Anda di halaman 1dari 6

r

at. Dibare

 avice, 2003).

2.10 Semen Kalsium Hidroksida

A. Definisi Kalsium Hidroksida


Kalsiumhidroksida merupakan basis semen saluran akar yang diyakini
memiliki beberapa keunggulan dalam hal dapat terjadi efek terapi yang dapat
merangsang terbentuknya jaringan keras gigi (Gutman,1996). Kalsium hidroksida
dapat merangsang penutupan biologis pada daerah apikal sehingga menghasilkan
penutupan apeks yang lebih dapat meningkatkan keberhasilan perawatan. Kalsium
hidroksida adalah senyawa kimia denganrumus Ca(OH)2. Kalsium hidroksida
dapat berupa kristal tidak berwarna atau bubuk putih. Kalsium hidroksida dapat
dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida (CaO) dengan air.

Cao + H2O (Ca(OH)2)


Kalsium hidroksida adalah suatu bahan yang bersifat basa kuat dengan pH 12-13.

B. Sifat bahan Kalsium Hidroksida


 Biokompatibilitas = baik, karena menimbulkan reaksi respon saluran akar
yang baik dengan sedikit mengiritasi pulpa. Ini di dasari karena gambaran
histologis pulpa, yang menunjukkan penyembuhan awal dari
pembentukkan jembatan dentin konsisten yang lengkap.
 Celah mikro= tujuan perawatan saluran akar, untuk menutup akar dgn
rapat agar terhindar dari masukny bakteri, tidak mengalami pengerutan,
kalsium hidroksida sama seperti ZOE, untuk sifat celah mikro.
4

 Perubahan pH= memiliki sifat alkalis/ basa, kalsium hodroksida brsifat


basa sehingga dapat menghalangi dan menghambat pertubuhan bakteri
terutama disekitar pulpa dengan ion hidroksil dan merangsang
pertumbuhan dentin reparatif.
 Merangsang perbaikan apikal= dapat menstimulasi perbaikan jaringan
keras gigi dalam banyak keadaan dan dapat berkontak lansgsung dengan
jaringan periapikal.
 Perlekatan/ adesif= ada dua merek kalsium hidroksid, scalapeks memiliki
kekuatan perlekatan yang lemah, sedangkan calciobiotik lebih baik.

C. Aplikasi Kalsium Hidroksida


 Kalsium hidroksida dapat diaplikasikan sebagai kaping pulpa langsung
dan tidak langsung ,sebagai basis kekuatan rendah dibagian bawahnya
restorasi silikat dan komposit untuk perlindungan pulpa, dan untuk
prosedur apeksifikasi pada gigi permanen muda yang pembentukan
akarnya tidak lengkap.
 Kaping pulpa/pulp capping didefinisikan sebagai aplikasi dari satu atau
beberapa lapis bahan pelindung diatas pulpa vital yang terbuka. Pulp
capping ada 2 jenis:
 Pulp capping tidak langsung
 Pulp capping langsung

D. Manipulasi dan waktu setting Kalsium Hidroksida


Kalsium hidroksida dimanipulasi dengan cara mencampur pasta base dan
katalis diatas paperpad dengan menggunakan metal spatel atau ball-ended
instrument ukuran kecil. Base dan katalis dibagi dalam porsiyang sama dan
dicampur sekitar 10 detik dengan waktu setting dari 2-7menit. Waktu setting
bervariasai antara 2,5-5menit.

E. Faktor yang mempengaruhi reaksi setting Kalsium Hidroksida


 Menambahkan rasio katalist ke dalam pasta base dapat mempercepat
waktu setting khusus akselerator pada katalist
5

 Kelembapan dan panas dapat mempercepat setting


 Setting time diperlambat dengan pengeringan dan perlindungan
(Hussain,2004).
F. Keuntungan Kalsium Hidroksida
 Mempunyai efek bersifat bakterisidal dan desinfektan. Konsentrasi ion
hidroksil yang tinggi dapat membunuh mikroorganismedi dalam saluran
akaryang tidak terjangkau oleh instrumentasi dan irigasi.
 Merangsang pembentukan jaringan keras
 Mencegah resorpsi tulang
 Tidak menyebabkan perubahan warna gigi,bukan konduktor panas
yangbaik , manipulasi mudah dan stabil.
 Mengurangi kepekaan rasa nyeri dentin terhadap rangsangan dari luar
dan dari dalam
 Daya iritasi ringan
 Menghambat fagositas mikrofag sehingga dapat menurunkan reaksi
inflamasi pada periapikal.

G. Kerugian Kalsium Hidroksida


 Tidak dapat menutup permukaan fraktur pada kasus injury traumatik pada
gigi vital.
 Dapat menghambat perlekatan fungsi sel-sel ligamen periodontal serta
menghambat proses penyembuhan permukaan akar .
H. Indikasi dan Kontra indikasi
Indikasi :
1. Pulpa yang tebuka dalam pulp capping dan pulpotomy
2. Leakage canal
3. Apexification, merangsang pembentukan apex
4. Membentuk jaringan keras gigi
5. Bahan tambalan sementara untuk infeksi saluran akar
Kontra-Indikasi :
1. Peradangan pulpa (pulpitis)
2. Kasus gangren pulpa, seperti: abses. (harty, 2012)
6

2.11 Mekanisme Perlekatan

A. Mekanisme perlekatan semen zync fosfat terhadap gigi

Pengerasan semen zinc fosfat tidak melibatkan reaksi apapun dengan


jaringan keras di sekitarnya atau bahan restorasi lainnya. Oleh karena itu, ikatan
utama adalah berupa kunci mekanis pada pertemuan kedua permukaan dan bukan
oleh interaksi kimia (Anusavice, 2003).

