Anda di halaman 1dari 10

ISSN 2355-4721 Pemberdayaan Karyawan dan Kualitas Pelayanan pada Perusahaan Pelayaran

PEMBERDAYAAN KARYAWAN DAN KUALITAS


PELAYANAN PADA PERUSAHAAN PELAYARAN
EMPLOYEES EMPOWERMENT AND SERVICE QUALITY
OF SHIPPING COMPANY
Muh Kadarisman Gatot Cahyo Sudewo Yosi Pahala
Universitas Muhammadiyah Jakarta Sekolah Tinggi Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen
kadarisman.bkn@gmail.com Transportasi Trisakti Transportasi Trisakti
stmt@indosat.net.id stmt@indosat.net.id

ABSTRACT

This research aims to find out the relationship of strategic management, organizational
culture and employees’ empowerment with service quality. This research is carried on
at PT Sillo Bahari Nusantara using quantitative approach with survey method. The
population of this study is the employees at PT Sillo Bahari Nusantara Jakarta 2015.
The samples used in this study are 50 respondents which are selected randomly. The
data is analyzed using descriptive statistic technic and parametric inferential. Based
on data analysis it can be concluded that all the independent variables like strategic
management, organizational culture, and employees’ empowerment have a positive and
strong relation towards service quality, either partially or simultaneously. Therefore, the
service quality can be increased by improving strategic management, organizational
culture and employees’ empowerment.

Keywords: strategic management, organizational culture, empowerment, service quality

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis hubungan antara manajemen strategi
(X1), budaya organisasi (X2) dan pemberdayaan karyawan (X3) dengan kualitas pelayanan
(Y). Penelitian ini dilakukan pada PT Sillo Bahari Nusantara Jakarta dengan menggunakan
metode survei dan bentuk studi korelasi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan metode survei dan bentuk studi korelasi. Populasi adalah karyawan tetap dan
karyawan laut PT Sillo Bahari Nusantara, dengan jumlah sampel yang diambil dengancara
acak sederhana sebanyak 50 responden. Data tersebut dianalisis dengan teknik statistik
deskriptif dan inferensial parametris. Berdasarkan analisis data, disimpulkan bahwa
seluruh variabel bebas seperti manajemen strategi, budaya organisasi, dan pemberdayaan
karyawan memiliki hubunga yang positif dan kuat terhadap kualitas pelayanan, baik hanya
sebagian ataupun secara bersamaan. Karenanya, kualitas pelayanan dapat ditingkatkan
dengan memperbaiki manajemen strategi, budaya organisasi dan pemberdayaan karyawan.

Kata Kunci: manajemen strategi, budaya organisasi dan pemberdayaan karyawan,


kualitas pelayanan

339
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 03 No. 03, November 2016
Muh Kadarisman , Gatot Cahyo Sudewo, Yosi Pahala ISSN 2355-4721

