Anda di halaman 1dari 16

AUDIT II

AUDIT OF THE ACQUISITION AND PAYMENT CYCLE

Disusun oleh :
Calvin Purwa Pratama 05
Christyane Millenia 10
Lie, Kezia Angelina Susanto 23

PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI


ANGKATAN 46
SENTUL
2020
CHAPTER 18
AUDIT OF THE ACQUISITION AND PAYMENT CYCLE :
TESTS OF CONTROLS, SUBSTANTIVE TESTS OF TRANSACTIONS, AND
ACCOUNTS PAYABLE

AUDIT AKUISISI DAN SIKLUS PEMBAYARAN


Dalam pengauditan akuisisi dan siklus pembayaran ada beberapa akun yang terpengaruh.
Terdapat tiga klausa yang termasuk dalam siklus, yaitu :
1. Acquisiton of good anad services
2. Cash disbursements
3. Purchase returns and allowance and purchase discounts

Fungsi Bisnis dalam Siklus dan Catatan Terkait


Processing Purchase Orders
permintaan barang atau jasa oleh personel klien adalah titik awal untuk siklus. Dokumen
umum yang dibutuhkan adalah:
1. Purchase Requisition, yaitu permintaan pembelian yang digunakan untuk meminta
barang atau jasa oleh karyawan yang berwenang
2. Purcahse Order, yaitu pesanan pembelian/dokumen yang digunakan untuk memesan
barang atau jasa dari vendor (termasuk uraian, jumlah, dan informasi terkait.)

Receiving Goods and Service


Penerimaan barang atau jasa oleh perusahaan dari vendor adalah titik yang kritis dalam skilus
karena saat itulah sebagian besar perusahaan pertama kali mengakui perolehan dan
keterkaitan yang terkait pada catatan perusahaan. Dokumen penting pada saat penerimaan
barang atau jasa adalah Receiving Report yaitu dokumen tertulis atau elektronik yang dicatat
pada saat barang atau jasa diterima.

Recognizing the Liability


Pengakuan yang tepa tatas utang untuk penerimaan barang dan jasa membutuhkan pencatatan
yang cepat dan akurat. Pencatatan awal mempengarhui laporan keuangan dan pengeluaran
kas aktual. Dokumen dokumen yang penting antara lain :
1. Vendor’s Invoice. Dokumen yang diterima dari vendor dan menjukan jumlah yang
diperoleh untuk akusisi.
2. Debit Memo. Dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukan pengurangan
jumlah yang terutang kepada vendor karena barang yang dikembalikan atau tunjangan
yang diberikan (allowance granted)
3. Voucher. Voucher umumnya digunakan untuk menetapkan cara formal untuk
merekam dan mengendalikan akuisisi, terutama dengan memungkinkan setiap
transaksi akuisisi diberi nomor urut.
4. Acquisition Transaction File. File yang dihasilkan computer yang mencakup semua
transaksi akuisisi yang diproses oleh system akuntansi untuk suatu period seperti hari,
minggu atau bulan.
5. Acquisition journal or listing. Seperti jurnal pembelian, biasanya didalamnya terdapat
nama vendor, tanggal, jumlah, klasifikasi akun, klasifikasi transaksi, dan klasifikasi
termasuk pembelian kas atau utang
6. Account Payable Master File. Mencatat akuisisi, pencairan kas dan pengembalian
akuisisi dan transaksi tunjangan untuk masing-masing vendor. Jumlahnya harus sama
antara master file dengan akun utang pada buku besar.
7. Account Payable Trial Balance. Terdapat jumlah yang terutang ke setiap vendor atau
setiap faktura tau voucher pada suatu saat. Disiapkan langsung dari Account Payable
Master File.
8. Vendor’s Statement. Dokumen yang disiapkan bulanan oleh vendor yang berisi saldo
awal, akuisisi, pengembalian dan allowance, pembayaran ke vendor dan saldo akhir.

