Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sub sektor peternakan dalam mewujudkan program pembangunan peternakan
secara operasional diawali dengan pembentukan sistem dan usaha agribisnis yang
baik. Pembangunan kawasan agribisnis berbasis peternakan merupakan salah satu
alternatif program terobosan yang diharapkan dapat menjawab tantangan dan tuntutan
pembangunan peternakan yaitu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat (Santosa, dkk: 2013:125). Tetapi, pada kenyataanya, subsektor peternakan
sapi perah mengalami beberapa masalah antara lain produktivitas yang masih rendah,
kurangnya ketersediaan bibit sapi perah, biaya pakan tinggi, skala kepemilikan rendah
dan mutu sumber daya manusia masih rendah. Selain itu, teknis budidaya yang
rendah, ketersediaan lahan untuk produksi pakan menurun, harga susu segar serta
konsumen yang masih rendah dan harga jual sapi perah yang tidak stabil (Mandaka
dan Hutagaol, 2005).
Pemerintah sudah mengupayakan pengembangan sapi perah dalam rangka
peningkatan produksi dan produktivitas yaitu dengan pemberian kredit melalui
koperasi dan pemasaran susu yang diatur melalui Industri Pengolahan Susu (IPS)
sejak tahun 1982-1997, namun kebijakan sistem perkoperasian sapi perah oleh
pemerintah belum mampu menyejahterakan peternak karena kurang perhatian
terhadap manajemen produksi. Produksi akan optimal apabila penggunaan faktor-
faktor produksi dapat dialokasikan secara efisien dengan menggunakan input-input
produksi secara optimum. Upaya efisiensi dapat dilakukan untuk pengembangan
agribisnis adalah perluasahan usaha. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), produksi
susu di Indonesia dalam 3 tahun terakhir mengalami penaikan dan penurunan,
misalnya saja pada tahun 2016, produksi susu sapi sebanyak 912.735 ribu ton
sementara di tahun 2017 mengalami kenaikan menjadi sebanyak 928.108 ribu ton dan
kembali mengalami penurunan di tahun 2018 dengan 908.638 ribu ton.
Peningkatan populasi sapi perah dapat dilakukan di suatu wilayah itu sendiri
untuk pengembangan sapi perah. Potensi wilayah yang dapat mendukung dengan
tersedianya pangan, sumberdaya manusia, ternak, permintaan di wilayah tersebut
pendapatan peternak serta sarana dan prasaran seperti pemberi kredit.

1
Kabupaten Jombang adalah sebuah kabupaten yang terletak di bagian tengah
Provinsi Jawa Timur. Luas wilayahnya 1.159,50 km², dan jumlah penduduknya
1.201.557 jiwa (2010), terdiri dari 597.219 laki-laki, dan 604.338 perempuan.
Informasi sebelumnya akan membantu untuk melakukan metode evaluasi ekonomi
kelayakan akan penulis jabarkan dengan sebuah Peternakan Sapi PT. Fructi Agri
Sejati yang terletak di Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang.
PT. Fructi Agri Sejati sendiri adalah sebuah perusahaan yang berlokasi di Surabay
dan perusahaan ini berkecimpung dalam aktivitas bisnis pertanian, Agraris.
Selanjutnya, Kecamatan Wonosalam memiliki luas wilayah 121,63 km² dan juga
merupakan daerah pegunungan dengan kondisi wilayah yang bergelombang.
Peternakan sapi, khususnya sapi perah dapat dikategorikan cocok dengan iklim sejuk
seperti yang dimiliki Kecamatan Wonosalam, namun peternakan sapi perah tidak
dapat berjalan jika hanya memiliki satu faktor pendukung lainnya seperti lahan yang
cukup dan modal untuk peternak yang memadai. Berikut data mengenai jumlah sapi
perah di Kecamatan Wonosalam.

