Anda di halaman 1dari 22

Pendekatan Penelitian Kualitatif

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metpen Kualitatif
Dosen Pengampu : Moh. Fatih, M Pd.

Disusun Oleh:

Nawang Al Zahro M. (1786206211)


Norma Binti Savitri (1786206060)
Yunita Fitriani (1786206140)
Ulya Maghfiroh (1786206107)

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pendekatan Penelitian
Kaulitatif”, untuk memenuhi tugas mata kuliah Metpen Kualitatif.
Penulisan makalah ini, telah penulis usahakan semaksimal mungkin dan
dengan bantuan berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu, penulis sampaikan terima kasih kepada :
1. Moh. Fatih, MPd.selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan
Pembelajaran SD
2. Teman-teman mahasiswa yang telah memberikan masukan dalam
pengerjaan makalah ini.
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah
membantu demi terselesaikannya makalah ini dengan lancar.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan baik
dari segi susunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena itu, penulis
mengharap pembaca bersedia memberi kritik dan saran, sehingga penulis dapat
memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca.

Blitar, 14 Februari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 4
A. Latar Belakang ..................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 6
A. Study Kasus.......................................................................................... 6
B. Etnografi............................................................................................... 11
C. Grounded Theory ................................................................................. 15
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 20
A. Kesimpulan .......................................................................................... 20
B. Saran..................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah peneitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (1975:5)
dalam Lexy J. Moleong, (2016:4)mendefinisikan metodologi kualitatif
sebagai proseur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau tertulis dari orang-orang dan perilaku orang yang dapat
diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan
individu terebut secara holistik (utuh).jadi, dalam hal ini tidak boleh
mengisolasikan (mengasingkan) individu atau organisasi ke dalam
variabelatau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari
suatu keutuhan.
Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller (1986:5)dalam
Lexy J. Moleong, (2016:4) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif
adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosialyang secara mendasar
bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya
maupun dlam peristilahannya.
Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainnya dikemukakan bahwa
hal itu merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka
untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku
individu atau sekelompok orang.
Penulis lainnya memaparkan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistik untuk mencari dan
menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu
latar yang berkonteks khusus. Pengertian ini membahas dua aspek yaitu
pendekatan penelitian yang digunakan adalah naturalistik yang tujuannya
adalah memahami suatu fenomenadalam suatu konteks khusus. Hal itu
berarti bahwa tidak seluruh konteks dapat diteliti.
Bogdan dan Biklen (1982:3)dalam Lexy J. Moleong, (2016:3)
terdapat beberapa istilah yang diguankan dalam penelitian kualitatif, yaitu
penelitian atau inkuiri naturalistik atau alamiah, etnografi, interaksionis

4
simbolik, perspektif ke dalam, etnometodologi, the Chicago School,
fenomologis, studi kasus, interpretatif, ekologis, dan deskriptif .
Dalam makalah ini kami akan menjelaskan sebagian macam
pendekatan penelitian kualitatif yaitu, studi kasus, etnografi, dan
Grounded Theory.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan apayang dimaksud dengan studi kasus!
2. Apa yang dimaksud dengan etnografi ? serta penjelasannya!
3. Apa yang dimaksud dengan Grounded Theory ? serta penjelasannya!

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah diantaranya sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penjelasan tentang studi kasus.
2. Untuk mengetahui penjelasan tentang etnografi.
3. Untuk mengetahui penjelasan tentang Grounded Theory.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Studi Kasus
1. Konsep Dasar
Studi kasus adalah pengujian intensif menggunakan berbagai sumber bukti
terhadap suatu entitas tunggal yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Pada
umumnya studi kasus dihubungkan dengan sebuah lokasi atau sebuah
organisasi, sekumpulan orang seperti kelompok kerja atau kelompok sosial,
komunitas, peristiwa, proses, isu maupun kampanye (Daymond & Holloway,
2008.
Studi kasus juga bisa berfokus pada rutinitas yang sejak dahulu sudah
berlangsung, kejadian sehari-hari dalam mengirim dan menerima (pesan)
komunikasi. Menganalisis apa dan bagaimana sesuatu dianggap biasa
diterima secara umum dan dapat memberi kontribusi penting. Misalnya
mengapa suatu masyarakat tetap konsisten pada suatu tradisi padahal tradisi
itu nyata-nyata bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan secara umum.
Studi kasus digunakan untuk mengetahui dengan lebih mendalam dan
terperinci tentang suatu permasalahan atau fenomena yang hendak diteliti
(Yin, 1994). Menurut Yin (1994) lagi studi kasus dapat memberi fokus
terhadap makna dengan menunjukkan situasi mengenai apa yang terjadi,
dilihat dan dialami dalam lingkungan sebenarnya secara mendalam dan
menyeluruh.
Studi kasus merupakan suatu inkuiri empirik untuk meneliti suatu
fenomena kontemporer dalam konteks yang sebenarnya (McMillan &
Schumacher,2006;Yin, 1994). Menurut Suharsimi (2006), studi kasus
merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan
mendalam terhadap suatu organisasi, institusi atau gejala-gejala tertentu.
Dalam studi kasus peneliti mencoba untuk mencermati individu atau satu unit
secara mendalam. Umumnya studi kasus dilakukan karena kebetulan
pemecahan masalah.
Studi kasus biasanya dihubungkan dengan sebuah lokasi tertentu
(Daymond & Holloway, 2008). Dilihat dari lokasinya, studi kasus meliputi

