Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Graf teratur berderajat 2 biasanya disebut graf sirkuit sedangkan graf teratur
berderajat 3 biasanya disebut graf kubik seperti pada Gambar 3.5.
Setiap graf nol adalah graf teratur berderajat nol, dan graf lengkap Kn adalah
graf teratur berderajat n – 1. Komplemen graf teratur juga merupakan graf
teratur.
Definisi Graf Bipartit. Suatu graf G = (V, E) disebut graf bipartit jika
himpunan simpulnya dapat disekat menjadi dua himpunan yang saling asing
V1 dan V2 sedemikian sehingga setiap rusuknya menghubungkan suatu
simpul di V1 dengan suatu simpul di V2. Graf ini dilambangkan dengan G(V1,
V2, E).
Misalnya, graf pada Gambar 3.6 adalah graf bipartit dengan himpunan
simpul V1 = {X, Y} dan V2 = {U, V, W}.
Dalam hal setiap simpul di V1 berikatan dengan setiap simpul di V2 dan G
adalah graf sederhana, maka G disebut graf bipartit lengkap, dilambangkan
dengan Km,n, sedangkan m dan n masing-masing ialah banyaknya simpul di V1
dan V2.
Khususnya disebut graf bintang, misalnya diperlihatkan pada Gambar 3.7
dan dapat ditafsirkan sebagai jaringan komunikasi antar komputer dengan
simpul berperan sebagai komputer induk/pelayan dan simpul-simpul lainnya
sebagai terminal atau komputer yang dilayani.
Kiranya jelas bahwa graf sirkuit merupakan graf planar. Contoh lainnya,
misalnya graf lengkap K4 yang sajian geometriknya diwakili oleh keempat graf
pada Gambar 4.1 adalah graf planar, tetapi hanya graf kedua, ketiga, dan
keempat yang merupakan graf bidang.
Dari setiap graf bidang pada Gambar 4.1 dapat diamati bahwa bidang datar
tempat graf terbagi menjadi 4 daerah yang dinomori dari 1 sampai dengan 4.
Daerah seperti ini disebut muka. Graf tersebut mempunyai 4 simpul dan 6
sisi, dan memenuhi hubungan (banyaknya simpul) – (banyaknya sisi) +
(banyaknya muka) = 2. Pada tahun 1750 hubungan ini telah diperlihatkan
berlaku untuk sembarang graf bidang dan dikenal sebagai rumus Euler.
TEOREMA 4.1. RUMUS EULER. Pada graf bidang G = (V, E) dengan n simpul,
m sisi, dan f muka berlaku hubungan n – m + f = 2.
Contoh populer graf tak-planar ialah K5 dan K33. Oleh karena itu, pada sistem
“sarana” tersebut di atas sudah dapat dipastikan ada sepasang pipa yang
saling tumpang-tindih seperti dijelaskan berikut ini. Pada Gambar 4.2 tampak
bahwa K33 mengandung graf sirkuit, misalnya dengan rangkaian simpul dan
rusuk seperti tampak pada Gambar 4.3.
Sekarang kita harus menempatkan rusuk-rusuk ub, vc, dan wa. Dari Gambar
4.3 mudah dilihat bahwa hanya satu di antara ketiga rusuk ini dapat
digambar di dalam heksagon, karena dalam hal lainnya akan saling
berpotongan. Dengan alasan serupa tampak bahwa hanya satu rusuk saja
yang dapat digambar di luar heksagon. Dengan demikian tidak mungkin
menempatkan ketiga sisi tersebut tanpa menghasilkan titik potong, sehingga
akibatnya K33 bukan graf planar.
DEFINISI GRAF BAGIAN. Graf G’(V’,E’) disebut graf-bagian graf G = (V, E) jika
semua simpul dan sisi G’ juga terletak di G, dan setiap sisi G’ mempunyai
simpul ujung yang sama dengan di G. Dengan demikian V’ merupakan
himpunan bagian V dan E’ merupakan himpunan bagian E.
Misalnya graf pada Gambar 4.4(a) dan (b) adalah graf-bagian graf pada
Gambar 4.4(c)
TEOREMA 4.2. Jika G = (V, E) merupakan graf sembarang, maka
1) Setiap graf adalah graf-bagian dari dirinya
2) Graf-bagian dari suatu graf-bagian G adalah juga graf-bagian G; sifat ini
biasa dikenal sebagai sifat menghantar (transitif)
3) Satu simpul pada graf G merupakan graf-bagian G
4) Satu rusuk, termasuk kedua simpul ujungnya, juga merupakan graf-bagian
G.
Keterhubungan Graf
Sekarang amati kembali graf pada Gambar 4.5 yang identik dengan graf pada
Gambar 3(c) dan mewakili denah jalan Gambar 1.2
Dalam kehidupan sehari-hari ada banyak cara bagi seseorang yang tinggal
pada daerah pemukiman A untuk pergi ke daerah C, tiga di antaranya
diperagakan berikut ini. Ia dapat melewati jalan-jalan yang diwakili rusuk AB
dan BC. Akan tetapi untuk menghabiskan waktu senggangnya atau karena
alasan lain ia dapat pula menempuh perjalanan yang agak panjang, misalnya
sisi-sisi AD, DB, BE, ED, dan DC. Selain itu mungkin pula perjalanan yang
ditempuhnya lebih panjang lagi, seperti sisi AE, EB, BD, DE, EB, dan BC.
Dalam bahasa teori graf perjalanan semacam ini dikenal sebagai trayek
(walk).
Suatu trayek yang pernah melewati kembali lokasi yang sama, tetapi tidak
pernah melewati kembali jalan yang sama, disebut jalur (path), misalnya
trayek kedua. Sedangkan suatu trayek yang tidak pernah melewati kembali
jalan dan lokasi yang sama disebut lintasan (trail), misalnya trayek pertama.
Selanjutnya lintasan yang lokasi awalnya sama dengan lokasi akhirnya
disebut lintasan tertutup atau sirkuit (circuit), misalnya rusuk-rusuk AB, BC,
CD, dan DA. Trayek AB, BC dikatakan mempunyai panjang 2 karena hanya
mencakup dua rusuk, sedangkan dua trayek lainnya masing-masing
mempunyai panjang 5 dan 6 seperti tampak pada Gambar 4.6.
Sikel adalah sirkuit yang tidak mengulang sebarang simpul (kecuali yang
pertama dan terakhir).
DEFINISI TRAYEK GRAF. Misalkan G = (V, E) adalah suatu graf dengan n
simpul. Suatu trayek (walk) antara simpul u dan z pada graf G ialah barisan
rusuk-rusuk yang saling berikatan pada G berbentuk
{u, v}, {v, w}, {w, x}, …, {y, z}
atau dicatat sebagai
u → v → w → x → … → y → z.
Simpul u dan z masing-masing disebut simpul awal dan simpul akhir trayek.
Panjang trayek (length) ialah banyaknya rusuk pada barisan itu.
Dalam definisi ini tidak disyaratkan semua rusuk harus berbeda. Jadi,
misalnya, untuk graf pada Gambar 5.1, barisan rusuk
u→v→y→w→v→z→y→w→x→y
adalah trayek dengan panjang 9 antara u dan y, melintasi rusuk {y, w} dua
kali, simpul v, w dua kali, dan y tiga kali.