Tabel 1
Jumlah Sapi Perah Kecamatan Wonosalam, 2015 - 2017
Tahun Sapi Perah
2015 3.746
2016 3.581
2017 3.505

Sumber: Badan Pusat Statistik


Evaluasi usaha yang dilakukan peternak pada umumnya kurang
memperhitungkan metode evaluasi yang tepat dan sesuai dengan tingkat penerimaan
yang sebenarnya. Metode evaluasi yang digunakan untuk mengevaluasi usaha salah
satunya dengan menggunakan “Studi Kelayakan Usaha Peternakan Sapi Perah PT.
Fructi Agri Sejati di Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang”.
Meskipun usaha peternakan sapi perah membutuhkan investasi yang besar, oleh
karena itu perlu dilakukan kelayakan investasi usaha.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan
masalah yang akan dikaji secara lebih mendalam guna memberikan gambaran terkait
bagaimana gagasan penulis dapat menjawab permasalahan, yaitu bagaimana studi
kelayakan Usaha Peternakan Sapi Perah PT. Fructi Agri Sejati dilihat dari berbagai
aspek proyek?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan paper ini adalah untuk
mengetahui bagaimana studi kelayakan Usaha Peternakan Sapi Perah PT. Fructi Agri
Sejati dilihat dari berbagai aspek proyek.

D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan yang hendak dicapai, maka paper ini diharapkan
mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah
Pemerintah dapat mengetahu bagaimana peternak dan Peternakan Sapi Perah PT.
Fructi Agri Sejati di Kabupaten Jombang, khususnya Desa Sambirejo. Dengan
adanya analisis ini, dapat menjadikan penulisan ini sebagai acuan untuk dapat
menentukan arah kebijakan serta dalam pengambilan keputusan yang tepat guna
untuk mengatasi berbagai masalah/kendala yang mungkin muncul di masa depan.
2. Bagi Masyarakat Penulisan
Masyarakat umum dapat membaca hasil analisis ini dan mengetahui apakah Usaha
Peternakan Sapi Perah PT. Fructi Agri Sejati layak atau tidak untuk menjadi
referensi bantuan modal bagi yang membutuhkannya. Berdasarkan hal ini,
masyarakat dapat menambah informasi dalam memberikan suatu keputusan
mengenai lembaga keuangan bantuan modal.
3. Bagi Peneliti Lain
Penulisan makalah ini merupakan informasi mengenai kelayakan Usaha
Peternakan Sapi Perah PT. Fructi Agri Sejati. Dengan begitu, penelitian ini dapat
dipakai sebagai referensi untuk melakukan penelitian mendatang dalam masalah
yang sama atau relevan.
3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Studi Kelayakan Dilihat dari Berbagai Aspek Proyek

1. Aspek Hukum
Undang-undang yang mengatur pembiayaan pendirian KUNAK yang
melingkupi peternakan sapi menjadi aspek hukum yang terkait dengan usaha sapi
perah PT. Fructi Agri Sejati yaitu Kepres Nomor 064/B/1994 Tgl. 8 November
1994 dan Kepres Nomor 069/B/1994 Tgl. 21 Desember 1994 berisi pinjaman
dana BANPRES. Bantuan tersebut didapat sebagai bentuk usaha pembangunan
tata ruang dan percontohan peternakan sapi perah rakyat. Selain itu, terdapat pula
status badan hukum koperasi susu nomor 4654/BH/I176-9 1970.

2. Aspek Teknis
Aspek teknis pada kelayakan usaha peternakan sapi perah mengkaji
segala sesuatu yang beruhubungan dengan teknis atau produksi. Aspek yang
dikaji antara lain penentuan lokasi bisnis, infrastruktur perusahaan, proses
produksi serta layout produksi. Meskipun tidak begitu banyak yang terbuka
mengenai apek teknis dari Usaha Peternakan Sapi Perah PT. Fructi Agri Sejati,
namun karena pemilihan tempat yang berada di kecamatan Wonosalam dimana
daerah tersebut termasuk dataran tinggi. Selain itu, bangsa sapi yang digunakan di
PT. Fructi Agri Sejati adalah sapi Peranakan Fries Holland (PFH) berjumlah 100
ekor dengan produksi susu rata-rata sebesar 13 liter/ekor/hari.