6
wilayah atau subjek yang sempit, tetapi ditinjau dari sifat penelitian,
penelitian kasus lebih mendalam (Suharsimi,2006). Menurut Daymond dan
Holloway (2008), kasusnya juga dapat sebuah organisasi, sekelompok orang
seperti kelompok kerja atau kelompok sosial, komunitas, peristiwa, proses,
isu, maupun kampanye. Penelitian kasus juga dapat berfokus kepada rutinitas
yang sejak dahulu sudah terjadi, kejadian sehari-hari dalam mengirim dan
menerima informasi komunikasi. Dapat juga menganalisis apa dan bagaimana
sesuatu dianggap biasa atau diterima secara umum dan dapat memberi
kontribusi secara positif.
Penelitian kasus termasuk dalam penelitian kualitatif, oleh karena itu
temuan atau hasil penelitiannya tidak dapat diramalkan karena penelitian
kualitatif tidak mempunyai prosedur yang baku. Dengan demikian, data yang
diperoleh tidak bisa diramalkan karena ia banyak bergantung kepada peserta
penelitian, tujuan penelitian dan konteks penelitian yang hendak dilakukan
(Creswell, 1994; Merriam, 1994; Roslan, 2002). Justru penelitian kasus
berasaskan metode kualitatif yang menggabungkan instrumen wawancara dan
pengamatan serta analisis dokumen, wajar dilakukan apabila peserta
penelitian yang hendak teliti sedikit. Ini karena dalam penelitian kasus
dilakukan secara mendalam dan terperinci (holistik).
2. Tujuan
Studi kasus bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai
berbagai peristiwa komunikasi kontemporer yang nyata dalam konteksnya.
Penelitian kasus memungkinkan anda mengumpulkan informasi yang detail
dan kaya, mencakup dimensi-dimensi sebuah kasus tertentu atau beberapa
kasus kecil dalam rentang yang luas. Studi kasus yang baik menyoroti
berbagai faktor atau fenomena hubungan sosial dalam situasi tertentu,
melukiskan keunikannya, sekaligus mencoba menawarkan pemahaman-
pemahaman mendalam yang mempunyai relevansi yang lebih luas. Studi
kasus juga bertujuan untuk mengungkap sesuatu dari situasi dan peristiwa
saat ini. Tidak akan pernah ada kata penutup untuk kasus yang diteliti.
Interprestasi anda hanya bersifat sementara dan tidak sempurna, tersusun dari
pemikiran anda sendiri yang mempertimbangkan hal-hal tertentu saja. Oleh

7
karena itu, studi kasus anda harus menekankan keterbukaan untuk
menghasilkan forum dialog lebih lanjut (Chen dan Pearce, 1995).
3. Karakteristik
Karakteristik studi kasus adalah : (a) Eksplorasi mendalam dan
menyempit. (b) Berfokus pada peristiwa nyata dalam konteks kehidupan
sesungguhnya (nyata). (c) Dibatasi oleh ruang dan waktu. (d) Bisa hanya
merupakan kilasan, atau penelitian longitudinal tentang peristiwa yang sudah
maupun yang sedang terjadi. (e) Dari berbagai sumber informasi dan sudut
pandang. (f) Mendetail dan deskriptif. (g) Pandangan menyeluruh, meneliti
hubungan dan keterpautan. (h) Fokus pada realitas yang diterima apa adanya
maupun realitas yang penting dan tidak biasa (tidak lazim). (i) Bermanfaat
untuk membangun sekaligus menguji teori.
4. Jenis studi kasus dan generalisasi
Studi kasus ada dua jenis, yaitu studi kasus tunggal dan studi kasus
majemuk (studi kasus kolektif). Studi kasus tunggal memungkinkan anda
untuk melakukan eksplorasi mendalam dan spesifik tentang kejadian tertentu
atau beberapa peristiwa dari sebuah fenomena. Studi kasus jamak biasanya
dilakukan terhadap beberapa peristiwa dari beberapa fenomena.
Penggunaan dua studi kasus atau lebih memungkinkan generalisasi untuk
lingkup yang lebih luas. Namun, semakin banyak jumlah kasusnya, maka
akan semakin sedikit manfaat yang bisa diperoleh dari pendekatan studi
kasus. Menurut Creswell (1998), semakin banyak kasus yang diteliti,
pembahasannya akan semakin dangkal, sementaraanalisisnya menjadi
semakin lemah.
5. Fokus penelitian
Anda boleh memilih sebuah kasus karena kasus tersebut membuat anda
berfokus pada situasi problematik. Tujuan anda adalah mengidentifikasi
faktor-faktor yang menyebabkan permasalahan itu muncul guna memberi
solusi praktis atas permasalahan tersebut. Studi kasus juga dapat difokuskan
pada peristiwa penting atau biasa yang menantang atau mendukung pemikiran
yang ada. Pemilihan anda pada kasus tertentu akan dijustifikasi berdasarkan
pertimbangan bahwa kasus tersebut memungkinkan anda untuk membongkar