PENDAHULUAN atau pemimpin organisasi, semakin


memerlukan bantuan dari para anggotanya.
Indonesia, yang memiliki 17.504 Semakin anggotanya mampu dan berani
pulau, memiliki 95.181 km garis pantai menyelesaikan masalahnya secara lebih
dan 75 persen wilayahnya berupa laut mandiri, semakin efektif pimpinan itu
(5.8 juta km2) termasuk Zona Ekonomi dapat menjalankan organisasinya.Namun
Eksklusif Indonesia (ZEEI) yang lazim demikian, ternyata masih banyak para
disebut sebagai negara maritim, letak pemimpin atau manajer yang belum dapat
geografisnya berada di antara dua benua mempercayai anggotanya sebagaimana
yaitu benua Asia dan Australia serta berada mestinya.Pemimpin cenderung mengawa-
di antara dua samudera yaitu Samudera sinya dengan ketat. Akibatnya karena
Hindia dan Samudera Pasifik.Dengan terlalu diawasi dan dikendalikan dengan
kondisi geografis yang dimiliki oleh ketat, semakin rendah pula inisiatif
Indonesia, sarana transportasi laut harus anggota itu, demikian pula keberaniannya,
dikembangkan dengan baik termasuk dan merekapun akan semakin bergantung
peningkatan keselamatan pelayaran. kepada atasannya. Menghadapi hal
Pemerintah menetapkan berbagai ini,perlu disadarkan kepada para pemimpin
kebijakan yang berkaitan dengan sarana atau manajer, betapa perlunya memberikan
dan prasarana, serta peningkatan kualitas kewenangan dan kepercayaan yang lebih
sumber daya manusia yang terlibat dalam besar kepada anggotanya.
pengembangan transportasi laut. Dalam persaingan bisnis yang
Perusahaan yang terlibat adalah meningkat, akan mendorong perusahaan
perusahaan pelayaran nasional, perusahaan untuk memasukkan isu sumber daya
manajemen perkapalan, perusahaan manusia ke dalam strategi pengembangan
pengawakan kapal, dan BUMN (Badan perusahaan. Perusahaan harus menunjukkan
Usaha Milik Negara). Seiring dengan keunggulan dalam kemampuan untuk
bertambahnya perusahaan yang bergerak menghasilkan barang dan jasa bermutu
di bidang perekrutan dan penempatan sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
awak kapal di Indonesia, Pemerintah Daya saing perusahaan sangat ditentukan
dalam hal ini Kementerian Perhubungan oleh kompetensi sumber daya manusia
telah mengeluarkan Peraturan Menteri yang dimiliki. Kemampuan pekerja
Perhubungan Nomor 84 Tahun 2013 yang dimiliki untuk memanfaatkan ilmu
tentang Perekrutan dan Penempatan Awak pengetahuandan teknologi, akan menjadi
Kapal. Peraturan tersebut ditetapkan di sumber keunggulan kompetitif (competitive
Jakarta pada tanggal 4 Oktober 2013. advantage) yang sangat penting.
Berkaitan dengan pengawakan kapal, PT Di sisi lain masih dirasakan
Sillo Bahari Nusantara Jakarta menjadi sangat kurang dalam kebijakan strategi
salah satu perusahaan yang bergerak di pengembangan perusahaan baik untuk
bidang perekrutan dan penempatan awak rencana strategi jangka pendek, jangka
kapal baik untuk memenuhi kebutuhan menengah dan jangka panjang (Fred,
pelaut di dalam negeri ataupun luar negeri 2009). Walaupun visi dan misi perusahaan
yang berpengalaman dan mempunyai sudah ditetapkan namun pelaksanaannya
standar kompetensi yang sesuai dengan atau dalam praktik kerja keseharian
STCW 1978 (Standards of Training tidak mencerminkan akan visi dan misi
Certification and Watchkeeeping for perusahaan tersebut. Peranan fungsi
Seafarers) Amendment Manila 2010 dan pemasaran tidak optimal karena Direktur
MLC (Maritime Labour Convention) 2006. Komersial masih merangkap kekosongan
Dalam menghadapi permasalahan jabatan sebagai Manajer Keuangan
yang semakin kompleks, para manajer dan tidak punya rencana strategi untuk

340
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 03 No. 03, November 2016
ISSN 2355-4721 Pemberdayaan Karyawan dan Kualitas Pelayanan pada Perusahaan Pelayaran