Methodology for Designing Tests of Control and Substantive Tests of Transactions


Akun yang paling memakan waktu untuk memverifikasi dengan uji substantif rincian saldo
adalah akun piutang, persediaan, aset tetap, utang dagang, dan akun pengeluaran

Test of Control dan Substantive Test dibagi menjadi dua :


1. Test of Acquisition. Menekankan tiga dari empat fungsi bisnis yaitu : processing
purcahse orders, receiving goods and service, and recognizing the liability
2. Test of Payments. Menekankan semua fungsi bisnis.

Understanding Internal Control


Auditor memeperoleh pengetahuan tentang internal control suatu perusahaan dalam siklus
akuisi dan pembayaran sebagai prosedur menilai risiko dengan memahami flowchart,
meninjau kuisioner internal, dan melakukan walkthrough test untuk akusisi dan transaksi
pencarian kas.

Assess Planned Control Risk


Dalam perencanaan menilai control risk ada beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu :
 Authorization of Purchases. Otorisasi pembelian memastikan barang atau jasa yang
dibeli perusahaan sudah diotorisasi oleh perusahaan untuk mencegah pembelian yang
kurang efektif. Dalam departemen pembelian harus dilakukan pemisahan wewenang
antara karyawan yang melakukan otorisasi pembelian dan yang menerima nya untuk
memudahkan internal control.
 Separation of Assets Custody from Other Function. Banyak perusahaan yang
memiliki departemen penerimaan yang menerima laporan penermaan sebagai bukti
yang akan dikirmkan ke bagian Gudang dan departemen account payable. Untuk
mengurangi fraud seperti pencurian barang, dapat dilakukan control atas barang dari
barang tersebut diterima sampai dijual/digunakan.
 Timely Recording and Independent Review of Transactions. Departemen Account
Payable mempunyai tanggung jawab untuk kecocokan akuisisi, dengan
membandingkan detail dari order, receiving report, dan faktur dari vendor untuk
mencocokan harga, kuantitas, syarat dan ketetentuan, dan biaya angkut didalam
faktur. Control penting lain nya adalah karyawan yang mencatat akuisi tidak boleh
memiliki akses untuk uang tunai, surat berharga, dan asset lain nya.
 Authorization of Payments. Kontrol penting pada pencairan kas adalah
penandatanganan cek oleh individu dengan otoritas yang tepat, pemisahan
tanggungjawab antara karyawan yang menandatangani cek dan melakukan fungsi
account payable. Cek harus diberi nomor yang jelas

Determine Extent of Testing of Controls


Ketika auditor bermaksud untuk mengandalkan kontrol untuk mendukung penilaian risiko
kontrol pendahuluan di bawah ini, auditor melakukan tes kontrol untuk mendapatkan bukti
bahwa kontrol berfungsi secara efektif.
Ketika efektivitas operasi kontrol meningkat dan didukung oleh tes kontrol tambahan, auditor
dapat mengurangi pengujian substantif
• Relate each of the internal controls to transaction-related audit objectives
• Relate tests of controls to internal controls
• Relate substantive tests of transactions to transaction-related audit objectives after
considering controls and deficiencies in the system

Empat dari enam tujuan audit terkait transaksi untuk akuisisi patut mendapat perhatian
khusus dan karenanya diperiksa lebih dekat
1. Recorded Acquisitions Are for Goods and Services Received, Consistent with the
Best Interests of the Client (Occurrence)
2. Existing Acquisitions Are Recorded (Completeness)
3. Acquisitions Are Accurately Recorded (Accuracy)
Acquisitions Are Correctly Classified (Classification)