A. Perlekatan glass ionomer cement


Mekanisme perekatan antara GIC dengan dentine atau enamel melibatkan
ion polyrcrylate dari GIC dengan struktur apatit pengganti kalsium dan ion fosfat
sehingga menghasilkan intermediate layer dari polycrylate, ion fosfat dan kalsium
atau dapat langsung melekat pada kalsium dari struktur apatit gigi. Kekuatan
perlekatan GIC pada dentine atau enamel berkisar antara 1 hingga 3 Mpa. Hal
tersebut menunjukkan bahwa kekuatan perlekatan GIC kurang baik jika
dibandingkan dengan semen zink polycrylate. Yang mungkin disebabkan oleh
sensitivitas GIC terhadap kelembaban selama setting.

Oleh karena itu , diberikan acidic cleaning agent. Dan larutan FeCl3 untuk
meningkatkan perlekatan pada dentine. GIC mengalami ekspansi jika dalam
keadaan yang basah(lembab) dan akan mengkerut dalam keadaan yang terlalu
kering. GIC mengalami perubahan dimensi jika berada pada lingkungan dengan
kelembaban relatif sebesar 80%. GIC dapat menempel dengan baik pada enamel,
stainless steel , tin oxide- plated platinum dan gold alloy (Anusavice, 2003).

C. Ikatan dengan Struktur Gigi Semen Seng Polikarboksilat.

Seperti telah dinyatakan sebelumnya, sifat yang menonjol dari semen


polikarboksilat adalah bahwa semen ini terikat secara kimiawi dengan struktur
gigi. Mekanismenya belum dimengerti sepenuhnya, tetapi mungkin mirip dengan
reaksi pengerasan.
7

D. Ikatan dengan Struktur Gigi Semen Silikat

Terikat secara kimiawi dengan struktur gigi karena adanya fluoride


(kekuatan ikatan denngan email akan lebih besar daripada dengan dentin) Ion –
ion florida yang dilepaskan dari bahan restorasi bergabung dengan kristal- kristal
hidrosiapatit dari struktur gigi didekatnya, untuk membentuk suatu struktur seperti
flouroapatit yang sedikit lebih tahan lama terhdap dekalsifikasi karena asam
(Martin, 2011).

E. Ikatan dengan Struktur Gigi Semen Silikofosfat

Semen silikofosfat memiliki sifat adhesif yaitu silikofosfat secara mekanis


tidak mempunyai perlekatkan atau ikatan dengan enamel dan dentin tapi
merekatkan antara kekasaran permukaan kavitas dengan bahan restorasi (Combe
dalam Hermanto, L.FM. 2007).

2.12 Macam Tumpatan

A. Macam bahan semen untuk tumpatan sementara adalah:

1). Zinc Phosphat Cement, selain dapat dipakai sebagai tumpatan sementara,
pemakaian yang umum adalah sebagai basis tumpatan dan juga untuk
melekatkan pekerjaan logam pada gigi (misalnya inlay).
2). Zink Oksida Eugenol memiliki fungsi : Bahan perekat smntara dan permanen
restorasi, digunakan sebagai tambalan sementara, sebagai bahan pelapik,
bahan pengisi saluran akar, pembalut periodontal dan pada perawatan
pulpotomi, restorasi sementara dan menengah.
3). Silikat, pada dasarnya digunakan sebagai restorasi anterior, kemudian
berkembangnya semen ionomer kaca menyebabkan semen silikat tidak
digunakan sebagai tumpatan tetap, namun tetap digunakan sebagai tumpatan
sementara, karena memiliki sifat anti karies dari kandunga fluor (Anusavice,
2003).

B. Macam bahan untuk tumpatan tetap adalah:


8

1). Amalgam adalah bahan tambal berbakan dasar logam dimana komponen
utamanya liquid yaitu logam merkuri, dimana bubuk yaitu logam paduan yng
kandungan utamanya terdiri dari perak , timah dan tembaga.

2). Resin komposit, adalah bahan tambal sewarna gigi, dengan bahan dasar
polimer dan ditambahkan dengan partikel anorganiksebagai penguat. Bahan
tambal ini umumnya mengalami reaksi pengerasan dengan bantuan sinar
(sinar UV, atau bisa juga dengan visible light).

3). Glass Ionomer Cement (GIC) adalah bahan tambal sewarna gigi yang
komponen utamanya adalah: a). Liquid yang merupakan gabungan air dengan
polyacid (asam poliakrilat, maleat, itakonat, tartarat). b). Bubuk yang berupa
fluoroaluminosilicate glass (Anusavice, 2003).

Anda mungkin juga menyukai