Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENGAJARAN

(SAP)

Mata Kuliah : Keluarga Berencana

Kode Mata Kuliah : Bd. 301

SKS : 2 (T: 1 P: 1)

Pokok Bahasan : Pelayanan Kontrasepsi Dengan Berbagai Metode

Sasaran : Mahasiswi Akademi Kebidanan Muhammadiyah Palopo

Tingkat/Semester : I I/ IV

Waktu Pertemuan : 2 x 50 =100 menit

Pertemuan ke : 10

Dosen : Jusriati Rustam Payangan

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa dapat menerapkan Pelayanan
Kontrasepsi Dengan Berbagai Metode.

b. Tujuan Intruksional Khusus


Pelayanan kontrasepsi modern meliputi :
1. Implant
2. IUD
3. Kontrasepsi mantap

II. MATERI (Terlampir)


Pelayanan Kontrasepsi Modern

III. METODE
- Ceramah
- Diskusi

IV. MEDIA DAN ALAT


- Laptop
- LCD
- White board
- Spidol

V. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Tahap kegiatan Kegiatan Pengajar Kegiatan Mahasiswa

I. Pendahuluan Pembukaan : 10 menit

- Memberi salam dan memperkenalkan diri Menjawab salam dan


mendengarkan

- Menyampaikan deskripsi mata kuliah, Mendengar dan


TIU/TIK. memperhatikan
II. Penyajian Isi : 80 menit

- Menjelaskan tentang metode kontrasepsi Mendengar dan


modern yang meliputi : memperhatikan
1. Implant
2. IUD
3. Kontrasepsi Mantap

- Memberikan kesempatan pada mahasiswi Bertanya


menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
mahasiswi yang lain.

- Menyempurnakan jawaban pertanyaan yang Menjawab


diajukan oleh mahasiswi.

- Mengevaluasi pemahaman mahasiswa Bertanya


tentang materi yang telah dijelaskan dengan
mengajukan pertanyaan
III. Penutup Penutup : 10 menit
- Merangkum materi yang telah di jelaskan Mendengar dan
Memperhatikan
- Memberi tugas baca dengan buku sumber
yang ada. Memperhatikan

- Menutup dan memberi salam Menjawab salam

VI. REFERENSI
1. Anna Glasier, Ailsa Gabbie. 2006. Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi.
Penerbit EGC. Jakarta
2. Ari suliatywati. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Peneribit Salemba Medika.
Jakarta.
3. Arikunto. S, 2003, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,
Jakarta.
4. BKKBN. 2007. Bultin Program KB Nasional, No. 2 Tahun 2007.
5. . 2012. Pembinaan PUS dan Kesertaan Ber-KB Seluruh Tahan Keluarga.
6. Dyah Novita Setia Arum. 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Penerbit
Mitra Cendikia. Yogyakarta.
7. Hartanto H. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan.
Jakarta.
PELAYANAN KONTRASEPSI MODERN

A. Kontrasepsi Implant
1. Pengertian
Implant/susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil di
bawah kulit pada bagian tangan yang dilakukan oleh dokter Anda. Tabung kecil berisi
hormon tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan.
Keuntungan memakai kontrasepsi ini, Anda tidak harus minum pil atau suntik KB
berkala. Proses pemasangan susuk KB ini cukup 1 kali untuk masa pakai 2-5 tahun.
Dan bilamana Anda berencana hamil, cukup melepas implant ini kembali, efek
samping yang ditimbulkan, antara lain menstruasi tidak teratur
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh
pemasangan yang tidak tepat, oleh karena itu ,hanya petugas klinik yang terlatih
(dokter,bidan,dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut
implan.untuk mengurangi masalah yang timbul setelah pemasangan,semua tahap
proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut,dengan menggunakan
upaya pencegahan infeksiyang dianjurkan (Sarifiddin, 2006).

2. Jenis-Jenis Implant dan Mekanisme Kerjanya


a. Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama
kerjanya 5 tahun
b. Implanon. Terdiri dari 1 batang lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3
tahun
c. Jadena dan indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel
dengan lama kerja 3 tahun

3. Mekanisme Kerjanya
a. Mengentalkan lendir serviks sehingga menyulitkan penetrasi sperma
b. Menimbulkan perubahan-perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok
untuk implantasi zygote
c. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.
d. Mengurangi transportasi sperma.

