B. Etiologi
AIDS disebapkan oleh virus yang mempunyai beberapa nama yaitu HTL, II, LAV,
RAV. Yang nama ilmiahnya disebut Human Immunodeficiency virus (HIV) yang
berupa agen viral yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan oleh darah dan
punya afinitas yang kuat terhadap infosit T.
C. Patofisiologi
Virus memasuki tubuh dan terutama menginfeksi sel yang mempunyai molekul
CD4. Kelompok terbesar yang mempunyai molekul CD4 adalah infosir T4 yang
mengatur reaksi sistem kekebalan manusia. Sel-sel target lain adalah monosit,
makrofag, sel dendrite, sel langerhans dan sel microglia. Setelah mengikat molekul
CD4 melalui transkripsi terbaik. Beberapa DNA yang baru terbentuk saling
bergabung dan masuk kedalam sel target dan membentuk provirus. Provirus dapat
menghasilkan protein virus baru, yang berkerja menyerupai pabrik untuk virus-virus
baru. Sel target normal akan membelah dan memperbanyak diri seperti biasanya dan
dalam proses ini provirus juga ikut menyebarkan anak-anaknya. Secara kelinis, ini
berarti orang tersebut terinfeksi untuk seumur hidupnya.
Siklus replikasi HIV dibatasi dalam stadium ini sampai sel yang terinfeksi
diaktifkan. Aktifasi sel yang terinfeksi dapat dilaksanakan oleh antigen, mitogen,
sitokin (TNF alfa atau interleukin 1) atau produk gen virus seperti sitomegalovirus
(CMV), virus Epstein-Barr, hiper simpleks dan hepatitis. Sebagai akibatnya, pada
saat sel T4 yang terinfeksi diaktifkan, replikasi serta pembentukan tunas HIV akan
terjadi dan sel T4 akan dihancurkan. HIV yang baru dibentuk ini kemudian dilepas
ke dalam plasma darah dan menginfeksi sel-sel CD4+ lainnya. Karena proses
infeksi dan pengambil alihan sel T4 mengakibatkan kelahiran dari kekebalan, maka
ini memungkinkan berkembangnya neoplasma dari infeksi opportunistic.
Sesudah infeksi inisial, kurang lebih 25% dari sel-sel kelenjar linfe akan terinfeksi
oleh HIV pula. Replikasi virus akan berlangsung terus sepanjang perjalanan infeksi
HIV; tempat perimernya adalah jaringan limfoid. Kecepatan produksi HIV
diperkirakan berkaitan dengan setatus kesehatan orang yang terjangkit infeksi
tersebut. Jika orang tersebut tidak sedang menghadapi infeksi lain, reproduksi HIV
berjalan dengan lambat. Namun, reproduksi HIV tampaknya akan dipercepat kalau
penderitanya sedang menghadapi infeksi lain atau kalu sistem imunnya terstimulasi.
Keadaan ini dapat menjelaskan priode laten yang diperlihatkan oleh sebagian
penderita sesudah terinfeksi HIV. Sebagian besar orang yang terinfeksi HIV (65%)
tetap menderita HIV/AIDS yang simptomatik dalam waktu 10 tahun sesudah orang
tersebut terinfeksi.
Sel T dan magrofag serta sel dendritik/ langerhans (sel imun) adalah sesl-sel ynag
terinveksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) menginfeksi sel lewat pengikatan
yaitu antigen grup 120. Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun,
maka Humman Immunodeficiency Virus (HIV) menginfeksi sel lain dengan
meningkatkan produksi dan banyaknya kematian sel T4 yang juga dipengaruhi
respon imun sel killer penjamu. Dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang
terinfeksi.
Dengan menurunnya jumlah sel T4, maka sistem imun seluler makin lemah secara
progresif. Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan magrofag dan menurunya fungsi
sel T penolong. Seseorang yang terinfeksi Humman Immunodeficiency Virus (HIV)
dapat tetap tidak memperlihatkan gejala (asimtomatik) selama bertahun-tahun.
Selama waktu ini, jumlah sel T4 dapat berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah
sebelum infeksi mencapai sekitar 200-300 per ml darah, 2-3tahun setelah infeksi.
Sewaktu sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi (herpes zoster dan jamur
oportunistik) muncul, jumlah T4 kemudian menurun akibat timbulnya penyakit baru
akan menyebapkan virus berproliferrasi. Akhirnya terjadi infeksi yang parah.
