Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KEBIDANAN
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 9
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah “Komunikasi, Informasi,
Edukasi (Kie) Dalam Pelayanan Kebidanan”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
A. Pengertian......................................................................................................5
B. Tujuan KIE....................................................................................................7
BAB III..................................................................................................................18
PENUTUP..............................................................................................................18
A. Kesimpulan.................................................................................................18
B. Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya
ada pada posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih
relatif tinggi. Esensi tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam hal
ini telah jelas yaitu menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban
pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi
rakyat dan bangsa Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam UU No.10
Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga Sejahtera, definisi KB yakni upaya meningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan
keluarga guna mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Berdasarkan data dari SDKI 2002 – 2003, angka pemakaian
kontrasepsi (contraceptive prevalence rate/CPR) mengalami peningkatan
dari 57,4% pada tahun 1997 menjadi 60,3% pada tahun 2003. Pada 2015
jumlah penduduk Indonesia hanya mencapai 255,5 juta jiwa. Namun, jika
terjadi penurunan angka satu persen saja, jumlah penduduk mencapai
264,4 juta jiwa atau lebih. Sedangkan jika pelayanan KB bisa ditingkatkan
dengan kenaikan CPR 1%, penduduk negeri ini sekitar 237,8 juta jiwa
(Kusumaningrum dalam Andy, 2011).
Alat kontrasepsi sangat berguna sekali dalam program KB namun
perlu diketahui bahwa tidak semua alat kontrasepsi cocok dengan kondisi
setiap orang. Untuk itu, setiap pribadi harus bisa memilih alat kontrasepsi
yang cocok untuk dirinya. Pelayanan kontrasepsi (PK) adalah salah satu
jenis pelayanan KB yang tersedia. Sebagian besar akseptor KB memilih
dan membayar sendiri berbagai macam metode kontrasepsi yang tersedia.
Kita selalu mendengarkan Istilah komunikasi informasi dan
edukasi. Setiap hari kita selalu melakukan komunikasi dengan orang-orang
1
sekitar kita.di dalam komunikasi yang kita lakukan di dalam nya kadang
kala mengandung sebuah informasi yang tersirat maupun tersurat. Namun
apakah komunikasi yang kita lakukan setiap hari itu sama dengan
komunikasi informasi dan edukasi? Sebuah komunikasi informasi dan
edukasi dalam pelayanan KB?pernahkah saudara berpikir bahwa ternyata
komunikasi informasi dan edukasi dapat merubah pengetahuan sikap dan
prilaku seseorang? Ternyata dengan KIE dapat merubah seseorang dari
yang awalnya yang tidak tahu dan tidak mau KB kemudian berubah
menjadi tahu dan pada akhirnya mau menjadi akseptor KB.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu komunikasi, informasi, edukasi (KIE) dalam pelayanan
kebidanan?
2. Apa tujuan KIE?
3. Bagaiman konseling dalam pelayanan kebidanan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian komunikasi, informasi, edukasi (KIE)
dalam pelayanan kebidanan.
2. Untuk mengetahui tujuan KIE.
3. Untuk mengetahui konseling dalam pelayanan kebidanan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
KIE Adalah Suatu proses penyampaian pesan ,informasi yang diberikan
kepada masyarakat tentang program KB baik menggunakan media seperti:
Radio,T ,Pers, Film,Mobil unit penerangan ,penerbitan ,kegiatan promosi ,
pameran dengan tujuan utama adlah untuk memecahkan masalah dalam
lingkungan masyarakat dalam meningkatkan program KB atau sebagai
penunjang tercapainya program KB.
1. Komunikasi
Penyampaian pesan secara langsung ataupun tidak langsung
melalui saluran komunikasi kepada penerima pesan, untuk
mendapatkan suatu efek (DEPKES RI, 1984).
Menurut Effendy (1998), komunikasi adalah pertukaran pikiran
atau keterangan dalam rangka menciptakan rasa saling mengerti
dan saling percaya, demi terwujudnya hubungan yang baik antara
seseorang dengan orang lain. Komunikasi adalah pertukaran fakta,
gagasan, opini atau emosi antara dua orang atau lebih.
Komunikasi kesehatan adalah usaha yang sistematis untuk
mempengaruhi secara positif perilaku kesehatan masyarakat,
dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi,
baik menggunakan komunikasi antar pribadi maupun komunikasi
massa (Notoatmodjo, 2003).
2. Informasi
Informasi adalah keterangan, gagasan, maupun kenyataan-
kenyataan yang perlu diketahui oleh masyarakat (BKKBN, 1993).
Sedangkan menurut DEPKES, 1990 Informasi adalah pesan yang
disampaikan.