Metodologi untuk Mendesain Detail Tests of Balances – Accounts Payable


Karena semua transaksi siklus akuisisi dan pembayaran biasanya mengalir melalui
hutang, akun ini sangat penting untuk setiap audit dari siklus akuisisi dan pembayaran.
Hutang adalah kewajiban yang belum dibayar untuk barang dan jasa yang diterima dalam
kegiatan bisnis. Hutang termasuk kewajiban untuk perolehan bahan baku, peralatan, utilitas,
perbaikan, dan banyak jenis barang dan jasa lainnya yang diterima sebelum akhir tahun.
Sebagian besar hutang dagang juga dapat diidentifikasi dengan adanya faktur vendor untuk
kewajiban tersebut. Hutang akun harus dibedakan dari kewajiban yang masih harus dibayar
dan kewajiban yang dikenakan bunga.
Jika tes kontrol dan tes substantif terkait transaksi menunjukkan bahwa kontrol
beroperasi secara efektif, dan jika hasil prosedur analitik memuaskan, auditor kemungkinan
akan mengurangi tes rincian saldo untuk hutang yang dibayarkan. Namun, karena hutang
cenderung material bagi sebagian besar perusahaan, auditor hampir selalu melakukan
beberapa tes perincian saldo
Berikut penjelasan mengenai metodologi untuk merancang tes rincian untuk hutang
dagang :
1. Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi hutang usaha (Tahap I)
Fokus baru-baru ini oleh banyak perusahaan pada peningkatan kegiatan
manajemen rantai pasokan mereka telah menyebabkan banyak perubahan dalam
desain sistem yang digunakan untuk memulai dan mencatat kegiatan akuisisi dan
pembayaran. Pengaturan dan sistem ini dapat menjadi rumit, risiko bisnis klien yang
mungkin timbul dari perubahan ini.
Auditor harus dapat mengidentifikasi resiko bisnis terkait hutang usaha
dengan memperhatikan sistem pengadaan yang dimiliki Auditee, seperti penerapan
just in time, pertukaran informasi, penggunaan e-commerce untuk bertransaksi bisnis,
dan siklus internal perusahaan.
2. Menetapkan salah saji material dan menilai Inherent Risk (Tahap I)
Seperti halnya piutang dagang, sejumlah besar transaksi dapat memengaruhi
utang dagang. Saldonya besar dan terdiri dari sejumlah besar saldo vendor sehingga
relatif mahal untuk mengaudit akun ini. Auditor biasanya menetapkan salah saji yang
dapat ditoleransi yang relatif tinggi bagi akun ini. Inherent risk biasanya ditetapkan
pada tingkat menengah atau tinggi. Auditor biasanya sangat memperhatikan tujuan
audit completeness dan cut-off.
3. Menilai resiko pengendalian, merancang dan melaksanakan Test of Control dan
Substantive Test of Transaction (Tahap I dan II)
Setelah auditor menetapkan materialitas kinerja dan Inherent Risk untuk
hutang dagang, auditor menilai risiko pengendalian berdasarkan pemahaman tentang
pengendalian internal. Tes substantif utama auditor tergantung pada efektivitas relatif
dari kontrol internasional terkait dengan hutang dagang. Oleh karena itu, auditor harus
memiliki pemahaman menyeluruh tentang bagaimana kontrol ini terkait dengan
hutang akun.
4. Merancang & Melaksanakan Prosedur Analitik (Tahap III)
Penggunaan prosedur analitis sama pentingnya dalam akuisisi dan pembayaran
seperti halnya dalam setiap siklus lainnya, terutama untuk mengungkap salah saji
dalam akun hutang dagang. Tabel di bawah ini mengilustrasikan prosedur analitik
untuk neraca dan laporan laba rugi dalam siklus akuisisi dan pembayaran yang
berguna untuk hal-hal yang tidak mencakup bidang-bidang di mana investigasi
tambahan diinginkan.
Auditor harus membandingkan total biaya tahun berjalan dengan tahun-tahun
sebelumnya untuk mengungkap salah saji akun hutang dagang serta dalam akun
pengeluaran. Oleh karena itu, membandingkan current expense seperti sewa, utilitas,
dan tagihan terjadwal lainnya dengan tahun-tahun sebelumnya adalah prosedur yang
efektif untuk menganalisis hutang dagang ketika pengeluaran dari tahun ke tahun
diperkirakan relatif stabil.