pemasaran produk dalam hal ini tenaga tidak termotivasi untuk bekerja dengan
kerja pelaut ke pelanggan luar negeri baik serta tidak menghasilkan kinerja
ataupun dalam negeri. Kelemahan lainnya, optimal. Dengan tidak adanya Manajer
tidak mengerti atau memahami terhadap HRD (Human Resouce Department) yang
konsep dari pada manajemen pemasaran ditunjuk oleh Direksi, maka evaluasi kerja
termasuk di dalamnya tipe pemasaran karyawan tidak terukur dan tidak dilakukan
(pemasaran eksternal, pemasaran internal secara berkala pada setiap departemen,
dan pemasaran interaktif) yang akan di baik di Crewing & Operation Department
terapkan dalam perusahaan. Yang lebih dan Finance & Accounting Department.
memprihatinkan tidak ditunjang dengan Pemberdayaan karyawan menjadi
pengetahuan, pengalaman dalam bidang sesuatu hal yang penting karena di
pengawakan kapal. dalam menghadapi era persaingan dan
Nilai-nilai budaya yang telah pelayanan, setiap organisasi membutuhkan
dirumuskan dan dikembangkan dalam karyawan yang cepat tanggap dan
suatu tim kerja tidak selalu dipraktikkan mandiri sehingga organisasi mempunyai
dan dievaluasi penerapannya. Demikian keunggulan kompetitif melalui sumber
juga dengan nilai-nilai dan keyakinan yang daya manusianya. Pemberdayaan adalah
menjadi budaya organisasi kurang dianut, kunci menciptakan kekuatan karyawan
kurang dihayati, dan kurang dilaksanakan yang termotivasi sehingga mereka bekerja
oleh anggota-anggota organisasi dengan baik dan sangat antusias dengan
(Pabandu, 2014). Hal ini menunjukkan visi mereka (Tracy, 1990). Kurangnya
bahwa tugas manajemen belum optimal pemahaman akan sasaran dan harapan
dalam mengendalikan dan membina organisasi yang tercantum dalam visi, misi,
karyawan, sehingga memudahkan mereka dan tujuan perusahaan membuat karyawan
untuk berpartisipasi dalam organisasi. bekerja kurang optimal. Hal ini terjadi
Manajemen tidak tanggap terhadap karena karyawan tidak diberikan sosialisasi
perubahan lingkungan, merasa puas dengan atau informasi yang benar.
prosedur, dan produk-produk (pelaut) yang Kondisi ini tentunya sangat
dihasilkan. Di sisi lain, kurang menghargai membahayakan untuk kelangsungan
inisiatif per orangan untuk melakukan perusahaan di masa yang akan datang.
perubahan-perubahan yang bermanfaat Mereka hanya berfokus dengan pelanggan
untuk organisasi/perusahaan. Hal ini yang sekarang ini saja, antara lain:
membuat karyawan menjadi pasif dalam Swire Pacific Offshore Singapore, Swire
mengemukakan pendapat. China Navigation Singapore, Hellespont
Sistem imbalan seperti kenaikan gaji Offshore Singapore, Tide Water Marine
dan promosi tidak didasarkan atas prestasi International Singapore, Reederei Nord
kerja karyawan, namun didasarkan atas Limited Germany dan Sinosin Marine
senioritas, sikap pilih kasih serta kedekatan Services Co.Ltd Xiamen, China. Kualitas
dengan pimpinan. Hal ini akan berakibat pelayanan pada beberapa pelanggan di
tenaga kerja yang punya kemampuan dan PT Sillo Bahari Nusantara Jakarta belum
keahlian dapat berlaku pasif dan frustasi. terukur secara baik, dan belum dilakukan
Kondisi semacam ini dapat berakibat secara berkala. Selanjutnya tidak pernah
kinerja organisasi/perusahaan menjadi dievaluasi guna meningkatkan kualitas
terhambat. Kurangnya pemberdayaan pelayanan itu sendiri, walaupun perusahaan
anggota atau karyawan, sangat ini sudah menerapkan sistem standar mutu
mempengaruhi dalam proses bisnis PT (ISO 9001:2008). Di dalam Management
Sillo Bahari Nusantara. Hal ini bisa dilihat Review perusahaan yang dilakukan
dari keseharian karyawan dalam melakukan minimal setahun sekali, juga tidak pernah
tugasdan tanggung jawabnya. Karyawan dilaporkan perihal kualitas pelayanan yang

341
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 03 No. 03, November 2016
Muh Kadarisman , Gatot Cahyo Sudewo, Yosi Pahala ISSN 2355-4721

sudah diberikan kepada pelanggan atau pun hipotesis penelitian.