3
Informasi adalah suatu hal pemberitahuan / pesan yang diberikan
kepada seseorang atau media kepada orang lain sesuai dengan
kebutuhannya.
3. Edukasi
Pendidikan adalah proses perubahan perilaku kearah yang positif
(DEPKES RI, 1990). Menurut Effendy (1998), pendidikan
kesehatan merupakan salah satu kompetensi yang dituntut dari
tenaga kesehatan, karena merupakan salah satu peranan yang harus
dilaksanakan dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan, baik
itu terhadap individu, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.
Pengertian secara khusus edukasi adalah Suatu bentuk atau model
pelaksanaan organisasi soaial masyarakat dalam memecahkan
masalah yang dirasakan oleh masyarakat dengan pokok penekanan
sebagai hal berikut: Pemecahan masalah dan proses pemecahan
masalah
Pengembangan Provider merupakan bagian dari proses
pengembangan masyarakat secara keseluruhan.
B. Tujuan KIE
1. Meletakan dasar bagi mekanisme sosio kultural yang dapat menjamin
berlangsugnya proses penerimaan untuk memberikan informasi yang
sejelas-jelasnya tentang askep medis kontraksepsi kepada calon peserta
KB yang kemudian mengajak mereka untuk menggunakan cara
kontraksepsi yang sesuai dengan keinginan.
2. Meningkatkan pengetauan,sikapdan praktik KB sehingga tercapai
penambahan peserta baru.
3. Membina kelestarian peserta KB.
4. Mendorong terjadinya proses perubahan perilaku ke arah yang
positif,peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien)
secara wajar sehingga perilaku yang sehat dan bertanggu jawab.
4
5. Sarana menggunakan metode KB dalam waktu yang cukup lama
sehingga berpengaruh terhadap kelahiran,taraf kesehatan ibiu dan
keluarga,serta tingkat kesejahteraan keluarga.
6. Membantu kilen dalam mengambil keputusan secara tepatdan cepat
pedoman untuk memilih metode.
5
interpesonal, teknik bimbingan dan penguasa pengetahuan klinik yang
bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini,
masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar atau
upaya mengatasi masalah tersebut.
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling oleh seseorang ahli (disebut konselor)
kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang
bermuarah pada teratasinya masalah yang di hadapi klien. Istilah
konseling pertama kali digunakan oleh Frank Personal di tahun 1908
saat ia melakukan konseling karier. Selanjutnya diadopsi oleh Card
Rogers yang kemudian mengembangkan pendekatan terapi yang
berpusat pada klien (clien centered).
Umumnya konseling berasal dari pendekatan humanistic dan client
centered. Konselor juga berhubungan dengan permasalahan sosial,
budaya, dan perkembang selain permasalahan yang berkaitan dengan
fisik, emosi, dan kelainan mental. Dalam hal ini, konseling melihat
klienya sebagai seorang yang tidak mempunyai kelainan secara
patalogis. Konseling merupakan pertemuan antara konselor dengan
klienya yang memungkinkan terjadintya dialog dan bukanya
pemberian terapi atau treatment. Konseling juga mendorong terjadinya
penyelesaian masalah oleh diri klien sendiri.
Pekerjaan konseling pada dasarnya merupakan pekerjaan
professional dan dalam melaksanakan tugas-tugas profesionalnya,
seorang konselor perlu memiliki pemahaman dan keterampilan yang
memadai dalam menggunakan berbagai pendekatan dan teknik dalam
konseling. Tanpa didukung oleh penguasaan teknik-teknik konseling
yang memadai, niscaya bantuan yang diberikan kepada klien tidak
akan berjalan efektif.
Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang laindalam
membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalh melalui
6
pemahaman terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan, dan perassaan
klien
.
Proses melalui satu orang membatu orang lain dengan
komunikasi,dalam kondisi saling pengertian bertujuan untuk
membangun hubungan,orang yang mendapat konseling dapat
mengekspresikan pikiran dan perasaannya dengan cara tertentu suatu
dengan situasi, melalui pengalaman baru, memandang kesulitan
objektif sehingga dapatmenghadapi masalah dengan tidak terlalu
cemas dan tegang.
Jadi konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam
bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang
mendalam dan usaha bersama antara konselor (bidan) dengan konseli
(klien) untuk mencapai tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan
masalah, pemenuhan kebutuhan ataupun perubahan tingkah laku/sikap
dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan.
2. Tujuan Konseling
Konseling bertujuan untuk menghapus atau menghilangkan tingkah
laku maldaftif (masalah) untuk digantikan dengan tingkah laku baru
yaitu tingkah laku adaftif diinginkan klien (Sugiharto, 2008).