3. Aspek Pasar
Aspek pasar dalam analisis kelayakan usaha peternakan sapi perah
berkaitan dengan konsumen atau pasar. Pada aspek pasar dikaji mengenai
berapa besarnya peluang serta potensi pasar yang dimiliki perusahaan serta
pangsa pasar yang dapat dipenuhi perusahaan. Permintaan masyarakat terhadap
susu sapi di Indonesia akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
populasi penduduk di Indonesia. Artinya, usaha peternakan sapi perah masih

4
sangat terbuka lebar. Tabel 1 menunjukkan neraca susu sapi Indonesia 2016-
2020.
Penawaran Permintaan Selisih
Tahun
Tabel 2 (ton) (ton) (ton)
Neraca Susu 2016*) 852.951 972.619 -119.668 Sapi Indonesia,
2017**) 941.836 1.013.238 -71.402
2016-2020 2018**) 973.643 1.054.983 -81.339
2019**) 1.006.056 1.098.125 -92.068
2020**) 1.039.068 1.142.393 -103.324

Sumber: Pusat Data dan Informasi Pertanian


Keterangan: *) Angka Sementara
**) Angka Prediksi Pusdatin

4. Aspek Finansial
Kelayakan suatu bisnis dapat dikaji berdasarkan kriteria investasi.
Terdapat beberapa kriteria investasi, akan tetapi pada penelitian mengenai analisis
kelayakan bisnis digunakan 4 kriteria investasi. Kriteria investasi yang digunakan
pada analisis kelayakan Usaha Peternakan Sapi Perah adalah net present value
(NPV). Net benefit-cost ratio (Net B/C), internal rate of return (IRR), dan
payback period (PP). Perhitungan keempat kriteria investasi tersebut dapat dilihat
pada laporan cashflow. Pada PT. Fructi Agri Sejati Biaya tetap yang dikeluarkan
untuk usaha sapi perah di sebesar Rp.171.677.666 setiap tahunnya meliputi
tagihan air, tagihan listrik, gaji karyawan, telepon, PBB, transportasi dan
penyusutan. Komponen biaya variabel rata-rata sebesar Rp.375.449.200 per tahun
meliputi biaya dari pakan, obat, vitamin, inseminasi Buatan, pelumas/vaselin dan
pajak pendapatan usaha. Sebagaimana yang dijelaskan pada Tabel 3 dibawah ini:

5
Tabel 3
Biaya Tetap, Biaya Variabel dan Penerimaan

Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana yang
dibentuk atau dihasilkan sendiri dari dalam perusahaan (Ernawan dkk., 2016).
Hasil penelitian berdasarkan tabel 3 menunjukkan modal yang digunakan di PT.
Fructi Agri Sejati berasal dari sumber sendiri (intern) dengan biaya investasi
sebesar Rp. 1.022.170.000 terdiri dari biaya untuk pembelian ternak, lahan,
pembuatan kandang dan biaya peralatan lainnya

Tabel 4
Total Biaya Investasi

6
Tabel 5
Biaya dan Manfaat dari Peternakan Sapi Perah PT. Fructi Agri Sejati
Tahun
Biaya (cost) Manfaat (benefit)
Ke-
0 1,022,170,000 0
1 1,230,146,000 115,689,375
2 291,327,614 287,930,625
3 631,227,052 481,016,875
4 536,167,146 658,728,750
5 638,843,427 880,471,875
6 806,716,302 1,060,974,375
7 834,000,271 1,172,453,750
8 893,366,521 1,522,511,250
9 859,007,615 1,443,700,625
10 846,330,677 1,360,349,375
Total 8,589,302,625 8,983,826,875

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa total biaya yang dikeluarkan


selama 10 tahun terakhir untuk melakukan Usaha Per yaitu Rp. 8,589,302,625.
Jumlah nilai manfaat yang diterima dari usaha adalah sebesar Rp. 8,983,826,875.
Dimana pendapatan dari tahun 0 yaitu Rp. 0 kemudian mengalami peningkatan
pendapatan selama 10 tahun terakhir.