Prosedur Analitis Kemungkinan Salah Saji


Bandingkan saldo akun pengeluaran Salah saji hutang dan biaya akun
terkait akuisisi dengan tahun-tahun
sebelumnya
Tinjau daftar hutang untuk hutang yang Salah saji klarifikasi untuk hutang tidak
tidak biasa, nonvendor, dan bunga diperdagangkan
Bandingkan masing-masing akun Akun yang tidak tercatat atau tidak ada,
dengan utang tahun sebelumnya atau salah saji
Hutang rasio, seperti pembelian dibagi Akun yang tidak tercatat atau tidak ada,
denga hutang, dan hutang dibagi dengan atau salah saji
kewajiban saat ini

5. Merancang Detail Test of Balances – Account Payable


Tujuan keseluruhan dalam audit akun payable adalah untuk menentukan
apakah saldo utang dagang dinyatakan secara adil dan diungkapkan dengan benar.
Tabel 18-5 yang termasuk tujuan audit yang berhubungan dengan saldo dan
tes umum dari detail prosedur saldo untuk hutang dagang. Prosedur audit aktual
auditor sangat bervariasi tergantung pada sifat entitas, materialitas hutang dagang,
sifat dan efektivitas pengendalian internal, dan risiko yang melekat. Ketika auditor
melakukan uji rincian saldo untuk hutang dagang dan akun kewajiban lainnya, mereka
juga dapat mengumpulkan bukti tentang empat tujuan penyajian dan pengungkapan,
terutama ketika melakukan uji objektif kelengkapan. Berikut pembahasannya:
a. Detail Tie-in (Kecocokan Rincian)
Hutang usaha dalam daftar hutang usaha cocok dengan master file yang terkait dan
totalnya sesuai dengan ledger
Prosedur detail test of balance :
- Hitung ulang dan cocokkan semua jumlah pada daftar hutang dan master file
- Telusuri jumlahnya ke ledger
- Telusuri invoice masing-masin supplier ke master file berdasarkan nama dan
jumlah
b. Existence (Keberadaan)
Hutang usaha dalam daftar hutang usaha adalah abash
Prosedur detail test of balance :
- Telusuri dari daftar hutang ke laporan tagihan supplier dan invocenya
- Konfirmasi hutang usaha, khususnya yang berjumlah besar atau unusual
c. Completeness (Kelengkapan)
Seluruh hutang usaha yang ada telah dimasukkan dalam daftar hutang usaha dan
dijurnal
Prosedur detail test of balance :
- Lakukan pengujian kewajiban lewat waktu (Out-of-Period Liability Tests)
d. Accuracy (Keakuratan)
Hutang usaha dalam daftar hutang usaha telah dicatat secara akurat
Prosedur detail test of balance :
- Lakukan pengujian kewajiban lewat waktu (Out-of-Period Liability Tests)
e. Classification (Klasifikasi)
Hutang usaha dalam daftar hutang usaha telah diklasifikasikan secara tepat
Prosedur Detail test of balance :
- Telaah daftar hutang dan master file untuk melihat jenis hutang (wesel bayar,
kewajiban berbunga, kewajiban jangka panjang)
f. Cut-off
Pencatatan transaksi dilakukan pada periode yang tepat
Prosedur detail test of balance :
- Lakukan pengujian kewajiban lewat waktu (Out-of-Period Liability Tests)
- Lakukan pengujian terinci sebagai bagian dari observasi fisik persediaan -
Pengujian inventory intransit (dalam perjalanan)
g. Obligation (Kewajiban)
Auditee mempunyai kewajiban untuk membayar jumlah terhutang
Prosedur detail test of balance :
- Periksa laporan tagihan supplier dan konfirmasi hutang usaha

Out-of-Period Liabilty Tests


Pengujian kewajiban lewat waktu dilakukan dengan:
- Periksa dokumen yang mendasari pengeluaran kas yang dilakukan pada
periode akuntansi berikutnya
Auditor memeriksa dokumentasi pendukung untuk pembayaran tunai setelah
tanggal neraca untuk menentukan apakah pembayaran tunai untuk liabilitas periode
berjalan. Jika ini merupakan liabilitas periode berjalan, auditor harus melacaknya ke
saldo uji coba hutang yang dibayarkan untuk memastikannya dimasukkan.
Laporan penerimaan menunjukkan tanggal inventaris diterima dan karenanya
merupakan dokumen yang sangat berguna. Mirip dengan faktur vendor biasanya
menunjukkan tanggal layanan disediakan. Auditor memeriksa dokumentasi untuk
pembayaran tunai yang dilakukan pada periode berikutnya selama beberapa minggu
setelah tanggal neraca, terutama ketika klien tidak membayar tagihan tepat waktu.

