Anda di halaman 1dari 8

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pernahkah anda bayangkan betapa luasnya alam semesta? Jika pernah,
anda tentu sedikit sulit membayangkan betapa besar alam semesta ini. Jika
kita berada ditempat yang tinggi diluar kota, jauh dari sinar gemerlapan kota
dan pada saat itu tidak ada bulan dan langit bebas awan, maka akan tampak
bintang-bintang jika kita menggunakan teropong teleskop, jumlah bintang
yang kita lihat akan semakin banyak.
Fenomena alam saat ini sangat sulit untuk ditebak, bahkan baru-baru ini
kita sering memperoleh informasi kejadian alam seperti halnya peristiwa
jatuhnya meteor yang menimbulkan bermacam-macam argumen. Para ahli
pun ikut berargumen tentang kejadian dan membandingkan dengan teori-
teori yang ada, misalnya teori Bigbang, teori keadaan tetap. Salah satu dari
teori diatas yaitu teori bigbang yang menjelaskan bahwa alam semesta
terbentuk dari ledakan yang sangat dahsyat sehingga terbentuknya galaksi-
galaksi seperti galaksi bimasakti, galaksi andromeda, dan lain sebagainya.
Karena kaum mahasiswa adalah kaum cendekia yang harus cepat
tanggap dalam menyikapi fenomena alam ini. Khususnya kita adalah
mahasiswa prodi PGSD yang ,mengampu salah satu mata kuliahnya “Ilmu
Alamiah Dasar”, dalam berargumen haruslah dapat dibuktikan
kebenarannya. Maka dari itu kami termotivasi untuk membahas tentang
teori terbentuknya alam semesta beserta galaksinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja teori terbentuknya alam semesta?
2. Apa saja teori terbentuknya galaksi?
C. Tujuan
1. Menjelaskan teori terbentukya alam semesta.
2. Menjelaskan teori terbentuknya galaksi.
2

BAB II

PEMBAHASAN

1. Teori terbentuknya alam semesta


Udgsfgsdfgdsfg menyatakan bahwa :
Apakah beribu ribu jutaan tahun yang lalu, jagat raya berasal dari
letusan yang sangat hebat? Ataukah jagat raya selalu dalam
proses penciptaan, tanpa awal dan akhir yang pasti? Pengikut
gagasan pertama, yang disebut “teori letusan habit”, percaya
bahwa semua zat dalam proses itu dahulu berbentuk suatu massa
yang padat, yang menyerupai sejenis “atom” raksasa. Kemudian
massa ini meletus, membentuk suatu bola api yang sangat besar.
Barangkali, dalam beberapa menit, materi telah terpencar
keruang angkasa yang maha luas. Sekarang bintang-bintang,
galaksi-galaksi, dan planet-planet yang terbentuk dari materi ini
masih mempunyai gerak tang dihasilkan dari letusan itu dan
saling berpacu dengan kecepatan luar biasa. Unsur yang berbeda-
beda itu berkembang dari zat sederhana yang meletus.
Sebaliknya, pengikut teori ciptaan -si-nambung, atau “keadaan
tetap”, mengatakan bahwa jagat raya berabad-abad selalu dalam
keadaan sama dan suatu zat, yaitu hydrogen, senantiasa dicipta,
boleh dikatakan dari ketidakadaan. Bahan ini membentuk
bintang-bintang dan galaksi-galaksi serta tampak lebih kurang
seragam di seluruh kosmos.

(Aly dan Rahma 2014: 37-38) menyatakan bahwa :


Pengertian alam semesta mencakup tentang mikromos dan
makromos. Mikromos adalah benda-benda yang mempunyai
ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuda,
dan sebagainya. Sedang makromos adalah benda-benda yang
mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet,
galaksi. Para astronomi menggunakkan istilah alam semesta
dalam pengertian tentang ruang angkasa dan benda-benda langit
yang ada didalamnya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa alam semesta
merupakan kumpulan benda benda langit seperti galaksi yang di dalamnya
terdapat planet dan bintang. Alam semesta sangat luas takterhingga
ukurannya, sampai saat ini manusia belum mengetahui seberapa luasnya
3

alam semesta. Belum ditemukannya alat yang dapat menjangkau seberapa


luasnya alam semesta.

