Anda di halaman 1dari 3

Fraktur Tulang Maksila

(Mid-facial fracture)

Klasifikasi fraktur maksila:

Mathog menggunakan pembagian klasifikasi fraktur maksila Le Fort dalam 3


kategori, yaitu fraktur Le Fort I, II, III, dan masih dipakai sampai sekarang. Klasifikasi ini
dimodifikasi dengan tambahan pembagian fraktur palatal split dan maksila media.

 Le Fort I
Fraktur maksila Le Fort I (Fraktur Guerin) meliputi fraktur horizontal bagian
bawah antara maksila dan palatum/arcus alveolar kompleks. Garis fraktur berjalan ke
belakang melalui pterygoid. Fraktur ini bida unilateral atau bilateral. Kerusakan pada
fraktur Le Fort akibat arah trauma dari anteroposterior bawah yang dapat mengenai:
1. Nasomaksila dan zigomatikomaksila vertical buttress
2. Bagian bawah lamina pterygoid
3. Anterolateral maksila’palatum durum
4. Dasar hidung
5. Septum
6. Aperture priformis

Gerakan tidak normal akibat fraktur ini dapat dirasakan dengan menggerakkan
dengan jari pada saat pemeriksaan palpasi. Garis fraktur yang mengarah ke vertical
yang biasanya terdapat pada garis tengah, membagi muka menjadi dua bagian.

Fraktur ini emrupakan fraktur maksila yang paling sering terjadi yang meliputi
fraktur horizontal bagian bawah antara maksila dan palatum. Fraktur ini menyebabkan
rahang atas mengalami pergerakan yang disebut floating jaw. Gejalanya yaitu edema
pada wajah dan floating jaw.
 Le Fort II
Garis fraktur Le Fort II (Fraktur Piramid) berjalan melalui tulang hidung dan
diteruskan ke tulang lakrimalis, dasar orbita, pinggir infraorbita, dan menyebrang ke
bagian atas dari sinus maksila juga ke arah lamina pterygoid sampai ke fossa
pterigopalatina. Fraktur pada lamina kribriformis dan atap sel etmoid dapat merusak
system lakrimalis.

 Le Fort III
Fraktur Le Fort III (craniofacial dysjunction) adalah suatu fraktur yang
memisahkan secara lengkap antara tulang dan tulang kranial. Garis fraktur berjalan
melalui sutura nasofrontal diteruskan sepanjang taut etmoid (ethmoid junction)
melalui fisura orbitalis superior melintang kearah dinding lateral ke orbita sutura
zigomatiko frontal dan sutura temporo-zigomatik. Fraktur Le Fort III ini biasanya
bersifat kominutif yang disebut kelainan dishface. Fraktur maksila Le Fort III ini
sering menimbulkan komplikasi intracranial seperti timbulnya pengeluaran cairan
otak melalyi atap sel etmoid dan lamina kribriformis.

Penatalaksanaan

Jika terjadi fraktur maksila, maka harus segera dilakukan tindakan untuk
mendapatkan fungsi normal dan efek kosmetik yang baik. Tujuan tindakan penanggulangan
ini adalah untuk memperoleh fungsi normal pada saat menurup mulut atau oklusi gigi dan
juga memperoleh kontur muka yang baik. Harus diperhatikan juga jalan napas serta
profilaksis kemungkinan terjadinya infeksi.
Fiksasi yang dipakai pada fraktur maksila ini biasanya dapat berupa:

1. Fiksasi intermaksilar menggunakan kawat baja untuk mengikat gigi


2. Fiksasi intermaksilar menggunakan kombinasi dari reduksi terbuka dan
pemasangan kawat baja atau mini plate
3. Fiksasi dengan pin

Fraktur maksila dapat menimbulkan gangguan pada jalan nafas segingga mungkin
dilakukan tindakan trakeostomi. Perdarahan hebat yang berasal dari arteri maksilaris interna
atau ethmoidalis anterior sering terjadi dan ahris segera diatasi. Jika tidak berhasil, dilakukan
ligase arteri karotis eksterna atau arteri ethmoidalis anterior.

Anda mungkin juga menyukai