- Periksa dokumen yang mendasari tagihan yang belum dibayarkan beberapa


minggu sebelum akhir tahun buku
Auditor melaksanakan prosedur ini dengan cara yang sama seperti yang
sebelumnya dan untuk tujuan yang sama. Prosedur ini berbeda karena dilakukan
untuk kewajiban yang belum dibayar di dekat akhir audit daripada untuk kewajiban
yang telah dibayarkan.
Misalnya, dalam audit dengan akhir tahun 31 Maret, anggap auditor
memeriksa dokumentasi pendukung untuk cek yang dibayarkan hingga 28 Juni.
Tagihan yang masih belum dibayar pada tanggal 28 Juni harus diperiksa untuk
menentukan apakah mereka merupakan kewajiban pada tanggal 31 Maret

- Telusuri laporan penerimaan barang yang dibuat sebelum akhir tahun buku ke
invoice dari supplier
Semua barang dagangan yang diterima sebelum akhir tahun periode akuntansi
harus dimasukkan sebagai hutang dagang. Dengan menelusuri laporan penerimaan
yang dikeluarkan hingga akhir tahun ke faktur vendor dan memastikan bahwa mereka
termasuk dalam hutang dagang, auditor sedang menguji kewajiban yang tidak tercatat.

- Telusuri laporan supplier yang memperlihatkan saldo terhutang ke trial


balance
Jika klien menyimpan file pernyataan vendor, auditor dapat melacak setiap
pernyataan yang memiliki saldo jatuh tempo pada tanggal neraca hingga listing untuk
memastikan itu dimasukkan sebagai hutang akun.

- Kirimkan konfirmasi kepada supplier


Meskipun penggunaan konfirmasi untuk hutang dagang kurang umum
daripada untuk piutang dagang, auditor kadang-kadang menggunakannya untuk
menguji vendor yang dihilangkan dari daftar hutang, transaksi yang dihapus, dan
saldo akun yang salah saji.
Mengirim konfirmasi ke vendor aktif yang saldo belum dimasukkan dalam
daftar hutang dagang merupakan cara yang berguna untuk mencari jumlah yang
dihilangkan. Jenis konfirmasi ini biasa disebut konfirmasi saldo nol.

Cutoff Tests
Dilakukan untuk menentukan apakah tindakan transaksi dicatat beberapa hari
sebelum dan setelah tanggal neraca dimasukkan dalam periode yang benar.
Untuk menguji jumlah cutoff yang berlebihan, auditor harus melacak
penerimaan laporan yang diterbitkan setelah akhir tahun untuk faktur terkait untuk
memastikan bahwa mereka tidak dicatat sebagai hutang (kecuali inventaris dan
transit, yang akan dibahas segera).

Hubungan cutoff dengan pengamatan fisik persediaan


Selama penghitungan fisik persediaan, auditor harus memastikan bahwa
pengendalian atas prosedur pemasukan dan pengeluaran barang atau pergerakan
intern barang selama penghitungan berlangsung telah diikuti sebagaimana mestinya,
untuk menilai kecermatan pisah batas (cut-off) yang telah dilakukan. Jika
memungkinkan, sebaiknya proses produksi dihentikan sementara selama
berlangsungnya penghitungan fisik persediaan ataupun penghitungan fisik dilakukan
pada saat tidak adanya kegiatan penerimaan maupun pengeluaran barang di gudang.

Inventory in Transit
Dalam hutang dagang, auditor harus membedakan antara akuisisi persediaan
yang didasarkan pada FOB destination dan yang dibuat sebagai FOB origin.
Untuk FOB destination, hak berpindah kepada pembeli ketika persediaan
diterima, jadi hanya persediaan yang diterima pada atau sebelum tanggal neraca yang
harus dimasukkan dalam persediaan dan hutang dagang pada akhir tahun.
Untuk FOB origin, perusahaan harus mencatat inventaris dan hutang terkait
pada periode berjalan jika pengiriman terjadi pada atau sebelum tanggal neraca.