8
atau mengungkapkannya. Studi kasus juga bisa berfokus pada rutinitas, yang
sejak dulu sudah berlangsung, kejadian sehari-hari dalam proses komunikasi
termasuk proses komunikasi dalam proses pendidikan dan pembelajaran.
6. Sampel
Studi kasus sampelnya bersifat purposif, artinya sampel yang dipilih sesuai
dengan tujuan dan kebutuhan penelitian. Dalam hal ini anda sebagai peneliti
harus memberikan dasar pemikiran untuk strategi sampel yang dipilih.
Pemilihan kasus bisa didasarkan atas pertimbangan kepraktisannya. Juga bisa
karena kasus tersebut nyaman untuk anda dan lokasi penelitiannya mudah
diakses untuk menggali topik penelitian. Anda juga bisa memilih kasus dari
segi kualitasnya (Stake,1995). Menurut Silverman (2000), pemilih suatu
kasus mungkin berhubungan dengan latar yang akan diteliti, unsur-unsur atau
proses yang anda fokuskan, dan bagaimana penelitian tersebut akan
digeneralisasi lebih lanjut.
Untuk penelitian dengan pendekatan studi kasus, lazimnya sampel bersifat
purposif yaitu sampel yang dipilih sesuai dengan tujuan dan kebutuhan kajian
(Daymon & Holloway,2008). Adapun kriteria pemilihan sampel
menurutnMarshall dn Rossman (1995) adalah :
a. Lokasi keberadaan sampel mudah dimasuki.
b. Terdapat situasi yang kaya dengan proses, informan atau peserta
penelitian, interaksi dan struktur yang diminati dalam lokasi kajian yang
dipilih.
c. Hubungan akrab dapat terjalin antara peneliti dan peserta penelitian.
d. Kreadibilitas dan kualitas data terjamin.
7. Desain study kasus
Kekuatan studi kasus terletak pada kemampuannya menghasilkan berbagai
bukti. Ini di sebabkan studi kasus mampu menyatukan kerangka teoretis dan
metodologis yang berbeda-beda. Studi kasus bisa menggunakan pendekatan
grounded theory. Studi kasus bisa juga digabungkan dengan etnografi. Studi
kasus juga bisa menggunakan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif.
8. Langkah-langkah studi kasus
Langkah-langkah penelitian kasus yang dilakukan oleh peneliti, yaitu:

9
a. Melakukan analisis mendalam mengenai kasus dan situasi yang
berkenaan dengan fokus yang diteliti.
b. Berusaha memahaminya dari sudut pandang orang-orang yang
melakukan aktivitas dalam kasus tersebut.
c. Mencatat berbagai aspek hubungan komunikasi dan pengalaman.
d. Membangkitkan perhatian pada cara faktor-faktor tersebut
berhubungan satu sama lain.
9. Analisis studi kasus
Setelah proses pengumpulan data dilakukan terutama wawancara, proses
selanjutnya adalah melakukan analisis data. Analisis data merupakan proses
mencari dan menyusun atur secara sistematis catatan temuan penelitian
melalui pengamatan, wawancara dan lainnya untuk meningkatkan
pemahaman peneliti tentang fokus yang diteliti dan menjadikannya sebagai
temuan untuk orang lain, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, dan
menyajikannya (Muhadjir,1998). Menurut Patton (1990) analisis data
merupakan proses mengatur data, menyusun atur data ke dalam pola,
mengategori, dan kesatuan uraian yang mendasar.
Menurut Lexy (2004), analisis data merupakan proses menyusun atur data
ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sedemikian rupa sehingga
dapat ditemukan tema dan dirumuskan hipotesis sebagaimana tuntutan data.
Sedangkan Merriam (2001) menegaskan bahwa analisis data merupakan
proses memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan.
Menurut Miles dan Huberman (1994), analisis data kualitatif dilakukan
pada setiap kali data dikumpulkan atau dilakukan bersamaan dengan proses
pengumpulan data. Merriam (2001) juga menyatakan bahwa dua tahapan
harus dilaksanakan oleh peneliti ketika menganalisis data, yaitu ketika
pengambilan data dan sesudah pengambilan data. Tujuan proses
penganalisian data adalah membantu peneliti mengolah tumpukan data yang
diperoleh, sehingga data tersebut akan digunakan apabila sesuai atau
dikesampingkan apabila tidak sesuai dengan rumusan atau pertanyaan
penelitian.