tanggapan terhadap Customer Satisfaction Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai
Survei yang dikirimkan ke pelanggan r untuk X1, adalah 0.678 yang menunjukkan
(Parasuraman, 2001). bahwa ada hubungan positif antara
Pihak Manajemen juga tidak mene- manajemen strategi (X1) dengan kualitas
tapkan Quality Objectives terhadap standar pelayanan (Y). Berdasarkan tabel 13
kualitas pelayanan pelanggan. Tujuan tentang interpretasi koefisien korelasi, maka
penelitian ini adalah untuk menganalisis terlihat bahwa tingkat hubungannya adalah
hubungan manajemen strategi, budaya kuat.Koefisien korelasi determinasinya
organisasi, dan pemberdayaan karya- (R2) adalah 0.459 atau 45.9%.
wan terhadap kualitas pelayanan Hal ini berarti varian yang terjadi
pada PT Sillo Bahari Nusantara Jakarta. pada variabel kualitas pelayanan 45.9%
Metode yang digunakan dalam penelitian ditentukan oleh varian yang terjadi pada
ini adalah metode kuntitatif dengan variabel manajemen strategi, sedangkan
pendekatan studi kasus. Analisis data sisanya 54.1% ditentukan oleh faktor lain di
menggunakan statistik berupa Analisis antaranya adalah sebagai berikut: observasi
korelasi dan regresi. dan evaluasi, tidak ada data dan informasi
sehubungan pencapaian tujuan organisasi
serta analisi situasi (Situation Analysis)
HASIL DAN PEMBAHASAN yang disebut SWOT.
Variabel X1 (manajemen strategi)
1. Hubungan manajemen strategi (X1) menghasilkan t hitung sebesar 6.385 dengan
dengan kepuasan pelayanan (Y) probabilitas signifikansi 0.001. Diketahui
bahwa t table (df= 50, ᾳ = 0.05) adalah 1.677.
Pengujian persyaratan analisis Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
menunjukkan bahwa skor tiap variable secara individual variabel tersebut terdapat
penelitian telah memenuhi persyaratan hubungan dengan variabel Y (kualitas
untuk dilakukan pengujian statistik lebih pelayanan).
lanjut. Berikut ini akan dilakukan pengujian

Tabel 1 Uji Korelasi Manajemen Strategi (X1)dengan Kepuasan Pelayanan(Y)

Adjusted R Std. Error of the


Model R Square
Square Estimate
.678a .459 .448 .24203

Tabel 2 Uji t dan Regresi Manajemen Strategi (X1)


dengan variabel Kualitas pelanggan (Y)

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1.800 .440 4.088 .000
trategi (X1) .641 .100 .678 6.385 .000

342
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 03 No. 03, November 2016
ISSN 2355-4721 Pemberdayaan Karyawan dan Kualitas Pelayanan pada Perusahaan Pelayaran

Berdasarkan hasil pengukuran regresi Analisis ini digunakan untuk


yang ditunjukkan pada Tabel 2 di atas maka, melakukan prediksi seberapa tinggi
persamaan regresi yang terbentuk adalah Y nilai variabel dependen bila terdapat
= 1.800 + 0.641X1. Dari persamaan regresi perubahan nilai pada variabel independen.
sederhana di atas, dapat diketahui bahwa Berdasarkan hasil pengukuran regresi yang
besarnya hubungan variable manajemen ditunjukkan pada Tabel 2 maka, persamaan
strategi terhadap kualitas pelayanan adalah regresi yang terbentuk adalah Y= 1.800 +
sebesar 0.641. Apabila variabel manajemen 0.641X1.
strategi ditingkatkan senilai 1 maka nilai Dari persamaan regresi sederhana
kepuasan pelayanan akan meningkat di atas, dapat diketahui bahwa besarnya
menjadi 2.441. Apabila manajemen sampai hubungan variabel manajemen strategi
kondisi optimal atau ideal yaitu pada terhadap kualitas pelayanan adalah sebesar
skala 5 pada setiap instrument, kuesioner 0.641. Apabila variabel manajemen strategi
sehingga diperoleh peningkatan nilai ditingkatkan senilai 1 maka nilai kepuasan
kepuasan pelayanan sebesar Y = 1.800 + pelayanan akan meningkat menjadi 2.441.
0.641 (5) = 5.005 Apabila manajemen strategi ditingkatkan
sampai kondisi optimal atau ideal yaitu
2. Hubungan Budaya Organisasi (X2) pada skala 5 pada setiap instrument
dengan Kepuasan Pelayanan (Y) kuesioner sehingga diperoleh peningkatan
nilai kepuasan pelayanan sebesar Y = 1.800
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai + 0.641 (5) = 5.005
r untuk X1, adalah 0.633 yang menunjukkan Pada Tabel 4 variabel budaya
bahwa ada hubungan positif antara Budaya organisasi (X2) menghasilkan t hitung sebesar
Organisasi (X2) dengan kualitas pelayanan 5.662 dengan probabilitas signifikansi
(Y). Berdasarkan Tabel 3 tentang 0.001. Diketahui bahwa t table (df= 50, ᾳ =
interpretasi koefisien korelasi, maka 0.05) adalah 1.677. Dengan demikian dapat
terlihat bahwa tingkat hubungannya adalah disimpulkan bahwa secara individual
kuat.Koefisien korelasi determinasinya variabel tersebut terdapat hubungan dengan
(R2) adalah 0.388 atau 38.8%. variabel Y (kualitas pelayanan).