Reliability of Evidence
Auditor perlu memahami keandalan relatif dari tiga jenis bukti utama yang
biasanya digunakan untuk memverifikasi hutang dagang: faktur vendor, pernyataan
vendor, dan konfirmasi.
Perbedaan antara Vendors’ Invoive dan Vendors’ Statement

Manakah dari dua dokumen ini yang lebih baik untuk memverifikasi saldo
yang benar dalam utang dagang? Pernyataan vendor lebih unggul untuk
memverifikasi hutang yang dibayarkan karena mencakup saldo akhir. Auditor dapat
membandingkan faktur vendor yang ada dengan daftar klien dan masih belum
menemukan yang hilang, yang merupakan perhatian utama dalam hutang dagang.
Manakah dari dua dokumen ini yang lebih baik untuk menguji akuisisi dalam
pengujian kontrol dan pengujian substantif transaksi? Faktur vendor lebih unggul
untuk memverifikasi transaksi karena auditor memverifikasi transaksi individual dan
faktur menunjukkan rincian akuisisi

Accounts Payable Confirmation Request


CHAPTER 19
COMPLETING THE TESTS IN THE ACQUISITION AND PAYMENT CYCLE:
VERIFICATION OF SELECTED ACCOUNTS

Dalam audit, banyak akun yang berkaitan dalam transaksi akuisisi dan siklus pembayaran
misalnya aset, utang, dan biaya. Berikut akan dibahas audit atas aset tetap.

Audit Atas Aset Tetap


Aset tetap adalah aset berwujud yang memiliki nilai manfaat kurang dari satu tahun,
dipakai dalam kegiatan operasi perusahaan, dan tidak ditujukan untuk dijual kembali. Tidak
dipakai dalam kegiatan operasi perusahaan dan memiliki nilai manfaat kurang dari satu tahun
adalah ciri signifikan yang membedakannya dengan aset lain seperti persediaan, biaya
dibayar di muka, dan investasi. Karena audit atas aset tetap memiliki kemiripan, peralatan
digunakan untuk mengilustrasikan penjelasan-penjelasan berikutnya.

Gambaran Besar Akun yang Berhubungan Dengan Peralatan


Ketika mengakuisisi peralatan, kita mendebit peralatan. Ketika sudah satu periode
akuntansi, kita mendebit biaya penyusutan dan mengkredit akumulasi penyusutan. Ketika
peralatan dijual, kita mendebit akumulasi penyusutan, mengkredit peralatan, dan muncul
akun untung atau rugi atas penghapusan peralatan. Pencatatan akuntansi untuk peralatan atau
aset tetap lainnya dimasukkan dalam fixed asset master file yang berisi catatan terperinci atas
setiap jenis peralatan yang dimiliki perusahaan, deskripsi, tanggal akuisisi, original cost,
depresiasi tahun berjalan, akumulasi penyusutan, informasi mengenai aset yang diakuisisi,
serta penghapusan aset pada tahun berjalan. Jumlah semua pencatatan pada master file sama
dengan balance pada akun peralatan, biaya penyusutan, dan akumulasi penyusutan.
Auditor melakukan verifikasi yang berbeda pada peralatan dibandingkan dengan akun
aset lancar lainnya karena tiga alasan :
1. Biasanya hanya ada sedikit akuisisi peralatan pada tahun berjalan, terutama
pada peralatan besar yang digunakan untuk industri manufaktur
2. Jumlah dari setiap akuisisi biasanya material
3. Peralatan cenderung disimpan dan dipertahankan dalam catatan akuntansi
selama beberapa tahun
Dalam melakukan audit atas peralatan dan aset tetap lainnya, auditor memisahkan
pengujian dalam beberapa kategori :
1. Melakukan prosedur analitis
2. Melakukan verifikasi akuisisi aset pada tahun berjalan
3. Melakukan verifikasi penghapusan aset pada tahun berjalan
4. Melakukan verifikasi saldo akhir akun aset
5. Melakukan verifikasi biaya penyusutan
6. Melakukan verifikasi saldo akhir pada akumulasi penyusutan

Berikut akan dibahas enam kategori pengujian :