4. Indikasi dan Kontra Indikasi


1) Indikasi
1) Pemakaian KB yang jangka waktu lama.
2) Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak
terlalu dekat.
3) Tidak dapat memakai jenis KB yang lain
2) Kontra Indikasi
1) Hamil atau diduga hamil, Pendarahan Vagina tanpa sebab.
2) Wanita dalam usia reproduksi.
3) Telah atau belum memiliki anak.
4) Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena)
5) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
6) Pasca persalinan dan tidak menyusui
7) Pasca keguguran
8) Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap
9) Riwayat kehamilan ektopik
10) Sering lupa menggunakan pil
11) Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya
12) Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
13) Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
14) Mioma uterus dan kanker payudara.
15) Gangguan toleransi glukosa.

5. Kelebihan dan Kekurangan


a. Keuntungan dari metode ini adalah:
1) Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
2) Tidak melakukan pemeriksaan dalam
3) Bebas dari pengaruh estrogen
4) Tidak mengganggu ASI
5) Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan
6) Perdarahan lebih ringan
7) Tidak menaikkan tekanan darah
8) Mengurangi nyeri haid
9) Mengurangi/ memperbaiki anemia
10) Melindungi terjadinya kanker endometrium
11) Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
12) Melindungi diri dari beberapa penyakit radang panggul.

6. Kekurangan pada alat kontrasepsi implant


a. Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/ penurunan berat badan,
nyeri payudara, perasaan mual, pusing kepala, perubahan mood atau kegelisahan.
b. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
c. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual, termasuk
HIV/AIDS
d. Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat
epilepsi.
e. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per
tahun)

7. Efek Samping
Efek samping paling utama dari implant adalah perubahan pola haid seperti
dismenorea (nyeri haid), terjadi pada kira-kira 6 % akseptor terutama selama 3-6
bulan pertama dari pemakaian.
B. Kontrasepsi AKDR
1. Pengertian
AKDR merupakan alat kontrasepsi yang berjangka panjang dapat sampai 10
tahun , dapat di pakai oleh semua usia perempuan usia reproduksi.

2. Jenis-jenis AKDR
Sampai sekarang telah terdapat berpuluh – puluh jenis AKDR. AKDR atau IUD
mencegah pertemuan sel sperma dengan sel telur sehingga kehamilan tidak terjadi.Ada
beberapa macam IUD yang sering digunakan diantaranya :
1. Bentuk seperti spiral, namanya lippes loop.
2. Bentuk seperti huruf T dan dililiti tembaga, namanya cooper-T
3. Berbentuk seperti pohon kelapa atau kipas terbuka dan dililiti tembaga, namanya
multi load.

Gambar no.1 dan 2 Gambar no. 3

3. Mekanisme Kerja AKDR


a. Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang
berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi radang
setempat. AKDR yang mengeluarkan hormon juga menebalkan lendir sehingga
menghalangi pasasi sperma(Prawirohardjo, 2005).
b. Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, kini
pendapat yang terbanyak ialah bahwa AKDR dalam kavum uteri menimbulkan
reaksi peradangan yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma. Sifat-sifat
dari cairan uterus mengalami perubahan –perubahan pada pemakaian AKDR yang
menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus. Walaupun sebelumnya
terjadi nidasi, penyelidik-penyelidik lain menemukan sering adanya kontraksi
uterus pada pemakaian AKDR yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini
disebabkan oleh meningkatnya kadar prostaglandin dalam uterus pada wanita.
c. Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR
mengubah transportasi tuba dalam rahim dan mempengaruhi sel telur dan sperma
sehingga pembuahan tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat(dipasang setelah
hubungan sexual terjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme
yang lebih mungkin adalah dengan mencegah terjadinya implantasi atau
penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim.
Mekanisme kerja dari AKDR secara umum yaitu :
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi
2. Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri.
3. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu.
4. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dan uterus.

4. Cara Pemakaian AKDR

AKDR dipasang pada rongga rahim wanita pada saat sedang haid atau pada masa
nifas. Pemasangan dilakukan oleh dokter atau bidan yang terlatih. Pemasangan IUD
sebaiknya dilakukan pada saat :

1. 2 sampai 4 hari setelah melahirkan


2. 40 hari setelah melahirkan

3. Setelah terjadinya keguguran

4. Hari ke 3 haid sampai hari ke atau hari terakhir haid.

Pemeriksaan AKDR dilakukan satu minggu sesudah pemasangan dan sesudah itu
setiap bulan, dilakukan sebanyak 3 kali.