10
Ketika pengumpulan data dilakukan terutama melalui teknik wawancara,
peneliti harus memastikan bahwa peserta penelitian merasa nyaman. Selain
itu, juga meminta kerja sama dari pihak-pihak lain yang terkait dengan
penelitian yang sedang dilakukan untuk melakukan wawancara. Proses
wawancara harus dipastikan berjalan secara lancar. Semua hasil wawancara
dengan peserta penelitian harus direkam dalam kaset dan diberi tanda (kode)
untuk memudahkan proses analisis.
B. Etografi
1. kosep dasar
Istilah etnografi berasal dari bahasa yunani yang artinya sebuah deskripsi
mengenai orang-orang. Secara harfiah etnografi berarti penulisan budaya
(aktinson,1992). Etnografi berakar pada antropologi .etnografi juga berarti
deskripsi tertulis mengenai sebuah budaya berdasarkan temuan-temuan di
lapangan. Ini berarti, sebagai sebuah disiplin pengertian , etnografi di
dasarkan pada kultur konsep yang tersusun, menggunakan kombinasi tak tik
pengamatan, wawancara, dan analisis dokumen untuk merekam perilaku
orang-orang dalam latar social tertentu.
Bedanya jika dibandingkan dengan bentuk penelitian kualitatif lain,
etnografi menekankan pada budaya dan kekhususan orang-orang di
dalamnya. Yaitu apa yang menjadi karakteristik dasar sebuah kelompok dan
apa yang membedakan mereka dari kelompok lain. Selain itu etnografi
mengandalkan keterlibatan peneliti dalam komunitas atau kelompok selama
jangka waktu tertentu di lapangan. Para etnografer mengamati dan
mengajukan pertanyaan ikhwal cara orang-orang berinteraksi, bekerja sama,
dan berkomunikasi termasuk dengan peneliti secara alamiah dan konteks
kehidupan sehari-hari. Penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan
etnografi memerlukan keberadaan peneliti di lapangan lebihlama
dibandingkan pendekatan kualitatif lainnya seperti studi kasus, etnografi dan
analisis wawancara.Jika penelitian yang dilakukan hanya untuk
menyelesaikan studi pada jenjang S1 S2 S3 yang mempunyai batas waktu
tertentu kurang efektif jika menggunakan pendekatan ini.Hal ini bukan berarti
tidak boleh menggunakan pendekatan ini.

11
2. latar belakang
Etnografi modern muncul pada tahun 1920-an dan 1930-an ketika para
ahli antropologi seperti malinoswski (1922), boas (1928), dan mead (1935)
meneliti berbagai budaya non barat dan cara-cara hidup orang-orangnya.
Dalam lapangan ilmu social peneliti etnografi banyak digunakan oleh para
sosiolog dan antropolog seperti disebut diatas. Dalam dunia antropologi islam
kita mengenal Cliffortd Gerth (1960-an) yang meneliti budaya dan kehidupan
orang jawa dan santri di Mojo Kuto. Untuk melakukan penelitian itu ia
menghabiskan waktu kurang lebih 12 tahun dengan tinggal di daerah itu.
Hans Kalip (1980) antropolog jerman meneliti tentang budaya orang-orang
Sakai di Duri Kabupaten Bengkalis Riau sehingga menghasilkan kamus Sakai
kurang lebih 21 tahun. Selama melakukan penelitiannya ia juga lebih banyak
tinggal di Sakai dari pada negaranya sendiri. Memang pada awalnya
penelitian etnografi banyak dilakukan dalam dunia sosiolog dan antropologi,
tetapi belakangan ini sudah banyak di pakai di dunia pendidikan.Karel
Stenbrink peneliti asal Belanda yang meneliti tentang dunia pondok pesantren
di Indonesia, mungkin termasuk menggunakan pendekatan ini.
3. sifat-sifat etnografi
Salah satu karakteristik utama laporan etnografi yang harus anda upayakan
sejak awal penelitian adalah deskripsi yang padat.Deskripsi yang padat
melampaui hal-hal factual, atrinya deskripsi bersifat analisis dan teoristis.
Etnografi bersifat teoristis yang padat ada 2 level yaitu :
a. Etnografi merupakan suatu pernyataan teoretistentang orang-orang yang
di teliti, sebuah teori mengenai sebuah budaya.
b. Etnografi dirancang untuk menjadi bagian dari kumpulan pengetahuan
komparatif mengenai hubungan masyarakat.
4. jenis-jenis etnografi
Menurut Sarantakos (1998) dan Thomas (1993) ada dua jenis etnografi yaitu :
a. Etnografi deskriptif atau etnografi konvensional, yaitu etnografi
deskriptif yang berfokus pada deskripsi tentang komunitas atau
kelompok. Melalui analisis, etnografi deskriptif mengungkap pola,
tipologi dan kategori. Penelitian tentang budaya pesantren atau budaya