Teori yang mengungkapkan tentang teori terbentuknya alam


semesta dikelompokkan menjadi:
a. Teori keadaan tetap (Steady State Theory)
Menurut Aly dan Rahma (2014 :38) menyatakan bahwa:
teori ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang
menyatakan bahwa alam semesta dimana pun slalu sama.
Berdasarkan prinsip tersebut alam semesta terjadi pada suatu saat
tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu di alam semesta selalu
tetap sama walaupun galaksi-galaksi saling bergerak menjauh satu
sama lain. Teori ini di tunjang oleh kenyataan bahwa galaksi baru
mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaxi lama Dengan
demikian, teori ini secara singkat menyatakan bahwa tiap-tiap
galaksi terbentuk (lahir), tumbuh, menjadi tua dan akhirnya mati
teori ini beranggapan bahwa alam semesta itu tak terhingga
besarnya dan tak terhingga tuanya (tanpa awal dan tanpa akhir).
(Sodiq, 2014: 58) menyatakan bahwa :

Teori ini berasal dari A. Bondi, T. Gold, dan F. Hayle


Universitas Cambridge tahun 1948. Menurut teori keadaan tunak,
alam semesta tidak ada awalnya dan tidak akan berakhir alam
semesta akan terlihat seperti ini. Materi secra terus menerus datang
berbentuk atom-atom hydrogen dalam angkasa (Space) yang
membentuk galaksi baru dan mengganti galaksi lama yang
bergerak menjauhi kita dalam ekspansinya.
(Tjasyono, 2009: 51) menyatakan bahwa :

Dalam model keadaan tunak (mantap), tidak ada bola api


kosmik, karnanya radiasi latar, (background radiation) bukan
temperature 3K. jika identifikasi radiasi ini benar, maka hipotesa
keadaan tunak (tetap) adalah salah. Tetapi jika diperoleh penjelasan
lain untuk radiasi 3K maka seluruh persoalan (subject) dapat
dibangkitkan kembali. Selama tahun 1960-an, dari astronomi radio
jelas terkesan bahwa densitas ruang (jumlah per kubik parsec)
galaksi yang mengemisikan radio lebih jauh jaraknya pada masa
yang lalu daripada masa yang sekarang. Tampaknya gagasan ini
berbeda bahwa alam semesta selalu sama dan rupanya
menyimpang dari model keadaan tunak.
4

Dari teori di atas dapat disimpulkan bahwa teori keadaan tetap


(Steady State Theory) adalah teori yang beranggapan bahwa alam semesta
ini sudah ada sejak beribu ribu juta tahun yang lau, dan slalu dalam
keadaan tetap walaupun ada beberapa gerakan dari galaksi.

b. Teori dentuman besar (big-bang Theory)


(Aly dan Rahma, 2014; 39)Teori ini berlandaskan dari asumsi
adanya massa yang sangat besar dan mempunyai massa jenis yang
besar, karena adanya reaksi yang kemudian meledak.
(Tjasyoko, 2009 dalam buku Sodiq: 57-58) menyatakan
bahwa:

Menurut teori ini, alam semesta berasal dari ledakan/dentuman


yang sangat dahsyat sebuah konsentrasi materi tunggal ±10
miliar (1010) tahun yang lalu, kemudian secara terus menerus
berekspensi, sehingga keadaan menjadi lebih dingin seperti
sekarang. Beberapa helium yang ditemukan pada bintang-
bintang sekarang, diduga berasal dari reaksi nuklir dalam bola
api kosmik yang padat. Galaksi mengandung hydrogen tiga
kali lebih besar dari pada helium, hal ini disebabkan akibat
pendinginan alam semesta setelah ledakan dahsyat. Di atas
suhu 10 miliar derajat, netron dan proton terlepas bebas dari
intinya. Begitu alam semesta dingin, netron dan proton
bergabung membentuk inti helium pada 10 miliar derajat dan
terdapat sisa kelebihan proton sebagai inti hydrogen. Ternyata
ada empat belas proton untuk setiap netron sebelum inti atom
dibentuk, maka setiap inti helium menangkap 2 proton dan 2
netron, serta menyisakan kelebihan 12 proton sebagai inti
proton.

Gagasan Big Bang di atas didasarkan pada alam semesta


yang berasal dari keadaan panas dan padat yang mengalami
ledakan dahsyat dan mengambang. Teori ini beranggapan bahwa
alam semesta terbentuk karena adanya ledakan besar yang berasal
dari satu gumpalan bola api yang sangat besar.

c. Teori Isolasi
(Sodiq, 2014: 58-59) menyatakan bahwa :
5

Berdasarkan teori isolasi, alam semesta diduga tidak ada awal


dan tidak ada akhirnya. Alam semesta saat ini tidak konstan,
melainkan berekspansi yang dimulai dengan dentuman besar
(Big-bang). Selanjutnya akan datang gravitasi guna mengatasi
efek ekspansi, sehingga alam semesta akan mulai mengempis,
kemudian mencapai titik koliasensi (gabungan) asal di mana
suhu dan tekanan tinggi akan memecahkan semua materi ke
dalam partikel-partikel elementer (dasar), terjadi dentuman
besar dan ekspansi mulai lagi.