Konselor dan klien bersama-sama (bekerja sama)
menetapkan/merumuskan tujuan-tujuan khusus konseling. Adapun
tujuan khusus konseling adalah:
a. Membantu klien agar dapat memperoleh kesadaran pribadi,
memahami kenyataan atau realitas, serta mendapatkan insight
secara penuh.
b. Membantu klien menuju pencapaian integritas kepribadianya.
c. Mengentaskan klien dari kondisinya yang tergantung pada
pertimbangan orang lain ke mengatur diri sendiri (to be true to
himself).
7
Meningkatkan kesadaran individual agar klien dapat berfikir bahwa
semua situasi bermasalah (unfisihed bussines) yang muncul dan selalu
akan muncul dapat di atasi dengan baik.
3. Tugas konselor
a. Membuat klien memiliki penggetahuan yang lengkap dan tepat
mengenai berbagai obatt/alat kontrasepsi;
b. Membantu klien benar-benar mempertimbangkankepusan untuk
memilih dan menggunakan salah satu obat/alkon sesuai kondisi
dan keinginanya;
c. Memberikan kesiapan psikologis
d. Memberikan pertimbangan apakah klien sudah memenuhi
persyaratan berdasarkan riwayat reproduksi dan riwayat
penyakit;
e. Memberikan penjalasan tentang kemungkinan terjadinya
komplikasi/efek samping;
f. Pendokumentasian informed consent, informed choice dan
persyaratan lain yang dibutuhkan;
g. Menjadwalkan/merujuk klien untuk tindakan klien yang
diperlukan lebih lanjut;
4. Jenis Konseling
Komponen penting dalam pelayanan KB di bagi 3 tahapan yaitu:
1. Konseling awal
a. Bertujuan menetukan metode apa yang di ambil
b. Bila di lakukan dengan objektif langkah ini akan membantu
klien untuk memilih jenis KB yang cocok untuknya.
8
a. Memberikan kesempatan untuk bertanya tentangcara KB dan
membicarakan pengalamanya.
b. Mendapatkan informasi lebih rinci tentang KB yang di
inginkan
c. Mendapatkan bantuan untuk emilih metode KB yang cocok
dan
d. Mendapatkan penerangan lebih jauh tentang penggunaanya.
3. Konseling tindak lanjut
a. Konseling lebih bervariasi dari konselingawal.
b. Pemberian pelayanan harus dapat membedakan masalah yang
serius memerlukan rujukan dan masalah yang ringan yang
dapat diatasi di tempat.
5. Prinsip konseling
Konseling merupakan tahap yang penting dalam pelayanan kebidanan.
Melalui konseling provider membantu klien membuat dan
menentuhkan keputusan pilihanya tentang kesehatan reproduksi dan
keluarga berencana. Konseling baik membuat klien lebih puas,
membantu klien menggunakan keluarga berencana lebih lama dan
lebih berhasil. Konseling yang baik adalah melati, menjaga perilaku
dan menarik perhatian klien yang tidak memerlukan waktu lama. Ada
prinsip konseling:
a. Layani klien dengan baik
Menjadi provider adalah kehormatan, perlihatkan perhatian untuk
setiap kliendan ciptahkan rasa kepercayaan. Provider menunjukkan
klien bahwadia juga dapat membuka pembicaraan menjawab
pertanyaan klien secara lengkap. Provider harus menjamin
kerahasiaan perkataan klien.
b. Berinteraksi
Provider mendengarkan, mempelajari dan merespon klienya.
Masing-masing klien adalah orang yang berbeda.provider dapat
membantu yang terbaik melalui kesiapannya yang orang
9
perluhkan, perhatian dan situasi apapun. Provider member
semangat kepada klien untuk bicara dan menyampaikan
pertanyaanya.
c. Tujuan informasi kepada klien
Provider mendengarkan klien, mempelajari informasi apa yang di
perlukan masing-masing klien, juga untuk fase-fase kehidupan
seseorang mengusulkan informasi apa yang mungkin lebig penting.