12
hidup santri di suatu pondok pesantren bias digolongkan ke dalam jenis
ini. Penelitian tentang kiai atau tokoh masyarakat tertentu juga bias
digolongkan pada jenis ini.
b. Etnografi kritis, melibatkan penelitian terhadap factor-faktor social
makro .etnografi kritis bermaksud untuk menghasilkan perubahan pada
latar yang di teliti. Oleh karena itu, etnografi kritis memiliki focus politis.
Apapun tipe etnografi yang anda pilih, tergantung pada fenomena dan
kelompok yang akan di teliti.

5. penarikan sampel
Sebagai penelitian kualitatif lainnya , etnografi umumnya menggunakan
sampel purposive. Ini berarti mengacu kepada tujuan penelitian yang akan
dilakukan. Anda memilih kelompok dan lokasi tertentu untuk diteliti,
kemudian menggunakan kriteria untuk memilih siapa dan hal apa yang
diteliti. Kriteria untuk penarikan sampel harus jelas dan sistematis, dan sering
kali berdasarkan sudut pandang yang di dapatkan peneliti dari interaksi
dengan kelompok tersebut.Pilih informan-informan kunci dengan seksama
guna memastikan informan-informan tersebut memang cukup representative
dan sedah cukup lama berdiam dalam kelompok tersebut, sehingga memiliki
pengetahuan lebih banyak dan lebih luas menyangkut aturan, rutinitas dan
bahasa dalam kelompoknya. Interkasi peneliti dengan informan kunci akan
lebih bersifat informal.
Penarikan sampel juga harus memerhatikan konteks, sebab perilaku
masyarakat di pengaruhi oleh factor situasional. Oleh karena itu pastikan anda
menyelesaikan pengamatan dalam beragam latar alamiah. Misalnya anda
ingin mengeksplorasi budaya akademik santri di lingkungan pondok dan
asrama .anda juga mengamati ketika santri belajar, berdiskusi dan kegiatan-
kegiatan akademik lainnya. Anda pun bias mengamati interaksi para santri
dengan para kyai dan pengurus pondok lainnya.
6. pengumpulan data
7. Langkah-langkah
Langkah-langkah umum yang dilakukan oleh sebagian besar
etnografer dalam melakukan penelitian adalah:

13
a. Temukan sampel yang tepat dan layak dalam kelompok yang dikaji.
b. Definisikan permasalahan, isu atau fenomena yang akn dieksplorasi.
c. Teliti bagaimana masing-masing individu menafsirkan situasi dan
makna yang diberikan untuk mereka?
d. Uraikan apa yang dilakukan orang-orang dan bagaimana mereka
mengomunikasikannya?
e. Dokumentasikan proses etnografi. Untuk mendokumen- tasikan proses
etnografi, seorang etnografer harus membawa peralatan seperti kamera
atau kamera tangan pada waktu melakukan penelitian. Atau membuat
lukisan- lukisan sederhana tentang fenomena yang diamati selama
melakukan penelitian.
f. Pantau implementasi proses tersebut dengan seksama.
g. Sediakan informasi yang membantu menjelaskan hasil. hasil penelitian.
8. Membuat Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan sebentuk representasi atau sebuah cara
untuk mereduksi peristiwa, orang, dan tempat yang baru diamati ke dalam
catatan-catatan tertulis (Emersen. Frezt, dan Shaw, 2001). Menurut Spradley
(1979), ada empat jenis catatan lapangan yang semua harus ditulis oleh
peneliti ketika melaksanakan penelitian, yaitu:
a. Catatan yang dipadatkan (condensed account), yakni deskripsi singkat
yang dibuat peneliti di lapangan selama melakukan pengumpulan data.
b. Catatan yang diperluas (expanded account), yakni mengem- bangkan
gambaran singkat peneliti dan menambahkan berbagai hal secara detail.
c. Jurnal kerja lapangan (fieldwork journal), yakni merupakan ruang untuk
mencermati bias-bias peneliti sendiri, reaksi-reaksi, dan permasalahan
selama melakukan kerja lapangan.
d. Catatan-catatan analisis dan interpretasi (analysis and interpretation
notes). Juga terdapat cara-cara lain untuk merekam perilaku dan
peristiwa seperti tape, film atau foto-foto dan diagram. Menulis adalah
aktivitas kunci dalam semua fase penelitian lapangan.
9. Analisis Data