7
a. Net Present Value (NPV)
Tabel 6
Net Present Value
Tahu Manfaat DF
Biaya (cost) DB DC
n Ke- (benefit) (4%)
1,022,170,00
0 0 1.0000 - 1,022,170,000
0
1,230,146,00
1 115,689,375 0.6756 78,159,742 831,086,638
0
2 291,327,614 287,930,625 0.7026 202,300,057 204,686,782
3 631,227,052 481,016,875 0.7307 351,479,031 461,237,607
4 536,167,146 658,728,750 0.7599 500,567,977 407,433,414
5 638,843,427 880,471,875 0.7903 695,836,923 504,877,960
1,060,974,37
6 806,716,302 0.8291 879,653,854 668,848,486
5
1,172,453,75 1,002,213,46
7 834,000,271 0.8548 712,903,432
0 6
1,522,511,25 1,353,512,50
8 893,366,521 0.8890 794,202,837
0 1
1,443,700,62 1,334,845,59
9 859,007,615 0.9246 794,238,441
5 8
1,360,349,37 1,320,763,20
10 846,330,677 0.9709 821,702,454
5 8
8,589,302,62 8,983,826,87 7,719,332,35
Total 7,223,388,051
5 5 7

Berdasarkan data biaya dan manfaat diatas dapat dilihat bahwa Usaha
Peternakan Sapi Perah PT. Futchi Agri Sejari memiliki:
NPV = DB – DC
NPV = 7,719,332,357 - 7,223,388,051
NPV = Rp. 495,944,306

Dari perhitungan di atas, didapatkan nilai NPV > 0 sebesar Rp.


495,944,306 dengan tingkat suku bunga berada pada tingkat 4%, nilai NPV juga
positif sehingga dapat disimpulkan bahwa proyek dianjurkan untuk dilanjutkan.

8
b. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
DB total
Net B/C =
DC total

7,719,332,357
Net B/C =
7,223,388,051

Net B/C = 1.068

Didapatkan hasil Net B/C > 0 yaitu sebesar 1,068 semakin besar nilai Net
B/C maka keuntungan yang diperoleh semakin besar dan semakin layak untuk
diusahakan (Utari, 2015). Hasil menunjukkan bahwa nilai Net B/C > 0 sebesar
1,068 menunjukkan pengeluaran investasi sebesar Rp.1 akan menghasilkan nilai
pendapatan bersih sebesar Rp.1,068.

c. Interest Rate of Return (IRR)


Tabel 7
Internal Rate of Return

Tahu DF DF
Net benefit PV PV
n Ke- (4%) (9%)
(1,022,170,000 (1,022,170,000
0 1.0000 1 (1,022,170,000)
) )
(1,114,456,625
1 0.6756 (752,926,896) 0.9174 (1,022,402,507.78)
)
2 (3,396,989) 0.7026 (2,386,724) 0.8417 (2,859,245.64)
3 (150,210,177) 0.7307 (109,758,576) 0.7722 (115,992,298.68)
4 122,561,604 0.7599 93,134,563 0.7084 86,822,640.27
5 241,628,448 0.7903 190,958,962 0.6499 157,034,328.36
6 254,258,073 0.8291 210,805,368 0.5963 151,614,088.93
7 338,453,479 0.8548 289,310,034 0.547 185,134,053.01
8 629,144,729 0.8890 559,309,664 0.5019 315,767,739.49
9 584,693,010 0.9246 540,607,157 0.4604 269,192,661.80
10 514,018,698 0.9709 499,060,754 0.4224 217,121,498.04
Total 394,524,250 495,944,306 (780,737,042)