Melakukan Prosedur Analitis
Prosedur Analitis bergantung pada sifat operasi bisnis klien. Kebanyakan prosedur
analitis dapat menilai apakah terdapat kesalahan material pada biaya penyusutan dan
akumulasi penyusutan. Misalnya ketika kita melakukan salah satu prosedur analitis yaitu
membandingkan biaya penyusutan yang dibagi dengan nilai kotor peralatan dengan tahun
sebelumnya, akan ada kemungkinan kesalahan pada biaya penyusutan dan akumulasi
penyusutan.
Melakukan verifikasi akuisisi aset pada tahun berjalan
Perusahaan harus mencatat penambahan aset pada tahun berjalan dengan tepat karena
aset memiliki efek jangka panjang pada laporan keuangan. Auditor menggunakan tujuh dari
eight balance-related audit objectives untuk melakukan test of details of balances yaitu
existence, accuracy, classification, cutoff, detail tie-in, and rights and obligations. Misalnya
balance-related audit objective tentang akuisisi aset tahun berjalan yang dicatat dengan
akurat, perlu dilakukan test of details of balances dengan memeriksa faktur. Pengujian
tambahan jarang dilakukan karena adanya kompleksitas dari banyak transaksi yang
berhubungan dengan peralatan dan jumlahnya yang material
Verifikasi akuisisi aset tahun berjalan berawal dari daftar yang didapat dari klien dari
semua akuisisi yang dicatat pada buku besar aset tetap selama satu tahun. Klien mendapat
informasi dari property master file. Daftar tersebut berisi setiap tambahan aset, tanggal
akuisisi, vendor, deskripsi, catatan apakah aset tersebut baru atau bekas, umur aset untuk
keperluan penyusutan, metode penyusutan, dan cost.
Dalam melakukan pengujian akuisisi, auditor harus memahami standar akuntansi
untuk memastikan apakah klien mengikuti ketentuan yang berlaku. Auditor juga perlu tahu
kebijakan kapitalisasi untuk menentukan apakah akuisisi diperlakukan secara konsisten
dengan tahun sebelumnya. Auditor juga harus melakukan verifikasi transaksi yang dicatat
untuk klasifikasi yang benar di antara berbagai akun peralatan dan memeriksa apakah klien
punya hak untuk mencatat peralatan sebagai asetnya.

Melakukan verifikasi penghapusan aset pada tahun berjalan


Tujuan auditor melakukan verifikasi penghapusan aset (misalnya ketika aset dijual,
ditukar, atau dibuang) adalah untuk mendapatkan bukti yang cukup bahwa semua
penghapusan dicatat pada jumlah yang tepat. Maka dari itu dibutuhkan metode formal dan
verifikasi internal yang cukup untuk memastikan bahwa aset benar-benar telah dihilangkan
dari catatan akuntansi. Verifikasi penghapusan aset berawal dari daftar pencatatan
penghapusan aset milik klien yang berisi tanggal penghapusan aset, nama orang atau
perusahaan yang mengakuisisi aset, harga jual, original cost, tanggal akusisi, dan akumulasi
penyusutan Auditor memiliki prosedur yang dilakukan untuk melakukan verifikasi
penghapusan :
1. Memeriksa apakah aset baru menggantikan aset yang ada
2. Menganalisa untung dan rugi dari penghapusan aset serta pendapatan lain-lain yang
didapat dari kwitansi penghapusan aset
3. Memeriksa modifikasi dan perubahan pada lini produk. Adanya perubahan besar yang
mahal misalnya peralatan yang berkaitan dengan komputer, pajak properti, atau
pertanggungan asuransi adalah indikator dari penghapusan peralatan
4. Mengajukan pertanyaan tentang manajemen dan tenaga produksi tentang
kemungkinan dari penghapusan aset
Ketika aset dijual atau dibuang tanpa adanya penggantian aset, keakuratan transaksi dapat
diverifikasi dengan memeriksa faktur penjualan yang berkaitan dan property master file.
Auditor harus membandingkan cost dan akumulasi penyusutan yang terdapat pada master file
dengan entri pada jurnal serta menghitung kembali untung atau rugi yang terjadi untuk
dibandingkan dengan catatan akuntansi. Ketika aset ditukar atau digantikan, auditor harus
memastikan bahwa aset baru telah dikapitalisasi dan aset lama telah dieliminasi dari
pencatatan.