Tabel 3 Uji Korelasi Budaya Organisasi (X2) dengan Kualitas Pelayanan (Y)

Adjusted R Std. Error of the


Model R Square
Square Estimate
1 .633a .400 .388 .25485

Tabel 4 Uji t dan Regresi Budaya Organisasi (X2) dengan Kualitas Pelayanan (Y)

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1.886 .481 3.921 .000
Budaya
.643 .114 .633 5.662 .000
Organisasi (X2)

343
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 03 No. 03, November 2016
Muh Kadarisman , Gatot Cahyo Sudewo, Yosi Pahala ISSN 2355-4721

Berdasarkan hasil pengukuran regresi Berdasarkan Tabel 5 tentang interpretasi


yang ditunjukkan pada Tabel 4 di atas, koefisien korelasi, maka terlihat bahwa
maka persamaan regresi yang terbentuk tingkat hubungannya adalah kuat. Koefisien
adalah Y= 1.886 + 0.643X2 korelasi determinasinya (R2) adalah 0.454
Dapat diketahui bahwa besarnya atau 45.4%. Hal ini berarti varian yang
hubungan variabel budaya organisasi terjadi pada variabel kualitas pelayanan
terhadap kualitas pelayanan adalah sebesar 45.4% ditentukan oleh varian yang
0.643. Apabila variabel budaya organisasi terjadi pada variabel budaya organisasi,
ditingkatkan senilai 1, maka nilai kepuasan sedangkan sisanya 54.6% ditentukan oleh
pelayanan akan meningkat menjadi 2.529 faktor lain adalah komunikasi dan umpan
Apabila budaya organisasi balik, pelibatan dan pemberdayaan,
ditingkatkan sampai kondisi optimal serta penghargaan dan pengakuan
atau ideal yaitu pada skala 5 pada setiap prestasi. Variabel X3 (Pemberdayaan
instrumen kuesioner, sehingga diperoleh Karyawan) menghasilkan sebesar 6.321
peningkatan nilai kepuasan pelayanan denganprobabilitashitung signifikansi
sebesar Y = 1.886 + 0.643 (5) = 5.101. 0.001. Diketahui bahwa ttable(df= 50, ᾳ
= 0.05) adalah 1.677. Dengan demikian
3. Hubungan Pemberdayaan Karyawan dapat disimpulkan bahwa secara individual
(X3) dengan Kepuasan Palayanan variabel tersebut terdapat hubungan dengan
variabel Y (kualitas pelayanan).
Pada Table 5,dapat dilihat bahwa Berdasarkan hasil pengukuran regresi
nilai r untuk X3, adalah 0.674 yang yang ditunjukkan pada Tabel 6 di atas,
menunjukkan bahwa ada hubungan maka persamaan regresi yang terbentuk
positif antara pemberdayaan karyawan adalah Y= 2.168 + 0.574X3.
(X3) dengan kualitas pelayanan (Y).

