang didatangkan pada
daerah tertentu dalam waktu yang singkat. Para misionaris dan pendeta datang
mengunjungi wilayah tertentu dalam beberapa hari dan pada hari Minggu dimanfaatkan
untuk pembaptisan (juga pengakuan percaya, perjamuan bahkan pernikahan). Meski
demikian perlu pula diketahui dalam kesempatan itu ada warga yang dimintakan baptis
dengan tanpa persiapan, hingga dinyatakan menjadi Kristen.
- Keramahan dari kepribadian orang yang melaksanakan tugas sebagai pemberita Injil dapat
menjadi pintu masuk orang percaya pada Tuhan Yesus. Cara mereka melayani penduduk
setempat dianggap berkesan sehingga banyakyang percaya. Diantaranya Frasiscus Xaverius
di Ambon dan Antonio Galvao seorang panglima yang mau mengabarkan Injil dengan adil,
sehingga penduduk Ternate manjadi Kristen. Begitu pula dengan upaya Heurnius yang peduli
pada penggunaan bahasa setempat yang akan mudah dimengerti, sehingga penduduk
setempat atau orang asing yang dibawa orang Eropa dan tidak dapat pelayanan bahasa
Portugis ataupun Belanda dapat dipelajari bahkan dihapal.
Benang merah dari pembelajaran ini adalah:
1. Menghindarkan diri dari pemahaman agama Kristen sebagai yang merasa tinggi
daripada keyakinan atau agama lainnya (kegagalan bangsa Israel dengan fanatisme
keturunan Abraham yang ditandai dengan sunat fisik, menjadi pembeda atas bangsa
lain).
2. Menjadikan agama Kristen terbuka untuk dialog dan diskusi bukan dengan bayang
kegagahan fisik maupun pengaruh senjata dan kekuasaan pemimpin.. Melalui
pengajaran yang memadahi untuk menyampaikan informasi yang jelas tentang
kehidupan orang Kristen berasar kitabsuci memperoleh prioritas.
3. Keramahan kepribadian orang Kristen perlu diupayakan senantiasa, sebab akan menjadi
alat kesaksian Injil dan menjadikan kewibawaan Kristen akan terjaga dengan sendirinya.

Anda mungkin juga menyukai