5. KeuntunganAKDR dan KerugianAKDR


a. Keuntungan
1. Praktis tidak perlu mengingat ingat.
2. Aman.
3. Mudah diperiksa (dikontrol)
4. Efektif untuk proteksi jangka panjang.
5. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
6. Meningkatkan kenyamanan sexual karena tidak perlu takut untuk hamil
b. Kerugian
1. Rasa nyeri atau mulas beberapa saat setelah pemasangan.
2. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri, karena petugas
kesehatan yang sudah terlatih yang dapat melepas AKDR.
3. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.
Untuk melakukannya, perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina,
sebagian besar perempuan tidak mau melakukan hal ini.
4. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi jika AKDR
dipasang segera setelah melahirkan).

6. Persyaratan Pemakaian AKDR


a. Yang dapat menggunakan AKDR/IUD. (Menurut Saefuddin,2004)
1. Usia reproduktif.
2. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.
3. Menyusui yang menginginkan menggunakan alat kontrasepsi.
4. Tidak menghendaki metode hormonal.
5. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari.
6. Begitu juga ibu dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan
AKDR (Cu T-380A):
- Penderita tumor jinak payudara
- Epilepsi
- Malaria
- Tekanan darah tinggi
- Penyakit tiroid
- Penderita DM
b. Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR atau Progestasert
1. Sedang hamil
2. Perdarahan vagina yang tidak diketaui
3. Sedang menderita infeksi genetalia
4. Penyakit trifoblas yang ganas
5. Kanker alat genital
6. Ukuran rongga rahim kurang dari 7.

7. Efek Samping Dan Penanggulangan Akseptor KB AKDR


1. Benang hilang
Jika anda atau klien tidak dapat meraba benang akdr,ini mungkin menandakan
bahwa akdr telah lepas atau akdr telah berpindah kedalam uterus. Sebaiknya segera
rujuk pasien ke rumah sakit terdekat untuk dilakukan pemeriksaan dengan
melakukan sinar-X.
2. Kehamilan ektopik
Wanita mengeluh nyeri abdomen bawah yang dapat di gabungkan dengan
menstruasi ringan, sedikit atau tidak mendapat menstruasi. Jika hal ini terjadi
dipastikan ia perlu dirujuk kerumah sakit setempat untuk mendapat terapi darurat.
Pastikan dengan pemeriksaan dan uji kehamilan, ultrasonigrafi mendesak akan
dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan KET.
3. Kehamilan
Seorang wanita hamil dengan kehamilan intra uterus dan sedang terpasang AKDR
perlu diinformasikan tentang resiko yang akan terjadi bila kehamilan itu
dilanjutkan dengan AKDR yang masih terpasang. Resiko tersebut yaitu akan terjadi
infeksi intra uteru,sepsis,aborsi spontan,aborsi sepsis spontan,dan plasenta previa.
Maka dari itu wanita hamil dengan masih terpasang AKDR sebaiknya harus
dilepaskan.
4. Disminorea
Wanita biasanya mengalami kram dengan jumlah yang berbeda-beda setelah
pemasangan AKDR. Seorang wanita harus diperingatkan tentang semua
kemungkinnan ini. Apabila hal ini terjadi bidan dapat memberikan obat analgetik,
berandam dalam air hangat, kompres hangat pada abdomen. Tapi jika keluhan terus
terjadi secara terus menerus dalam jangka panjang sebaiknya AKDR dikeluarkan
dan diganti alat kontrasepsi lain.
5. Kejang
Pastikan dan tegaskan adanya penyebab lain dari kekejangan, tanggulangi
penyebabnya apabila ditemukan penyebabnya. Apabila klien mengalami kejang
berat lepaskan AKDR dan bantu klien untuk metode kontrasepsi yang lain.
6. Perdarahan bercak(spoting ringan)
Perdarahan ringan sering dikemukan terutama pada saat segera setelah pemasangan
dan tahun pertama. Ini bisa muncul jika stress dan terlalu capek. Penanganannya
cukup dengan menganjurkan ibu beristrahat dan jangan terlalu capek.

C. Kontrasepsi Mantap
1. Tubektomi
Tubektomi adalah tindakan mengikat atau memotong kedua saluran telur wanita
yang mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak akan mendapatkan keturunan
lagi. Kontrasepsi ini hanya dipakai untuk jangka panjang, walaupun kadang-kadang
masih dapat dipulihkan kembali seperti semula.
Tubektomi untuk mencegah bertemunya sel telur dan sperma (pembuahan)
dengan menutup saluran telur tanpa mengubah indung telur dalam rahim. Sebelum
melakukan tubektomi terlebih dahulu kita lakukan konseling yaitu tim medis atau
konselor harus menyampaikan informasi lengkap dan objektif tentang keuntungan
dan keterbatasan berbagai metode kontrasepsi itu. Jangka waktu efektif kontrasepsi,
angka kegagalan, komplikasi dan efek samping dan kesesuaian kerja kontrasepsi
dengan karakteristik dan keinginan klien
Kontrasepsi tubektomi pada wanita atau tubektomi yaitu tindakan memotong
tuba fallopii/tuba uterina.
Tubektomi pada wanita adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita atau
tuba fallopii yang mengakibatkan wanita tersebut tidak dapat hamil atau tidak
menyebabkan kehamilan lagi. Dahulu tubektomi dilakukan dengan jalan laporotomi
atau pembedahan vaginal. Sekarang, dengan alat-alat dan teknik baru, tindakan
tubektomi dilakukan secara lebih ringan dan tidak memerlukan perawatan di rumah
sakit
2.Keuntungan Tubektomi
Keuntungan tubektomi sebagai berikut:
a.Motivasi hanya dilakukan sekali, sehingga tidak diperlukan motivasi berulang-
ulang.
b.Efektivitas hampir 100%
c.Tidak mempengaruhi libido seksualitas
d.Kegagalan dari pihak pasien tidak ada
e.Sangat efektif dan permanen
f.Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
g.Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
h.Tidak mempengaruhi proses menyusui
i.Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi local
j.Tidak bergantung pada faktor senggama
k.Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko kehamilan yang serius
Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual.

3. Kerugian Tubektomi
Tindakan ini dapat dianggap tidak ireversibel, walaupun memang ada kemungkinan
untuk membuka tuba kembali pada mereka yang akhirnya masih menginginkan anak
lagi dengan operasi rekanalisasi. Oleh karena itu, penutupan tuba hanya dapat
dikerjakan pada mereka yang menpunyai syarat-syarat tertentu. Keterbatasan
tubektomi aadalah :
a. Harus dipertimbangkan sifat permanan metode kontrasepsi
b. Klien dapat menyesal dikemudian hari
c. Resiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anestesi umum)
d. Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
e. Dilakukan oleh dokter yang terlatih
f. Tidak melindungi diri dari IMS HBV dan HIV/AIDS.

4.Yang Dapat Menjalani Tubektomi (MOW)


a. Usia lebih dari 26 tahun
b. Sudah punya anak cukup (2 anak), anak terkecil harus berusia minimal 5 tahun
c. Yakin telah mempnyai keluarga yang sesuai dengan kehendaknya
d. Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius
e. Ibu pasca persalinan
f. Ibu pasca keguguran

5. Yang sebaiknya tidak menjalani Tubektomi (MOW)


a. Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai)
b. Kencing manis (diabetes)
c. Penyakit jantung
d. Penyakit paru-paru
e. Perdarahan pervaginal yang belum diketahui sebabnya (sehingga harus di
evaluasi)
f. Infeksi sistemik atau pelvic yang akut ( hingga masalah tersebut disembuhkan atau
dikontrol).
g. Belum memberikan persetujuan tertulis
h. Baru 1 sampai 6 minggu pasca persalinan
i. Terdapat infeksi atau masalah pada organ kewanitaan
j. Kondisi kesehatan lain yang berat seperti stroke, darah tinggi atau diabetes

6. Perawatan Setelah Tindakan Tubektomi (MOW)


a. Istirahat selama 1-2 hari dan menghindari pekerjaan berat selama 7 hari
b. Kebersihan harus dijaga terutama daerah luka operasi jangan sampai terkena air
selama 1 minggu ( sampai benar-benar kering )
c. anlah obat yang diberikan dokter secara teratur sesuai petunjuk
d. Senggama boleh dilakukan setelah 1 minggu, yaitu setelah luka operasi kering.
Tetapi bila tubektomi dilaksanakan setelah melahirkan atau keguguran, maka
senggama baru boleh dilakukan setelah 40 hari.
2. Vasektomi
1. Pengertian
Kontrasepsi mantap (kontap) merupakan suatu tindakan untuk membatasi keturunan
dalam jangka waktu yang tidak terbatas, yang dilakukan terhadap salah seorang dari
pasangan suami isteri atas permintaan yang bersangkutan, secara mantap dan sukarela.
Kontap dapat di ikuti baik oleh wanita maupun pria. Tindakan kontap pada wanita
disebut kontap wanita atau MOW (Metoda Operasi Wanita) atau tubektomi,sedangkan
pria atau MOP (Metoda Operasi Pria) atau vasektomi, yaitu tindakan pengikatan dan
pemotongan saluran benih agar sperma tidak keluar dari buah zakar.
2. Keuntungan Vasektomi

a. Tidak ada mortalitas (kematian)


b. Morbiditas (akibat sakit) kecil sekali.
c. Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit.
d. Dilakukan anaestesi lokal.
e. Ada kepastian bahwa cara ini efektip (kemungkinan gagal tidak ada) karena dapat
dichek kepastian di Laboratorium.
f.Tidak mengganggu hubungan sex selanjutnya dan juga jumlah cairan

g. Sangat efektif dan permanen


h. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
i. Dapat mencegah kehamilan lebih dari 99%
j.Tindakan bedah yang aman dan sederhana .
3. Kerugian vasektomi

a. Harus dilakukan pembedahan.


b. Masih dimungkinkan ada komplikasi ringan.
c. Tidak seperti sterilisasi wanita yang langsung menghasilkan steril permanen, pada
vasektomi masih harus menunggu beberapa hari, minggu atau bulanan sampai sel
mani menjadi negatif.
d. Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai anak lagi.

4. Yang dapat menjalanankan Vasektomi (MOP)

Untuk laki-laki subur yang sudah mempunyai anak cukup (2 anak) dan istri beresiko
tinggi Syarat-syarat menjadi akseptor.

5. Yang Sebaiknya Tidak Mrenjalani Vasektomi (MOP)


a. Infeksi kulit di sekitar kemaluan
b. Menderita kencing manis
c. Hidrokel atau varikokel besar
d. Hernia inguinalis
Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan
antikoagulansi.

6. Perawatan Setelah Tindakan Vasektomi (MOP)


a. Istirahat selama 1-2 hari dan hindarkan kerja berat selama 7 hari
b. Jagalah kebersihan dengan membersihkan diri secara teratur dan jaga agar luka
bekas operasi tidak terkena air dan kotoran
c. Makanlah obat yang diberi dokter secara teratur sesuai petunjuk
d. Pakailah celana dalam kering dan janagn lupa menggantinya setiap hari
e. Janganlah bersenggama jika luka belum sembuh. Boleh berhubungan seksual
setelah tujuh hari setelah operasi. Bila isteri tidak menggunakan alat kontrasepsi,
senggama dilakukan dengan memakai kondom sampai 3 bulan setelah operasi.

7. Efek samping tubektomi dan vasektomi


1. Efek samping tubektomi
Dalam beberapa kasus, sindrom pasca-tubektomi dapat terjadi. Sindrom ini adalah
sekelompok gejala yang mencakup:
a. Menstruasi tidak teratur
Penanganannya: Belajarlah untuk Santai. Teknik relaksasi dapat membantu
Anda untuk mengurangi efek dari gejala serangan kegelisahan dan kepanikan,
seperti sakit kepala dan berkeringat. Dengan berkonsentrasi pada diri sendiri dan
menghalangi semua emosi negatif dan lingkungan di sekitar Anda, Anda dapat
merilekskan tubuh dan bernapas.

b. Keringat malam
Penangananya: Carilah Perawatan Tepat. Ada berbagai perawatan yang tersedia
untuk gangguan kecemasan, dan sangat penting untuk memilih perawatan yang
benar dan efektif dengan melakukan perawatan yang berbeda untuk jenis yang
berbeda. Obat dapat membatasi gejala-gejala, tetapi bukan obat cepat yang
memiliki banyak efek samping yang sering lebih parah. Terapi kognitif dan
perilaku lebih cocok karena membantu Anda mentoleransi dengan penyebab
serangan kecemasan, dan akan membantu Anda untuk mengatasi gangguan Anda.
2. Efek samping vasektomi
Setelah vasektomi, tubuh Anda masih memproduksi sperma seperti sebelumnya,
hanya tidak lagi dikeluarkan lewat ejakulasi. Sensasi kenikmatan orgasme tidak
berkurang. Cairan sperma menyumbang sekitar 10% dengan volume ejakulasi pada
pria yang tidak divasektomi dan tidak signifikan mempengaruhi penampilan, tekstur,
bau atau rasa ejakulasi.

Beberapa penelitian menemukan bahwa hasrat seksual terpengaruh pada kurang


dari 10% pria yang divasektomi, sedangkan penelitian lain menemukan angka yang
lebih tinggi, misalnya hampir 20%. Penyebabnya lebih bersifat psikologis daripada
fisiologis. Rasa sakit pasca operasi, perasaan adanya “sesuatu yang hilang”, dll dapat
menurunkan hasrat seksual.

Anda mungkin juga menyukai