Tabel 5 Uji Korelasi Kualitas PelayananY dan Pemberdayaan Karyawan X3

Adjusted R Std. Error of the


Model R Square
Square Estimate
.674a .454 .443 .24315

Tabel 6 Uji t dan Regresi Pemberdayaan Karyawan (X3)


dengan Kualitas Pelayanan (Y)

Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 2.168 .387 5.606 .000
(pemberdayaan
.574 .091 .674 6.321 .000
X3)

344
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 03 No. 03, November 2016
ISSN 2355-4721 Pemberdayaan Karyawan dan Kualitas Pelayanan pada Perusahaan Pelayaran

Tabel 7 Uji Korelasi dan Koefisiensi Determinasi Model Summary b

Adjusted R Std. Error of the


Model R Square
Square Estimate
.728a .530 .499 .23058

Tabel 8 Uji Regresi Manajemen Strategi (X1),Budaya Organisasi(X2)


dan Pemberdayaan Karyawan (X3)

Unstandardized Standardized Collinearity


Model Coefficients Coficients Statistics
T Sig.
B Std. Beta Tolerance VIF
Error
(Constant) 1.652 .450 3.667 .001
Strategi (X1) .421 .166 .445 2.540 .015 .333 3.003
Budaya Organisasi -.127 .243 -.125 -.522 .604 .179 5.578
(X2)
Pemberdayaan (X3) .388 .174 .456 2.235 .030 .246 4.063

Dari persamaan regresi sederhana karyawan (X3) secara bersama-sama dengan


di atas dapat diketahui bahwa besarnya kualitas pelayanan (Y). Berdasarkan Tabel
hubungan variabel pemberdayaan karyawan 7 tentang interpretasi koefisien korelasi
terhadap kualitas pelayanan adalah sebesarbahwa korelasi antara manajemen strategi,
0.574. Apabila variabel pemberdayaan budaya organisasi dan pemberdayaan
karyawan ditingkatkan senilai 1 maka nilaikaryawan adalah kuat.Nilai koefisien
kepuasan pelayanan akan meningkat menjai determinasinya R2 adalah 0.530 atau 53%.
2.742. Apabila pemberdayaan karyawan Maksud dari nilai ini adalah variasi
ditingkatkan sampai kondisi optimal volume penjualan dapat dijelaskan oleh
atau ideal yaitu pada skala 5 pada setiap varian lain dari manajemen strategi, budaya
instrumen kuesioner sehingga diperoleh organisasi dan pemberdayaan karyawan
peningkatan nilai kepuasan pelayanan sebesar 53%. Sedangkan sisanya sebesar
sebesar Y = 2.168 + 0.574 (5) = 5.038 47% ditentukan faktor lain di antaranya
adalah analisis situasi (SWOT), kinerja
4. Hubungan Manajemen Strategi, organisasi dariempat perpektif (keuangan,
Budaya Organisasi Dan pelanggan, proses bisnis internal, serta
Pemberdayaan Karyawan Terhadap pembelajaran dan pertumbuhan)
Kualitas Pelayanan. Berdasarkan hasil pengukuran regresi
yang ditunjukkan pada Tabel 8 di atas,
Dari Tabel 7, dapat dilihat bahwa maka persamaan regresi yang terbentuk
nilai r untuk X1, X2, dan X3 adalah 0.728 adalah Y = 1.652 + 0.421X1– 0.127X2 +
yang menunjukkan bahwa ada hubungan 0.388X3 + e
positif antara manajemen strategi (X1),
budaya organisasi (X2) dan permberdayaan

345
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 03 No. 03, November 2016
Muh Kadarisman , Gatot Cahyo Sudewo, Yosi Pahala ISSN 2355-4721

Tabel 9 UjiF

Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
Regression 2.754 3 .918 17.268 .000b
Residual 2.446 46 .053
Total 5.200 49

Dari persamaan regresi ganda di Apabila peningkatan manajemen


Tabel 8 dapat diketahui bahwa besarnya strategi, budaya organisasi dan
hubungan variabel independen terhadap pemberdayaan karyawan dilakukan secara
kualitas pelayanan adalah sebagai bersama-sama sampai kondisi optimal
berikut: manajemen strategi sebesar atau ideal yaitu pada skala 5 pada setiap
0.421, budaya organisasi – 0.127, dan instrument kuesioner yang diisi oleh
pemberdayaan karyawan 0.388. Apabila responden, sehingga diperoleh skor 5x50
manajemen strategi, budaya organisasi dan = 250 untuk X1 , X2 dan X3 maka akan
pemberdayaan karyawan secara bersama- diperoleh peningkatan kualitas pelayanan
sama ditingkatkan senilai 1, maka kualitas sebesar Y = 1.652 + 0.421 (250)–
pelayanan akan menjadi 2.334. 0.127(250)+ 0.388 (250) = 172.152