Sebagai contoh, seseorang wanita mudah yang baru menikah
mungkin ingin lebih mengetahui tentang metode untuk
menjarangkan kelahiran. Wanita yang lebih tua mungkin ingin
lebih mengetahui tentang sterilisasi wanita dan vasektomi. Seorang
mudah yang belum menikah mungkin perluh lebih tahu tentang
menghindari penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual. Provider memberikan informasi yang benar dalam bahasa
yang di mengerti klien.
d. Hindari informasi yang berlebihan
Klien memerlukan informasi untuk menentuhkan pilihan, tetapi
tidak semua klien dapat menggunakan semua informasi tentang
setiap metode keluarga berencana. Informasi yang berlebihan
membuatnya sulit mengingat informasi yang penting.
e. Layani metode yang diinginkan klien
Provider membantu klien menentuhkan pilihanya berdasarkan
informasi. Provider menghargai pilihan klienya. Jika klien
memutuskan menggunakan keluarga berencana atau membatalkan
keputusanya. Dalam konseling, provider meliputi kesiapan klien
mengggunakan suatu metode, meliputi keuntungan dan kerugian,
serta bagaimana menggunakanya. Provider juga mungkin
membantu klien berpikir metode lain, metode yang hampir sama
dan membandingkan antaranya. Dalam hal ini provider
meyakinkan klien untuk menentuhkan pilihanya. Bila klien
10
menggunakan metode yang diinginkan maka mereka akan
menggunakan lebih lama dan efektif.
f. Bantu klien siap dan mengingat
Provider menunjukkan contoh bahan-bahan/alat keluarga
berencana, mendorong klien untuk memegangnya dan
memperlihatkan bagaimana mereka. Provider menunjukkan dan
menerangkan dengan flipchart, poster atau laflet sederhana. Dari
waktu ke waktu provider meneliti bahwa klienya telah siap.
11
5) Mencegah IMS termasuk HIV/AIDS telah merebak di berbagai
Negara. Konselor harus membantu klien memahami dan
mampu mengukur tingkt risiko untuk terkena IMS. Jelaskan
tentang metode A,B,C dan D untuk mencegah IMS dan
HIV/AIDS.
6) Kapan klien harus kembali. Hal dikarenakan banyak metode
yang mengaharuskan klien kembali ke klinik. Seprti IUD,
Inplant, MOW/MOP yang mengharuskan secara rutin kembali
ke tempat konseling. Konselor selalu memberikan anjuran
kepada klien untuk kembali kapanpun dan untuk pertimbangan
6. Langkah-langkah dalam konseling
a. Menciptakan suasanan dan hubungan yang saling percaya
b. Mengambil permasalahan yang di hadapi dengan calon
c. Memberikan penjelasan di sertai penunjukan alat-alat kontrasepsi
d. Membantu klien untuk memiliki alat kontrasepsi yang tepat untuk
dirinya sendiri.
12
R: REFER/RETURN VISIT,rujuk bila fasilitas ini tidak dapat
memberikan pelayanan yang sesuai. Buat jadwal kunjungan ulang.
T : tanya
U : uraikan
TU: BANTU
J: jelaskan
13
a. Jelaskan secara lengkap bagimana menggunakan kontarespsi
pilihanya setelah klien memiliki jenis kontrasepsinya
b. Jelaskan bagaimana penggunaanya
c. Jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi
U: kunjungan
14
d. Pil progestin, suntikan,dan susukbebas dari efek yang berhubungan
dengan astrogen dan dosis progestin yang di keluarkan perhari
bahkan lebih renda dari pil kombinasi.
8. Informed conset ( persetujuan tindakan medis)
Informasi yang diberikan kepada calon/klien KB harus di
sampaikan selengkap-lengkapnya,jujur dan benar tentang metode
kontrasepsi yang akan di adakan oleh calon/klien KB tersebut.dalam
memberikan informasi penting sekali adanya komunikasi verbal antara
dokter dan klien.ada anggapan bahwa banyak klien sering melupakan
informasi lisan yang telah di berikan oleh dokter atau bidan. Maka dari
itu untuk mencegah hal tersebut perlu diberikan informasih tertulis.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi Informasi dan Edukasi dalam pelayanan kebidanan
mempunyai tujuan antara lain mendorong dan meningkatkan
pengetahuan,sikap dan praktek KB pada masyarakat sehingga tercapai
penambahan peserta baru, dan kelestarian peserta KB.
Adapun jenis-jenis kegiatan dalam KIE antara lain KIE massa, KIE
kelompok KIE perorangan. Prinsip yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan KIE dalam memperlakukan klier dengan sopan, baik dan
ramah; memahami, menghargai dan menerima keadaan ibu; memberikan
penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami;
menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari
kehidupan sehari-hari dan menyesuikan isi penyuluhan dengan keadaan
dan risiko yang dimiliki ibu.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya bagi
para pembaca, masyarakat dan khususnya bagi mahasiswa kebidanan dan
dapat menambah pengetahuan tentang lingkup praktik kebidanan.
16
Untuk itu penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk lebih
jauh memahami makalah ini dan dapat memberikan kritik dan saran yang
sifatnya membangun
DAFTAR PUSTAKA
Bakar, S. A. (2014). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana Dalam
Tanya Jawab. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
17