Pak Andri berumur 32 mengalami batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh. Dia
membutuhkan sediaan steril untuk mengobati penyakitnya
Solusi permasalahan:
Dari kasus tersebut kelompok kami mebuat sediaan injeksi Diphenhidramin Hcl karena
Diphenhidarmin cocok untuk meredakan batuk yang disebabkan iritasi tenggorokan
ringan atau saluran pernapasan.
BAB II
PENDAHULUAN
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau melalui
selaput lendir.
Sediaan injeks bias berupa ampul, ataupun berupa vial. Injeksi vial adalah salah
satu bentuk sediaan steril yang umumnya digunakan pada dosis ganda dan memiliki
kapasitas volume 0,5 mL-100 mL. Injeksi vial pun dapat berupa takaran tunggal atau
ganda dimana digunakan untuk mewadahi serbuk atau bahan obat, larutan atau suspensi
dengan volume sebanyak 5 mL ataupun lebih.
Syarat-syarat Injeksi:
Steril
Bebas pirogen
Tidak berwarna
Aman, sediaan injeksi harus aman, tidak boleh menyebabkan iritasi jaringan atau
efek toksik
Isotonis,mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan darah atau cairan tubuh
yang lain
Isohidris, pH larutan injeksi sama dengan pH darah dan cairan tubuh lain yaitu
pH=7,4
2.2. Monografi Bahan
BAHAN ALASAN
Diphenhidramin HCl Zat aktif yang digunakan untuk
meredakan batuk atau alergi saluran
pernapasan
Na metabisulfit Zat tambahan yang berfungsi sebagai
antioksidan karna zat aktif tidak stabil
terhadap udara.
Natrium klorida zat tambahan yang berfungsi sebagai zat
pengisotonis, karena larutan nacl
memiliki osmosa yang sama dengan
cairan tubuh.
Aqua Pro Injeksi Air injeksi adalah air destilasi bebas
pirogen yang digunakan untuk membuat
larutan injeksi. Sejauh ini yang sering
digunakan untuk produk steril adalah
air, karena air merupakan pembawa
untuk semua cairan tubuh.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Praformulasi
Formula Standar
Difenhidramin HCl 10 mg
API 1 mL
3.2. Formulasi
Formula
Difenhidramin HCl 100 mg
Natrium Metabisulfit 0,01 %
Nacl 0,087 g
API 10 mL
0,01
2. Natrium Metabisulfit 0,01 % = x 100 ml=0,001 g
100
3. Nacl = 0,8943 g
4. API 10 mL – ( 0,1+0,001+0,8943)
=9,0 mL
Perhitungan PTB
PTB difenhidramin 1% = 0,150
(0,52−a)
W =
b
0,52−0,015
=
0,576
0,505
=
0,576
= 0,8767 g /100ml
10 mL
= x 0, 8767g
100 mL
= 0,008767 g
Perhitungan DD
fa
h =
mh
fh ( )
x 0,28 ma x a
❑
1,5
=
58,5
1,8 (
x 0,28 291,82 x 0,1
❑
)
= 32 x ( 0,28 – 0,000514)
= 32 x 0,2794
= 8,943 g
8,943 g
= x 10 ml
100 ml
ALAT BAHAN
Corong Difenhidramin HCl
Beaker glass Natrium Metabisulfit
Gelas ukur 10 ml Nac
Batang pengaduk API
Botol injeksi 10 ml
3.6. Prosedur Kerja
3.7. Evaluasi
1 Uji organoleptis
Uji organoleptis yang dilakukan meliputi uji warna dan bau yang dapat
dilakukan secara kasat mata atau dapat dilihat dengan menggunakan panca indra
secara langsung.
2. Uji pH
Pengujian pH larutan dapat dilakukan dengan menggunakan pH meter atau
menggunakan kertas indikator universal.
1. Ambil pH indikator
2. Dicelupkan ke dalam larutan sediaan
3. Diamati perubahan warna pH indikator, kemudiaan dicocokan dengan warna
yang ada di skala pH universal
Hasil :
4. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang dilakukan untuk mengetahui ketercampuran bahan
aktif dan tambahan secara merata secara visual.
5. Uji Kebocoran
Uji kebocoran dilakukan untuk mengetahui kualitas wadah suatu sediaan,
agar bisa dibuat/dikonsumsi.
1. Dilakukan pengukuran sediaan sebelum disterilisasi di autoklaf
2. Dilakukan sterilisasi
3. Dilakukan pengukuran pada wadas, jika terjadi pengurangan volume
maka wada terjadi kebocoran.
Hasil Praktikum Standart
Tidak bocor Tidak bocor
Sediaan yang telah kami buat di uji evaluasi Hasil uji evaluasi yang didapat pada
pratikum ini, sediaan injeksi diphenhidramin yang dibuat dalam bentukcliquid, tidak
berbau, berwarna bening dan sediaan yang dibuat homogen. Uji kejernihan dilakukan
untuk mengetahui kejernihan sediaan injeksi diphenhidramin yang dibuat, hasil injeksi
yang dibuat terlihat jernih hal ini sudah sesuai dengan literature dimana suatu kejernihan
pada sediaan yang dibuat kejernihannya sama dengan air atau pelarut yang digunakan.
Pada uji kebocoran, botol injeksi dibalikkan sehingga posisi tutup di bawah.
Hasil dari uji kebocoran sediaan yang kami buat yaitu tidak terjadi kebocoran. Pada uji
pH, uji pH dilakukan untuk mencagah terjadinya rasa sakit ketika
disuntikan.Didapatkan bahwa sediaan yang kami buat yaitu menghasilkan 7, hasil
tersebut memenuhi persyaratan. Pada uji volume terpindahkan, sediaan di pindahkan ke
dalam gelas ukur dan tetap bervolume 10 mL.
Dari hasil uji evaluasi tersebut, sediaan yang dibuat memenuhi persyaratan.
Kesimpulan :
Secara mutu fisik sediaan yang kami buat sudah memenuhi standar.