Tabel 10 Ringkasan Pengujian Hipotesis Asosiatif

Ringkasan
Variabel Yang Uji Pengujian Persamaan
No. Thitung Ttabel Kesimpulan
dikorelasikan Korelasi Hipotesis Regresi
Asosiatif
Strategi dengan
Terdapat
kualitas Terdapat Y= 1.800 +
1 0.678 hubungan 6.385 1.677
Pelayanan hubungan 0.641 X1
Positif

Budaya organisasi Terdapat


Terdapat Y= 1.886 +
2 dengan 0.633 hubungan 5.662 1.677
hubungan 0.643 X2
kualitas pelayanan Positif
Pemberdayaan Terdapat
Terdapat Y= 2.168 +
3 dengan 0.674 hubungan 6.321 1.677
hubungan 0.574 X3
kualitas pelayanan Positif

Variabel Yang Uji Persamaan


No. Kesimpulan Kesimpulan
dikorelasikan Korelasi Fhitung Ftabel Regresi

Strategi, budaya
organisasi, Y = 1.652 +
Terdapat Terdapat
pemberdayaan secara 0.421 X1 -
4 0.728 hubungan 17.268 3.232 hubungan
bersama 0.127 X2 +
Positif signifikan
sama dengan kualitas 0.388 X 3 + e
pelayanan

346
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 03 No. 03, November 2016
ISSN 2355-4721 Pemberdayaan Karyawan dan Kualitas Pelayanan pada Perusahaan Pelayaran

Dari hasil uji Anova atau uji F pada oleh faktor lain di luar model.
Tabel 9 didapatkan Fhitung sebesar 17.268
dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000.
Diketahui bahwa F table adalah 3.232. Dari SIMPULAN
hasil tersebut dapat dilihat bahwaF hitung >
F tabeldan probabilitas signifikansi tersebut Manajemen strategi, budaya
kurang dari 0.05, maka H1 diterima. Dengan organisasi, dan pemberdayaan karyawan
demikian model regresi dapat digunakan secara bersama-sama mempunyai
untuk memprediksi kualitas pelayanan (Y) hubungan yang positif dengan kualitas
atau dikatakan bahwa variabel manajemen pelayanan. Nilai r untuk X1, X2, dan X3
strategi (X1), budaya organisasi (X2) dan adalah 0.728 Yang menunjukkan bahwa
permberdayaan karyawan (X3) secara ada hubungan positif antara strategi (X1),
bersama-sama mempunyai hubungan budaya organisasi (X2) dan pemberdayaan
signifikansi terhadap kualitas pelayanan (X3) secara bersama-sama dengan kualitas
(Y). Berikut gambar kurva uji F F hitung pelayanan (Y). Dan nilai R2 adalah 0.530
= 17.268, dan F table = 3.232. atau 53%. Maksud dari nilai ini adalah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa varian kualitas pelayanan dapat
variabel manajemen strategi (X1) secara dijelaskan oleh varian lain dari strategi,
parsial berpengaruh positif dan signifikan budaya organisasi dan pemberdayaan
terhadap variabel kepuasan pelayanan (Y), sebesar 53%. Sedangkan sisanya sebesar
makin tinggi X1 , makin tinggi Y, demikian 47% ditentukan faktor lain.
juga sebaliknya. Variabel budaya organisasi Terkait dengan hubungan positif dan
(X2) secara parsial tidak berpengaruh signifikan dari manajemen strategi dengan
terhadap variabel Y, sedangkan variabel kualitas pelayanan, hubungan positif
pemberdayaan karyawan (X3) secara dan signifikan dari budaya organisasi
parsial berpengaruh positif dan signifikan dengan kualitas pelayanan. Hubungan
terhadap variabel (Y), makin tinggi X3 , positif dan signifikan dari pemberdayaan
makin tinggi Y, demikian juga sebaliknya. karyawan dengan kualitas pelayanan, akan
Dari hasil Uji T menunjukkan, nilai berimplikasi bahwa upaya peningkatan
variabel X1= 0.015 < 0.05 sehingga H0 manajemen strategi organisasi dengan cara
ditolak, dan diterima H1. Nilai variabel perumusan personal balanced scorecards
X2= 0.604 > 0.05 sehingga H0 tidak untuk merumuskan rencana individu yang
ditolak, sedangkan nilai sig variabel X3= dapat mendukung organisasi.
0.030 < 0.05 sehingga H0 ditolak, dan Perumusan organizational balanced
diterima H1 .Dari hasil Uji F menunjukkan, scorecards untuk menggunakan perspektif
nilai sig = 0 < 0.05, sehingga H0 ditolak, keuangan, pelanggan, proses bisnis internal
yang berarti variabel-variabel independen serta pembelajaran dan pertumbuhan,
(X1, X2dan X3) secara bersama-sama dan analisis SWOT untuk mengevaluasi
secara signifikan dapat digunakan untuk kekuatan (strengths), kelemahan
berpengaruh signifikan terhadap variable (weaknesses), peluang (opportunities) dan
dependen (Y). Tetapi pada taraf nyata ancaman (threats), sehingga hal ini akan
0.10, variabel-variabel independen secara berdampak positif dan diharapkan akan
bersama-sama berpengaruh signifikan terjadi peningkatan kualitas pelayanan
terhadap variabel dependen karena nilai yang signifikan.Upaya budaya organisasi
sig= 0.085 < 0.10. dengan cara menciptakan budaya kerja
Nilai R square menunjukkan bahwa baru untuk tujuan pemberdayaan karyawan,
53% dari varians Y dapat dijelaskan mengkreasikan jarak kekuasaan yang lebih
olehperubahan dalam variabel X1, X2 dan pendek, sehingga visi pimpinan dapatlebih
X3.Sedangkan 47% sisanya dijelaskan mudah diterjemahkan oleh para karyawan