NPV
IRR=i1 + ¿ ¿ ¿ 1

495.944 .306
IRR=4 %+ (9 %−4 %)
( 495.944 .306−780.737 .042)

9
= 4% + 0,4 x 5
= 4% + 2
= 6%

Hasil penghitungan IRR sebesar 6% berada di atas nilai diskonto yang


ditentukan yaitu 4%. Jika IRR > Opportunity Cost of Capital atau Discount Rate
maka bisnis layak untuk dilaksanakan.

d. Payback Period
Tabel 8
Payback Period

Tahu DF
Net benefit PV PBP
n Ke- (4%)
(1,022,170,000 (1,022,170,000
0 1.0000 (1,022,170,000)
) )
(1,114,456,625
1 0.6756 (752,926,896) (1,775,096,896)
)
2 (3,396,989) 0.7026 (2,386,724) (1,777,483,620)
3 (150,210,177) 0.7307 (109,758,576) (1,887,242,197)
4 122,561,604 0.7599 93,134,563 (1,794,107,634)
5 241,628,448 0.7903 190,958,962 (1,603,148,671)
6 254,258,073 0.8291 210,805,368 (1,392,343,303)
7 338,453,479 0.8548 289,310,034 (1,103,033,269)
8 629,144,729 0.8890 559,309,664 (543,723,605)
9 584,693,010 0.9246 540,607,157 (3,116,448)
10 514,018,698 0.9709 499,060,754
Total 394,524,250 495,944,306

PBP=9+¿−3.116 .448∨ ¿ X 12 bula n ¿


499.060 .754
= 9 + 0,07
= 9,07

10
Payback Period atau PP diperoleh nilai sebesar 9,07 kurang dari umur
proyek yaitu 10 tahun. Pengembalian investasi kurang dari umur proyek yang
ditetapkan yaitu 10 tahun, berdasarkan kriteria kelayakan investasi menunjukkan
usaha layak untuk dijalankan. Semakin pendek waktu yang dibutuhkan untuk
mengembalikan nilai investasi yang dikeluarkan maka bisnis semakin layak
diusahakan nilai.

5. Aspek Manajemen, Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM)


Aspek manajemen dalam analisis kelayakan Peternakan Sapi Perah
dengan manajerial seperti legalitas, struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan
Pemilik usaha bertindak sebagai dan menangani bagian keuangan, tenaga produksi
dan pemasaran. Selain pemilik, pihak yang terlibat dalam usaha ternak sapi perah
adalah petugas kandang. PT. Fructi Agri Sejati memiliki pegawai atau tenaga
kerja berjumlah 11 orang.

6. Aspek Sosial dan Ekonomi


Analisis aspek sosial dan ekonomi mengkaji keberadaan usaha
peternakan sapi perah terhadap masyarakat sekitar. Keberadaan suatu bisnis dapat
memberikan suatu dampak bagi lingkungan sekitar apakah itu positif ataupun negatif.
Masyarakat terkadang sulit untuk menghadapi perubahan terutama dengan
masuknya unsur baru di lingkungannya. Apabila terjadi kesalahan penanganan
dapat menimbulkan konflik bagi kedua belah pihak yaitu masyarakat dan perusahaan
dan menghambat kelancaran proses bisnisnya. Bahkan yang lebih parah akan
menimbulkan konflik yang mengakibatkan terpecah belahnya kerukunan masyarakat
sekitar. Hal ini tentunya perlu diperhatikan oleh perusahaan dan butuh penanganan
serius agar hal-hal di atas tidak terjadi. Keberadaan bisnis usaha peternakan sapi perah
memiliki dampak positif bagi masyarakat sekitar. Hal ini membuka kesempatan dan
lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Masyarakat menyambut baik karena selain
terbukanya kesempatan kerja, jarak untuk bekerja tidak jauh. Jalanan menjadi
beraspal serta mulai terdapat warung makan sederhana bahkan salah satu
membuka tokonya di lokasi tersebut.