Seorang didiagnosis mengidap AIDS apabila jumlah sel T4 jauh dibawah 200 sel
per ml darah, atau apabila terjadi infeksi opurtunistik, kanker atau dimensia AIDS.
D. Klasifikasi
Sejak 1 januari 1993, orang-orang dengan keadaan yang merupakan indicator AIDS
(katagori C) dan porang yang termasuk dalam katagori A3 dan B3 dianggap
menderita AIDS
1. Katagori Klinis A
Mencakup satu atau lebih keadaan ini pada dewasa/remaja dengan infeksi
Humman Immunodeficiency Virus (HIV) yang sudah dapat dipastikan tanpa
keadaan dalam katagori klinis B dan C.
a. Inveksi Humman Immunodeficiency Virus (HIV) yang simtomatik.
b. Limpanodenopati generalisata yang persisten (PGI : persisten Generalized
Limpanodenophaty)
c. Infeksi Humman Immunodeficiency Virus (HIV) perimer akut denagn sakit
yang menyertai atau riwayat infeksi Humman Immunodeficiency Virus
(HIV) yang akut.
2. Katagori Klinis B
a. Angiomatosis Baksilaris.
b. Kandidiasis Orofaring/Vulvavaginal (peristen, frekuen/responnya jelek
terhadap terapi)
c. Dysplasia Serviks (sedang/berat karsinoma serviks in situ)
d. Gejala konstitusional seperti panas (38,5°C) atau diare lebih dari 1 bulan.
e. Leukoplakial yang berambat
f. Herpes Zoster yang meliputi 2 kejadian yang berbeda/ terjadi pada lebih dari
satu dermaton saraf.
g. Idiopatik Trombositopenik Purpura
h. Penyakit inflamasi pelvis, khusus dengan abses Tubo Varii.
3. Katagori Klinis C
Contoh keadaan dalam katagori pada dewasa dan remaja mencakup:
a. Kondidiasis bronkus, trakea/ paru-paru, esophagus
b. Kanker servik infasif
c. Koksidiomikosis ekstra pulmoner/ diseminata
d. Kriptokokosis ekstrapulmoner
e. Kriptosporidosis internal kronis
f. Cytomegalovirus (bukan hati, lien, atau kelenjar linfe)
g. Refinitis Cytomegalovirus (gangguan penglihatan)
h. Enselopathy brhubungan dengan Humman Immunodeficiency Virus (HIV)
i. Herpes simpleks (ulkus kronis, bronchitis, pneumoniitis/ esofagitis)
j. Histoplamosis diseminata/ekstrapulmoner
k. Isoproasis intestinal yang kronis
l. Sarcoma Kaposi
m. Limpoma burkit, imunoblastik, dan limfoma primer otak
n. Kompleks mycobacterium avium (M. kansasi yang diterima/
ekstrapulmoner)
o. M. Tubercolusis pada tiap lokasi (pulmoner/ ekstrapulmoner)
p. Mycobacterium, spesies lain, diseminata/ ekstrapulmoner
q. Pneumonia pneumocystic crania
r. Pneumonia rekuren
s. Leukoenselophaty multifocal progresiva
t. Seprikemia salmonella yang rekuren
u. Toksoplamosis otak
v. Sindromplisutan akibat Humman Immunodeficiency Virus (HIV)
F. Komplikasi
1. Latihan dan cacat.
2. Neurologic
a. Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Humman
Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan
keperibadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia, dan
isolasi sosial.
b. Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia, ketidak
seimbangan elektrolit, meningitis/ensefalitis. Dengan efek: sakit kepala,
malaise, demam, paralise, total/ parsial.
c. Infrak serebral kornea sifilis meningovaskuler, hipotensi sistemik, dan
maranik endokarditis.
d. Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Humman
Immunodeficiency Virus (HIV).
3. Gastrointestinal
a. Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma,
dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan, anoreksia,
demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.
b. Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma, sarcoma Kaposi, obatillegal,
alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik, demam
atritas.
c. Penyakit anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal
yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri
rectal, gatal-gatal dan diare.
4. Respirasi
Infeksi karena pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza,
pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas pendek, batuk, nyeri,
hipoksia, keletihan, gagal nafas.
5. Darmatologik
Lesi kulit stafilokokus: virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena
xerosis, reaksi obat, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri, gatal,
rasa terbakar infeksi skunder dan sepsis.