14
Seperti dalam pendekatan kualitatif lainnya, pengolahan mentah
dimulai ketika peneliti melakukan pengkodean. Selanjutnya peneliti akan
melacak pola, tema, dan hubungan antargagasan. Dengan cara ini peneliti bisa
mulai me- tema dan kategori analisis yang dapat dikaitkan ngembangkan
tembali dengan data untuk memeriksa apakah sudah cocok rau belum.
Penafsiran melibatkan perumusan teori dan pen- ielasan dengan
menghubungkan gagasan-gagasan yang di- neroleh dari analisis untuk
membangun teori, dengan cara membandingkan dan mengontraskan
penelitian orang lain dengan penelitian yang peneliti lakukan. Akhirnya,
penelitian peneliti disatukan melalui perpaduan deskripsi, penafsiran dan
analisis.Perpaduan ini harus membentuk storyline (alur atau jalan cerita) yang
koheren.
10. Keterbatasan dan Permasalahan dalam Penelitian Etnografi
Etnografi merupakan metode penelitian yang banyak menyita
waktu.Ia memerlukan komitmen waktu yang cukup panjang dan lama karena
pengamatan harus berperan serta. Tuntutan ini memberikan banyak
tekanan.Meskipun peneliti telah berusaha sebaik mungkin untuk melibatkan
diri ke dalam sebuah kelompok atau komunitas, selalu terbuka ke- mungkinan
bahwa peneliti tidak sepenuhnya berhasil dan selalu dipandang sebagai orang
luar atau orang yang berada garis tepi kebudayaan yang diteliti.Ini disebabkan
karena peneliti harus mengelola peran sebagai seorang peneliti se- kaligus
mencoba untuk masuk dan menyesuaikan diri. Masalah akan muncul jika
peneliti ingin meneliti kelompok budaya sendiri, sebab syarat sukses
penelitian etnografi mengharuskan peneliti menjadi orang asing dalam
kebudayaan itu. Jika tidak, peneliti akan sulit untuk bersikap objektif,
sehingga yang muncul adalah subjektivitas.

C. Grounded Theory
Pendekatan grounded theory adalah suatu cara penelitian kualitatif
yang dilakukan scara sistematis dengan menggunakan suatu prosedur
tertentu untuk menghasilkan suatu teori. Dengan kata lain, grounded
theory adalah suatu metode keilmuan yang prosedurnya dirancang

15
sedemikian rupa hingga para peneliti dapat menemukan suatu teori baru.
Dalam kata lain, grounded theory adalah suatu metodologi umum untuk
mengembangkan teori yang dalam pengumpulan dan analisisnya mendasar
secara sistematis.
Teori dikembangkan selama melakukan penelitian bersamaan
dengan dengan pengumpulan data, sehingga pendekatan ini sering disebut
sebagai “analisis komparatif konstan” (Dimyati, (2000:147))
dalamBasrowi Sukidin, (2002:23). Teori grounded theory yang dihasilkan
dalam penelitian ini ditarik secara induktif dari fenomena yang mewakili.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa teori itu ditemukan dan dikembangkan
untuk diperiksa melalui pengumpulan data secara sistematis dan
analisisdata yang berhubungan dengan fenomena tersebut. Oleh karena itu,
langkah pengumpulan data, analisis data, dan tahap penyusunan teori
berdiri sederajat (Dimyati, (2000:148)) dalam Basrowi Sukidin, (2002:23).

1. Sejarah Penggunaan Metodologi Grounded Theory


Grounded Theorysebagsi suatu metode dikembangkan oleh Barney
Glaser dan Anselm Strauss dalam buku “The Discovery of Grounded
Theory”pada tahun 1967. Buku ini terdiri dari tiga bahasan. Pertama,
mengemukakan tentang rasionalitas teori Grounded yang dikembangkan
melalui kumpulan dari jalinan data selama proses penelitian. Melalui
usaha tersebut, peran grounded theoryadalah untuk menutup jurang
pemisah antara teori dan penelitian. Dengan kata lain, peran grounded
theory dalam melawan teori-teori fungsionalis dan strukturalis yang
dominan. Kedua, peran logika dalam pengembangan grounded theory.
Ketiga, alasan yang sah keberadaan penelitian kalitatif yang sejak tahun
1960-an dipandang endah oleh sebagian sosiolog karena tidak dapat
dipercaya untuk dapat melakukan verifikasi secara lebih bagus (Dimyati,
(2000:148-149)) dalam Basrowi Sukidin (2002:24).
Meskipun kedua orang ini mempunyai pandangan hidup dan latar
belakang yang berbeda, mereka tetap berusaha menemukan suatu teknik

