“OSTEOPOROSIS”
I. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan pasien dan keluarga mengetahui
tentang Perawatan dengan penyakit Osteoporosis
II. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan pasien dan keluarga akan mampu :
1. Mengetahui definisi dari penyakit Osteoporosis
2. Mengetahui penyebab Osteoporosis
3. Mengetahui tanda san gejala hipertensu Osteoporosis
4. Mengetahui komplikasi Osteoporosis
5. Mengetahui penatalaksanaan/perawatan yang menderita Osteoporosis
III. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan Waktu
1 Pendahuluan Memberi salam terapeutik 2 menit
Menjelaskan tujuan
Kontrak waktu
3 Penutup 3 menit
Bertanya.
Menjelaskan tentang hal – hal yang kurang
dimengerti pasien atau keluarga
Salam terapeutik
IV. Evaluasi
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan :
1. Pasien dan Keluarga dapat mengetahui defenisi Osteoporosis
2. Pasien dan Keluarga dapat mengetahui penyebab Osteoporosis
3. Mengetahui tanda san gejala Osteoporosis
4. Pasien dan Keluarga dapat mengetahui komplikasi Osteoporosis
5. Pasien dan Keluarga dapat mengetahui penatalaksaan Osteoporosis
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Menurut Chaeruruddi Rasjad, Osteoporosis adalah kelainan metabolic tulang
dimana terdapat penurunan massa tulang tanpa disertai pada matriks tulang.
B. Penyebab
Menurut Sudoyo Aru, Faktor-faktor risiko terjadi osteoporosis adalah sebagai berikut:
4. Adanya kerangka tubuh yang lemah dan skliosos vertebra. Terutama terjadi pada
wanita umur 50-60 tahun dengan densitas tulang yang rendah dan di atas umur 70
tahun dengan BMI yang rendah. (BMI= Body Massa Index yaitu berat dibagi kuadrat
tinggi badan)
8. Gizi (kekurangan protein dan kalsium dalam masa kanak-kanak dan remaja)
3. Deformitas tulang : dapat terjadi fraktur traumatic pada vertebra dan menyebabkan
kifosis anguler yang dapat menyebabkan medula spinalis tertekan sehingga dapat
terjadi paraparesis.
4. Nyeri fraktur akut dapat diatasi dalam 2 hingga 3 bulan. Nyeri fraktur kronis
dimanifestasikan sehingga rasa nyeri yang dalam dan dekat dengan tempat patahan.
D. Komplikasi
1. Fraktur
2. Kifosis
3. Loss of heigt
E. Penatalaksanaan
pada hal penegakan diagnosis dan tatalaksana osteoporosis wanita post menopause dan
pria usia sekurang-kurangnya 50 tahun di Inggris. Sejak tahun 2009 telah terjadi banyak
glukokortikoid, lalu peran calcium dan vitamin D serta keuntungan dari risiko terapi
bishposphonate, seperti yang dikatakan oleh J. Compston, MD dari the University Of
Cambridge School Of Clinical Medicine, United Kingdom dan kolega dari the NOGG.
1. Terapi farmakologi yang dapat menurunkan risiko terjadinya fraktur Vertebra (dan
2009, terapi yang di akui untuk kasus fraktur tulang panggul hanya alendronate,
4. Karena harga yang mahal, maka rekombinan hormone parathyroid hanya diberikan
pada pasien dengan risiko sangat tinggi fraktur terutama pada vertebra.
6. Terapi untuk pria dengan risiko tinggi terjadi fraktur harus dimulai dengan
7. Bagi wanita post menopause, terapi yang diakui untuk pencegahan dan pengobatan
sementara itu terapi pilihan yang diakui baik untuk wanita dan juga pria teriparatide
dan zoledronate.
8. Suplemen calcium dan vitamin D secara luas direkomendasikan untuk para lansiadan
9. Efek potensial pada kardiovaskuler akibat pemberian suplemen calcium dan vitamin
D bersamaan.
11. Terapi bisphosphonate dilanjutkan meskipun tanpa evaluasi lebih lanjut terutama
pada pasien dengan risiko sangat tinggi terjadi fraktur, dimana review terapi dan
12. Jika bisphosphonate dihentikan, risiko fraktur dievaluasi ulang tiap kali setelah terjadi
fraktur baru, atau setelah 2 tahun jika tidak terjadi fraktur baru.
13. Setelah 3 tahun terapi dengan zoledronate, manfaat yang timbul pada BMD akan
tetap ada sampai dengan 3 tahun setelah terapi dihentikan kebanyakan pasien harus
menghentikan pengobatan setelah terapi selama 3 tahun, dan dokter harus melakukan
evaluasi ulang akan kebutuhan untuk melanjutkan terapi dalam 3 tahun mendatang.
14. Pasien dengan fraktur vertebra sebelumnya atau terapi awal osteoporosis tulang
panggul sengan skor T BMD< -2,5 SD dapat mengalami peningkatan risiko fraktur
F. Pencegahan
3. Makan makanan yang kaya akan kalsium seperti susu, keju, yogurt, sardine, salmon,
5. Jaga asupan kalsium 1000-1500 mg/hari, baik melalui makanan sehari-hari maupun
suplementasi.
6. Makanan suplemen yang mengandung kalsium tetapi tidak boleh bersamaan dengan
makanan yang berserat tinggi atau laksatif pembentukan masa karena dapat
9. Hindari mengangkat barang-barang yang berat pada penderita yang sudah pasti
osteoporosis.
11. Berjemur pada pagi hari 5-30 menit dua kali seminggu.
Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien Tn.A
Dengan Diagnosa Medis Osteoporosis
Di Dusun Uluparang
OLEH :
IRDAWATI, S.Kep
D.18.06.024
2019