Anda di halaman 1dari 4

HELEN SANDRANITA

18120016
EKONOMI / AKUNTANSI

RMK KODE ETIK dan TATA KELOLA


A. Konsep Penting Good Corporate Governance (GCG)
Profesi akuntansi menyediakan jasa atestasi maupun non-atestasi kepada
masyarakat dengan dibatasi kode etik yang berlaku serta wajib untuk
mengabaikan kepentingan pribadi. Kewajiban akuntan sebagai profesional
yaitu kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Peran akuntan dalam
perusahaan tidak terlepas dari penerapan prinsip Good Corporate Governance
(GCG), yang meliputi:
 Transparansi  Menyediakan informasi jelas, akurat, tepat waktu dan dapat
dibandingkan dengan indikator yang sama. Informasi dalam perusahaan harus
diukur, dicatat, dan dilaporkan sesuai prinsip dan standar yang berlaku.
 Akuntabilitas  Tanggung jawab untuk melindungi kepentingan pemegang
saham dan pihak lain yang berkepentingan dengan melakukan tinjauan atas
reliabilitas dan integritas informasi dalam laporan keuangan (komite audit)
 Keadilan  Laporan keuangan wajar bila memperoleh opini atau pendapat
wajar tanpa pengecualian dari akuntan publik. Laporan keuangan yang wajar
berarti tidak mengandung salah saji material, disajikan secara wajar sesuai
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia
 Responsibilitas  Tanggungjawab perusahaan sebagai anggota masyarakat
dan kewajiban untuk mematuhi semua peraturan serta hukum yang berlaku.

B. Definisi Good Corporate Governance (GCG)


 Menurut Bank Dunia adalah aturan, standar dan organisasi di bidang ekonomi
yang mengatur perilaku pemilik perusahaan, direktur dan manajer serta
perincian dan penjabaran tugas dan wewenang serta pertanggung jawabannya
kepada investor (pemegang saham dan kreditur).
 Menurut Syakhroza (2003) GCG sebagai suatu mekanisme tata kelola
Organisasi secara baik dalam melakukan pengelolaan sumber daya organisasi
secara efisien, efektif, ekonomis ataupun produktif dengan prinsipprinsip
terbuka, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independen, dan adil dalam
rangka mencapai tujuan organisasi.
Tujuan utama GCG adalah menciptakan sistem pengendaliaan dan
keseimbangan sehingga mencegah penyalahgunaan dari sumber daya
perusahaan dan tetap mendorong terjadinya pertumbuhan perusahaan.

C. Perbedaan GCG dan GCG Syariah


Bank Syariah
1. Islam memandang harta yang dimiliki oleh manusia adalah titipan/amanah
Allah SWT sehingga harus sesuai ajaran Islam
2. Mendorong nasabah untuk mengupayakan pengelolaan harta nasabah
(simpanan) sesuai ajaran Islam
3. Menempatkan karakter/sikap baik nasabah maupun pengelolaan pada posisi
yang sangat penting
4. Ada kesamaan ikatan emosional yang kuat didasarkan prinsip keadilan, prinsip
kesederajatan dan prinsip ketentraman antara Pemegang Saham, Pengelola
Bank dan Nasabah
5. Prinsip bagi hasil:
 Penentuan besarnya resiko bagi hasil dibuat pada waktu perjanjian dengan
berpedoman pada kemungkinan untung dan rugi
 Besarnya nisbah bagi hasil berdasarkan jumlah keuntungan yang diperoleh
 Jumlah pembagian hasil meningkat sesuai peningkatan jumlah pendapatan
 Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi hasil
 Bagi hasil tergantung kepada keuntungan proyek yang dijalankan. Jika rugi
maka kerugian akan ditanggung bersama

Bank Konvensional
1. Kepentingan pemilik dana (deposan) adalah memperoleh imbalan berupa
bunga simpanan yang tinggi. Kepentingan pemegang saham adalah
memperoleh spread yang optimal antara suku bunga simpanan dan suku
bunga pinjaman (mengoptimalkan interest difference). Kepentingan pemakai
dana (debitor) adalah memperoleh tingkat bunga yang rendah (biaya murah).
Bank konvensional berfungsi sebagai lembaga perantara saja 3 pihak
tersebut.
2. Tidak ada ikatan emosional yang kuat antara Pemegang Saham, Pengelola
Bank dan Nasabah karena masing-masing pihak mempunyai keinginan yang
bertolak belakang
3. Sistem bunga:
 Penentuan suku bunga dibuat pada waktu perjanjian dengan pedoman
harus selalu untung untuk pihak Bank.
 Besarnya presentase berdasarkan jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.
 Jumlah pembayaran bunga tidak mengikat
 Eksistensi bunga diragukan kehalalannya oleh semua agama
 Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan proyek
yang dijalankan

D. Faktor yang Mempengaruhi Penerapan GCG


Faktor Internal antara lain:
 Adanya budaya perusahaan (corporate culture) yang mendukung penerapan
GCG dalam mekanisme serta sistem kerja manajemen di perusahaan.
 Peraturan dan kebijakan perusahaan mengacu pada penerapan nilai GCG.
 Manajemen pengendalian risiko berdasarkan pada kaidah standar GCG.
 Terdapatnya sistem audit (pemeriksaan) yang efektif dalam perusahaan untuk
menghindari setiap penyimpangan yang mungkin akan terjadi.
 Keterbukaan informasi bagi publik untuk mampu memahami setiap gerak dan
langkah manajemen dalam perusahaan.

Faktor Eksternal antara lain:


 Pelaku dan lingkungan bisnis  Seluruh entitas yang mempengaruhi
pengelolaan perusahaan (seperti: business community, serikat pekerja, mitra
kerja, supplier dan pelanggan).
 Pemerintah dan regulator  Bertugas untuk memastikan bahwa perusahaan
mengelola keuangan dengan benar dan mematuhi semua peraturan dan
undang-undang agar memperoleh kepercayaan pasar dan investor.
 Investor  Semua pihak yang berkaitan dengan pemegang saham dan pelaku
perdagangan saham termasuk perusahaan investasi.
 Komunitas Keuangan  Berkaitan dengan persyaratan pengelolaan keuangan
perusahaan termasuk persyaratan pengelolaan perusahaan terbuka (contoh:
komunitas bursa efek, Departemen Keuangan RI,dll).

Anda mungkin juga menyukai