16
analisis penelitian kualitatif, dengan cara bekerja dan berdiskusi secara
tertutup (Strauss dan Corbin, (1997)) dalamBasrowi Sukidin (2002:24).
Di Indonesia, grounded theory dipelajari sekitar tahun 1970-an,
diantaranya melalui lembaga-lembaga penelitian ilmu-ilmu sosial. Oleh
karena grounded theory merupakan metodologi umum, suatu cara
pemikiran tentang konseptualisasi data, maka teori tersebut dapat mudah
diterima oleh para mahasiswa dan penelti untuk mempelajari berbagai
fenomena.
2. Konsep Dasar
Grounded Theory merupakan sebuah pendekatan yang refleksif
dan terbuka, dimana pengumpulan data, pengembangan konsep-konsep
teoritis, dan ulasan lieratur berlangsung dalam proses siklus yang
berkelanjuan. Ada tiga aspek yang membedakan grounded Theory apabila
dibadingkan dengan pendekatan lain, yaitu:
a. Peneliti mengikuti prosedur analisis sistematik dalam sebagian
besar pendekatan. Grounded Theorylebih berstruktur dalam
proses pengumpulan data dan analisis data dibanding dengan
penelitian kualitatif lainnya, meskipun strateginya sama
(misalnya analisis tematik terhadap transkip wawancara,
observasi, dan dokumen tertulis).
b. Peneliti memasuki proses penelitian dengan membawa sedikit
mungkin asumsi. Ini berartimenjauhan diri dari teori yang sudah
ada, guna memusatkan diri pada penemuan dan pemahaman
baru yang akan dimunculkan melalui penelitian.
c. Peneliti tidak semata-mata bertujuan untuk menguraikan atau
menjelaskan, tetapi juga mengonseptualisasikan. Peneliti akan
berupaya keras untuk menghasilkan dan mengembangkan teori.
Pendekatan Grounded Theorymemungkinkan peneliti melakukan
penelitian prosesual, yaitu penelitian yang berfokus pada rangkaian
peristiwa, tindakan, dan aktivitas individu maupun kolektif yang
berkembang dari waktu ke waktu dalam konterks tertentu (Pettigrew,
(1997)) dalam Arikunto, Suharsimi (2003:32)

17
3. Tujuan
Pada umumnya tujuan grounded theory adalah untuk membangun
teori baru. Meskipun demikian, sering juga pendekatan ini digunakan
untuk memperluas atau memodifikasiteori yang ada.
4. Proses Pengembangan Grounded Theory
Pada umumnya, pendekatan ini peneliti mengawali dengan bidang
yang diminati, kemudian langsung mengumpulkan data. Lalu peneliti
menganalis dan mereflesikan data tersebut, dan mengeksplorasi literatur
pada saat yang sama. Dalam melakukan penelitian, peneliti mencoba
mengamati dan memahami sudut pandang partisispan tentang diri mereka
dan dunianya sendiri, guna mengungkapkan unsur-unsur interaksi yang
dinamis.
Walaupun peneliti memulai tanpa hipotesis atau teori, penelitian
akan berkembang secara induktif dan deduktif. Hal ini dikarenakan
sepanjang analisis akan bermunculan hipotesis sementara atau dugaan-
dugaan awal. Selanjutnya, peneliti mengujinya jika telah meperoleh data
yang berikutnya.
5. Pengumpulan Data
Dalam grounded theory, data dikumpulkan berdasarkan peristiwa
yang diamati. Oleh karena itu, cara yang umum digunakan untuk
mengumpulkan data biasanya bersumber dari pengamatan lapangan,
catatan harian, dan dokumen lain seperti surat-surat ataupun surat kabar
yang dilengkapi dengan pelacakan literatur.

6. Sampel
Grounded theory mengguankan sampel teoritis. Penarikan sampel
jenis ini berpedoman pada gagasan-gagsan yang signifikan untuk teori
yang muncul. Salah satu perbedaan utama antara metode penarikan sampel
jenis ini dengan jenis yang lain terletak pada faktor waktu dan
kesinambungan. Tidak seperti sampling yang direncanakan terlebih
dahulu, yang sudah direncanakan lebih dahulu, dimana kerangka sampling
telah dipersiapkan sebelum penelitian dimulai.