(tjasyono, 2009: 51) menyatakan bahwa :


Alam semesta ini mungkin telah memulai dalam sebuah
dentuman besar (big bang), atau mungkin berada dalam
keadaan tetap atau dalam keadaan berisolasi. Dalam setiap
kasus, alam semesta sekarang ditandai dengan proses ekspansi
dan dipenuhi oleh radiasi yang mirip dengan radiasi yang
diperkirakan dari big bang.
2. Teori terbentuknya galaksi
(Sodiq, 2014:59-60) menyatakan bahwa :
Galaksi terdiri dari miliayaran bintang-bintang. Bumi dan bulan
bukan bintang. Ada ±3 triliyun bintang dan galaksi terbesar.
Umumnya setiap galaksi berisi 200-300 miliar bintang,
sementara galaksi kecil mempunyai 10 miliar bintang. Matahari
merupakan sebuah bintang yang termasuk dalam galaksi Bima
Sakti atau galaksi kabut susu (The Milky Way Galaxy). Galaksi
Bima Sakti terdiri dari ±100 miliar bintang. Tuhan Sang
Pencipta alam semesta, telah menciptakan alam semesta yang
sampai sekarang sulit kita bayangkan luasnya, dari sesuatu
yang tidak ada. Tuhan selalu mengawasi setiap titik di jagat
raya ini. Tuhan mengetahui dan melihat semua yang terjadi di
dalamnya. Al-Quran menjelaskan kekuatan Allah yang tidak
terbatas, yakni pada surah Ali Imran (3):29. Perlu diketahui
bahwa dalam setiap galaksi terdapat pusat galaksi. Disekeliling
pusat galaksi terdapat lengan yang berputar kecepatan tinggi.
Lengan tersebut terdiri atasbintang-bintang, gas, dan awan
debu. Galaksi dengan pusat galaksi dan lengannya menjadi
benda langit yang terbesar diangkasa benda langit ini juga
membentuk gugusan galaksi. Di dalamnya terdapat ribuan
galaksi. Kemudian, gugusan-gugusan galaksi membentuk
kumpulan gugusan benda langit. Gugusan-gugusan tersebut,
makin besar dan terus membesar.
6

Flowler menyatakan dalam (Aly dan Rahma, 2014: 40) bahwa :

12 ribu juta tahun yang lalu galaksi kita ini tidaklah seperti
dalam keadaan seperti sekarang ini. Ia masih berupa kabut gas
hidrogen yang sangat besar sekali yang berada di ruang
angkasa. Ia bergerak perlahan mengadakan rotasi sehingga
keseluruhannya berbentuk bulat. Karena gaya beratnya maka ia
mengadakan kontraksi. Massa bagian luar banyak yang
tertinggal, pada bagian yang berkisar lambat dan mempunyai
berat jenis yang besar terbentuklah bintang-bintang. Gumpalan
kabut-kabut yang telah menjadi bintang itupun secara perlahan
mengadakan kontraksi. Energi potensialnya mereka keluarkan
dalam bentuk sinar dan panas radiasi dan bintang-bintang
itupun makin turun temperaturnya. Setelah berpuluh ribu juta
tahun ia mempunyai bentuknya boleh dikatakan tetap seperti
halnya matahari kita. Hipotesis itu diyakinkan oleh situasi yang
ditujukan kepada pusat galaksi dimana selalu dilahirkan
bintang baru baik secara perlahan-lahan maupun secara
eksplosif.
Kjfsdfjkdsbfjs menyatakan bahwa :

Rupa dan klasifikasi galaksi melalui teleskop kecil para


pengamat masa lampau nebula ekstragalaktik tampak sebagai
berkas-berkas sinar yang redup dan menyebar. Mereka tampak
berbentuk bulat atau bulat telur. Struktur bagian dalam pertama
ka;I tercatat ketika teleskop-teleskop yang lebih besar dapat
dipergunakan. Pada tahun 1845 Lord Rosse (William Parsons)
dan para pembantunya-di Parsonteown di Irlandia- menemukan
bahwa nebula-nebula tertentu berbentuk spiral. Pada tahun
1925 Hubble mengajukan klasifikasi yang sekarang telah
diterima, dengan modifikasi oleh ahli-ahli astronomi di seluruh
dunia. Dalam bentuk aslinya klasifikasi membagi kedalam 4
kelas utama sebagai berikut :
a. Bulat panjang (E), Galaksi bentuk ini mempunyai struktur yang
halus, dari suatu pusat yang terang sampai tepi-tepi yang
batasnya tidak begitu jelas.
b. Spiral normal (S), Galaksi ini menunjukan lengkungan-
lengkungan nukleus yang terang.
c. Spiral (SB), Lengkungan spiral galaksi bentuk ini keluar dari
tepi-tepi paling ujung dari sebuah palang dari nukleusnya.
d. Galaksi tak beraturan (I), Beberapa diantaranya setipe dengan
dua galaksi yang disebut Awan Magellanik dan diklasifikasi
Magellanik tak beaturan (Im). Beberapa yang lain begitu kacau
7

tampaknya sehingga didaftar sebagai tak beraturan begitu saja


(I). Hubble membedakan tiga tahap diantara spiral, normal,
berpalang dengan memberikan label a, b, c.
8

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai