Anda di halaman 1dari 9

Satuan Acara Penyuluhan

“OSTEOPOROSIS”

Cabang Ilmu :  Keperawatan Keluarga


Topik :  Osteoporosis
Hari/tanggal :  Selasa, 30 juli 2019
Waktu :  20 menit
Tempat :  Rumah pasien
Sasaran :  Pasien dan keluarga
Metode :  Ceramah, Diskusi dan Tanya jawab           
Media :  Leafcart
Materi : Terlampir
Pemateri : Irdawati, S.Kep

I. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan pasien dan keluarga mengetahui
tentang Perawatan dengan penyakit Osteoporosis
II. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan  pasien dan keluarga akan mampu :
1. Mengetahui definisi dari  penyakit Osteoporosis
2.  Mengetahui penyebab Osteoporosis
3. Mengetahui tanda san gejala hipertensu Osteoporosis
4. Mengetahui komplikasi Osteoporosis
5. Mengetahui penatalaksanaan/perawatan yang menderita  Osteoporosis
III. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan Waktu
1 Pendahuluan  Memberi salam terapeutik 2 menit
 Menjelaskan tujuan
 Kontrak waktu

2 Penyajian  Mengetahui definisi dari  penyakit Osteoporosis 15 menit

 Mengetahui penyebab Osteoporosis


 Mengetahui tanda san gejala Osteoporosis
 Mengetahui komplikasi Osteoporosis
 Mengetahui penatalaksanaan/perawatan yang
menderita  hypertensi.

3 Penutup 3 menit
 Bertanya.
 Menjelaskan tentang hal – hal yang kurang
dimengerti pasien atau keluarga
 Salam terapeutik

IV. Evaluasi 
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan  :
1. Pasien dan Keluarga dapat mengetahui defenisi Osteoporosis
2. Pasien dan Keluarga  dapat mengetahui penyebab Osteoporosis
3. Mengetahui tanda san gejala Osteoporosis
4. Pasien dan Keluarga dapat mengetahui komplikasi Osteoporosis
5. Pasien dan Keluarga dapat mengetahui penatalaksaan Osteoporosis
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Menurut Chaeruruddi Rasjad, Osteoporosis adalah kelainan metabolic tulang

dimana terdapat penurunan massa tulang tanpa disertai pada matriks tulang.

B. Penyebab
Menurut Sudoyo Aru, Faktor-faktor risiko terjadi osteoporosis adalah sebagai berikut:

1. Umur; sering terjadi pada usia lanjut

2. Ras; kulit putih mempunyai risiko paling tinggi

3. Faktor keturunan; ditemukan riwayat keluarga dengan keropos tulang

4. Adanya kerangka tubuh yang lemah dan skliosos vertebra. Terutama terjadi pada

wanita umur 50-60 tahun dengan densitas tulang yang rendah dan di atas umur 70

tahun dengan BMI yang rendah. (BMI= Body Massa Index yaitu berat dibagi kuadrat

tinggi badan)

5. Aktivitas fisik yang kurang

6. Tidak pernah melahirkan

7. Menopause dini (menopause yang terjadi pada umur 46 tahun)

8. Gizi (kekurangan protein dan kalsium dalam masa kanak-kanak dan remaja)

9. Hormonal yaitu kadar estrogen plasma yang kurang

10. Obat misalnya kortikosteroid

11. Kerusakan tulang akibat kelelahan fisik

12. Jenis kelamin : 3 kali lebih sering terjadi pada wanita.


C. Manifestasi Klinik
1. Manifestasi Umum : penurunan tinggi badan, lordosis, nyeri pada tulang, atau fraktur,
biasanya pada vertebra, pinggul atau lengan bagian bawah.
2. Nyeri tulang : terutama pada tulang belakang yang intensitas serangannya meningkat

pada malam hari.

3. Deformitas tulang : dapat terjadi fraktur traumatic pada vertebra dan menyebabkan

kifosis anguler yang dapat menyebabkan medula spinalis tertekan sehingga dapat

terjadi paraparesis.

4. Nyeri fraktur akut dapat diatasi dalam 2 hingga 3 bulan. Nyeri fraktur kronis

dimanifestasikan sehingga rasa nyeri yang dalam dan dekat dengan tempat patahan.

5. ( Tanda McConkey ) didapatkan protuberansi abdomen, spasme otot paravertebral

dan kulit yang tipis.

D. Komplikasi

Terdapat beberapa komplikasi dari penyakit ini:

1. Fraktur

2. Kifosis

3. Loss of heigt

E. Penatalaksanaan

The National Osteoporosis Guideline (NOGG) telah memperbaharui guideline 2009

pada hal penegakan diagnosis dan tatalaksana osteoporosis wanita post menopause dan

pria usia sekurang-kurangnya 50 tahun di Inggris. Sejak tahun 2009 telah terjadi banyak

pembaharuan dilapangan terutama dalam tatalaksana osteoporosis yang diinduksi

glukokortikoid, lalu peran calcium dan vitamin D serta keuntungan dari risiko terapi
bishposphonate, seperti yang dikatakan oleh J. Compston, MD dari the University Of

Cambridge School Of Clinical Medicine, United Kingdom dan kolega dari the NOGG.

Beberapa hal yang disorot dalam guideline NOGG 2013.

1. Terapi farmakologi yang dapat menurunkan risiko terjadinya fraktur Vertebra (dan

beberapa kasus fraktur tulang panggul), seperti bisphospanate, denosumab,

rekombinan hormone parathyroid, raloxifene, dan strontium renelate. Pada NOGG

2009, terapi yang di akui untuk kasus fraktur tulang panggul hanya alendronate,

riseddronate, zeledronate dan terapi sulih hormon.

2. Alendronate generic di rekomendasikan sebagai terapi pertama karena kerja

spektrumluasnya sebagai agen anti fraktur dengan harga terjangkau.

3. Ibandrone, risedronate, zeledronic acid, denosumab, raloxifene atau strontium

ranelate digunakan sebagai terapi pilihan jika alendonatedi kontraindikasikan atau

tdak dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien.

4. Karena harga yang mahal, maka rekombinan hormone parathyroid hanya diberikan

pada pasien dengan risiko sangat tinggi fraktur terutama pada vertebra.

5. Wanita postmenopause dapat mendapatkan manfaat dari calcitriol, etidronate,

risedronate, zoledronate, dan terapi hormone pengganti.

6. Terapi untuk pria dengan risiko tinggi terjadi fraktur harus dimulai dengan

alendronate, rizedronate, zoledronate, atau teriparatide.

7. Bagi wanita post menopause, terapi yang diakui untuk pencegahan dan pengobatan

osteoporosis akibat glukokortikoid yaitu alendronate, etidronate dan risedronate,

sementara itu terapi pilihan yang diakui baik untuk wanita dan juga pria teriparatide

dan zoledronate.
8. Suplemen calcium dan vitamin D secara luas direkomendasikan untuk para lansiadan

sebagai terapi osteoporosis.

9. Efek potensial pada kardiovaskuler akibat pemberian suplemen calcium dan vitamin

D bersamaan.

10. Penghentian mendadak bisphosphonate dihubungkan dengan penurunan BMD dan

bone turn over setelah 2-3 tahun terapi dengan alendronate.

11. Terapi bisphosphonate dilanjutkan meskipun tanpa evaluasi lebih lanjut terutama

pada pasien dengan risiko sangat tinggi terjadi fraktur, dimana review terapi dan

evaluasi fungsi ginjal cukup dilakukan tiap 5 tahun sekali.

12. Jika bisphosphonate dihentikan, risiko fraktur dievaluasi ulang tiap kali setelah terjadi

fraktur baru, atau setelah 2 tahun jika tidak terjadi fraktur baru.

13. Setelah 3 tahun terapi dengan zoledronate, manfaat yang timbul pada BMD akan

tetap ada sampai dengan 3 tahun setelah terapi dihentikan kebanyakan pasien harus

menghentikan pengobatan setelah terapi selama 3 tahun, dan dokter harus melakukan

evaluasi ulang akan kebutuhan untuk melanjutkan terapi dalam 3 tahun mendatang.

14. Pasien dengan fraktur vertebra sebelumnya atau terapi awal osteoporosis tulang

panggul sengan skor T BMD< -2,5 SD dapat mengalami peningkatan risiko fraktur

vertebra jika zoledronate dihentikan.

F. Pencegahan

1. Berolahraga secara teratur

2. Pertahankan BB yang sehat dan gaya hidup aktif

3. Makan makanan yang kaya akan kalsium seperti susu, keju, yogurt, sardine, salmon,

kerang, tahu, brokoli, kembang tahu, dan sayuran berwarna hijau.


4. Hindari defisiensi vitamin D

5. Jaga asupan kalsium 1000-1500 mg/hari, baik melalui makanan sehari-hari maupun

suplementasi.

6. Makanan suplemen yang mengandung kalsium tetapi tidak boleh bersamaan dengan

makanan yang berserat tinggi atau laksatif pembentukan masa karena dapat

mengurangi absorbs kalsium

7. Berhenti merokok, kurangi komsumsi kopi, garam atau minuman beralkohol.

8. Kenali berbagai penyakit dan obat-obatan yang dapat menimbulkan osteoporosis.

9. Hindari mengangkat barang-barang yang berat pada penderita yang sudah pasti

osteoporosis.

10. Hindari berbagai hal yang dapat menyebabkan penderita jatuh.

11. Berjemur pada pagi hari 5-30 menit dua kali seminggu.
Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien Tn.A
Dengan Diagnosa Medis Osteoporosis
Di Dusun Uluparang

OLEH :

IRDAWATI, S.Kep

D.18.06.024

Preceptor Klinik Preceptor Institusi

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU

KESEHATAN PANRITA HUSADA BULUKUMBA

2019

Anda mungkin juga menyukai