18
7. Analisis
Analisis data dalam penelitian grounded theory berproses selama
penelitian sedang berlangsung. Mulai dari wawancara awal hingga
berakhir pada pengamatan. Analisis terdiri atas koding dan kategorisasi.
Koding adalah proses pengidentifikasian dan penanaman konsep. Dalam
tahap analisis selanjutnya, data dikodekan menjadi kategori-kategori.
Proses koding mencakup tiga langkah, yaitu : pertama, koding terbuka
(open coding), yaitu memilah-milah data. Kedua, koding aksial (axial
coding), yaitu memunculkan kembali data dalam bentuk baru. Ketiga,
koding selektif (selective coding), yaitu pemilihan kategori inti dan
menghubungkannya dengan kategori lain.
8. Menghasilkan Teori
Dalam grounded research, ada diua jenis teori yang dihasilkan,
yaitu pertama, teori subtansif dan teori formal (Glaserbdan strauss, 1967)
dalam Arikunto, Suharsimi (2003:34). Teori subtansif muncul dari
penelitian terhadap kondisi sosial yang nyata seperti kepemimpinan dalam
masyarakat dan lembaga pendidikan. Teori subansif juga dapat muncul
dari sebuah penelitian mengenai satu konteks tertentu. Teori subtansif
memiliki kekhususan, berlaku pada latar dan situasi yang dikaji karena itu
bersifat terbatas. Kedua, yaitu teori formal yang dikembangkan dari teori
subtansif. Teori dihasilkan dari berbagai situasi dan latar yang berbeda,
bersifat konseptual dan memiliki generalisasi yang tinggi. Alam penelitian
mahasiswa berskala kecil, akan sulit untuk menghasilkan teori formal
dengah penerapan yang luas.

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan
pendekatan naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau
pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar yang berkonteks khusus.
Pengertian ini membahas dua aspek yaitu pendekatan penelitian yang
digunakan adalah naturalistik yang tujuannya adalah memahami suatu
fenomenadalam suatu konteks khusus. Hal itu berarti bahwa tidak seluruh
konteks dapat diteliti.
Studi kasus adalah pengujian intensif menggunakan berbagai
sumber bukti terhadap suatu entitas tunggal yang dibatasi oleh ruang dan
waktu. Studi kasus juga bisa berfokus pada rutinitas yang sejak dahulu
sudah berlangsung, kejadian sehari-hari dalam mengirim dan menerima
(pesan) komunikasi. Studi kasus bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan mengenai berbagai peristiwa komunikasi kontemporer yang
nyata dalam konteksnya. Penelitian kasus memungkinkan anda
mengumpulkan informasi yang detail dan kaya, mencakup dimensi-
dimensi sebuah kasus tertentu atau beberapa kasus kecil dalam rentang
yang luas.Studi kasus juga memiliki karakteristik tersendiri untuk jenisnya
studi kasus memiliki dua jenis, yaitu studi kasus tunggal dan studi kasus
majemuk (studi kasus kolektif).
(a) Penelitian etnografi adalah penelitian terhadap cara hidup suatu
kebudayaan atau komunitas atau kelompok dan organisasi. Penelitian ini
bersandar pada periode kerja lapangan yang panjang waktunya. (b) Baik
metodologi penelitian (yang menggunakan pe- ngamatan berperanserta,
wawancara, dan dokumen), maupun hasil penelitian itu sendiri merupakan
deskripsi tertulis mengenai suatu kebudayaan. (c) Salah satu karakteristik
utama etnografi ada- lah deskripsi yang pada dan bersifat analitis sekaligus
teoretis. (d) Teori muncul dari perpaduan antara perspektif emik (orang
dalam) dan etik (orang luar).

20
Pendekatan grounded theory adalah suatu cara penelitian kualitatif
yang dilakukan scara sistematis dengan menggunakan suatu prosedur
tertentu untuk menghasilkan suatu teori. Grounded theory merupakan
metodologi umum,yaitu suatu cara pemikiran tentang konseptualisasi data,
maka teori tersebut dapat mudah diterima oleh para mahasiswa dan penelti
untuk mempelajari berbagai fenomena. Grounded Theory merupakan
sebuah pendekatan yang refleksif dan terbuka. Ada tiga aspek yang
membedakan grounded Theory apabila dibadingkan dengan pendekatan
lain, yaitu: Peneliti mengikuti prosedur analisis sistematik dalam sebagian
besar pendekatan, Peneliti memasuki proses penelitian dengan membawa
sedikit mungkin asumsi, Peneliti tidak semata-mata bertujuan untuk
menguraikan atau menjelaskan, tetapi juga mengonseptualisasikan.
Grounded theory memang jarang digunakan, tetapi pendekatan ini
merupakan pendekatan penelitian yang berpotensi untuk disiplin ilmu
kemasyarakatan.pendekatan ini berpotensi besar untuk melalui proses
sosial dalam konteks masing-masing.

B. Saran
Sebelum kita melakukan penelitian, sebaiknya kita harus
mengetahui terlebih dahulu kaidah-kaidah penelitian baik itu penelitian
kuantitatif maupun kualittatif. Agar ketika melakukan penelitian,
penelitian yang dilakukan hasilnya berkualitas baik dan dapat
dipertanggung jawabkan.

21
Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2003. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.


Dr. Tohirin, M. Pd. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan Dan
Bimbingan Konseling. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Lexy, J. Moleong. 2016. Metodologi Penelitian. Bandung: PT. Rosdakarya
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA, cv
Sukidin, Basrowi. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Prespektif Mikro. Surabaya:
Insan Cendekia

22

Anda mungkin juga menyukai