Melakukan verifikasi saldo akhir akun aset


Tujuan auditor melakukan audit saldo akhir peralatan adalah untuk membuktikan bahwa :
1. Semua peralatan yang dicatat secara fisik ada dalam tanggal neraca (existence)
2. Semua peralatan yang dimiliki dicatat (completeness)
Ketika mendesain pengujiann audit untuk memenuhi tujuan tersebut, auditor harus
terlebih dahulu mempertimbangkan sifat dari pengendalian internal peralatan tersebut.
Biasanya, langkah awal audit menyangkut detail tie-in objective. Setelah menilai resiko
kontrol terhadap tujuan existence, auditor memutuskan apakah perlu untuk melakukan
verifikasi keberadaan suatu peralatan dalam master file. Jika kemungkinan besar ada jumlah
material dari aset tetap yang hilang masih termasuk dalam master file, auditor bisa
mengambil sampel dari master file dan memeriksa aset yang sebenarnya. Begitu juga dengan
tujuan completeness, auditor bisa memeriksa secara fisik sampel dari peraltan dan menelusuri
jejaknya ke master file.
Auditor biasanya tidak melakukan pengujian keakuratan atau klasifikasi terhadap aset
tetap yang dicatat di tahun sebelumnya karena mereka berasumsi bahwa peralatan teresebut
telah diverifikasi di audit sebelumnya ketika peralatan tersebut diakuisisi. Tapi, auditor harus
memperhatikan kalau ternyata ada peralatan yang disimpan dan masih berfungsi dengan baik.
Jika jumlahnya material, auditor harus memeriksa apakah peralatan tersebut dicatat
berdasarkan net realizable value atau diklasifikasikan sebagai nonoperating equipment.
Pertimbangan utama dalam melakukan verifikasi pengungkapan yang terkait dengan aset
tetap adalah kemungkinan adanya pelanggaran hukum. Auditor dapat menggunakan beberapa
metode untuk menentukan apakah peralatan tersebut terkena pelanggaran hukum :
1. Membaca ketentuan pinjaman dan perjanjian kredit
2. Mengirim permintaan konfirmasi pinjaman ke bank atau perusahaan pinjaman lainnya
3. Diskusi kepada klien atau mengirim surat ke penasehat hukum

Melakukan verifikasi biaya penyusutan


Biaya penyusutan adalah satu dari sedikit akun biaya yang tidak diverifikasi sebagai
bagian dari test of control dan substantive test. Jumlah yang dicatat ditentukan oleh alokasi
internal, Tujuan melakukan audit untuk biaya penyusutan adalah keakuratan. Auditor harus
menentukan apakah klien benar dalam menghitung dan konsisten dalam mencatat biaya
penyusutan. Auditor harus mempertimbangkan empat hal berikut ini :
1. Umur manfaat dari akuisisi periode berjalan
2. Metode depresiasi
3. Nilai sisa yang diestimasikan
4. Aturan yang terkait dengan penyusutan aset pada tahun akuisisi dan penghapusan

Melakukan verifikasi saldo akhir pada akumulasi penyusutan


Bila auditor menelusuri transaksi yang dipilih ke catatan akumulasi penyusutan pada
property master file sebagai bagian dari pengujian, maka ada pengujian tambahan yang
dibutuhkan untuk saldo akhir akumulasi penyusutan. Ada dua tujuan melakukan audit atas
saldo akhir akumulasi penyusustan, yaitu :
1. Akumulasi penyusustan yang ditampilkan pada property master file sesuai dengan
general ledger. Tujuan ini dapat dipenuhi dengan melakukan test-footing pada
akumulasi penyusutan pada property master file dan melakukan penelusuran total
pada general ledger.
2. Akumulasi penyusutan pada master file akurat
Pada beberapa kasus, umur peralatan bisa berkurang secara signifikan karena beberapa
hal. Hal ini memungkinkan auditor mengevaluasi kecukupan cadangan akumulasi penyusutan
tiap tahunnya untuk memastikan bahwa net book value tidak melebihi net realizable value.

Anda mungkin juga menyukai