7. Aspek Lingkungan

11
Analisis kelayakan berdasar aspek lingkungan mengkaji keberadaan usaha
peternakan sapi perah bagi lingkungan sekitar. Hal ini berhubungan dengan
lingkungan ekologi sekitar yang dapat menjadi lebih baik atau malah sebaliknya
menjadi rusak. Pembangunan lokasi usaha peternakan sapi perah dapat
menghasilkan limbah yang apabila tidak diolah dengan baik akan menimbulkan
masalah. Limbah padat yang dihasilkan berasal dari kotoran ternak, sedangkan limbah
cair berasal dari pembersihan kandang yang menggunakan penyiraman air.
Penanganan pada limbah padat dilakukan PT. Fructi Agri Sejati dengan
mengolahnya menjadi pupuk kandang yang juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
sekitar dengan cara membelinya. Limbah hasil kotoran ternak dikumpulkan lalu di
fermentasi untuk menghasilkan pupuk kandang. Sedangkan penanganan limbah
cair dilakukan dengan cara dibawa oleh pengumpul ke luar lingkungan kandang
kemudian dibuang di lokasi yang aman dan berjauhan dengan kawasan tempat
tinggal masyarakat.

B. Penelitian Terdahulu
Judul Penulis Alat Analisis Hasil Penelitian
Analisis Finansial Josu sahala, Rini Deskriptif Hasil analisis
Usaha Widiati dan Kuantitatif menunjukkan bahwa
Penggemukan Sapi Endang Baliarti secara finansial usaha
Simmental penggemukan sapi
Peranakan Ongole SimPO dengan jangka
dan Faktor-Faktor waktu 5 tahun dan
yang Berpengaruh discount factor
Terhadap Jumlah 12%/tahun layak
Kepemilikan Pada diusahakan.
Peternakan Rakyat Disimpulkan juga
Di Kabupaten bahwa usaha
Karanganyar penggemukan sapi
SimPO di Kabupaten
Karanganyar
berpotensi untuk
dikembangkan.
Analisis Kelayakan Dymastri Deskriptif Hasil perhitungan
Finansial Usaha Rangga P, Budi Kuantitatif NPV, Net B/C Ratio,
Penggemukan Sapi Hartono, dan IRR, PBP dan BEP di
Potong Di Koperasi Hari Dwi Utami. atas dari peternakan
Ternak “Rojo sapi potong “Rojo
Koyo” Kecamatan Koyo” layak untuk
Polagan Kabupaten diusahakan serta

12
Trenggalek dilihat secara
keseluruhan
perhitungan analisis
finansial dari
peternakan "Roj“
Koyo” layak untuk
dikembangkan.
Analisis Finansial Ray Paksi Kuantitatif Usaha peternakan
Peternakan Sapi Labodu, Erwin Kuliatatif sapi perah kelompok
Perah Rakyat Di Wantasen, ,M.T. Ramulu Sangkor di
Kota Tomohon Massie dan Kota Tomohon
(Studi Kasus Frangky N.S. dengan jumlah 10
Dikelompok Oroh ekor secara finansial
Ramulu Sangkor) layak untuk
dijalankan, hal ini
dapat dilihat dari
analisis kriteria
investasi yang
menunjukan bahwa
NPV=Rp.448.929.526
> 0, BC Ratio=2,880
> 1, IRR=50,05 >
Tingkat bunga yang
berlaku, ROI=41,82 >
Suku bunga bank.
Analisis Kelayakan Ridha Rizki Kuantitatif Usaha pembibitan
Finansial Novanda Kualitatif Sapi Peranakan
Pembibitan Sapi Ongele dengan pola
Peranakan Ongele gaduhan secara
Pola Gaduhan finansial dinilai tidak
layak karena tidak
memenuhi standar
kelayakan baik NPV,
Net B/C, Gross BC
dan IRR. Hal ini
terjadi karena pada
Laporan Laba-Rugi
penggaduh
mengalami kerugian
yang cukup besar
dimana harga pedet
jantan yang dijual
tidak sesuai (lebih
rendah).
Analisis Finansial I.B.N Putri, I.N Kualitatif Usaha perbibitan sapi
Usaha Perbibitan Suparta, I.W bali yang
Sapi Bali yang Sukananta dan menggunkan dana
Menggunakan Suciani. bansos berdasar biaya
Dana Bansos Di tunai dalam kondisi
Provinsi Bali layak namun jika