347
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 03 No. 03, November 2016
Muh Kadarisman , Gatot Cahyo Sudewo, Yosi Pahala ISSN 2355-4721

serta faktor kepemimpinan yang dapat


mengemban visi dan model kepemimpinan
yang mendukung terwujudnya layanan
yang berkualitas, sehingga diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pelayanan
yang lebih signifikan.
Upaya pemberdayaan k a r y a w a n
dengan cara membangun komunikasi dan
umpan balik yang baik antara pimpinan
dan staf, memberikan kesadaran kepada
SDM yang ada di dalamnya akan
pentingnya kualitas pelayanan dengan cara
memberikan perhatian terhadap aspek
manajemen yang perlu diapplikasikan
dalam proses penyelenggaraan organisasi,
sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pelayanan yang lebih signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

A, Parasuraman. 2001. The Behaviorial


Consequenses of Service Quality,
Jurnal of Marketing. Vol 60.
David, Fred, R. 2009. Strategic
ManagementManajemen Strategis
Konsep, Edisi keduabelas. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat
Parasuraman, Zeithhaml dan Berry. 1991.
Delivering Service Quality, New
York: Free Press.
Sofian, E., & Tukiran. 2012.
MetodePenelitian Survei. Cetakan
ketiga puluh. Jakarta:PenerbitLP3ES.
Tracy,
Diane, 1990, 10 Steps to Empowerment,
NewYork:Wiiliam Morrow
Pabandu, Moh Tika, 2014. Buday
Organisasi danPeningkatanKinerja
Perusahaan.Cetakan kelima.Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara.
[Kemenhub] Kementerian Perhubungan
Republik Indonesia, 2013.Peraturan
Menteri Nomor 84 Tahun 2013
Tentang Perekrutan dan Penempatan
Awak Kapal.Jakarta: Kemenhub RI

348
Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik (JMTransLog) - Vol. 03 No. 03, November 2016

Anda mungkin juga menyukai