13
dengan biaya total
menjadi tidak layak
secara finansial.
Permasalahan
utamanya adalah
biaya pakan.
Kelayakan usaha sapi
bali dapat terjadi jika
peternak mampu
mendapatkan pakan
hijau dengan harga
yang lebih murah.
AnalisisFinansial Eko Ardy Deskriptif Berdasarkan hasil
Usaha Ternak Sapi Prasetyo Kualitatif penelitian adalah unit
Perah Pada UD Kuantitatif usaha sapi perah UD.
Hadi Putra Ngijo Hadi putra layak
Karang Ploso diteruskan dan
Malang dikembangkan karena
nilai NPV yang lebih
dari “0 “ (positif).
Nilai IRR yang lebih
besar dari Social
Discount Rate, dan
Nilai B/CRation lebih
dari “1 “(positif).
Evaluasi Aspek T. Simamora, Deskriptif Peternakan sapi perah
Teknis Peternakan A.M. Fuah, rakyat di Kabupaten
Sapi Perah Rakyat A.Atabany, Karo perlu melakukan
di Kabupaten Karo Burhanuddin. perbaikan aspek
Sumatera Utara teknis atau tata
laksana pemeliharaan
terutama pengetahuan
dan pencegahan
penyakit pada aspek
kesehatan hewan,
seleksi pada aspek
pembibitan dan
reproduksi.
Pembuatan catatan
usaha diperlukan
untuk mengevaluasi
performa usaha
peternakan. Perbaikan
pakan khususnya
jumlah pemberian
konsentrat agar
memperhatikan
kebutuhan ternak
serta dilakukan secara
berkesinambungan.

14
Analisis Kelayakan Nikki Ariesta Deskriptif Hasil penelitian yang
Pengembangan Poetri, Abdul Kuanitatif telah dilakukan pada
Usaha Peternakan Basith, Nur Hadi usaha ternak kavling
Sapi Perah Wijaya 176, dapat
KUNAK (Studi disimpulkan bahwa
Kasus Usaha usaha ini dikatakan
Ternak Kavling layak dikembangkan
176, Desa dari segi aspek non
Pamijahan Kab. finansial. Usaha
Bogor) ternak kavling 176
juga layak dari segi
aspek finansial. Hasil
analisis sensitivitas
menunjukan bahwa
kenaikan biaya
operasional akibat
penggunaan upah
minimum regional
(UMR) Kabupaten
Bogor sebesar Rp 2
002 000 tetap
menjadikan usaha ini
layak dengan
perubahan kriteria
investasi.

15
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil analisis kelayakan yang telah dilakukan pada usaha peternakan
sapi perah PT. Fructi Agri Setia, baik dari aspek finansial maupun aspek non
finansial, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis aspek non finansial, usaha peternakan sapi perah dapat
dikatakan layak untuk dijalankan. Berdasarkan aspek pasar, peternakan sapi perah
memiliki potensi pasar yang terbuka lebar di masa yang akan datang sebagaimana
proyeksi pemerintah akan permintaan susu. Berdasarkan aspek teknis, tidak
banyak yang buka mengenai aspek teknis pada PT. Fructi Agri Sejati, namun
diketahui bahwa produksi susu rata-rata sebesar 13 liter/ekor/hari. Berdasarkan
aspek manajemen dan hukum, telah memiliki kelengkapan dokumen yang
diperlukan dalam pendirian bisnis serta telah memiliki manajemen yang baik.
Berdasarkan aspek sosial dan ekonomi, bisnis yang dijalankan mampu
memberikan manfaat tidak hanya bagi perusahaan tetapi bagi masyarakat
sekitar lokasi bisnis hingga pemerintah setempat. Berdasarkan aspek
lingkungan, usaha peternakan sapi perah PT. Fructi Agri Sejati juga dinilai
tidak mencemari lingkungan dalam mengolah dan mengatur limbah hasil
buangannya.
2. Analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa usaha peternakan sapi perah PT.
Fructi Agri Sejati ini layak untuk dijalankan karena semua kriteria investasi
tercapai. Hal ini ditunjukkan oleh nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp.
495,944,306 (NPV > 0), Internal Rate of Return atau IRR sebesar 6% (IRR >
DR), Net B/C sebesar 1.068 (Net B/C > 1),dan Payback Period sebesar 9,07
(PP < umur usaha).

16
DAFTAR PUSTAKA

B.R.T, Putri, dkk. 2014. Analisis Finansial Usaha Perbibitan Sapi Bali yang
Menggunakan Dana Bansos. Jurnal Udayana.

Badan Pusat Statistika. 2019. Jumlah Sapi Perah di Indonesia. Tersedia:


http://www.bps.go.id

Gayatri, S., Setiadi, Isbandi, dan K. Budiraharjo. 2005. Analisis ekonomi pemberian
kredit sapi terhadap tingkat pendapatan peternak sapi perah di Kecamatan
Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta. Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner. Semarang.

Labudo Paksi, Erwin, dkk. 2015. Analisis Finansial Peternakan Sapi Perah Rakyat
Di Kota Tomohon (Studi Kasus Dikelompok Ramulu Sangkor). Jurnal Zootek.
Vol. 35 No 2. Hal: 75-279.

Mandaka, S. dan M. P. Hutagaol. 2005. Analisis fungsi keuntungan, efisiensi ekonomi


dan kemungkinan skema kredit bagi pe-ngembangan skala usaha peternakan
sapi perah rakyat di Kelurahan Kebon Pedes, Kota Bogor. Jurnal Agro
Ekonomi 23: 191-208

Portal Resmi Pemerintah Kabupaten Jombang. 2019. Peta Kecamatan Wonosalam.


http:/jombangkab.go.id. [26 Spetember 2019]

Pusat Data dan Sistem Pertanian. 2016. Outlook Susu. ISSN: 197-1507

17
Rangga D, Budi, dkk. 2013. Analisis Kelayakan Usaha Penggemukan Sapi Potong Di
Koperasi Ternak Rojo Koyo Kecamatan Polagan Kabupaten Trenggalek.

Rizki, Ridha Novanda. 2018. Analisis Kelayakan Finansial Pembibitan Sapi


Peranakan Ongole Pola Gaduhan. Jurnal Agrisep. Vol (17) No 1. Hal: 107-118

Santosa Imam, Agus, dkk. 2013. Analisis Potensi Pengembangan Usaha Peternakan
Sapi Perah Dengan Menggunakan Paradigma Agribisnis DI Kecamatan Musuk
Kabupaten Boyolali. Jurnal Peternakan. Vol (37) No 2. Hal:125-135.

Sahala, dkk. 2016. Analisis Finansial Usaha Penggemukan Sapi Simmental


Peranakan Ongole dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Jumlah
Kepemilikan Pada Peternakan Rakyat Di Kabupaten Karanganyar. Buletin
Peternakan. Vol (40) No 1. Hal:75-82.

Saragih, B. 2000. Agribisnis Berbasis Peternakan. USESE. Foundation dan Pusat


Studi Pembangunan. IPB Bogor.

Utari, A.R.T. 2015. Analisis Kelayakan Usaha Ternak Sapi Potong pada Berbagai
Skala Kepemilikan di Desa Samangki Kecamatan Simbang Kabupaten Maros
[Skripsi]. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin.

18

Anda mungkin juga menyukai